Simpulan
Implementasi sistem HACCP yang dilakukan PT Mondelez Indonesia Manufacturing telah mengikuti langkah yang sesuai dengan Codex Alimentarius Commission. Sistem HACCP ini menghasilkan 2 jenis CCP dan 3 jenis sPP yang diperoleh dari hasil analisis bahaya. CCP yang muncul adalah CCP enterotoksin Staphylococcus aureus, yang fokus terhadap bahaya toksin dari staphylococcus aureus yang beresiko muncul ketika adonan yang memiliki kadar air tinggi dibiarkan selama beberapa saat pada suhu 37.9-40.4oC. CCP lainnya adalah CCP pendeteksi logam yang berkaitan dengan bahaya fisik yang dicegah dengan instalasi pendeteksi logam. Selain CCP terdapat pula 3 jenis sPP yaitu: (1) sPP pelabelan untuk mencegah bahaya kimia berupa alergen; (2) sPP COA untuk mencegah bahaya mikrobiologi berupa bakteri patogen yang bersumber dari bahan baku; dan (3) sPP pemanggangan yang juga mengontrol cemaran mikrobiologi. Gap analysis yang dilakukan pada recana HACCP memunculkan beberapa perbedaan pada jumlah tim HACCP yang masih terlalu besar, pendeskripsian keamanan produk yang memunculkan resiko untuk bahaya kapang yang sesungguhnya dapat diatasi, metode analisis resiko, langkah inspeksi yang tidak dimunculkan pada diagram alir, dan juga tahapan yang tergolong CCP namun tidak diterapkan langkah monitoring.
Saran
Beberapa saran yang perlu dipertimbangkan oleh PT Mondelez Indonesia Manufacturing berdasarkan analisis rencana HACCP dengan melakukan validasi, verifikasi, dan studi berkelanjutan dalam menentukan batas kritis CCP dan sPP. Sosialisasi akan point penting konsep HACCP kepada pekerja secara menyeluruh juga harus diterapkan. Untuk mempermudah dalam pengisian dokumen sebaiknya sistem pendokumentasian dibuat lebih sederhana. Penyempitan jumlah anggota tim dengan memberikan pelatihan pada 3-5 orang. Menganti deskripsi produk menjadi aw kurang dari 0.75. Penambahan tahap ispeksi pada diagram alir.
27
DAFTAR PUSTAKA
[AHRQ] Agency for Healthcare Research and Quality. 2015. AHRQ Quality Indicators Toolkit. Rockville(US):AHRQ.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1992. Syarat Mutu Biskuit SNI 01-2973-1992. Jakarta(ID):BSN.
[CAC] Codex Allimentarius Commission. 2003. Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) System and Guidelines for its Application. Maryland(US):CAC
[EIU] Economist Intelligence Unit. 2014. Global Food Security Index 2014. London (UK): EIU
[FAO] Food and Agriculture Organization. 1998. Food Quality and Safety Systems – A Training Manual on Food Hygiene and the Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) System. Rome(US): FAO
[FDA] Food and Drug Administration. 2014. Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Maryland(US): FDA
[FSIS] Food Safety and Inspection Service. 2015. Traning Prerequisite Program. Washington(US):FSIS.
[IBM] International Business Machine Corporation. 1970. Data Processing Techniques. New York (US):IBM
[ICMSF] International Commission on Microbiological Specification for Food .1996. Microorganisms in Food: Staphylococcus Aureus. London (UK): ICMSF
[ISO] International Organization for Standardization. 2005. Food Safety Management System-Requirement for any Organization in the Food Chain. Geneva (CH): ISO
[ISO] International Organization for Standardization. 2009. Prerequisite Programmes on Food Safety-Part 1 Food Manufacturing. Geneva (CH):ISO. [SNI] Standar Nasional Indonesia 01-4852-1998. 1998. Sistem Analisa Bahaya
dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP) serta Pedoman Penerapannya. Jakarta (ID):SNI
[SNI] Standar Nasional Indonesia 01-2973-1992. 1992. Mutu dan Cara Uji Biskuit. Jakarta (ID):SNI.
Arvanitoyannis I S, Traikou A. 2005. A Comprehensive Review of the Implementation of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) to the Production of Flour and Flour-Based Production. Critical Rev in Food Sci and Nutr. 45(5):327-370.
Borrell B. 2009. How does salmonella get into peanut butter? And can kill it once
it’s there?. Sciencetificamerican [Internet]. [diunduh 2015 Sep 2014]. Tersedia pada: http//www.scientificamerican.com/article/salmonella-poisoning-peanut-butter/.
Cruz A B, Cenci S A, Maia M C A. 2006. Pre-requisite for Implementation of HACCP System in a Line of Processed Lettuce. Cien Tecnol Aliment. 26:104-109.
Darwis C F. 2012. Penetapan Sistem Hazard Analysis Critical control Point (HACCP) dan Statistical Process Control (SPC) dalam Proses Produksi Bumbu
28
Penyedap Rasa di PT Unilever Indonesia Tbk. [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Dewanti R. 2005. Menyusun Rencana HACCP. Bogor (ID): Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan.
Dewanti R. 2013. Hazard Analysis Crytical Control Point Pendekatan Sistematik Pengendalina Keamanan Pangan. Bogor(ID): Dian Rakyat.
Harrison R M, Hester R E. 2001. Food Safety and Food Quality Issues in Environtmental Science and Technology. Cambridge(UK): The Royal Science Published.
Indrawati V. 2015. Pengaruh Penambahan Tepung Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) dan Air Terhadap Sifat Organoleptik Crackers. J Cul Sci Technol 04(1):46-55
Kusnandar F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta (ID): Dian Rakyat. Lund B M, Baird-Parker T C, Gould G W. 2000. The Microbiological Safety and
Quality of Food. Maryland(US): Aspen Publisher.
Maharani C A. 2008. Penyusunan rencana HACCP di PT. Pangan Rahmat Buana, Sentul – Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Manley D. 2011. Manley’s Technology of Biscuits, Crackers, and Cookies Forth edition. Cambridge (UK): CRC Press
Merced, Michael J De La. 2012 Mar 21. Kraft, Mondelez and the Art of Corporate Rebranding. New York Times. Rubrik Food and Beverage.
Muhandri T, Kadarisman D. 2008. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor(ID): IPB Press.
Nabilah N H. 2013. Kaji Ulang Rencana HACCP pada Proses Pembuatan Produk Kakao di PT. Bumitangerang Mesindotama-Tanggerang [Skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Nurochman F. 2005. Pengembangan Produk Snack Crackers dengan Memanfaatkan Ampas Kecap di PT. Heinz ABC Indonesia, Jakarta. [skripsi]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor.
Norton C. 2003. HACCP – Developing and Verifying a Flow Diagram for Food Production. Food Mgmt. 38(5):80-81
Purnomo E H, Kusnandar F, Hunaefi D, Nuraida L, Taqi F M, Pragdimurti E, Suyatma N E, Wulandari N, Faridah D N, Koswara S, Subarna, Kusumaningrum H D, Rahayu W P, Muhandri T, Nurjanah S, Syamsir E, Adawiyah D R, Lioe H N, Budiatman. 2014. Prinsip HACCP dan Penerapannya. Di dalam: Feri K, Nurheni S P, Nur W, Muhammad C K (Ed.). Penuntun Praktikum Terpadu Pengolahan Pangan. Bogor(ID): IPB Press. Hlm:169-185.
Rahayu W P. 2011. Keamanan Pangan: Kepedulian Kita Bersama. Bogor(ID): IPB Press.
Rahayu W P, Nurwitri C C. 2012. Mikrobiologi Pangan. Bogor(ID): IPB Press. Rifqi M. 2014. Aplikasi Sistem HACCP pada Produk Pineapple Fritter yang
Diintegrasikan dengan ISO 9001:2008 di PT. Schnifts Frozen Food (SFF) International [Skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Schafer E. 2011. Steps to Starting and Implement a HACCP Plan. Feed & Grain. 50(3):49-53.
29 Smith C. 2015. Gap Analysis Identifying What Needs to be Done in a Project. Midtools [Internet]. [diunduh 2015 Jun 28]. Tersedia pada: http://www.mindtools.com/pages/article/gap-analysis.htm.
Thaheer H. 2005. Sistem Manajemen HACCP. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Varzakas T H, Arvanitoyannis I S. 2007. Application of Failure Mode and Effect Analysis (FEMA), Cause and Effect Analysis, and Pareto Diagram in Conjunction with HACCP to a Corn Curl Manufacturing Plant. Critical Rev in Food Sci and Nutr. 47(4):368-387.doi:10.1080/10408390600781316.
Winarno F G. 2012. HACCP dan penerapannya dalam Industri Pangan. Bogor(ID): M-BRIO Press.
30
Lampiran 1 Fokus penilaian audit GMP yang dilakukan PT Mondelez Indonesia Manufacturing
Objek penilaian Parameter penilaian karyawan - Diterapkan sistem zoning
- Pakaian GMP, hair net, dan safety shoes harus bersih dan digunakan dengan benar apabila memasuki area produksi
- Masker digunakan oleh karyawan yang bertugas di area yang kontak langsung dengan produk
- Bagi yang berjenggot atau berkumis wajib menggunakan bear net pada area produksi
- Dilarang menggunakan kerudung dengan manik-manik atau jarum pentul - Melakukan sanitasi sebelum memasuki area GMP
- Dilarang makan, minum, berkuku panjang, menggunakan cat kuku, menggunakan bulu mata palsu, memasukkan tangan ke lubang pada bagian tubuh, mengunyah sesuatu, menonton, membaca koran, dan menggunakan perhiasan di area produksi.
- Dilarang mengkonsumsi obat tanpa seizin bagian quality.
- Pada bagian kontak produk pekerja diharuskan mensanitasi tangan, minimal 2 jam sekali
- Alat kerja tidak disimpan di atas batas pinggang
- Tidak ada karyawan sakit yang memasuki area produksi kecuali dengan seizin departemen quality
- Terlatih dengan benar mengenai 5S
Penanganan produk dan material
Ketentuan umum yang sudah disetujui bersama mengenai penyimpanan produk, raw material, packaging maupun Work In Process (WIP) adalah:
- Tidak boleh disimpan bersebelahan dengan waste, maupun barang non-poduk seperti bahan kimia
- Diberi identitas yang jelas
- Disimpan dalam keadaan tertutup rapat terutama saat ditinggalkan
- Disimpan di area yang kering, berventilasi baik, dan dengan suhu yang sesuai dengan temperatur yang sudah ditetapkan.
- Tidak boleh ditempatkan langsung di atas lantai
- Menggunakan palet dengan warna sesuai dengan kategori produknya - Memperhatikan kode warna jika menggunakan kontainer
- Tidak diduduki atau diberikan beban melebihi kapasitasnya - Tidak langsung menyentuh lantai
- Penumpukan produk sesuai dengan guideline yang diberikan - Melakukan penanganan yang baik dan benar
Desain sanitasi - Bagunan memenuhi persyaratan teknik dan higiene sesuai dengan jenis makanan yang diproduksi
- Konstruksi sekitar area produksi harus bebas dari genangan air, sarang laba-laba yang sulit dibersihkan, sisa makanan yang sulit dibersihkan, celah pada tembok dan pintu, dan sistem air yang buruk
Pembersihan, sanitasi, dan kontrol hama
- ketersediaan alat pembersihan seperti kape, sikat, dan wipper
- pemberian tanda pada alat kebersihan antara alat yang kontak produk dan tidak - Dilakukan pembersihan total setiap 1 minggu sekal
Kontrol terhadap benda asing
- Tidak diperbolehkan adanya palet kayu pada daerah produksi
- Tidak boleh menggunakan paper clip, bolpen yang bertutup, cutter, peniti, dan benda kecil lainnya yang dapat mencemari produk
- Saluran air, minyak, dan udara dipasang filter
Utilitas dan perawatan
- Hindari perbaikan sementara
- Lampu menyala dan terdapat cover lampu
- Lantai, dinding, pintu, rapid door, plastic curtain, ventilasi, fly trap, jendela, AC, water fountain, dan langit-langit dalam kondisi baik
- Genangan air harus dihilangkan, jika terpaksa ada harus ditinjau secara rutin - Meteran, valve, switch, indikator level, pipa, dan tangki diberi label dan terlihat
jelas
penggunjung - Menggunakan coat GMP, safety shoes, hair net, dan bear net bila perlu jika akan memasuki area GMP
- Sebelum memasuki area produksi visitor harus membaca formulir GMP dan menaatinya
31
Ke parahan Ke mungkinan te rjadi
B tidak satupun tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan tidak
Bahan baku ini telah ditentukan sebagai tidak sensitif secara mikrobiologi sesuai standar HACCP Mondelez global, bagian 14
Spesifikasi
bahan baku PRP
C tidak satupun tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan tidak
Bahan baku ini telah ditentukan tidak menimbulkan resiko alergi atau cedera musculoskeletal (MSI) sesuai standar HACCP Mondelez global, bagian 15. Bahan ini merupakan bahan kimia food grade, digunakan berdasarkan design produk
Spesifikasi bahan baku,
formulasi PRP
P tidak satupun 1 1 1 = tidak ada T idak menumbulkan bahaya fisik dari bahan baku ini,
sejarah baik dari pemasok
Software Quality Assurance
(SQA)
PRP
B tidak satupun tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan tidak
Bahan baku ini telah ditentukan sebagai tidak sensitif secara mikrobiologi sesuai standar HACCP Mondelez global, bagian 14
Spesifikasi
bahan baku PRP
K logam berat tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan iya
kandungan logam berat dikontrol oleh pemasok, Mondelez meninjau pemasok dari Metal Mind Production (MMP)
Spesifikasi bahan baku, laporan monitor pemasok PRP
P tidak satupun 1 1 1 = tidak ada T idak ada bahaya fisik teridentifikasi dari bahan baku ini,
sejarah pemasok baik SQA PRP
Monokalsium
Fosfat A
Amonium
Bikarbonat A
DASAR PEMIKIRAN MEKANISME
KO NTRO L C C P atau sPP? NAMA BAHAN BAKU KO NDISI PENYIMPANAN A = Ambie nt F = Be ku R = Dingin EVALUASI BAHAYA PO TENSI BAHAYA (B) Biologis (C) Kimia (P) Fisik BAHAYA SIGNIFIKAN
32
Ke parahan Ke mungkinan te rjadi
B tidak ada tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan tidak B - sistem tertutup, pembersihan terjadwal
B - desain alat B - program pembersihan
PP
C alergen - susu tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan tidak C - mengandung alergen susu C - pelabelan spp P tidak ada 1 1 1 = tidak P - analisis resiko benda asing untuk tahapan proses ini tidak
mengindikasi resiko benda asing P - desain alat PP
B patogen vegetatif tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan iya B - penanganan manual, kontak langsung dengan tangan
B - GMP pencucian tangan B - GMP pelatihan
PP
C alergen - susu dan kacang
tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan tidak
C - mengandung alergen susu, berbagi alat pengolahan krim
dengan produk yang mengandung kacang C - pelabelan sPP
P tidak ada 1 1 1 = tidak P - analisis resiko benda asing untuk tahapan proses ini tidak mengindikasi resiko benda asing
B - GMP pencucian tangan B - GMP pelatihan
PP
B patogen vegetatif tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan iya B - penanganan manual, kontak langsung dengan tangan
B - GMP pencucian tangan B - GMP pelatihan
PP
C tidak ada tidak dapat diterapkan
tidak dapat
diterapkan tidak
C - tidak ada bahaya kimia yang berhubungan dengan langkah
ini C - desain proses PP
P tidak ada 1 1 1 = tidak P - analisis resiko benda asing untuk tahapan proses ini tidak mengindikasi resiko benda asing
B - GMP pencucian tangan B - GMP pelatihan PP BAHAYA SIGNIFIKAN PO TENSI BAHAYA (B) Biologis (C) Kimia C C P atau sPP? MEKANISME KO NTRO L DASAR PEMIKIRAN No Tahapan prose s EVALUASI BAHAYA 20 pencampuran krim 21 pengeluaran krim (manual) 22 pemindahan manual ke area sandwiching
33 Daftar se luruh produk Daftar se luruh ale rge n dan/atau sulfit (>10ppm pada
produk akhir) dari profil ale rge n tabe l
1
Daftar se luruh ale rge n dan/atau
sulfit (>10ppm dalam produk akhir)
datang dari kontaminasi silang dalam lini Daftar me kanisme untuk pe ngontrolan kontaminasi silang dalam lini (sPP/C C P/analisis re siko)
ale rge n dan/atau sulfit (>10ppm
dalam produk akhir) profil produk
se pe rti saat diproduksi.
ale rge n dan atau sulfit (>10pp, dalam produk akhir) profil
dari labe l
Daftar pe rbe daan ale rge n dan atau sulfit (>10ppm dalam produk akhir) profil antara
labe l dan saat diproduksi.
Pe nje lasan jika te rdapat pe rbe daan
profil ale rge n dan atau sulfit(>10ppm
dalam produk akhir).
Mengandung : Gandum, susu, dan
kedelai
Membawa: Susu dan kacang
T idak dapat diterapkan
Mengandung : Gandum, susu, dan
kedelai
Profil alergen komposisi pada lini: Gandum, Susu, Kedelai
Mengandung : T idak dapat diterapkan T idak dapat diterapkan Mungkin mengandung : T idak ada Mungkin membawa : tidak ada T idak dapat diterapkan Mungkin mengandung : -Mungkin mengandung : Kacang Mungkin mengandung: kacang T idak dapat diterapkan Krekers Sandwich
Daftar semua bahan baku atau penggunaan kembali dalam lini: mengandung alergen atau
sulfit (>10ppm dalam produk akhir)
Daftar allegen atau sulfit (>10ppm dalam produk akhir) yang teridentifikasi dari bahan baku atau
komponen dari bahan baku (terdaftar dalam spesifikasi GKIT atau RM )
Daftar alergen pembawa atau sulfit (>10ppm pada produk akhir) yang teridentifikasi dalam komposisi yang bukan merupakan bahan baku langsung
(disebutkan sebagai "mungkin mengandung" atau "jejak" dalam spesifikasi GKIT atau RM)
Keju Susu
-Protein susu Susu
-T epung terigu Gandum
-Lesitin Kedelai Kedelai*
34
Tipe tindakan
Fre kue nsi
Tindakan Dilakukan ole h Prose dur ope rasional Siapa yang me nandai
Pe ncatatan dan te mpat
setiap memulai pengadukan pertama
dan pembersihan
Merekam waktu pencampuran pertama dan waktu produksi berhenti saat lini akan dibersihkan
Ketua operator/ asisten manajer produksi
Checklist pencampuran dan log
sanitasi/Produksi
setiap batch produksi Mencatatat waktu dan suhu proofing Ketua operator/ asisten
manajer produksi
Checklist
pencampuran
kepala operator
Jika produksi telah berjalan lebih dari waktu yang telah ditentukan maka batch (yang dicampur melebihi waktu yang ditentukan) harus dibuang dan lini harus segera dibersihkan sebelum persiapan produksi
selanjutnya
asisten manajer produksi,
quality process, dan
im provem ent
Checklist
pencampuran
Quality process dan
im provem ent, staf
quality
Produk menjadi kategori hold I sampai pembuangan manajer produksi dan manajer quality
Formulir
Released/Hold/Reject
(RHR)
jika dibutuhkan kepala operator jika waktu proofing melebihi 6 jam atau suhu proofing dibawah 34
oC, maka adonan harus dibuang
asisten manajer produksi,
quality process, dan
im provem ent
Checklist
pencampuran
kepala operator
jika ada kerusakan pada sistem produksi dan pemanggangan terhenti hingga lebih dari 6 jam, maka adonan yang ada harus dibuang dan lini harus segera dibersihkan dan disanitasi sebelum produksi selanjutnya
asisten manajer produksi,
quality process, dan
im provem ent
Checklist
pencampuran
Quality process dan
im provem ent, staf
quality
mengidentifikasi produk kedalam kategori hold I hingga pembuangan manajer produksi dan manajer quality
Formulir
Released/Hold/Reject
(RHR)
ve rifikasi maksimal setiap 72
jam kepala Operator
meninjau ulang dan menandai formulir log sanitasi dan checklist
pencampuran asisten manajer produksi
Checklist
pencampuran and log sanitasi
ve rifikasi re ncana HAC C P
mingguan asisten manajer produksi
meninjau ulang dan menandai formulir log sanitasi, RHR, checklist
pencampuran, dan dokumen lain yang berhubungan dengan aktifitas CCP 26
manajer produksi
Checklist pencampuran dan log
sanitasi/Produksi operator produksi jika dibutuhkan jika dibutuhkan tindakan kore ksi Monitoring
35 Lampiran 6 Formulir Released/Hold/Reject (RHR) PT Mondelez Indonesia
Manufacturing HOLD:
Tanggal :
SKU Jenis produk
(WIP/rework/FG/RM/premium)
Kode
produksi Jumlah
Kategori hold :
Alasan hold (jenis defect) :
Paraf preparasi
Pemeriksa QC lini :
Ketua operator :
Paraf otorisasi
Asisten manajer produksi :
Quality engineering process and impovement (QEPI) : FOLLOW UP STATUS:
Tanggal follow up dan aksi :
Jumlah (kg/karton) dan kode produk :
Keterangan (tindakan yang diambil dan tindakan koreksi) :
Paraf preparasi
Pemeriksa QC lini :
Ketua operator :
Paraf otorisasi
Asisten manajer produksi dan manajer produksi1) :
QEPI dan manajer quality1) :
Keterangan :
- 1)Khusus untuk keputusan RHR produk kategori hold I dan keputusan pemusnahan dari semua hold kategori
- Khusus untuk hold kategori III, paraf otorisasi hanya quality team - Penentuan disposisi akhir produk untuk release recycle/repack/FG atau
reject adalah bila RHR sudah lengkap di tanda tangani, dan semua dokumen pendukung lengkap (Mis : Why Why analisis/RCA, risk assessment, formulir sampling, SAP print screen, dll)
36
No Awal Saat proses Akhir Keterangan
1 2 3 1 2 1 2 1 2 ya tidak FG m eal limbah jam verifikasi bin pembersih keterangan/ tindakan korektif jumlah MD membuka selain verifikasi total hasil verifikasi MD (kg) CO / Operator pengemasan VERIFIKASI PENDET EKSI MET AL
Isu
ke manan: pastikan kabel di mesin, konveyor, dan sarana kerja lainnya dalam keadaan baik dan tidak terjadi korsleting, rantai, sprocket/gir, pisau, dan driver roll ada dalam kondisi tertutup dan penutupnya berfungsi dengan baik. jam SS-316 (2.5 mm) non Fe (2.0 mm) Fe (1.5 mm)
pengaturan pendeteksi metal (MD) MD mendeteksi dengan tepat waktu
penundaan
CO/operator pengemasan
be nda asing (me tal) : pastikan baut dan mur selalu lengkap saat pengecekan dan lakukan penggantian bila ada yang tidak lengkap
be nda asing (non me tal): pastikan alat bantu kerja dalam keadaan utuh dan pastikan tidak ada perbaikan sementara saat pengecekan, dan lakukan perbaikan bila ada yang tidak sesuai
are a GMP : pastikan semua mesin, konveyor, dan area kerja selalu dalam kondisi baik, bersih, dan teratur rapih setiap saat
Lini:
Produk: Hari/tanggal: Shift:
VERIFIKASI PRODUK yang dialihkan atau ditolak oleh MD dari pengecekan rutin kecepatan
konveyor sensitifitas fase
waktu penolakan
jam keterangan /tindakan
korektif jumlah kontaminan metal
yang ditemukan (pcs) rincian hasil verifikasi
total jumlah produk setelah diverifikasi/dilewatkan di
MD offline (Kg)
VERIFIKASI PRODUK yang dialihkan atau ditolak oleh MD bukan dari pengecekan rutin
CO/operator pengemasan keterangan/tindakan korektif
Jumlah krekers terkontaminasi logam (pcs) total penolakan setelah dilewatkan di MD offline (Kg)
37