• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada tahap seleksi ditentukan KD yang akan dikembangkan dalam pengembangan bahan ajar yaitu KD 3.5 pada kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan 7 indikator yang dikembangkan serta dihasilkan nilai-nilai terkait konsep pada bahan ajar.

2. Pada tahap strukturisasi dihasilkan komponen utama sebagai penunjang bahan ajar yang dikembangkan yaitu peta konsep, struktur makro dan multiple

representasi.

3. Pada tahap karakterisasi diketahui konsep-konsep sulit pada bahan ajar yang dikembangkan melalui uji keterpahaman. Dari 32 teks yang dikembangkan terdapat lima teks yang dianggap sulit oleh siswa. Kelima teks tersebut mencakup tiga konsep utama yaitu muatan listrik, penjalaran listrik pada sistem saraf manusia, dan kelistrikan pada hewan.

4. Pada tahap reduksi didaktis dihasilkan bahan ajar yang telah direduksi atau dikurangi tingkat kesulitannya. Berdasarkan pada kisi-kisi reduksi konsep sulit dilakukan tindakan reduksi diantaranya (1) Generalisasi, (2) penjelasan dengan penggunaan gambar, (3) partikularisasi.

5. Uji kelayakan bahan ajar menurut ahli dihasilkan sebesar 97,86% pernyataan positif terhadap bahan ajar, berdasarkan ini bahan ajar yang dikembangkan

memiliki kategori “ sangat baik”.

6. Implementasi bahan ajar dilakukan dengan uji efektifitas bahan ajar yang dikembangkan terhadap kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa. Hasil uji efektifitas dihasilkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelas yang menggunakan bahan ajar yang dikembangkan (60,19) dibandingkan dengan skor rata-rata pada kelas yang menggunakan bahan ajar lain (45,9). Kelas

109

Deti Lotaningrat, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menggunakan bahan ajar yang dikembangkan mencapai level Full-link

(Siswa memunculkan dan menghubungkan dua ide yang sesuai dan relevan dalam konteks ilmu pengetahuan yang diberikan) Sedangkan pada kelas kontrol berada pada level Partial-link (Siswa memunculkan ide yang sesuai dan relevan dengan konteks ilmu pengetahuan yang diberikan). Adapun pendapat siswa mengenai bahan ajar yang dikembangkan adalah sebesar 69, 89 % berdasarkan kriteria kelayakan bahan ajar dengan persentase tersebut bahan ajar yang dikembangkan termasuk ke dalam kategori “baik”.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian ini dapat diajukan saran untuk penelitian lebih lanjut diantaranya:

1. Proses reviu dalam setiap tahapan pengembangan bahan ajar dengan metode 4STMD harus melibatkan ahli lebih banyak lagi, serta melibatkan ahli di luar bidang IPA seperti bidang bahasa, grafika, dan desain, sehingga lebih banyak saran dan masukan yang diberikan dan menjadikan bahan ajar lebih baik lagi.

2. Melakukan uji coba bahan ajar secara bertahap dan melakukan pengendalian terhadap faktor eksternal dalam proses implementasi bahan ajar, agar dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor yang memungkinkan dapat mempengaruhi hasil implementasi bahan ajar yang dikembangkan.

Deti Lotaningrat, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, S. (2012). Pembelajaran nilai-karakter. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ali, M. (2011). Memahami riset perilaku dan sosial. Bandung: Pustaka Cendekia Utama

Anas, S. (2005). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anderson W.L. (2001). A taxonomy for learning, taeching, and assessing. A revision of blooms taxonomy of educational objective. Ney York: Longman Inc.

Anwar, S. (2014). Pengolahan bahan ajar. hand out perkuliahan. Tidak Diterbitkan. Bandung. Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Arikunto S. (1995). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Cameron, Skofronick, dan Grant. (1999). Fisika tubuh manusia. Jakarta: Sagung Seto.

Campbell, Reece, Mitchell. (2002). Biologi jilid 3 edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Chang, R. (2004). Kimia dasar: Konsep-konsep inti, jilid 1 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, (2005). Pedoman pengembangan buku pelajaran. Departeman Pendidikan Nasional: Pusat Perbukuan.

Duit, R, Gropengießer H, Kattmann U, Komorek M, and Parchmann I. (2012) The model of educational reconstruction – a framework for improving teaching and learning science. Cultural perpectives in science education volume 5. science education research and practice in europe retrospective and prospective.

Ensiklopedia Indonesia seri Fauna. (2005). Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve

111

Deti Lotaningrat, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Farida, I. (2012). Interkoneksi multipel level representasi mahasiswa calon guru pada kesetimbangan dalam larutan melalui pembelajaran Berbasis Web. [Disertasi, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia].

Forgarty, R. (1991).The Mindful School: How to integrate the curricula seventh printing. United State of America: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Giancoli, D. C. (2001). Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Glencoe. (2008). Science Level Blue. United State of America: McGraw-Hill Companies, Inc.

Google ensiklopedia sains. (2008). Jakarta: Erlangga.

Haladyna, T.M. (1997). Writing test item to higher order thingking. United States of America: Allyn and Bacon.

Hewitt, Lyons, Suchocki,Yeh. (2007). Conceptual integrated science. New York: Pearson Education, Inc.

Hindriana. A. F. (2014). Pengembangan model pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka instruksional marzano (penkim) dalam mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan untuk menurunkan beban kognitif calon guru biologi.[Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia].

Isnaeni, W. (2006). Fisiologi hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Kurniawati, I. (2009). Modul pelatihan pengembangan bahan ajar. Kemendikbud.

Kuswanti, N dkk. (2008). Ilmu pengetahuan alam sekolah menengah pertama kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Lee & Liu. (2009). Assesing learning progression of energy concept accross middle school grades: the knowledge integration perspective article in wiley interscience. Published online 17 November 2009. DOI: 10.1002/sce.20382.

112

Deti Lotaningrat, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013

Tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Priadi, A. (2009). Biology 2 for senior high school years xi. Bogor: Yudhistira.

Ruhimat, et al. (2009). Kurikulum & pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen UPI.

Rumanta, M. (2007). Fisiologi hewan. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Sagala, S. (2009). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sugiyono (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: lfabeta.

Suharsimi, A. (1995). Dasar-dasar evaluasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Tanpa nama. (2014). Fisika listrik. Tersedia [Online] pada :http://fisika-so.blogspot.com/p/bio-listrik.html. [diakses 24 Nopember 2014]. Tanpa nama. (2014). Hewan dengan kekuatan listrik. Ersedia [Online] pada:

http://www.apakabardunia.com/2012/09/7-hewan-dengan-kekuatan-listrik-.html. [diakses 24 Nopember 2014].

Thohri, M. (2013). Pengembangan model bahan ajar bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa perguruan tinggi agama islam. [Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia].

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif jean piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Susiwi. (2015). Pengembangan struktur makro laju reaksi. Tersedia [online]. Pada: http//www.scribd.com/pengembangan struktur makro laju reaksi. [diakses 20 Januari 2015].

USAID PRIORITAS. (2014). Buku sumber bagi dosen lptk. Pembelajaran IPA SMP di LPTK. Jakarta: Prioritas Pendidikan.org.

113

Deti Lotaningrat, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widodo, W., Suryanti., Mintohari. (2014). Suplemen unit 3 dimensi afektif dan psikomotorik.

Wiguna, F.M. (2014). Kajian teoritik tahap strukturisasi pengolahan bahan ajar 4s tmd. dilihat dari aspek filosofis, aspek psikologis, aspek didaktis dan aplikasinya pada pokok bahasan larutan asam basa. [Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2014]

Zainul, A., & Nasution, N. (1993). Penilaian hasil belajar. Jakarta: UT, Dirjen Dikti Depdikbud.

Dokumen terkait