PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pendidikan IPA
Deti Lotaningrat
1303382
SEKOLAH PASCASARJANA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Oleh
Deti Lotaningrat, M.Pd
Universitas Pendidikan Indonesia, 2015
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
© Deti Lotaningrat 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
DETI LOTANINGRAT
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Pembimbing Tesis
Dr. Widi Purwianingsih, M.Si. NIP.196209211991012001
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu pada tema
“Kelistrikan pada Makhluk Hidup” dengan menggunakan metode Four Step Teaching Material Development (4STMD) yang mencakup tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi dan reduksi didaktis. Penelitian ini menggunakan metode Riset dan Pengembangan (R&D). Subjek penelitian merupakan seluruh bahan ajar IPA tema kelistrikan pada makhluk hidup yang dikaji dengan menggunakan metode 4STMD. Instrumen yang disusun dalam penelitian ini digunakan untuk proses reviu yang dilakukan ahli pada setiap tahap pengembangan bahan ajar. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kebutuhan dan jenis data. Setiap tahapan pada metode 4STMD memiliki peranan penting untuk menghasilkan bahan ajar yang memiliki kualitas baik sesuai dengan kemampuan kognitif dan psikologis siswa. Hasil bahan ajar yang dikembangkan di uji kelayakannya oleh ahli dan dilakukan implementasi sebagai bahan evaluasi. Implementasi bahan ajar dilakukan dengan uji efektifitas bahan ajar terhadap kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa. Hasil uji kelayakan bahan ajar berdasarkan ahli menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memiliki kategori “sangat baik” dengan persentase sebesar 97,86%. Hasil implementasi bahan ajar terhadap kemampuan berpikir integrasi siswa pada kelas yang menggunakan bahan ajar hasil 4STMD memiliki nilai rata-rata yang lebih besar (60,19) dibandingkan dengan nilai rata-rata pada kelas yang menggunakan bahan ajar lain (45,9). Hasil implementasi menunjukkanbahwa siswa memiliki respon positif dengan persentase sebesar 69,86 %,dimana bahan ajar yang dikembangkan tersebut termasuk ke dalam kategori baik berdasarkan kriteria kelayakan bahan ajar.
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research aims to developed an integrated science teaching materials with
theme "Electricity in the living", using the Four Step Teaching Material
Development (4STMD). 4STDM consist of four main steps, which are; selection, structuring, characterization and reduction didactic. This study used Research and
Development method (R&D). The subject of this research is the entire teaching
materials that is processed using 4STMD. The research instruments were used to reviewing every stages of the development of teaching materials process. Data were analyzed qualitatively and quantitatively in accordance with the needs and the
type of data. Each stage in 4STMD method hold an important role in producing a good quality teaching materials, that is correspond with students' cognitive abilities and psychological development. Results of teaching materials assessed with
feasibility test by expert and implemented to the students as an evaluation process. Implementation of teaching materials were aimed to test the effectiveness of teaching materials on students' ability of integration knowledge. The results of feasibility studies of teaching materials by experts showed that the teaching materials fell on "very good" category, with a percentage of 97.86%. The implementation of teaching materials result showed that students’ ability of integration knowledge on class that using teaching materials by 4STMD has bigger mean score (60.19) compared to the mean score on class that using other teaching materials (45.9). The implementation result also showed that students’ rensponse toward the teaching materials were positive with percentage of 69.86%, the teaching materials have a “good” category based on teaching materials feasability categories.
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penilitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Tesis... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar ... 10
B. Bahan Ajar IPA Terpadu... 15
C. Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan... 16
D. Pengembangan Bahan Ajar dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD) ... 19
1. Tahap Seleksi Pengembangan Bahan Ajar dengan 4STMD ... 19
2. Tahap Strukturisasi Pengembangan Bahan Ajar 4STMD ... 23
3. Tahap Karakterisasi Pengembangan Bahan Ajar dengan 4STMD ... 27
4. Tahap Reduksi Didaktis Pengembangan Bahan Ajar 4STMD ... 29
E. Materi Tema Kelistrikan Pada Makhluk Hidup ... 35
1. Listrik Statis ... 35
2. Muatan Positif dan Negatif... 36
3. Sistem Saraf dan Konduksi Saraf ... 37
4. Komunikasi Senyawa Kimiawi dan Listrik Pada Sel Saraf... 39
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian... 43
B. Subjek Penelitian ... 44
C. Definisi Operasional ... 44
D. Instrumen Penelitian... 44
E. Prosedur Penelitian ... 46
F. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data ... 49
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Bahan Ajar Tahap Seleksi dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD) ... 61
1. Analisis Standar Isi Pada Kurikulum 2013 ... 61
2. Pemilihan Buku Teks Sebagai Sumber Acuan Pengembangan Bahan Ajar ... 64
3. Mengambil Nilai-nilai Terkait Materi IPA ... 66
4. Hasil Validasi Tahap Seleksi ... 73
B. Pengembangan Bahan Ajar Tahap Strukturisasi dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD) ... 76
1. Hasil Penyusunan Peta Konsep ... 77
2. Hasil Penyusunan Struktur Makro ... 81
3. Hasil Penyusunan Multiple Representasi ... 82
C. Pengembangan Bahan Ajar Tahap Karakterisasi dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD) ... 88
D. Pengembangan Bahan Ajar Tahap Reduksi Didaktis dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD) ... 95
E. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar oleh Ahli... 97
F. Implementasi Bahan Ajar IPA Terpadu Pada Tema Kelistrikan Pada Makhluk Hidup Terhadap Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan... 99
G. Pendapat Siswa Mengenai Bahan Ajar IPA Terpadu yang Dikembangkan Dengan Metode 4STMD ... 103
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 108
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Alur Pengembangan Bahan Ajar Tahap Seleksi Dengan
Metode 4STMD ………... 22 2.2 Contoh Struktur Makro Tahap Strukturisasi Dalam Pengembangan
Bahan Ajar IPA Dengan Menggunakan 4STMD... 24 2.3 Contoh Peta Konsep Untuk Air, Memperlihatkan Beberapa Konsep
yang Dikaitkan ………... 23 2.4 Contoh Analisis Teks Uji Keterpahaman dalam Tahap Karakterisasi
Pengembangan Bahan Ajar dengan Metode 4STMD...………... 28 2.5 4 Tahap Pegolahan Bahan Ajar Four Step Teaching Material
Development (4STMD) ………...………….. 34 2.6 Hubungan Pendidikan Sains dengan Displin Ilmu Lainnya... 41 3.1 Desain Penelitian Riset dan Pengembangan Bahan Ajar IPA Secara
dengan Metode 4STMD.………. 43
3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar………. 47 4.1 Overlap atau Kesamaan Konsep dalam Bahan Ajar Ipa Terpadu pada
Tema Kelistrikan Pada Makhluk Hidup……….. 63
4.2 Hasil Penyusunan Peta Konsep Kelistrikan Pada Makhluk Hidup
Sebelum di Validasi………..………... 78 4.3 Peta Konsep Kelistrikan Pada Makhluk Hidup Hasil Perbaikan …... 80 4.4 Struktur Makro Bahan Ajar IPA Pada Tema Kelistrikan Pada
Makhluk Hidup………... 81
4.5 Kelayakan Bahan Ajar Menurut Pendapat Ahli... 97 4.6 Rekapitulasi Kelayakan Bahan Ajar Menurut Ahli... 98 4.7 Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa yang
Menggunakan Bahan Ajar IPA Terpadu Hasil Penyusunan... 101 4.8 Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa Kelas yang
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Validasi Tahap Seleksi……….. 114
Lampiran 2 Instrumen Validasi Tahap Strukturisasi ……… 147
Lampiran 3 Instrumen Validasi Tahap Karakterisasi……… 153
Lampiran 4 Lembar Kuisioner Kelayakan Isi Bahan Ajar……… 173
Lampiran 5 Instrumen Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa………. 175
Lampiran 6 Lembar Kuisioner Pendapat Siswa Mengenai Bahan Ajar Yang Dikembangkan……… 181
Lampiran 7 Analisis Ujicoba Soal Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa………... 182
Lampiran 8 Draft Materi 1 Hasil Validasi Ahli ……….... 187
Lampiran 9 Hasil Analisis Penilaian Ahli Terhadap Kesesuaian KD, Indikator, dan Konsep... 204
Lampiran 10 Analisis Hasil penyusunan Peta Konsep....………... 206
Lampiran 11 Analisis Hasil Penyusunan struktur makro…...………... 207
Lampiran 12 Analisis Hasil Multiple representasi...………... 208
Lampiran 13 Hasil Analisis Skor Siswa Pada Uji Keterpahaman Bahan Ajar Pada Tahap Karakterisasi………... 210
Lampiran 14 Lampiran Draf 3 Bahan Ajar IPA Terpadu Hasil pengembangan dengan 4STMD………... 214
Lampiran 15 Bahan ajar BSE………... 231
Lampiran 16 Skor Jawaban Siswa yang Menggunakan Bahan Ajar Hasil Pengembangan………... 241
Lampiran 17 Skor Jawaban Siswa Yang Menggunakan Bahan Ajar BSE…... 242
Lampiran 18 Rekapitulasi Pendapat Ahli Mengenai Kelayakan Bahan Ajar yang Dikembangkan………... 243
Lampiran 19 Rekapitulasi Pendapat Siswa Mengenai Kelayakan Bahan Ajar yang Dikembangkan...………... 244
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
2.1 Rubrik Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa... 18
3.1 Instrumen Penelitian Pengembangan Bahan Ajar dengan Metode 4STMD……….. 45
3.2 Teknik Pengumpulan Data... 49
3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Berdasarkan Prosentase Persetujuan Ahli... 50
3.4 Tabel Derajat Validitas Tes (Guilford, 1965)………... 53
3.5 Kriteria Klasifikasikan Indeks Kesukaran Butir Soal……… 54
3.6 Tabel Kriteria Indeks Daya Beda Butir Soal……….. 55
3.7 Rekapitulasi Analisis Ujicoba Instrument Butir Tes efektifitas Bahan Ajar Terhadap Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa dan Pengambilan Keputusan……… 57
3.8 Kriteria Pengambilan Keputusan Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar... 58
3.9 Rubrik Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan...……... 59
3.10 Kriteria Pengambilan Keputusan Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa... 60
4.1 Pemetaan Konsep Pada Bidang Fisika, Biologi, dan Kimia Pada Bahan Ajar Tema Kelistrikan Pada Makhluk Hidup……… 62
4.2 Indikator dan Konsep yang Disusun dalam Pengembangan Bahan Ajar IPA Pada Tema Klistrikan Pada Makhluk Hidup…... 64
4.3 Pengambilan Nilai-nilai yang Terdapat dalam Konsep/Materi Pada Bahan Ajar Tema Kelistrikan Pada Makhluk Hidup yang Dikembangkan Sebelum dan Sesudah Hasil Perbaikan... 68
4.4 Tabel Saran Perbaikan Pengembangan Indikator dan Konsep yang Dikembangkan menurut ahli……….. 74
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Makhluk Hidup Hasil Perbaikan ...……… 4.7 Identifikasi Kosep Sulit pada Tahap Karakterisasi Bahan Ajar Tema
Kelistrikan pada Makhluk Hidup………... 90 4.8 Kisi-kisi Reduksi Didaktis Konsep ………... 95
4.9 Reduksi Didaktis Konsep……….. 96
4.10 Struktur Penyajian Tema Materi Pada Bahan Ajar Hasil Pengembangan
dan BSE... 100 4.11 Saran dan Koreksi untuk Perbaikan Bahan Ajar yang Dikembangkan
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu bagian dari proses pendidikan yang terus menerus dilakukan oleh manusia sepanjang hayat. Proses belajar dan pembelajaran dalam sistem pendidikan merupakan proses yang cukup rumit sebab melibatkan banyak aspek di dalamnya. Proses belajar mengajar dalam pendidikan sedikitnya melibatkan tiga aspek utama yaitu pembelajar (siswa) sebagai bahan baku, pengajar (guru) sebagai perantara atau penyampai informasi, dan bahan ajar sebagai pokok materi atau informasi yang akan diberikan kepada siswa atau pembelajar (Anwar, 2014, hlm. 1). Dari ketiga aspek tersebut bahan ajar merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh para guru sebagai pengajar dan pendidik karena pada dasarnya dalam proses belajar merupakan proses pengolahan bahan ajar yang didapatkan oleh siswa, sebagaimana dikatakan oleh Sagala (2009, hlm. 12) bahwa dalam implementasinya belajar merupakan kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar.
2
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bahan ajar yang diberikan kepada siswa tidak lepas dari ketentuan kurikulum yang berlaku. Kurikulum 2013 yang saat ini digunakan dikembangkan
atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Menggunakan kurikulum berbasis kompetensi sebagai landasan teoritis kurikulum ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak (Permendikbud, 2013). Berdasarkan landasan teoritis ini tentu saja menjadi sebuah tuntutan bagi guru untuk dapat mengembangkan bahan ajar agar pengalaman belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan oleh tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa.
Fakta dilapangan berdasarkan hasil observasi terhadap guru-guru mata pelajaran IPA di sekolah, proses pembelajaran IPA masih secara terpisah antara konsep Fisika, Kimia, dan Biologi. Begitupun dengan tema atau pokok bahasan IPA yang terdapat di buku sekolah masih disajikan secara terpisah dan juga diajarkan secara terpisah antara konsep Fisika, Kimia, dan Biologi. Dalam proses pembelajaran IPA seharusnya sudah tidak lagi terlihat sebagai masing-masing disiplin ilmu Fisika, Kimia, atupun biologi, akan tetapi harus dapat menjadi satu kesatuan disiplin ilmu yaitu IPA yang diajarkan secara utuh sehingga siswa dapat memahaminya sebagai satu kesatuan yaitu IPA.
3
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
utama masing-masing di dalamnya, menemukan kesamaan keterampilan, konsep dan sikap yang ada di dalamnya untuk diajarkan.
Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 serta tinjauan secara pedagogis dan psikologis siswa dalam proses pembelajaran menjadi sebuah keharusan agar bahan ajar disajikan secara terpadu antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lainnya. Namun untuk membuat bahan ajar IPA yang baik dengan konsep yang terintegrasi memang membutuhkan usaha dan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Masih sedikitnya teori tentang pengembangan bahan ajar juga menjadi kesulitan tersendiri untuk mengembangkan bahan ajar IPA. Menurut Anwar (2014, hlm. 2) untuk menyusun sebuah bahan ajar yang baik dapat digunakan sedikitnya empat langkah pendekatan yang dikenal sebagai Four Step Teaching Material Develpment (4STMD) yaitu meliputi; seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktis.
Tahap pertama yaitu tahap seleksi, merupakan proses pemilihan bahan ajar dari mulai pemilihan buku ajar atau bahan ajar, penentuan kosep materi hingga terkumpul draf kompilasi materi. Adapun sumber buku ajar yang digunakan dapat berupa buku teks atau buku ajar yang diterbitkan dalam negeri ataupun terbitan luar negeri. Dalam tahap seleksi dilakukan juga pengkajian terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kemudian menentukan tema yang sesuai, dan membuat indikator ketercapaiannya. Hal yang berbeda dari buku teks yang banyak dikembangkan (khususnya buku teks luar negeri) dalam tahapan seleksi pada metode 4STMD dikembangkan aspek nilai-nilai yang terkandung dalam konsep-konsep materi. Selanjutnya pada tahap ini dilakukan validasi terhadap draf materi yang terkumpul yang dilakukan oleh ahli (Expert Judgment).
4
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini representasi yang digunakan meliputi representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik.
Tahap ketiga yaitu tahap karakterisasi. Pada tahap ini dilakukan uji coba karakterisasi konsep pada bahan ajar yang sudah terkumpul. Dari hasil uji coba karakterisasi dilakukan kategorisasi konsep pada bahan ajar ke dalam kategori mudah dan kategori sulit. Hal ini dilakukan karena dalam belajar hanya materi yang mudahlah yang akan dapat diterima oleh siswa dalam proses belajar (Anwar, 2014, hlm. 6).
Tahap terakhir atau tahap keempat yaitu tahap reduksi didaktis. Tahap ini merupakan salah satu tahap yang cukup banyak dilakukan oleh para peneliti dan ahli dalam mengembangkan bahan ajar. Reduksi disini merupakan pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar yang berdasarkan pertimbangan psikologis dan keilmuan. Dengan demikian dihasilkan bahan ajar yang baik dan dapat diterima oleh siswa sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis serta kognitifnya.
5
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ataupun hewan dapat memberikan respon terhadap rangsang (stimulus) dari lingkungan yang diterimanya melalui panca indera karena memiliki sistem saraf yang meneruskan rangsang tersebut menjadi impuls atau “berita” yang merambat sepanjang sel saraf hingga ke otak atau kepusat saraf. Rangsangan (stimulus) dapat berupa rangsang kimia, mekanik, panas, osmotik, atau listrik, (Rumanta, 2007, hlm. 5.29). Berdasarkan fenomena tersebut dan berdasarkan konsep materi yang terdapat pada KD 3.5 ini dapat diintegrasikan menjadi bahan ajar yang dikemas
dalam sebuah tema “kelistrikan pada makhluk hidup” yang mencakup semua
konsep diatas.
Tema kelistrikan pada makhluk hidup meliputi basahan tentang fenomena kelistrikan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang dapat terlihat secara langsung ataupun fenomena yang tidak dapat terlihat secara langsung yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada fenomena kelistrikan pada makhluk hidup mencakup tiga bahasan disiplin ilmu yang utama yaitu Biologi, Fisika, dan Kimia. sistem saraf merupakan bahasan materi biologi yang mana dalam fenomena penjalaran saraf ini terdapat tumpang tindih (overlaping) dengan konsep kelistrikan pada bahasan fisika serta terdapat juga tumpang tindih (overlaping) dengan konsep kimia yaitu adanya senyawa neurotransmitter sebagai impuls kimiawi, yang mana
neurotransmitter ini merupakan hormon yang dihasilkan oleh neuron yang digetarkan celah sinapsis (Priadi, 2009). Selain pembahasan kelistrikan pada manusia juga terdapat pembahasan kelistrikan pada hewan.
Kelistrikan pada hewan merupakan salah satu contoh kelistrikan pada mahkluk hidup lainnya juga memiliki konsep yang saling tumpang tindih (overlaping) antara konsep biologi, fisika dan kimia. Terdapat beberapa jenis hewan yang juga memiliki sel-sel listrik di dalam tubuhnya seperti belut listrik. Ada pula jenis hewan yang dapat berpendar karena adanya flouroresence seperti pada ubur-ubur (Jelly fish), (Ensiklopedia sains, 2005).
6
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan baik apabila unsur-unsur penunjang pembelajarannya tidak dipersiapkan dengan baik pula. Diantara unsur penunjang pembelajaran tersebut salah satunya adalah bahan ajar. Sebagai penunjang pembelajaran bahan ajar selayaknya disusun secara terintegrasi sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kemampuan pedagogik serta psikologis anak sehingga bahan ajar dapat tersampaikan secara utuh dan bermakna kepada siswa. Selain itu bahan ajar yang baik dapat membantu meningkatkan intelegensi siswa salah satunya adalah berpikir secara integrasi. Berpikir integrasi atau kemampuan integrasi pengetahuan diartikan sebagai pengetahuan dan kemampuan untuk menyimpulkan dan menghubungkan ide ilmiah dalam menjelaskan sebuah fenomena ilmiah atau mengambil keputusan terhadap permasalah ilmiah (Liu, Lee, Hofstetter, & Linn, 2008, dalam Lee & Liu, 2009, hlm. 666). Kemampuan integrasi pengetahuan siswa ini penting dimiliki oleh siswa. Saat siswa dihadapkan pada permasalah atau fenomena yang terjadi disekitarnya maka siswa dapat memecahkan masalah atau menghadapinya dengan tepat secara menyeluruh berdasarkan pertimbangan dari berbagai aspek berdasarkan pengetahuannya dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan yang dimilikinya dan tidak menghadapinya secara parsial atau terpisah.
7
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Masih sedikitnya bahan ajar terpadu dilapangan sebagai tuntutan kurikulum 2013 yang terintegrasi pada pembelajaran IPA.
2. Masih kurangnya landasan teoritis mengenai pengembangan bahan ajar 3. Masih adanya ketidakterpaduan dalam bahan ajar IPA pada buku
pegangan guru dan siswa dalam kurikulum 2013.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan identifikasi masalah yang ada maka rumusan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil pengembangan bahan ajar IPA pada tema Kelistrikan pada Makhluk hidup dengan menggunakan metode Four Step Teaching Material Development (4STMD) serta implementasi bahan ajar yang dikembangkan terhadap kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa?”
Rumusan pemasalahan tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana tahap seleksi dari pengembangan bahan ajar IPA terpadu tema kelistrikan pada makhluk hidup yang dikembangkan dengan metode 4STMD?
2. Bagaimana tahap strukturisasi dari pengembangan bahan ajar IPA terpadu tema kelistrikan pada makhluk hidup yang dikembangkan dengan metode 4STMD?
3. Bagaimana tahap karakterisasi dari pengembangan bahan ajar IPA terpadu tema kelistrikan pada makhluk hidup yang dikembangkan dengan metode 4STMD?
8
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bagaimana hasil uji kelayakan isi dari bahan ajar tema kelistrikan pada makhluk hidup yang dikembangkan dengan metode 4STMD?
6. Bagaimana hasil implementasi bahan ajar tema kelistrikan pada makhluk hidup yang dikembangkan dengan metode 4STMD terhadap kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu pada tema “Kelistrikan pada Makhluk Hidup” dengan menggunakan metode Four Step Teaching Material Development (4STMD) yang mencakup tahap seleksi, strukturisasi, kategorisasi dan reduksi didaktis serta melihat bagaimana implementasi bahan ajar yang dihasilkan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi referensi dalam hal pengembahan bahan ajar IPA terpadu. Selain itu bagi penulis dapat menjadi acuan kembali untuk penelitian selanjutnya. Adapun manfaat lainnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, bahan ajar ini dapat membantu siswa dalam memahami IPA secara mudah, terpadu dan dapat digunakan (aplicable).
2. Bagi guru, sebagai bahan ajar yang memenuhi standar kurikulum serta dapat digunakan untuk membantu mengajarkan IPA secara terpadu dan mudah dipahami oleh siswa.
3. Peneliti lainnya, sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya pada pengembangan bahan ajar baik pada mata pelajaran IPA ataupun mata pelajaran lainnya.
9
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Tesis
Penulisan tesis ini terdiri atas lima bagian seperti berikut:
1. Bab I pendahuluan berisi tentang hal-hal yang menjadi dasar penelitian yang dilakukan diantaranya mencakup tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan struktur organisasi penelitian.
2. Bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoritis yang mendukung penelitian yang mencakup teori tentang bahan ajar, bahan ajar ipa terpadu, bahan ajar ipa terpadu dan kemampuan berpikir integrasi pengetahuan, teori pengembangan bahan ajar dengan metode Four Step Teaching Material Development
(4STMD), materi tema kelistrikan pada makhluk hidup, penelitian yang relevan.
3. Bab III metode penelitian menyajikan tentang desain penelitian serta paparan metode yang digunakan dalam penelitian ini yang mencakup desain penelitian, subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisa data.
4. Bab IV temuan dan pembahasan menyajikan tentang hasil temuan yang mencakup pengembangan bahan ajar tahap seleksi dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD), pengembangan bahan ajar tahap strukturisasi dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD), pengembangan bahan ajar tahap karakterisasi dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD), pengembangan bahan ajar tahap reduksi didaktis dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD), kelayakan bahan ajar berdasarkan ahli, implementasi bahan ajar IPA terpadu tema kelistrikan pada makhluk hidup terhadap kemampuan berpikir integrasi pengetahuan, pendapat siswa tentang bahan ajar yang dikembangkan.
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode riset dan pengembangan atau R&D
(Research and Development) yang mana dalam riset dan pengembangan dilakukan pengkajian dan pengembangan secara bertahap terhadap suatu permasalahan (Sugiyono, 2012). Pada hakekatnya riset dan pengembangan merupakan suatu upaya dalam pengembangan prototipe suatu alat atau perangkat berbasis riset (Ali, 2011, hlm. 393). Akker (1999, dalam Ali, 2011, hlm. 393) mengungkapkan riset dan pengembangan dapat dilakukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran, untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
Dalam riset dan pengembangan bahan ajar ini mencakup dua proses yang utama yaitu proses pengembangan bahan ajar dengan menggunakan metode
Four Step Teaching Material Development (4STMD) yang dikembangkan oleh Anwar (2014), dan evaluasi hasil pengembangan. Proses evaluasi mencakup proses uji kelayakan bahan ajar serta implementasi bahan ajar yang dikembangkan. uji efektifitas bahan ajar yang dikembangkan terhadap kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa. Uji kelayakan dan implementasi bahan ajar ini dilakukan sebagai bahan evaluasi sebagaimana dikemukakan depdiknas (2005) bahwa salah satu tahap dalam pengembangan bahan ajar adalah melakukan evaluasi diantaranya dengan melakukan reviu oleh ahli dan uji coba. Adapun desain penelitian riset dan pengembangan dalam penelitian ini secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Desain Penelitian Riset dan Pengembangan Bahan Ajar IPA dengan Metode 4STMD
Mempelajari berbagai temuan
Mengembangkan bentuk perangkat dengan menggunakan metode
4STMD
Validasi produk pengembangan
Merevisi Produk Uji awal
lapangan
Uji Kelayakan dan Keefektifan Produk
44
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitian merupakan seluruh bahan ajar IPA tema kelistrikan pada makhluk hidup yang dikaji dengan menggunakan metode 4STMD.
C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini akan dijelaskan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1. Pengembangan bahan ajar IPA adalah pengkajian dan penyusunan secara teoritik suatu bahan ajar berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kemungkinan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2008) yang fokus pada materi IPA.
2. Tema kelistrikan pada makhluk hidup adalah konsep-konsep yang berkaitan dengan materi kelistrikan dan makhluk hidup pada konteks kajian IPA bidang fisika, kimia, biologi, bumi dan antariksa.
3. Four Step Teaching Material Development (4STMD) merupakan metode yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar yang mencakup tahap seleksi, strukturisasi, kategorisasi, dan reduksi didaktis yang dikembangkan oleh Anwar (2014).
D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen. Instrumen yang dikembangkan diantaranya untuk reviu hasil pengembangan tahap seleksi, tahap strukturisasi dan tahap karakterisasi pengembangan bahan ajar pada metode 4STMD. Pada tahap reduksi didaktis draft bahan ajar hasil reduksi didaktis dikemas menjadi sebuah handbook
kemudian dilakukan uji kelayakan bahan ajar dan uji efektifitas bahan ajar sebagai implementasi bahan ajar yang dikembangkan.
45
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1. Instrumen Penelitian Pengembangan Bahan Ajar dengan Metode 4STMD
No Tahap
Pengembangan Bentuk Instrumen
Deskripsi 1 Tahap Seleksi Lembar validasi :
kesesuaian KD dengan indikator
kesesuaian indikator dengan konsep
kesesuaian konsep dengan nilai-nilai
Reviu materi yang telah
dikumpulkan (Lampiran 1)
Digunakan untuk
memperoleh data pada tahap seleksi hingga terbentuk draft materi I yang valid yang akan dikembangkan pada tahap selanjutnya
2 Tahap strukturisasi
Lembar validasi:
peta konsep
struktur makro
multiple representasi (Lampiran 2) Digunakan untuk memperoleh kevalidan komponen pengembangan bahan ajar pada tahap strukturisasi yang mencakup peta konsep, struktur makro dan multiple representasi
3 Tahap karakterisasi Lembar Validasi butir soal keterpahaman bahan ajar (Lampiran 3) Digunakan untuk
memperoleh data mengenai keterpahaman bahan ajar yang dikembangkan hingga
diketahui konsep “sulit” dan “mudah” menurut siswa
pada bahan ajar yang dikembangkan
4 Tahap Reduksi Didaktis
Kisi-kisi reduksi didaktis
Untuk menentukan tindakan reduksi apa yang akan diambil
5 Uji kelayakan bahan ajar
Lembar kuisioner kelayakan isi bahan ajar
(Lampiran 4)
Digunakan untuk
memperoleh data kelayakan isi bahan ajar secara
46
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Tahap
Pengembangan Bentuk Instrumen
Deskripsi 6 Implementasi
bahan ajar (uji Efektifitas) bahan ajar terhadap kemampuan berpikir integrasi pengetahuan
Lembar butir soal kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa
(Lampiran 5)
Untuk memperoleh data kemampuan berpikir
integrasi pengetahuan pada siswa
7 Pendapat siswa mengenai bahan ajar yang dikembangkan
Lembar kuisioner pendapat siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan (Lampiran 6)
Untuk mengetahui pendapat siswa mengenai bahan ajar yang dikembangkan
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui prosedur utama yaitu pendahuluan perencanaan, pelaksanaan.
1. Tahap Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan dilakukan studi literatur yang meliputi:
Kajian Kurikulum 2013
Kajian jurnal penelitian
Kajian Materi dan pembelajaran IPA
Kajian teori bahan ajar IPA 4STMD
Korespondensi dengan beberapa ahli
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi:
Penentuan tema bahan ajar
Membuat pemetaan konsep bahan ajar IPA
Merancang instrumen penelitian
Merancang instrumen analisis data
47
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tahap pelaksanaan
Meliputi proses pengembangan bahan ajar IPA tema kelistrikan pada makhluk hidup dengan menggunakan metode 4STMD
Tahap seleksi
Tahap strukturisasi
Tahap karakterisasi
Tahap reduksi didaktis
Uji kelayakan dan implementasi bahan ajar
c. Tahap Penyusunan
Analisi dan pembahasan
Saran dan kesimpulan
Penyusunan laporan
Secara jelas prosedur penelitian digambarkan pada bagan di bawah ini: Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar
TAHAP I PENDAHULUAN Studi Literatur
Kajian Kurikulum 2013 Kajian jurnal penelitian Kajian materi dan pembelajaran
IPA
Kajian teori bahan ajar IPA 4STMD
Rancangan penelitian TAHAP II PERENCANAAN
Penentuan tema bahan ajar Merancang pemetaan konsep
bahan ajar IPA
48
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TAHAP III PELAKSANAAN
Pengolahan Bahan Ajar Dengan Four Step Teaching Material Development (4STMD)
Pengembangan instrumen Uji coba dilapangan Identifikasi konsep sulit
Instrumen Karakterisasi Karakteristik Konsep Konsep-konsep Sulit
(Abstrak, Kompleks, Rumit) 3. Karakterisasi
1. Seleksi
Pengkajian Standar isi pada
Kurikulum
Mengambil Nilai-nilai terkait materi
IPA
Pengembangan Indikator
Analisis Apek Nilai Terkait materi IPA
Kompilasi Materi Draft Kumpulan Materi 1 Validasi Materi Instrumen Validasi (KI/KD Indikator konsep,Nilai) Pemilihan Buku Teks IPA Dasar/Umum Memilih konsep sesuai tuntutan Indikator 2. Strukturisasi
Draft Materi 2
Multiple representasi Struktur makro
Peta konsep
4. Reduksi Didaktik (RD)
Reduksi Didaktik Konsep
Penyusunan Draft Bahan Ajar 3
Uji Coba Efektifitas dan Kelayakan Bahan
49
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam pengembangan bahan ajar ini dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan kebutuhan data dan jenis data. Berikut adalah teknik pengumpulan data dalam pengembangan bahan ajar dengan menggunakan metode 4STMD secara keseluruhan.
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Bentuk Instrumen Sumber Data
1 Data hasil validasi tahap seleksi
kesesuaian KD dengan indikator
kesesuaian indikator dengan konsep
kesesuaian konsep dengan nilai-nilai
Lembar validasi tahap seleksi
Dosen Ahli/pakar
2 Data hasil validasi peta konsep, struktur makro, dan multiple representasi
Lembar validasi tahap strukturisasi
Dosen Ahli/pakar
3 Data hasil validasi butir soal tingkat kesukaran konsep pada bahan ajar
Butir soal karakterisasi tingkat kesukaran bahan ajar
Dosen Ahli/pakar
4 Tingkat kesukaran konsep pada bahan ajar yang dikembangkan
Butir soal karakterisasi tingkat kesukaran bahan ajar
Siswa
5 Kelayakan isi bahan ajar secara menyeluruh
Lembar kuisioner skala likert untuk menjaring data kelayakan isi bahan ajar
Dosen Ahli/pakar, Guru Mata Pelajaran IPA
6 Kemampuan berpikir integrasi pengetahuan pada siswa
Butir soal kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa
Siswa
7 Tanggapan siswa mengenai bahan ajar yang dikembangkan
Kuisioner (skala likert) tanggapan siswa mengenai bahan ajar yang dikembangkan
50
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Teknik analisa data
a. Pengembangan bahan ajar dengan menggunakan 4STMD
Data hasil validasi atau reviu ahli setiap tahap pengembangan bahan ajar dianalisis dengan melihat prosentase persetujuan ahli pada setiap hasil penyusunan bahan ajar dalam setiap tahapannya. Adapun perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Prosentase persetujuan =� ��Σ1+�� � �� �� ��2+� 100% (3.1)
Dengan
V1 = Validator 1
V2 = Validator 2
Vn = Validator ke –n
Prosentase persetujuan ahli dikategorikan berdasarkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kriteria Pengambilan Keputusan Berdasarkan Prosentase Persetujuan Ahli
Rerata persentase (%) Kategori
x ≤ 25 Sangat rendah
25 < x ≤ 50 Rendah
50 < x ≤ 75 Baik
75 < x ≤ 100 Sangat baik
b. Uji Keterpahaman Bahan Ajar
Uji keterpahaman konsep pada bahan ajar yang dikembangkan dilakukan pada tahap karakterisasi. Uji keterpahaman diberikan kepada siswa yang belum pernah mendapatkan materi bahan ajar tema kelistrikan pada makhluk hidup sebelumnya. Uji keterpahaman ini dilakukan untuk mengetahui kriteria konsep yang dikembangkan yaitu
51
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam konsep yang sulit jika skor jawaban benar pada konsep yang diujikan kurang dari setengah dari total responden.
Untuk mengetahui respon siswa terhadap tingkat pemahaman setiap konsep dalam instrumen keterpahaman ini disertai dengan pilihan
pernyataan “mudah” atau “sulit” yang harus diisi oleh siswa. Adapun analisis uji keterpahaman berdasarkan kecocokan jawaban benar dengan penyataan siswa dilakukan dengan menghitung jumlah total jawaban benar siswa serta melakukan verifikasi jawaban siswa dengan pernyataan
“mudah” atau “sulit” pada setiap teks yang diberikan. Respon “mudah“
memiliki skor 1 dan respon sulit memiliki skor 0.
Setiap butir soal dalam instrumen keterpahaman bahan ajar ini memiliki skor total 2. Skor butir pada setiap siswa dijumlahkan sehingga diketahui total skor butir dari seluruh siswa. Jika skor butir soal kurang dari setengah total skor maksimal seluruh siswa maka butir soal tersebut dikatakan sulit yang berarti bahwa konsep pada butir soal tersebut dikatakan memiliki kategori sulit.
c. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa
Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, sedangkan hasil penelitian reliabel jika terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2012). Sejalan dengan Sugiyono (2012) mengenai validitas Anderson (2001) yang menyatakan bahwa “ A tests is valid if measure what it purpose to measure“. Adapun Anastasia dan Urbina (2002) menyatakan tentang reliabilitas bahwa “ Realiability refers to the consistency of score obtained by the same person when they
are reexemined with the same test on different occasions....”. Dalam
52
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15 butir soal dengan rubrik penilaian pada setiap butir soal memiliki rentang skor 0-5 yang mengacu pada Lee & Liu (2009). Butir soal yang dikembangkan mengacu kepada indikator berpikir kritis (Haladyna, 1997). Indikator kemampuan berpikir kritis ini dipilih karena dalam indikator berpikir kritis membutuhkan kemampuan integrasi pengetahuan siswa, Haladyna (1997). Secara jelas instrumen yang dikembangkan untuk mengukur kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa dapat dilihat pada Lampiran 5.
Dalam tahap analisis validitas ini dilakukan dua jenis analisis validitas yaitu validitas rasional (logical) dan validitas empirik (empirical).
1) Validitas Secara Rasional (Logical)
Instrumen yang telah disusun untuk mengukur kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa divalidasi oleh siswa ahli sebelum diujicobaan kepada siswa. Adapun ahli yang memvalidasi instrumen ini sebanyak dua orang ahli dari bidang yang berbeda yaitu ahli bidang fisika, dan biologi.
2) Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Secara Empirik
Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product momen yang dikemukakan oleh Pearson (Pearson Product Moment) sebagaimana dinyatakan dalam Sugiyono (2012) persamaan Pearson sebagai berikut:
� = Σ −(Σ)(Σ) Σ 2−(Σ )2 Σ 2−(Σ )2
(3.2)
Dengan :
rxy = koefesien korelasi product moment
X = skor tiap butir soal yang diperoleh tiap siswa
Y = skor total yang diperoleh tiap siswa dari total seluruh siswa n = jumlah siswa
53
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
[image:32.595.168.488.108.272.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Tabel Derajat Validitas Tes (Guilford, 1965)
Koefesien Korelasi Kriteria Validitas 0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
Karena jenis instrumen yang digunakan berupa essai maka untuk menentukan reliabilitas butir soal jenis essai dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Conbrach alfa seperti terlihat pada persamaan 3.3.
�11= −1 1− �� 2
��2 (3.3)
Dengan:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item
ΣSi2 = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
St2 = Varian total
Untuk menghitung varian skor digunakan persamaan 3.4 sebagai berikut:
��2 = ��
2− ��2
(3.4)
Sehingga untuk mencari jumlah varian skor (ΣSi2) digunakan persamaan
berikut:
��2= 10�=1��2 (3.5)
Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut (Anas Sudijono,
54
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0,70 (r11 ≥ 0,70)
berarti tes diuji reliabilitasnya dinyatakan reliabel.
2. Apabila r11 lebih kecil dari 0,70 (r11 < 0,70) berarti tes diuji tidak
reliabel
3) Analisis Indeks Kesukaran Butir (IKB)
Selain melakukan analisis reliabilitas instrumen juga dilakukan analisis terhadap tingkat kesukaran atau Indeks Kesukaran Butir (IKB) dan daya beda atau Indeks Daya Beda (IDB) pada butir soal yang dikembangkan. Indek kesukaran butir (IKB) merupakan rasio antara jumlah penjawab benar pada butir soal dengan jumlah toal penjawab butir soal. Perhitungan Indeks kesukaran butir dicari dengan menggunakan persamaan 3.6. Sebelumnya siswa dikelas tersebut dibagi menjadi kelas atas dan kelas bawah.
IKB = ΣH +ΣL−(2N x � � � )
2 (� � � −� � � ) (3.6)
Dengan :
ΣH = Jumlah skor kelompok kelas atas
ΣL = Jumlah skor kelompok kelas bawah
N = Jumlah responden pada KA atau KB
Scoremax = skor tertinggi butir
[image:33.595.180.506.576.683.2]Scoremin = skor terendah butir
Tabel 3.5 Kriteria Klasifikasi Indeks Kesukaran Butir Soal (IKB)
Indeks kesukaran butir Kriteria tingkat kesukaran
0,00 – 0,25 Sukar
0, 26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
55
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Daya Diskriminasi atau Indeks Daya Beda (IDB) Butir Soal
Daya diskriminasi item atau indeks daya beda (IDB) adalah kemampuan item dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Daya diskriminasi item merupakan perbedaan proporsi penjawab item dengan benar antara Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah. Indeks daya beda butir soal (IDB) didapatkan dengan menggunakan persamaan 3.7. seperti berikut:
IDB = Σ�−Σ
(� � � −� � � ) (3.7)
Dengan :
ΣH = Jumlah skor kelompok atas (KA)
ΣL = Jumlah skor kelompok bawah (KB)
N = jumlah responden pada KA atau KB
Scoremax = skor tertinggi butir
Scoremin = skor terendah butir
[image:34.595.175.497.488.624.2]Untuk menginterpretasikan indeks daya beda butir soal dapat menggunakan bantuan tabel kriteria indeks daya beda soal pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Tabel Kriteria Indeks Daya Beda Butir Soal
Indeks kesukaran butir Kriteria tingkat kesukaran
0,00 – 0,20 Jelek
0, 20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
56
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan
Setelah dilakukan validasi butir soal secara rasional (Logical) oleh ahli selanjutnya dilakukan uji coba terhadap butir soal yang telah disusun terhadap siswa. Hasil analisis uji coba butir soal kemampuan berpikir integrasi pengetahuan siswa memiliki validitas antara 0,42 hingga 0,87 dan reliabilitas tes 0,930, dengan indeks daya pembeda dari 15 soal terdistribusi antara 0,133-0,533, Lien (Othman et al., 2008, dalam Thohri, 2013) merekomendasikan bahwa butir soal dengan indeks daya pembeda antara 0,2 dan 0,4 tergolong dalam kategori memuaskan, dan lebih besar dari 0,4 termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan kriteria dari Lien, butir soal kemampuan berpikir integrasi pengetahuan mempunyai indeks daya pembeda yang memuaskan dan sangat baik, namun terdapat beberapa butir soal yang memiliki indeks di bawah 0,2 sehingga soal tersebut direvisi. Adapun perhitungan analisis uji coba dapat dilihat pada Lampiran 7.
57
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
[image:36.595.150.551.145.535.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7. Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Butir Soal Efektifitas Bahan Ajar Terhadap Kemampuan Berpikir Integrasi
Pengetahuan Siswa dan Pengambilan Keputusan
No Item
Validitas Butir Indeks Kesukaran
Indeks Daya
Beda Keputusan
rxy Status IKB Status IDB Status
1 0,6881 Valid 0,5667 Sedang 0,2667 Cukup Dipakai 2 0,6664 Valid 0,5833 Sedang 0,2333 Cukup Dipakai 3 0,6355 Valid 0,5833 Sedang 0,2333 Cukup Dipakai 4 0,8731 Valid 0,4333 Sedang 0,5333 Baik Dipakai 5 0,6383 Valid 0,5667 Sedang 0,2667 Cukup Dipakai 6 0,7523 Valid 0,6833 Sedang 0,3667 Cukup Dipakai 7 0,8149 Valid 0,6500 Sedang 0,4333 Baik Dipakai 8 0,7578 Valid 0,5500 Sedang 0,4333 Baik Dipakai 9 0,6337 Valid 0,5667 Sedang 0,2000 Cukup Dipakai 10 0,7732 Valid 0,5167 Sedang 0,3000 Cukup Dipakai 11 0,4209 Valid 0,5667 Sedang 0,1333 Jelek Direvisi 12 0,8184 Valid 0,4167 Sedang 0,3000 Cukup Dipakai 13 0,6294 Valid 0,5167 Sedang 0,4333 Baik Dipakai 14 0,7707 Valid 0,6167 Sedang 0,2333 Cukup Dipakai 15 0,7851 Valid 0,6333 Sedang 0,4000 Baik Dipakai
58
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Uji Kelayakan Bahan Ajar oleh Ahli
Bahan ajar yang telah disusun melalui ke empat tahapan pengembangan dengan 4STMD selanjutnya akan diuji kelayakannya oleh ahli. Data kelayakan bahan ajar dijaring dengan menggunakan kuisioner yang disusun dengan Skala Likert yang menyediakan empat pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Adapun aspek yang dinilai mencakup aspek kecermatan isi, ketepatan cakupan isi, ketercernaan, penggunaan bahasa, penyajian/tampilan, ilustrasi dan kelengkapan komponen. Aspek-aspek tersebut berdasarkan pada standar penilaian bahan ajar yang dikembangkan oleh Depdiknas (2005) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Daya uji kelayakan ahli dihitung dengan melakukan perhitungan persentase pada pada setiap kategori dalam kuisioner.
[image:37.595.156.495.531.670.2]Untuk pengambilan keputusan mengenai kelayakan bahan ajar yang dikembangkan dilakukan rekapitulasi persentase dari seluruh pendapat ahli kemudian dilihat jumlah persen pendapat positif (setuju & sangat setuju), sebagaimana dinyatakan dalam Sugiyono, (2012) respon positif (setuju & sangat setuju) dapat dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Hasil persentase kemudian dikategorikan ke dalam kriteria sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Pengambilan Keputusan Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar
Rerata prosentase (%) Kategori
x ≤ 25 Sangat rendah
25 < x ≤ 50 Rendah
50 < x ≤ 75 Baik
75 < x ≤ 100 Sangat baik
f. Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan pada Siswa
59
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan berpikir integrasi pengetahuan yang dikembangkan oleh Lee dan Liu, (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Assessing Learning Progression of Energy Concepts Across Middle School Grades: The
[image:38.595.142.512.248.588.2]Knowledge Integration Perspective yang menuliskan beberapa level karakterisasi untuk rubrik tingkat integrasi pengetahuan siswa sebagai berikut:
Tabel 3.9 Rubrik Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan (Lee & Liu, 2009)
Tingkat Integrasi pengetahuan
Skor Karakteristik jawaban siswa
Complex-link 5
Siswa memunculkan dan menghubungkan tiga atau lebih ide yang sesuai dan relevan dengan konteks ilmu pengetahuan yang diberikan
Full-link
4
Siswa memunculkan dan menghubungkan dua ide yang sesuai dan relevan dalam konteks ilmu pengetahuan yang diberikan
Partial-link
3
Siswa memunculkan ide yang sesuai dan relevan dengan konteks ilmu pengetahuan yang diberikan
No-link
2
Siswa memunculkan ide yang tidak sesuai atau membuat hubungan yang tidak sesuai dengan konteks ilmu pengetahuan yang diberikan
Irrelevant
1
Siswa tidak memunculkan ide yang sesuai dengan dengan konteks ilmu pengetahuan yang diberikan
No information 0 Siswa tidak memberikan informasi apapun
60
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
[image:39.595.168.518.121.280.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Kriteria Pengambilan Keputusan Kemampuan Berpikir Integrasi Pengetahuan Siswa
Dalam pelaksanaan uji efektifitas bahan ajar yang dikembangkan dengan menggunakan metode 4STMD ini juga dilakukan uji efektifitas terhadap bahan ajar yang disusun oleh pusat perbukuan Dinas Pendidikan yaitu Buku Sekolah Elektronik (BSE). Hal ini dilakukan sebagai pembanding terhadap kemampuan berpikir integrasi siswa dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan metode 4STMD dan yang menggunakan bahan ajar yang biasa digunakan oleh siswa di sekolah (BSE).
g. Pendapat Siswa Mengenai Bahan Ajar yang Dikembangkan
Pendapat siswa mengenai bahan ajar yang dikembangkan dijaring dengan menggunakan kuisioner yang disusun dengan Skala Likert yang menyediakan empat pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS) dengan pernyataan yang diambil dari pedoman pengembangan bahan ajar yang disusun oleh Depdiknas (2005) serta disediakan tanggapan terbuka untuk siswa untuk perbaikan bahan ajar. Data hasil pendapat siswa dianalisis dengan mencari persentase pendapat positif (setuju & sangat setuju) siswa terhadap bahan ajar berdasarkan kuesioner yang disusun.
Nilai Kategori
x ≤ 20 Kemampuan integrasi Irrelevan
20 < x ≤ 40 Kemampuan integrasi No-link
40 < x ≤ 60 Kemampuan integrasi Partial-link
60 < x ≤ 80 Kemampuan integrasi Full-link
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada tahap seleksi ditentukan KD yang akan dikembangkan dalam pengembangan bahan ajar yaitu KD 3.5 pada kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan 7 indikator yang dikembangkan serta dihasilkan nilai-nilai terkait konsep pada bahan ajar.
2. Pada tahap strukturisasi dihasilkan komponen utama sebagai penunjang bahan ajar yang dikembangkan yaitu peta konsep, struktur makro dan multiple
representasi.
3. Pada tahap karakterisasi diketahui konsep-konsep sulit pada bahan ajar yang dikembangkan melalui uji keterpahaman. Dari 32 teks yang dikembangkan terdapat lima teks yang dianggap sulit oleh siswa. Kelima teks tersebut mencakup tiga konsep utama yaitu muatan listrik, penjalaran listrik pada sistem saraf manusia, dan kelistrikan pada hewan.
4. Pada tahap reduksi didaktis dihasilkan bahan ajar yang telah direduksi atau dikurangi tingkat kesulitannya. Berdasarkan pada kisi-kisi reduksi konsep sulit dilakukan tindakan reduksi diantaranya (1) Generalisasi, (2) penjelasan dengan penggunaan gambar, (3) partikularisasi.
5. Uji kelayakan bahan ajar menurut ahli dihasilkan sebesar 97,86% pernyataan positif terhadap bahan ajar, berdasarkan ini bahan ajar yang dikembangkan
memiliki kategori “ sangat baik”.
109
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang menggunakan bahan ajar yang dikembangkan mencapai level Full-link
(Siswa memunculkan dan menghubungkan dua ide yang sesuai dan relevan dalam konteks ilmu pengetahuan yang diberikan) Sedangkan pada kelas kontrol berada pada level Partial-link (Siswa memunculkan ide yang sesuai dan relevan dengan konteks ilmu pengetahuan yang diberikan). Adapun pendapat siswa mengenai bahan ajar yang dikembangkan adalah sebesar 69, 89 % berdasarkan kriteria kelayakan bahan ajar dengan persentase tersebut bahan ajar yang dikembangkan termasuk ke dalam kategori “baik”.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian ini dapat diajukan saran untuk penelitian lebih lanjut diantaranya:
1. Proses reviu dalam setiap tahapan pengembangan bahan ajar dengan metode 4STMD harus melibatkan ahli lebih banyak lagi, serta melibatkan ahli di luar bidang IPA seperti bidang bahasa, grafika, dan desain, sehingga lebih banyak saran dan masukan yang diberikan dan menjadikan bahan ajar lebih baik lagi.
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, S. (2012). Pembelajaran nilai-karakter. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ali, M. (2011). Memahami riset perilaku dan sosial. Bandung: Pustaka Cendekia Utama
Anas, S. (2005). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Anderson W.L. (2001). A taxonomy for learning, taeching, and assessing. A revision of blooms taxonomy of educational objective. Ney York: Longman Inc.
Anwar, S. (2014). Pengolahan bahan ajar. hand out perkuliahan. Tidak Diterbitkan. Bandung. Sekolah Pasca Sarjana UPI.
Arikunto S. (1995). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cameron, Skofronick, dan Grant. (1999). Fisika tubuh manusia. Jakarta: Sagung Seto.
Campbell, Reece, Mitchell. (2002). Biologi jilid 3 edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Chang, R. (2004). Kimia dasar: Konsep-konsep inti, jilid 1 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas, (2005). Pedoman pengembangan buku pelajaran. Departeman Pendidikan Nasional: Pusat Perbukuan.
Duit, R, Gropengießer H, Kattmann U, Komorek M, and Parchmann I. (2012) The model of educational reconstruction – a framework for improving teaching and learning science. Cultural perpectives in science education volume 5. science education research and practice in europe retrospective and prospective.
111
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Farida, I. (2012). Interkoneksi multipel level representasi mahasiswa calon guru pada kesetimbangan dalam larutan melalui pembelajaran
Berbasis Web. [Disertasi, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia].
Forgarty, R. (1991).The Mindful School: How to integrate the curricula seventh printing. United State of America: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Giancoli, D. C. (2001). Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Glencoe. (2008). Science Level Blue. United State of America: McGraw-Hill Companies, Inc.
Google ensiklopedia sains. (2008). Jakarta: Erlangga.
Haladyna, T.M. (1997). Writing test item to higher order thingking. United States of America: Allyn and Bacon.
Hewitt, Lyons, Suchocki,Yeh. (2007). Conceptual integrated science. New York: Pearson Education, Inc.
Hindriana. A. F. (2014). Pengembangan model pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka instruksional marzano (penkim) dalam
mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan untuk menurunkan
beban kognitif calon guru biologi.[Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia].
Isnaeni, W. (2006). Fisiologi hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Kurniawati, I. (2009). Modul pelatihan pengembangan bahan ajar. Kemendikbud.
Kuswanti, N dkk. (2008). Ilmu pengetahuan alam sekolah menengah pertama kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
112
Deti Lotaningrat, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013
Tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Priadi, A. (2009). Biology 2 for senior high school years xi. Bogor: Yudhistira.
Ruhimat, et al. (2009). Kurikulum & pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen UPI.
Rumanta, M. (2007). Fisiologi hewan. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, S. (2009). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sugiyono (2012). Metode pe