• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Pada penelitian ini diperoleh temuan yang berkaitan dengan aspek hewan model, efek nikotin terhadap aterosklerosis, dan terhadap keberadaan HDL. 1. Dikaitkan temuan hasil evaluasi terhadap formasi lesi keparahan

aterosklerosis dapat disimpulkan bahwa monyet ekor panjang jantan dewasa obes merupakan hewan model aterosklerosis yang dapat diandalkan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya lesi keparahan aterosklerosis yang terdistribusi pada hewan perlakuan dan hewan kontrol, serta adanya kecenderungan korelasi antara lesi keparahan aterosklerosis dengan tingkat obesitas.

2. Dikaitkan dengan hasil evaluasi arteri koroner jantung tingkat seluler dapat disimpulkan bahwa nikotin cair dosis rendahmemiliki efek pada mekanisme hambat aterosklerosis. Hal ini ditunjukkan dengan potensi nikotin dalam (a) menjaga keutuhan endotelium dan sel-sel otot polos, (b) mempercepat regenerasi tunika intima melalui proses sitolisis sel-sel busa, dan pembentukan jaringan ikat, serta (c) meningkatkan dan menguatkan sel-sel otot polos.

3. Dikaitkan dengan hasil evaluasi keberadaan HDL pada jaringan hati dan aorta dapat disimpulkan bahwa nikotin cair dosis rendah mempunyai efek meningkatkan reverce cholseterol transport dan mendukung peran HDL sebagai antiaterosklerosis.

4. Dikaitkan dengan hasil penyusunan kontruksi dugaan efek nikotin cair dosis rendah dalam mekanisme hambat aterosklerosis, nikotin mengubah aterosklerosis menjadi lebih stabil.

Saran

1. Efek nikotin cair dosis rendah pada mekanisme hambat aterosklerosis perlu diperkuat dengan penelitian adanya mediator atau biomarker peradangan lebih lanjut.

2. Adanya dugaan nikotin cair dosis rendah mengubah aterosklerosis menjadi stabil perlu diperkuat dengan penelitian keaktifan reseptor HDL lebih lanjut.

Halaman

1. Diagram kerangka penelitian kajian regresi aterosklerosis pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jantan dewasa obes dengan asupan nikotin cair dosis rendah...

8

2. Diagram melintang arteri normal yang terdiri dari tunika intima, tunika media dan tunika adventisia (A), dan arteri yang mengalami aterosklerosis yang ditunjukkan dengan penebalan tunika intima berisikan pusat nekrosis dan kapsula fibrosa (B)...

9

3. Aterogenesis yang menggambarkan segmentasi terbentuknya plak aterosklerosis, mulai dari arteri normal, muncul garit lemak, menjadi plak fibrosa (ateroma), dan berkembang menjadi komplikasi lesi aterosklerosis (adaptasi dari Ross 1999b)...

10

4. Mekanisme aterosklerosis berdasarkan teori disfungsi/ perlukaan endotel (adaptasi dari Ross 1999a)...

13

5. Jantung dengan arteri koroner seperti LAD, LCX, dan RCA yang merupakan tempat terjadinya aterosklerosis...

14

6. Grading formasi 6 (enam) tipe aterosklerosis menurut American Heart Association (Stary et al. 1995)...

15

7. Diagram alir perpektif sindrom metabolik dengan pemicu obesitas dan sebagai faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (modifikasi dari Reaven 2001)...

18

8. Contoh remodeling arteri koroner LCX pada manusia yang berusaha melakukan kompensasi berupa pembesaran arteri karena dorongan aterosklerosis (Williams et al. 2008)...

19

9. Spektrum remodeling arteri sebagai kompensasi proses aterosklerosis (adaptasi Paul de Groot & Veldhuizen 2006)...

20 10. Partikel HDL dengan berbagai ukuran dan bentuk, serta komposisi

apolipoprotein dan komposisi lipid (Rye et al. 2009)...

27 11. Diagram metabolisme HDL yang berpusat pada produksi dan distribusi

ApoA-1 (Eckardstein et al. 2001)...

12. Peran reseptor HDL dalam penambatan kolesterol ester melalui mekanisme pengambilan partikel secara utuh, dan pengambilan kolesterol ester secara selektif (Steinberg 1997)...

35

13. Peran HDL dalam menghambat aterogenesis melalui mekanisme promosi cholesterol efflux, menghambat oksidasi LDL, dan menghambat perlekatan “molecule expression” (Cockerill et al. 1995).

36

14. Struktur kimia Nikotin C10H14N2, atau (S)-3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl) pyridine asal tembakau (Nicotiana tabacum) (IPCS ICHEM 2009) ...

37

15. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) jantan dewasa di Stasiun Penangkaran Pulau Tinjil IPB yang sangat potensial digunakan dalam penelitian biomedis, termasuk dalam studi obesitas aterosklerosis. Foto diambil oleh Iskandar (2007) selaku penanggungjawab lapangan penangkaran dalam rangka monitoring perkembangan populasi monyet...

43

16. Profil Serum Total Kolesterol (mg/dL) dan HDL-C (mg/dL) pada monyet obes yang mengalami intervensi nikotin cair dosis rendah selama tiga bulan...

45

17 Preparasi koroner Right Coroner Artery (RCA), Left Artery Decending (LAD), dan Left Circumflex (LCX), (17A, panah), pada monyet ekor panjang dewasa obes pada umumnya ditutupi oleh timbunan lemak (17B, panah)...

55

18. Lesi aterosklerosis tipe-I (A), tipe-II (B), dan tipe-III (C), yang ditemukan pada koroner monyet ekor panjang dewasa obes, kategori menurut American Heart Association (Stary et al. 1995)...

57

19. Diagram profil indeks massa tubuh (IMT) monyet obes yang dengan tipe keparahan lesi aterosklerosis menurut American Heart Association (Stary et al. 1995)...

63

20. Tebaran tingkat obesitas (IMT) dan rasio I/(I+M) pada monyet obes dengan intervensi nikotin dan tanpa intervensi nikotin ...

21 A.

(A) Profil koroner monyet obes tanpa intervensi nikotin yang tidak memiliki lesi aterosklerosis; di sini tidak terlihat adanya sebaran sel-sel

peradangan baik pada tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia (HE, obyektif 10x) ...

66

(B) Profil koroner monyet obes tanpa intervensi nikotin dengan lesi

aterosklerosis; terlihat adanya sebaran sel-sel peradangan (panah) baik pada tunika intima, tunika media dan tunika adventisia (HE, obyektif 40x).

66

(C) Profil perbesaran gambar koroner monyet obes tanpa intervensi nikotin dengan lesi aterosklerosis; terlihat adanya makrofag yang berubah menjadi sel-sel busa (panah) pada tunika intima. (HE, obyektif 100x).

66

22. (A) Lesi aterosklerosis pada koroner monyet obes dengan intervensi nikotin. (HE, obyektif 10x)

69

(B) Segmentasi proses regenerasi tunika intima pada koroner monyet obes dengan intervensi nikotin yang dapat dijadikan indikator sebagai bentuk adanya regresi aterosklerosis. Sekurangnya terdapat empat segmentasi peristiwa yang dijelaskan lebih rinci pada Gambar 22C, 22D, 22E, dan 22F. (HE, obyektif 10x)

69

(C) Akumulasi beragam sel-sel busa pada tunika intima koroner monyet obes dengan intervensi nikotin. Sel-sel busa tampak bervariasi, di antaranya dengan inti di tengah dan inti di tepi karena didesak oleh timbunan lemak. (HE, obyektif 40x)

69

(D) Sel-sel peradangan lesi aterosklerosis pada koroner monyet obes dengan intervensi nikotin yang mengalami sitolisis dan seperti “menghilang” dari tunika intima, sedangkan pada tunika adventisia, relatif tidak ditemukan sel-sel peradangan(HE, obyektif 40x).

70

(E) Kerangka bekas sel-sel busa lesi aterosklerosis pada koroner monyet obes dengan intervensi nikotin yang tampak kosong, dan diisi oleh jaringan ikat (HE, obyektif 40x).

70

(F) Selain jaringan ikat, kerangka bekas sel-sel busa lesi aterosklerosis pada koroner monyet obes dengan intervensi nikotin yang tampak kosong, dan diisi oleh sel-sel otot polos yang mengalami proliferasi (HE,

obyektif 40x).

23

Deretan endotelium monyet obes dengan intervensi nikotin yang tampak menebal (anak panah) (A) dibandingkan dengan endotelium pada monyet tanpa intervensi nikotin (B). Teramati juga respon aterosklerosis lainnya, seperti adanya tunika intima yang menebal oleh sel busa (anak panah) dan infiltrasi minimal sel mononuklear (Pewarnaan HE, obyektif 40x).

24. (A) Sel otot polos pada koroner monyet obes dengan intervensi nikotin tampak menebal (hipertrofi) dan lebih banyak (hiperplasia); termasuk bentukan sel otot polos pada tunika adventisia yang bermigrasi menuju tunika media. Pewarnaan HE, Bar = 50 µm.

76

(B) Sel otot polos pada koroner monyet obes tanpa intervensi nikotin, kesan adanya hiperplasia maupun hipertrofi tidak tampak; aktivitas migrasi bentukan sel otot polos dari tunika adventisia ke tunika media tidak tampak.

76

25. Keberadaan HDL pada jaringan hati menunjukkan imunoreak-tivitas yang kuat dengan populasi melimpah pada monyet obes dengan intervensi nikotin (A dan C). Populasi sel hati pada monyet obes tanpa intervensi nikotin menunjukkan imunoreaktifitas yang lemah dan dalam jumlah minimal (B dan D). Pewarnaan imunohisto-kimia, metode streptavidin biotin komplek, obyektif 40 x. ...

79

26. (A1 dan A2) Aorta monyet obes dengan intervensi nikotin, menunjukkan adanya HDL pada sitoplasma sel-sel otot polos yang terlihat lebih tebal (anak panah) dibandingkan dengan keberadaan HDL pada sel-sel otot polos aorta monyet obes tanpa intervensi nikotin(B1 dan B2), Dala hal ini kandungan HDL pada sel-sel otot polos lebih lemah dan sedikit (anak panah). Warna coklat menunjukkan imunoreaktif positif terhadap HDL. Pewarnaan imu-nohistokimia, metode streptavidin biotin komplek, obyektif 40 x.

81

27. Diagram peran HDL terkait dengan reverse cholesterol transport dalam aterosklerosis dengan efek antioksidan, dan antiinflamasi (Cockerill et

al. 1995) ...

27. Konstruksi dugaan efek nikotin cair dosis rendah pada mekanisme hambat aterosklerosis ...

Simpulan

Pada penelitian ini diperoleh temuan yang berkaitan dengan aspek hewan model, efek nikotin terhadap aterosklerosis, dan terhadap keberadaan HDL. 1. Dikaitkan dengan temuan hasil evaluasi terhadap formasi keparahan lesi

aterosklerosis dapat disimpulkan bahwa monyet ekor panjang jantan dewasa obes merupakan hewan model aterosklerosis yang dapat diandalkan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keparahan lesi aterosklerosis yang terdistribusi pada hewan perlakuan dan hewan kontrol, serta adanya kecenderungan korelasi antara lesi keparahan aterosklerosis dengan tingkat obesitas.

2. Dikaitkan dengan hasil evaluasi arteri koroner jantung tingkat seluler dapat disimpulkan bahwa nikotin cair dosis rendahmemiliki efek pada mekanisme hambat aterosklerosis. Hal ini ditunjukkan dengan potensi nikotin dalam (a) menjaga keutuhan endotelium dan sel-sel otot polos, (b) mempercepat regenerasi tunika intima melalui proses sitolisis sel-sel busa, dan pembentukan jaringan ikat, serta (c) meningkatkan dan menguatkan sel-sel otot polos.

3. Dikaitkan dengan hasil evaluasi keberadaan HDL pada jaringan hati dan aorta dapat disimpulkan bahwa nikotin cair dosis rendah mempunyai efek meningkatkan reverce cholesterol transport dan mendukung peran HDL sebagai antiaterosklerosis.

4. Dikaitkan dengan hasil penyusunan konstruksi dugaan efek nikotin cair dosis rendah dalam mekanisme hambat aterosklerosis, nikotin mengubah aterosklerosis menjadi lebih stabil.

Saran

1. Efek nikotin cair dosis rendah pada mekanisme hambat aterosklerosis perlu diperkuat dengan penelitian adanya mediator atau biomarker peradangan lebih lanjut.

2. Adanya dugaan nikotin cair dosis rendah mengubah aterosklerosis menjadi stabil perlu diperkuat dengan penelitian keaktifan reseptor HDL lebih lanjut.

Dokumen terkait