• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam dokumen Analysing of Tree Carbon Stock on Green (Halaman 114-138)

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Struktur komunitas vegetasi yang terdapat pada Hulu DAS Kali Bekasi sangat bervariasi dengan tingkat keanekaragaman jenis yang rendah hingga sedang, keanekaragaman jenis paling tinggi dijumpai pada struktur vegetasi pekarangan tetapi secara umum mempunyai indeks keanekaragaman jenis Shanon < 3.

2. Tutupan lahan berupa RTH pada Hulu DAS Kali masih cukup luas yaitu 60% luas Hulu DAS Kali Bekasi dan memberikan kontribusi terhadap 20% luas DAS Kali Bekasi serta 9% luas Kabupaten Bogor. Perubahan luas RTH permanen memberikan pengaruh terbesar terhadap total cadangan karbon.

3. Potensi rata-rata cadangan karbon pada RTH Permanen Hulu DAS Kali Bekasi paling besar dijumpai pada tipe tegakan Hutan Pinus. RTH Permanen pada lahan pribadi (Kebun Campuran, Pekarangan, Kebun Bambu) mempunyai potensi rata-rata cadangan karbon lebih rendah dibandingkan tipe RTH Permanen pada publik area (Hutan Pinus, Hutan Alam, RTH Sentul) tetapi memberikan kontribusi paling besar terhadap total cadangan karbon di Hulu DAS Kali Bekasi yang mencapai 1,63x106 ton atau setara serapan CO2 sebesar 5,97x106ton.

4. Kondisi struktur suatu tegakan memberikan pengaruh terhadap cadangan karbon yang mampu disimpan oleh tegakan tersebut. Luas bidang dasar suatu tegakan merupakan dimensi tegakan yang mempunyai korelasi paling erat terhadap cadangan karbon disamping kerapatan dan keanekaragaman jenis suatu tegakan.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa hal yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut :

1. Upaya memperbaiki RTH di Hulu DAS Kali Bekasi perlu dilakukan dengan

melakukan pengayaan jenis dan penanaman pada areal yang terbuka khususnya pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung seperti TWA Gn. Pancar.

2. Lahan pribadi yang dikelola dengan sistem agroforestri, disusun oleh jenis tanaman buah-buahan berkayu dengan daya rosot CO2 tinggi dan sangat tinggi potensial untuk dijadikan karbon sekuester guna mendukung fungsi hutan disarankan tetap dipertahankan keberadaannya di masyarakat untuk memberikan kontribusi terhadap lingkungan.

3. Pada kawasan pemukiman modern ketersediaan RTH Publik area harus

menjadi syarat mutlak yang harus disediakan oleh pengembang guna meningkatkan cadangan karbon .

4. Beberapa jenis seperti lame/pulai (Alstonia scholaris), rasamala (Altingia

excelsa), nangka (Artocarpus heterophyllus), menteng (Baccaurea

motleyana), gandaria (Bouea macrophylla), bintangur (Calophyllum

inophyllum), randu (Ceiba pentandra), beringin (Ficus benjamina), limus (Mangifera foetida), matoa(Pometia pinnata), kecapi (Sandoricum koetjape), ki acret (Spathodea campanulata), ki hujan (Samanea saman), kepel (Stelechocarpus burahol), ketapang (Terminalia cattapa) dapat dijadikan pilihan jenis guna mengoptimalkan fungsi lahan sebagai karbon sekuester. Dalam pemilihan jenis tersebut perlu diperhatikan kesesuaian fungsi tanaman dengan fungsi lahan serta manfaat dari jenis tersebut.

Adinugroho WC. 2002. Model penaksiran biomassa pohon mahoni (Swietenia macrophylla) di kesatuan pemangkuan hutan Cianjur PT. Perhutani Unit III Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Adinugroho WC, Sakamoto K. 2011. Biomass carbon sink in a bamboo Phyllostachys nigra var. Henonis (bambusoidea) stands. Globalization of Education System of Bioscience based on Biodiversity Symposium, March 2nd, 2011, Okayama University 50th Anniversary Hall

Albrecht A, Kandji ST. 2003. Carbon sequestration in tropical agroforestry systems. Agriculture, Ecosystems and Environment 99 (2003) 15-27.

Aminudin S. 2008. Kajian potensi cadangan karbon pada pengusahaan hutan rakyat : studi kasus hutan rakyat Desa Dengok, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul [tesis] Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Anderson JM, Spencer T. 1991. Carbon, nutrient and water balances of tropical rain forest ecosystems subject to disturbance: management implications and research proposals. MAB Digest 7. Paris: UNESCO.

Ardiansyah. 2009. Daya rosot karbondioksida oleh beberapa jenis tanaman hutan kota di Kampus IPB Darmaga [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Arifin HS, Munandar A, Mugnisjah WQ, Budiarti T, Arifin NHS, Pramukanto Q, Mulyana R, Kaswanto. 2006. Homestead plot sample survey on Java. Training Modul. Bogor : Landscape Architecture Departement, Institut Pertanian Bogor - Rural Development Institute, Seattle USA.

Arifin, HS, Munandar A, Arifin-Nurhayati HS, Kaswanto. 2009. Revitalisasi Praktek Agroforestri di Pedesaan. Buku Seri II. Bogor: Biro Perencanaan Sekjen Deptan bekerjasama dengan Departemen ARL, Faperta IPB.

Arrijani, Setiadi D, Guharja E, Qayim I. 2006. Analisis vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas Vol.7 No.2 Hal 147-153.

Bakri. 2009. Analisis vegetasi dan pendugaan cadangan karbon tersimpan pada pohon di hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir [tesis]. Medan: Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

Bombelli A, Avitabile V, Baltzer H, Marchesini LB, Bernoux M, Brady M, Hall R, Hansen M, Henry M, Herold M, Janetos A, Law BE, Manlay R, Marklund LG, Olsson H, Pandey D, Saket M, Schmullius C, Sessa R, Shimakuburo YE, Valentini R, Wulder M. 2009. Assesment of The Status of The Development of The Standards for The Terrestrial Essential Climate Variable : Biomass. Rome: Global Terestrial Observing System.

[BPDAS Ciliwung] Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung. 2009. Penyusunan Rencana Detil Penanganan Banjir di Wilayah JABODETABEKJUR. Bogor: BPDAS Citarum -Ciliwung.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2009. Kecamatan Babakan Madang Dalam Angka

2009. Bogor: BPS Kabupaten Bogor.

Brown S, Gillespie AJR, Lugo AE. 1989. Biomass estimation methods for tropical forests with applications to forest inventory data. Forest Science 35(4):881-902.

Brown S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forests: a Primer. Rome, Italy: FAO Forestry Paper 134.

Brown S. 1999. Guidelines for Inventorying and Monitoring Carbon Offsets in Forest-Based Projects. Arlington, VA: Winrock International.

Cesylia L. 2009. Cadangan karbon pada pertanaman karet (Hevea brasiliensis) di perkebunan karet Bojong Datar PTP Nusantara VII Kabupaten Pandeglang, Banten [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Chan YH. 1982. Storage and release of organic carbon in Peninsular Malaysia. International Journal of Environmental Studies 18: 211-222.

Chave J, Condit R, Aguilar S, Hernandez A, Lao S, Perez R.. 2004. Error propagation and scaling for tropical forest biomass estimates. Philos Trans Royal Soc B 359:409–420.

Chave J, Andalo C, Brown S, Cairns MA, Chambers JQ, Eamus D, Fölster H, Fromard F, Higuchi N, Kira T, Lescure JP, Puig H, Riéra B, Yamakura T. 2005. Tree allometry and improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests. Oecologia 145:87-99.

Christanty L, Mailly D, Kimmins JP. 1996. Without bamboo, the land dies: biomass, litterfall, and soil organic matter dynamics of a Javanese bamboo talun-kebun system. Forest Ecology and Management 87: 75-88.

Dahlan E. 2007. Analisis kebutuhan luasan hutan kota sebagai sink gas CO2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas di Kota Bogor dengan pendekatan sistem dinamik [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Davis LS, Johnson KN. 1987. Forest Management. Third Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.

Desa Karang Tengah. 2010. Potensi desa Karang Tengah 2010. Karang Tengah.

Dransfield S, Widjaja EA. 1995. Plant Resources of South-East Asia 7- Bambu. Bogor: PROSEA Foundation.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2007. World Bamboo Resources : A thematic Study Prepared in the Framework of the Global Forest Resources Assessment 2005. FAO & INBAR.

Frick H, Suskiyatno BFx. 1998. Dasar-dasar Eko-Arsitektur, Konsep Arsitektur Berwawasan Lingkungan Serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat dan Dampaknya atas Kesehatan Manusia. Yogyakarta : Kanisius & Soegijapranata University Press.

Ginoga K, Wulan YC, Djaenudin D. 2002. Potential of Indonesian Smallholder Agroforestry in The CDM: A Case Study in The Upper Citanduy Watershed Area. Working Paper CC12, 2004. ACIAR Project ASEM 2002/066.

Gratimah G. 2009. Analisis kebutuhan hutan kota sebagai penyerap gas CO2 antropogenik di pusat kota Medan [tesis]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Hairiah K, van Noordwijk M, Palm CA. 1999. Methods for sampling above and below ground organic pools. Di dalam: Murdiyarso D, Noordwijk Mv,Suyamto DA, editor. Modelling Global Change Impact on The Soil Environment. Bogor, Indonesia: ICRAF.

Hairiah K, Sitompul SM, van Noordwijk M. 2001. Methods for sampling carbon stocks above and below ground. ASB Lecture Note 4B. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF).

Hairiah K, Rahayu S. 2007. Petunjuk Praktis Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF)-University of Brawijaya.

Hairiah K, Dewi S, Agus F, van Noordwijk M, Rahayu S. 2009. Measuring Carbon Stocks Across Land Use Systems: A Manual. Bogor, Indonesia: International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF)-University of Brawijaya-ICALRRD (Indonesian Center for Agricultural Land Resources Research and Development).

Hariyadi FP. 2008. Kajian daya rosot karbondioksida pada beberapa jenis tanaman hutan kota di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Hendra S. 2002. Model pendugaan biomassa pohon pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) di Kesatuan Pemangkuan Hutan Cianjur, PT Perhutani Unit III Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Heriansyah I, Heriyanto NM, Siregar CA, Kiyoshi M. 2003. Estimating carbon fixation potential of plantation forests: case study on forest plantations. Buletin Penelitian Hutan. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Imansyah,A. 2010. Daya rosot karbondioksida oleh beberapa jenis tanaman di

Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

[INBAR] International Network for Bambu and Rattan. 2011. Enviromental Sustainability. http://www.inbar.int/show.asp? NewsID=373. [4 Januari 2011].

[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2000. Intergovernmental Panel on Climate Change Special Report on Land Use, Land Use Change and Forestry. Cambridge University Press. NY.

[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2005. Simplified baseline and monitoring methodologies for selected small-scale afforestation and

reforestation (A/R) CDM Project Activity Categories.

http://cdm.unfccc.int/methodologies/SSCmethodologies. [12 Juni 2010].

[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2006. IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Japan: Institute for Global Environmental Strategies (IGES).

Irawan, B. 2006. Keanekaragaman jenis bambu di Kabupaten Sumedang-Jawa

Barat. [terhubung berkala]. http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/

uploads/2010/05/keanekaragaman_jenis_bambu.pdf. [19 Oktober 2010].

Isdiyantoro. 2007. Pendugaan cadangan karbon pohon pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kodya Jakarta Timur Menggunakan Citra Landsat [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

JAXA. 2008. Alos Data User Handbook. Japan: Earth Observation Research and Application Center JAXA.

Jaya, INS. 1997. Penginderaan Jauh Satelit untuk Kehutanan. Edisi I. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Hutan, Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Jaya, INS. 2006. Analisis Citra Digital: Perspektif Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.

[JIFPRO] Japan International Forestry Promotion and Cooperation Center. 2001. Manual of Biomass Measurements, in Plantation and Regenerate Vegetation. Japan: Japan International Forestry Promotion and Cooperation Center & Japan Overseas Plantation Center for Pulpwood.

Junaedi, A. 2007. Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tnam jalur terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan : sudi kasus di areal IUPHHK PT. SBK, Kalimantan Tengah [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kabupaten Bogor. 2008. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Cibinong: Kabupaten Bogor.

Karyadi H. 2005. Pengukuran daya serap karbondioksida lima jenis tanaman hutan kota [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kementerian Dalam Negeri. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian Dalam Negeri. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian Kehutanan

.

2009. Permenhut no P.33/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Jakarta: Kementerian Kehutanan. Jakarta

Ketterings QM, Coe R, van Noordwijk M, Ambagau Y, Palm CA. 2001. Reducing uncertainty in the use of allometric biomass equations for predicting above-ground tree biomass in mixed secondary forests. Forest Ecology and Management 146: 199-209.

Kusmana C, Sabiham S, Abe K, Watanabe H. 1992. An Estimation of above ground biomass of a mangrove forest in East Sumatra, Indonesia. Tropics 1 (4) : 143-257

Lailati M. 2008. Kemampuan rosot karbondioksida 15 jenis tanaman hutan kota di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Langi YAR. 2007. Model penduga biomassa dan karbon pada tegakan hutan rakyat cempaka (Elmerrillia ovalis) dan wasian (Elmerrillia celebica) di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Limbong HDH. 2009. Potensi karbon tegakan Acacia crassicarpa pada lahan gambut bekas terbakar (Studi Kasus IUPHHK-HT PT. SBA Wood Industries, Sumatera Selatan) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

MacDicken K. 1997. A Guide to Monitoring Carbon Storage in Forestry and Agroforestry Projects. Arlington, VA 22209, USA: Winrock International. Mayalanda Y. 2007. Kajian daya rosot karbondioksida pada beberapa tanaman

hutan kota di hutan penelitian Dramaga [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Nurisyah S. 1996. Strategi untuk meningkatkan dan melestarikan keanekaragaman flora dan fauna di kawasan perkotaan (Makalah Kelas PSL 702). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Onrizal. 2004. Model penduga Biomassa dan karbon tegakan erangas : Kasus di Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat [tesis]. Bogor: Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Purwaningsih S. 2007. Kemampuan serapan karbondioksida (CO2) pada tanaman

hutan kota di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2007. Bencana Banjir Jakarta, Salah Siapa?. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat

Rahayu S, Lusiana B, van Noordwijk M. 2004. Laporan Tim Proyek Pengelolaan sumberdaya alam untuk penyimpanan karbon (formacs). Bogor, Indonesia: International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF).

Ravindranath NH, Ostwald M. 2008. Carbon Inventory Methods : Handbook for Greenhouse Gas Inventory, Carbon Mitigation and Roundwood Production Project. Springer.

Roshetko JM, Delaney M, Hairiah K, Purnomosidhi P. 2001. Carbon stocks in Indonesian homegarden systems: Can smallholder systems be targeted for increased carbon storage? American Journal of Alternative Agriculture 17(2):1-11.

Rusolono T. 2006. Model pendugaan persediaan karbon tegakan agroforestri untuk pengelolaan hutan milik melalui skema perdagangan karbon. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Salisbury FB, Cleon WR. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Bandung: ITB PRESS.

Sathaye J, Makundi W, Goldberg B, Jepma CJ, Pinard MA. 1997. International workshop on sustainable forestry management: monitoring and verification of greenhouse gases. Summary statement. Mitigation and Adaptation Strategies for Global Change 2: 91-99.

Segura M, Kanninen M. 2005. Allometric models for tree volume and total aboveground biomass in a tropical humid forest in Costa Rica. Biotropica 37(1): 2-8.

Setiawan A. 2006. Nilai Konservasi Keanekaragaman dan Rosot Karbon Pohon pada Ruang Terbuka Hijau Kota: Studi Kasus pada Ruang Terbuka Hijau Kota Bandar Lampung [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sinambela TSP. 2006. Kemampuan serapan karbondiksida 5 (lima) jenis tanaman hutan kota [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Siregar CA. 2007. Potensi serapan karbon di Taman Nasional Gunung GedePangrango, Cibodas, Jawa Barat. Info Hutan Vol. IV No. 3 : 233-244

Snowdown P, Raison J, Keith H, Ritson P, Grierson P, Adams M, Montogu K, Burrows HBW, Eamus D. 2002. Protocol for Sampling Tree and Stand Biomass. Canberra : Australian Greenhouse Office.

Soerianegara I, Indrawan A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Solicha N. 2007. Estimating aboveground tree biomass of forest cover using field measurement and quickbird image in Lore Lindu National Park Central Sulawesi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sundarapandian SM, Swamy PS. 2000. Forest ecosystem structure and composition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. Journal of Tropical Forest Science 12 (1):104-123.

Tinambunan R. 2006. Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru [tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Tresnawan H, Rosalina U. 2002. Pendugaan biomassa di atas tanah di ekosistem hutan primer dan hutan bekas tebangan (Studi kasus hutan Dusun Aro, Jambi). Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No.1 : 15-29

Van Noordwijk M, Rahayu S, Hairiah K, Wulan YC, Farida A, Verbist B. 2002. Carbon stock assessment for a forest-to-coffee conversion landsacape in Sumber-Jaya (Lampung, Indonesia): from allometric equations to land use change analysis. Science in China (series C). 45: 75-86.

Wicaksono D. 2004. Penaksiran potensi biomassa pada hutan tanaman mangium (Acacia mangium Willd.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

Widyasari NAE. 2010. Pendugaan biomassa dan potensi karbon terikat di atas permukaan tanah pada hutan gambut Merang bekas terbakar di Sumatera Selatan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Whittaker RH. 1975. Communities and ecosystem. New York : Macmillan publishing.

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili

Hutan Alam TWA Gn. Pancar

1 Cangcaratan Neonauclea lanceolata (Blume) Merr. Rubiaceae 2 Harendong badak Astronia macrophylla Blume Melastomataceae

3 Huru Actinodaphne procera Nees Lauraceae

4 Jirak Symplocos fasciculata Zoll. Symplocaceae

5 Kapinango Dysoxylum densiflorum Miq. Meliaceae

6 Ki ara Ficus calophylla Blume Moraceae

7 Ki dage Bruinsmia styracoides Boerl. et Kds Styracaceae

8 Ki haji Dysoxylum macrocarpum Blume Meliaceae

9 Ki leho Saurauaia bracteosa DC. Actinidiaceae

10 Ki seurem petang Decaspermum fruticosum Forst Myrtaceae

11 Ki Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae

12 Ki wates Eurya acuminata DC. Ternstroemiaceae

13 Kokopian Morinda tomentosa Heyne Rubiaceae

14 Lame Alstonia scholaris (L.) R. Br. Apocynaceae 15 Manggu leuweung Garcinia celebica L. Clusiaceae 16 Mareme Glochidion borneense (Mull. Arg.) Boerl. Euphorbiaceae

17 Nangsi Villebrunea rubescens Blume Urticaceae

18 Pasang batu Lithocarpus pseudomoluccus (Blume) Rehder Fagaceae

19 Pulus Laportea stimulans Miq. Urticaceae

20 Randu leuwueng Bombax valetonii Hochr Bombaceae

21 Rasamala Altingia excelsa Noronha Hamamelidaceae

22 Seuseureuhan Piper aduncum L. Piperaceae

Kebun Bambu

1 Bambu andong Gigantochloa pseudoarundiaceae (Steudel) Widjaja Gramineae 2 Bambu Betung Dendrocalamus asper (Schult.) Backer ex Heyne Gramineae 3 Bambu Hijau Bambusa vulgaris Schrad. Gramineae 4 Bambu hitam Gigantochloa atroviolacea Widjaja Gramineae 5 Bambu krisik Bambusa tuldoides Munro Gramineae 6 Bambu Tali Gigantochloa apus (Bl.Ex Schult.) f.Kurz. Gramineae

7 Alpukat Persea americana Mill Lauraceae

8 Durian Durio zibethinus Murr. Malvaceae

9 Hanjuang Cordyline fruticosa Goepp. Liliaceae

10 Jambu air Syzigium aqueum Alston Myrtaceae

11 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae

12 Jeruk Citrus sp. L. Rutaceae

13 Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae

14 Kecapi Sandoricum koetjape Merrill Meliaceae

15 Kemang Mangifera kemanga Blume Anacardiaceae

16 Ketapang Terminalia cattapa L. Combretaceae

17 Kibangkong Turpinia sphaerocarpa Hassk Staphylaceae

18 Kluih Artocarpus incisa L. Moraceae

19 Kopi Coffea robusta L. Linden. Rubiaceae

20 Limus Mangifera foetida Lour. Anacardiaceae

21 Macaranga Macaranga sp. Euphorbiaceae

22 Mahoni Swietenia mahagony Jacq. Meliaceae

23 Mangga Mangifera indica Blume Anacardiaceae

24 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae

25 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Moraceae

26 Pete Parkia speciosa Hassk. Leguminosae

27 Pisang Musa spp. Musaceae

28 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae

29 Randu Ceiba pentandra Gaertn. Malvaceae

30 Salam Syzygium polyanthum Miq. Myrtaceae

31 Sengon Paraserianthes falcataria (L.) I. Nielsen Leguminosae

32 Sirsak Annona muricata L. Annonaceae

33 Sukun Artocarpur altilis (Parkinson) Fosberg Moraceae

34 Teh' Camellia sinensis L Ternstroemiaceae

Lampiran 1 (Lanjutan)

Kebun Campuran

1 Alkesah Pouteria campechiana (H.B. & K) Baehni Sapotaceae

2 Alpukat Persea americana Mill Lauraceae

3 Aren Arenga pinnata Merrill. Palmae

4 Bisoro Ficus hispida Linn. Moraceae

5 Buah naga Hylocereus polyrhizus Britton & Rose Cactaceae 6 Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merrill & Perry Myrtaceae

7 Chery/kersen Muntingia calabura L. Tiliaceae

8 Diefentachia (Beras tumpah) Dieffentachia sp. Araceae

9 Duku Lansium domesticum Jack Meliaceae

10 Durian Durio zibethinus Murr. Malvaceae

11 Ficus Ficus benjamina L. Urticaceae

12 Hanjuang Cordyline fruticosa Goepp. Liliaceae

13 Jambu air Syzigium aqueum Alston Myrtaceae

14 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae

15 Jati Tectona grandis Linn. f. Verbenaceae

16 Jengkol Pithecellobium jiringa (Jack) Prain Leguminosae

17 Kayu afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae

18 Kecapi Sandoricum koetjape Merrill Meliaceae

19 Kelapa Cocos nucifera L. Palmae

20 Kemang Mangifera kemanga Blume Anacardiaceae

21 Kemiri Aleurites moluccana Willd. Euphorbiaceae

22 Ki sampang Evodia aromatica Pers. Lauraceae

23 Kokosan Lansium aquaeum (Jack) Kosterm. Meliaceae

24 Kopi Coffea spp. Rubiaceae

25 Kupa (gowok) Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & Perry Myrtaceae 26 Lame/pulai Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae

27 Lengkeng Dimocarpus longan Lour. Sapindaceae

28 Leunca Solanum nigrum Linn. Solanaceae

29 Mahoni Swietenia mahagony Jacq. Meliaceae

30 Mangga Mangifera indica Blume Anacardiaceae

31 Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae

32 Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae

33 Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae

34 Menteng Baccaurea motleyana Muell. Arg. Euphorbiaceae

35 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae

36 Nanas Ananas comosus Merrill. Bromeliaceae

37 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Moraceae

38 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae

39 Petai cina Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit. Leguminosae

40 Pete Parkia speciosa Hassk. Leguminosae

41 Picung (kluwek) Pangium edule Reinw. Bixaceae

42 Pinang Areca catechu L. Palmae

43 Pisang Musa spp. Musaceae

44 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae

45 Randu Ceiba pentandra Gaertn. Malvaceae

46 Salam Syzygium polyanthum Miq. Myrtaceae

47 Sawo Achras zapota L. Sapotaceae

48 Sengon Paraserianthes falcataria (L.) I. Nielsen Leguminosae 49 Singkong Manihot esculenta Crantz. Euphorbiaceae 50 Sukun Artocarpur altilis (Parkinson) Fosberg Moraceae

51 Waru Hibiscus tiliaceus Linn. Malvaceae

Pekarangan

1 Akasia Acacia mangium Willd Leguminosae

2 Alkesah Pouteria campechiana (H.B. & K) Baehni Sapotaceae

3 Alpukat Persea americana Mill Lauraceae

4 Araucaria Araucaria cunninghamii Sweet Coniferae

5 Asam Tamarindus indica L. Leguminosae

6 Bauhenia Bauhinia purpurea L. Leguminosae

7 Belimbing Averrhoa carambola L. Geraniaceae

8 Belimbing wuluh Averhoa bilimbi L. Geraniaceae

9 Beringin Ficus benjamina L. Urticaceae

10 Bintangur Calophyllum inophyllum L. Guttiferae 11 Bunga sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae 12 Cemara Casuarina equisetifolia L. Casuarinaceae

Lampiran 1 (Lanjutan)

13 Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merrill & Perry Myrtaceae

14 Kersen Muntingia calabura L. Tiliaceae

15 Delima Punica granatum L. Lythraceae

16 Dracaena Dracaena massangeana Hort. Ex E. Morr Liliaceae

17 Durian Durio zibethinus Murr. Malvaceae

18 Gandaria Bouea macrophylla Griff. Anacardiaceae

19 Gmelina Gmelina arborea Roxb. Verbenaceae

20 Glodogan tiang Polyalthia longifolia Benth. & Hook. F. ex Hook. F. Annonaceae

21 Jambu air Syzigium aqueum Alston Myrtaceae

22 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae

23 Jambu bol Syzygium malaccense (L.) Merrill & Perry. Myrtaceae

24 Jarak Jatropha sp. Euphorbiaceae

25 Jati Tectona grandis Linn. f. Verbenaceae

26 Jengkol Pithecellobium jiringa (Jack) Prain Leguminosae

27 Jeruk Citrus spp. Rutaceae

28 Jeruk bali Citrus maxima Merrill. Rutaceae

29 Jeruk limau Citrus hystrix DC. Rutaceae

30 Jeruk Pacitan Citrus sinensis Osbeck. Rutaceae 31 Jeruk pontianak Citrus nobilis Lour. var. microcarpa Hassk. Rutaceae

32 Kakao Theobroma cacao L. Sterculiaceae

33 Kamboja Plumeria rubra L. Apocynaceae

34 Kanyere Bridelia glauca Blume Euphorbiaceae

35 Karet kerbau Ficus elastica Nois ex Blume Moraceae

36 Kayu afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae

37 Kecapi Sandoricum koetjape Merrill Meliaceae

38 Kedondong Spondias dulcis Forst. f Anacardiaceae

39 Kelapa Cocos nucifera L. Palmae

40 Kelengkeng Dimocarpus longan Lour. Sapindaceae

41 Kemang Mangifera kemanga Blume Anacardiaceae

42 Kemiri AleuritEs moluccana Willd. Euphorbiaceae 43 Kepel Stelechocarpus burakol Hook. f. & Thoms. Annonaceae

Dalam dokumen Analysing of Tree Carbon Stock on Green (Halaman 114-138)