• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen BAB I HARAPAN DAN KENYATAAN PEDAGANG KAK (1) (Halaman 89-101)

Pedagang kaki lima adalah mereka yang nberjualan atau menjajakan barang dagngan nya tidak pada tempat yang telah di tentukan oleh pemerintah Daerah setempat.

PKL merupakan bagian dari rakyat Indonesia yang mempunyai hak dan

kewajiban yang sama UNTUK MEMPERBAIKI NASIB PKL (PEDAGANG KAKI LIMA)PKL jangan "Dimusnahkan", akan tetapi PKL DI SELAMATKAN DI BINA, dan Dilokalisasi .di tempat yang Tidak sepi pengunjung.

Semua tumpah ruah disitu tetapi arus kendaraan tidak macet mulai dari pernak pernik hingga dealer motor keliling ada di dadaha ini, dan saya pun sebagai penulis suka sekali dengan tempat ini.

Sebaiknya PKL dibina sampai menjadi "SUKSES", bukan di"BASMI" hingga terpaksa karena penganggur di Indonesia tidak ditanggung oleh negara hidupnya , lain halnya seperti dinegara-negara Eropa dan Amerika serta Australia. Indonesia penganggur tidak ditanggung negara,.

Kecuali orang yang sudah tua melalui BLT tetapi halitupun tidak sampai memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.dan untuk generasi muda hal itu malah kurang mendidik. Pengertian melanggar Ketertiban umum dikaitkan dengan razia PKL harus di rumuskan kembali.Se orang ustad mengatakan Karena menurut Hadis: Nabi Muhammad SAW 90% kekayaan berasal dari “BERDAGANG.”

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam pengembangan UKM dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM dalam proses pembangunan nasional. Khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Sasaran dan pembinaan usaha kecil adalah meningkatnya jumlah pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang semakin tangguh dan mandiri. Sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan dalam perekonomian nasional.

Solusi pemecahan masalah pkl

1. Pedagang kaki lima yang terlalu banyak atau tumpah ke jalan yang menggangu kelancaran arus lalulintas . sebaiknya ditertibkan di tempat yang tidak mengangu ketertiban umun tetapi bukan di tempat sepi karena bila mereka di tempatkan di tempat sepi yang tidak ada pengunjungnya maka mereka akan memaksa untuk kembali ke tempat semula .

2. Tanam kan sikap menjaga kebersihan pada para pedagang kaki lima sebab sampah juga harus di minimalisir

3. Sosialisasikan menjaga ke lancaran arus pejalan kaki dan arus kendaraan .karena biasanya pedagang kaki lima bila mana kurang pengawasan akan terus menambah panjang xlebar tempat jualannya sehingga ketertiban arus pun terganggu

4. Menjaga lingkungan dariu kejahatan missal penjambretan ,pencopetan , hipnotis , penipuan dll.

5. Menjaga persaingan diantara pkl supaya sehat.

6. Bagi para Trantib ( petugas dilapangan ) yang mengatur ketentraman dan ketertiban . Di usahakan jangan sampai menggunakan cara cara kekerasan dalam menertibkan PKL.

Adapun menurut Partomo dan Soejodono (2004), kebijakan pemerintah terkait dengan pengembangan UKM yaitu :

1. pembinaan kewirausahaan. UU RI No. 9 Tahun 1995 menyatakan

pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan dalam sumber daya manusia. Didalam pola pengembangan tersebut dilakukan dengan pendekatan interaksi antara kemauan, kemampuan dan kesempatan. Kegiatan tersebut meliputi pendidikan dan pelatihan, magang dan studi banding serta pemberian

2. kemitraan usaha. Kemitraan usaha menjamin kemandirian pihak-pihak yang bermitra, karena kemitraan bukan proses merger atau akusisi. Kemitraan usaha berlandaskan tanggung jawab moral dan etika bisnis sesuai dengan demokrasi ekonomi berdasarkan pasal 33 UUD 1945. Proses ini menciptakan keterkaitan antara usaha yang kukuh tanpa harus melakukan integrasi vertikal atau konglomerasi.

3. bantuan permodalan. Pada umumnya permodalan UKM masih lemah, hal ini turut mementukan keberhasilan strategi pembinaan dan pengembangan di bidang permodalan, termasuk bagaimana pemerintah dan masyarakat melaksanakan konsep permodalan untuk membantu UKM. Dengan diberlakukannya UU No:23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, kegiatan yang dilakukan oleh BI dalam membantu

pengembangan usaha kecil salah satunya yaitu Kredit Usaha Kecil (KUK).

3. Langkah yang sudah ditempuh

Sesungguhnya pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan untuk pemberdayaan UKM, terutama lewat kredit bersubsidi dan bantuan teknis. Kredit program untuk pengembangan UKM bahkan dilakukan sejak 1974. Kredit program pertama UKM, Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), yang menyediakan kredit investasi dan modal kerja permanen, dengan masa pelunasan hingga 10 tahun, dan suku bunga bersubsidi.

Setelah deregulasi perbankan pada 1988, kredit UKM dengan bunga

bersubsidi secara berangsur dihentikan, diganti dengan kredit bank komersial. Selain itu, donor internasional juga menyusun kredit program investasi bagi UKM dalam mata uang rupiah. Antara 1990 dan 2000, Bank Indonesia mendanai berbagai kredit program dengan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), yang dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Pemilikan Rumah Sederhana/Sangat Sederhana (KPRS/SS), dan Kredit Usaha Kecil dan Mikro yang disalurkan melalui koperasi dan bank perkreditan rakyat. Selain itu, NPWP sebagai prasyarat pengajuan kredit di Perbankan juga telah dihapuskan, dimana hal ini memberikan peluang dan kesempatan yang lebih besar bagi kita untuk mengakses modal dari sisi perbankan.

4. Langkah yang dapat ditempuh

Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM dan langkah- langkah yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:

a. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif

Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.

b. Bantuan Permodalan

Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Sampai saat ini, BRI memiliki sekitar 4.000 unit yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari kedua LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500 unit yang melayani UKM. Untuk itu perlu mendorong pengembangan LKM agar dapat berjalan dengan baik, karena selama ini LKM non koperasi memilki kesulitan dalam legitimasi operasionalnya.

c. Perlindungan Usaha

Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).

Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk

menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.

e. Pelatihan

Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek

kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.

f. Membentuk Lembaga Khusus

Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya

penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.

Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk

pengembangan usaha bagi anggotanya.

h. Mengembangkan Promosi

Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang

dihasilkan. Disamping itu, perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.

i. Mengembangkan Kerjasama yang Setara

Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.

j. Mengembangkan Sarana dan Prasarana

Perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi UKM di tempat-tempat yang strategis sehingga dapat menambah potensi berkembang bagi UKM tersebut.

Kesimpulan dri kemiskinan

Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada dibawah garis kemiskinan ( poverty line ) merupakan dus masalah besar di banyak negara berkembang, tidak terkecuali Indanesia.Akan tetapi, sejarah menunjukkan bahwa setelah10 tahun berlalu pada tahun 1969, ternyata efek yang dimaksud itu mungkin tidak tepat untuk dikatakan sama tidak ada, tetapi proses mengalir ke bawahnya sangat lambat. Akhirnya,sebagai akibat dari stategi tersebut, pada dekade 1980-an hingga pertengahan dekade 1990-an, sebelum krisis ekonomi, Indonesia memang menikmati laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto yang relatif tinggi, tetapi tingkat kesenjangan juga semakin besar dan jumlah orang miskin tetap banyak.

Sebenarnya, menjelang akhir dekade 1970-an pemerintah sudah mulai menyadari keadan tersebut yang menunjukan buruknya kualitas pembangunan yang telah dilakukan hingga saat itu. Oleh karena itu, strategi pembangunan mulai diubah, tidak hanya pertumbuhan tetapi juga kesejahteraan masyarakat, juga menjadi sasaran utama dari pembangunan. Perhatian mulai diberikan pada usaha – usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan mengembangkan industri – industri yang padat karya dan sektor pertanian. Banyak program yang dilakukan

oleh pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi ( kalau tidak bisa menghilangkan ) jumlah orang miskin dan perbedaan pendapatan antara kelompok miskin dan

kelompok kaya di tanah air, misalnya inpres desa tertinggal (IDT), pengembangan industri kecil dan rumah tangga, khususnya di daerah pedesaan, transmigrasi, dan masih banyak lagi.

Krisis ini yang akhirnya menciptakan suatu resesi ekonomi yang besar dengan sendirinya memperbesar tinggat kemiskinan dan gap dalam distribusi pendapatan di tanah air, bahkan menjadi jauh lebih parah dengan kondisi pada dekade 1980-an.

Penanggulangan Kemiskinan; pemerintah telah mencanangkan dua pokok kebijaksanaan pembagunan yaitu :

1. mengurangi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

2. melaksanakan delapan jalur pemerataan yang meliputi : a. pemerataan pembagian pendapatan.b. Penyebaran pembangunan di seluruh daerah. c. Berusaha.

DAFTAR PUSTAKA http://www.bluerayshop.co.id/detail.php?id=29

http://chichimoed.blogspot.com/2009/03/pengertian-dan-kriteria-ukm.html http://memperbaiki-nasib-pkl.blogspot.com/

http://penganggur-ditanggung-negara.blogspot.com/

Prof. Dr. Yeremias T. Keban, SU, MURP, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu, Yogyakarta, Gavamedia, 2008

Referensi :Sa’diyah, C. dan D. A. Purnomo. 2009. Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 351.

Tulus Tambunan.2003.Perekonomian Indonesia.Ghalia Indonesia,Jakarta

Soeharto Prawirokusumo.(2001).Ekonomi Rakyat : Konsep, Kebijakan, dan Strategi. Yogyakarta: BPPE UGM

Edy Suandi Hamid dan Hendrie Anto(2000).Ekonomi Indonesia Memasuki Millenium III.Yogyakarta: UII Press

Dalam dokumen BAB I HARAPAN DAN KENYATAAN PEDAGANG KAK (1) (Halaman 89-101)

Dokumen terkait