• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini disampaikan simpulan dari hasil penelitian, implikasi dan beberapa rekomendasi pada pihak-pihak terkait.

5.1.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat dideskripsikan beberapa kesimpulan yang berkenaan dengan rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

5.1.1.Profil biografis guru bimbingan dan konseling dalam aspek; (1) Usia secara umum sebagian besar berada pada usia 26-35 tahun dengan presentase 55,30%, (2) Jenis kelamin guru bimbingan dan konseling dari 132 responden ada 42,42% responden laki-laki dan 57,58% responden perempuan, (3) Masa kerja sebagian besar guru bimbingan dan konseling berada dibawah 5 tahun sebanyak 43,18%, dan (4) Mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagian besar pernah mengikuti 1 kali sebanyak 58,33%. 5.1.2.Kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselor berada pada

kategori baik. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam kualitas pribadi masih perlu ditingkatkan untuk memiliki kualitas pribadi yang berada pada kategori sangat tinggi.

5.1.3.Kinerja profesional guru bimbingan dan konseling berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja profesional guru bimbingan dan konseling atau konselor masih membutuhkan upaya peningkatan pada keempat indikator.

5.1.4.Kinerja profesional dengan kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselor di Kota Bima terdapat hubungan (korelasi) yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling maka kinerja profesional guru bimbingan dan konseling atau konselor semakin tinggi dan sebaliknya semakin tidak baik kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling maka kinerja profesional semakin sangat rendah.

127 5.1.5.Hubungan antara kinerja profesional dengan faktor biografis guru bimbingan dan konseling diperoleh hasil, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja profesional berdasarkan faktor biografisnya atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara kualitas kinerja profesional dengan faktor biografisnya. Pemaknaan lain yaitu bahwa perbedaan usia, jenis kelamin, masa kerja dan frekuensi mengikuti pendidikan dan pelatihan tidak menunjukkan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling atau konselor.

5.1.6.Hubungan antara kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan faktor biografis diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas pribadi berdasarkan faktor biografisnya atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara kualitas pribadi dengan faktor biografisnya. Pemaknaan lain yaitu bahwa perbedaan usia, jenis kelamin, masa kerja dan frekuensi mengikuti pendidikan dan pelatihan tidak menunjukkan kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselor. 5.2.Implikasi

Temuan penelitian ini memiliki arti penting terhadap peningkatan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling. untuk mengetahui gambaran kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor biasa dilihat dari aspek-aspek yang mempengaruhinya, termasuk kualitas pribadi dan faktor biografis dalam hal ini antara lain perbedaan usia, jenis kelamin, masa kerja dan frekuensi mengikuti mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Upaya peningkatan kinerja profesional guru atau guru bimbingan dan konseling saat ini tengah menjadi perhatian utama pemerintah dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tunjangan profesi dan sejumlah penghargaan lainnya baru mampu meningkatkan kesejahteraan guru bimbingan dan konseling dari pada peningkatan kinerja profesional secara utuh. Hal ini disebabkan adanya banyak faktor yang mendukung pencapaian kinerja profesional yang memenuhi standar, yaitu kualitas pribadi dan karakteristik biografis guru bimbingan dan konseling.

128 Kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling tidak hanya diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang sengaja disiapkan semata, melainkan lahir dari panggilan hati untuk berjanji melayani masyarakat dengan layanan profesionalnya. Guru bimbingan dan konseling ditengah keragaman karakteristik pribadinya untuk terus memberikan pelayanan yang maksimal tanpa memandang usia, jenis kelamin, masa kerja dan pendidikan dan pelatihan yang diikuti.

Mencapai kinerja profesional yang dituntut dalam tujuan pendidikan nasional, tidak cukup dengan keunggulan diri, melainkan harus membangun kolaborasi profesional bersama personil bimbingan dan konseling dan para pakar yang memiliki kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan dalam visi-misi sekolah dan tercantum dalam program bimbingan dan konseling.

5.3.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, rekomendasi utama dari penelitian ini adalah kinerja profesional guru bimbingan dan konseling dilhat dari kualitas pribadi dan faktor biografisnya. Rekomendasi ditujukan kepada berbagai pihak terkait, khususnya kepada lembaga pendidik calon guru bimbingan dan konseling atau konselor dan pemerintah melalui kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kota Bima dan organisasi profesi bimbingan dan konseling. Rekomendasi untuk masing-masing pihak dipaparkan berikut ini.

5.3.1. Program Studi Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi dan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling masih berada pada kategori tinggi. Guru bimbingan dan konseling di sekolah merupakan hasil tempaan yang diperoleh dari pendidikan akademik di jenjang S1. Penekanan terhadap penguasaan konsep dalan keterampilan praktis dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan secara utuh perlu ditingkatkan dan terus menfasilitasi adanya kegiatan ilmiah melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan bagi tercapainya kualitas pribadi dan kinerja profesional yang mumpuni.

129

5.3.2. Pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia)

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi dan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling yang dilihat pada aspek usia, jenis kelamin, masa kerja dan frekuensi mengikuti pendidikan dan pelatihan, masih berada pada kategori tinggi. Upaya peningkatan kinerja guru bimbingan dan konseling harus dilakukan melalui upaya peningkatan mutu pendidikan guru sampai mencapai kualifikasi guru profesional dan bersertifikat profesi guru bimbingan dan konseling. Penekanan pada peningkatan kualifikasi pendidikan, penghargaan, kesejahteraan dan keterampilan guru bimbingan dan konseling sesuai teknologi dan menfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai menurut standar bimbingan dan konseling. Memberikan kesempatan kepada guru bimbingan dan konseling atau konselor terus mengembangkan wawasan dan kemampuan melalui literasi yang memadai dan terbarukan mengenai konseling dan mengadakan kegiatan seminar-seminar atau konferensi mengenai konseling.

5.3.3. Organisasi Profesi

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling masih kategori tinggi. Khusus pada faktor biografis aspek mengikuti pendidikan dan latihan, guru bimbingan dan konseling di Kota Bima masih belum cukup memadai untuk menjadi bekal dalam menjalankan program bimbingan dan konseling yang maksimal. Penekanan pada organisasi profesi untuk menciptakan dinamika organisasi yang aktif dan terus mengawasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling tetap berada pada pencapaian standar kompetensi akademik, profesional dan menjaga maruah kode etik profesi, menfasilitasi pengembangan ilmu dan teknologi profesi serta keterampilan bagi peningkatan mutu pelayanan kepada sasaran layanan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.

130

5.3.4. Bagi Penelitian Selanjutnya

5.3.4.1. Menggunakan desain penelitian yang lebih dapat mengembangkan kualitas pribadi dan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling dengan instrument yang mampu mengungkapkan secara detail tentang aspek dan indikator dalam variabel penelitian yang sama.

5.3.4.2. Hasil penelitian ini memberikan data terkini tentang kondisi guru bimbingan dan konseling di sekolah dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kualitas pribadi dan kinerja profesionalnya. 5.3.4.3. Penelitian ini belum menyentuh tataran praktis yang teramati dari hasil

kualitas pribadi dan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling atau konselor

5.3.4.4. Melibatkan kolaborasi profesional antara guru bimbingan dan konseling dengan personil bimbingan dan konseling (team work) untuk menunjang keterlaksanaan program bimbingan dan konseling yang komperehensif.

131 DAFTAR RUJUKAN

American School Counseling Association. (2005). The ASCA National Model: A Frame work for school counseling programs. Second Edition. Alexandria, VA: Author.

---, (2010). Ethical standards for school counselors. Diakses dari: http://asca2.timberlakepublishing .com//files/Ethical Standards2010.pdf. Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. P.T.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ketigabelas. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Depdiknas. Jakarta.

Barnawi &. Arifin, (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Penerbit Ar-ruzz Media. Jogjakarta.

Baswedan, Anis, (2013). Perubahan Kurikulum. Kompas, hlm. 1. (online). Diakses: 23 Desember 2013.

---, (2015). Pencairan atau Pemberian Tunjangan Profesi guru akan didasarkan Penilaian Kinerja dan komepetensi Guru. Diakses dari http://forumgurunusantara.blogspot.co.id/2015/08/menurut-mendikbud-pencairan-pemberian.html.

Basri, Hasan & Rusdiana, (2015). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Penerbit Pustaka Setia. Bandung.

Charles P. Chen, (2005). Counsellor and Teacher Collaboration in Classroom-Based Career Guidance. Journal of Career Development. Australian. (online). Di akses dari eric.ed.gov?id=ej.

Cobia, Debra. C & Henderson, (2007) Developing an Effective and Accountable School Counseling Program. Second Edition. Pearson. Merrill Prentice Hall. Columbus Ohio.

Corey. G. (1991). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Pasific Grove, C.A.: Brooks/Cole.

132 ---. (2013). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. (E. Koswara.

Trans). Penerbit. PT. Refika Aditama: Bandung.

--- (2013). Teknik Konseling dan Psikoterapi. Penerbit. Refika Aditama Bandung.

Cotton, Kathleen, (2002). Developing Empathy in Children and Youth. School

Improvement Research Series. Diakses dari:

http://educationnorthwest.org/sites /default /files/ developing-empathy-in-children-and-youth.pdf.

Creswell, Jhon W., (2008). Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitatif Research.Third Edition.Pearson Education.

Daryanto, (2013). Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

Darwis, HAR. (2014). Analisis Pengaruh Implementasi Kebijakan dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap Pelaksanan Prima(Studi Pelayanan Kebutuhan Dasar pada Dinas Kesehatan, Pendidikan dan Olah raga, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan di Kota Bima). (Disertasi). Universitas Pasundan. Bandung.

Dayakisni, T. & Hudaniah. (2003). Psikologi Sosial. UMM Press. Malang.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Depdikbud (2013). Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013. Modul Diklat Kompetensi Guru BK/Konselor di SMP/MTs. Pusat Pengembangandan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Depdiknas, (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

Donna E. Palladino Schultheiss, (2003) A Relational Approach to Career Counseling: Theoretical Integration and Practical Application. Journal Of Counseling & Development • Summer 2003 • Volume 81. (Online) diakses dari www.counseling.orgatau...atauschultheiss.pdf.

Farida, Ida, (2010). Disertasi. Pengaruh Pendidikan formal, Pelatihan Dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja Pegawai Perempuan (Studi di

133 Kota Bandar Lampung). Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung.

Forest W.Parkay & Bverly Hardcastle Stanford, (2011). Menjadi Seorang Guru. Jilid 2. Penerbit PT Indeks Jakarta.

Geldard, Kathryn, (2011). Keterampilan Praktek Konseling, Pendekatan Integratif.: Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Glading, T. Samuel (2012). Konseling Profesi yang Menyeluruh. Penerbit. Indeks. Jakarta.

Gibson dan Marianne, H. (2011). Bimbingan dan Konseling. Penerbit Robert L.. Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Griffin, D., & Farris, A. (2010). School Counselors and Collaboration: Finding resources through community asset mapping. Professional School Counseling, (Online) diakses dari cete.osu.eduatau...atauschool-counselors-and-school-and-c.Ohio State University by B Chatfield. Jun 10, 2014. Gultom, Syawal (2015). Ujian Kompetensi Guru (UKG) Nasional 2014. Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP). Jakarta. Kemendikbud.

Gunarsah, Singgih D., (2011). Seri Psikologi. Konseling dan Psikoterapi. Penerbit Libri. Jakarta.

Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2006). Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program (4th ed.). Alexandria, VA: American Counseling Association.

Hakim, Catherine, (2006). Women, careers, and work-life Preferences. British Journal of Guidance & Counselling, Vol. 34, No. 3, August 2006. Department of Sociology, London School of Economics, Houghton Street, London.

Hasanah, Dedeh S., (2010). Pengaruh Pendidikan Latihan (diklat) Kepemimpinan Guru dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 11, No. 2, ISSN 1412-565X. UPI Bandung.

Hirai, Tatsuya, (2010). Personal and Professional Characteristics of Japanese Master Therapists: A Qualitative Investigation on Expertise in Psychotherapy and Counseling in Japan. A dissertation Submitted to the Faculty of the Graduate School Of the University of Minnesota. Diakses dari: https://conservancy.umn.edu/handle/11299/98543.

134 Hurlock B. E (1980). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Irin, Setiowati Risca, (2010). Pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Kepanjen. (Online) http:atauataulibrary.um.ac.idataufree-contentsatauindex.phpataupubatau detailatauPengaruh-tingkat-pendidikan- pelatihan-dan-pengalaman-mengajar-guru-terhadap-kinerja-guru-di-sma-negeri-1-kepanjen-risca-irin-setiowati-47993.html

Jourard, M.S. (1964). The Transparent Self: Self Disclosure and Well-Being. New York: Van Nostrand Reinhold Company.

Kamil, Mustafa, (2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Penerbit Alfabeta. Bandung.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (2012). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. Buku 1. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Jakarta.

---(2015), Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Melalui Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Tahun 2015. Kementerian pendidikan dan kebudayaan Badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan penjaminan mutu pendidikan.

Kartadinata, Sunaryo, (2011). Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling sebagai Upaya Pedagogis. Kiat Mendidik sebagai Landasan Professional Tindakan konselor. Penerbit UPI Press Bandung.

---, (2014). Politik jati diri. Telaah Filosofi dan Praksis Pendidikan bagi Penguatan jati Diri Bangsa. Penerbit. UPI Press Bandung

Kasim, Musliar (2013). Wamendikbud. Mencanangkan Tahun Kebangkitan PTK

Di Kota Bima. (Online). Diakses dari:

http:atauatausumbawabaratnews.comatau?p=6939.

Lembaga Administrasi Negara, (1993). Kinerja Aparatur Negara. Jakarta: LAN Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Nusa Tenggara Barat, (2012).

Laporan Hasil Ujian Kompetensi Guru di NTB. (online) diakses dari http:atauatauntbterkini.comatau1067-guru-ntb-tidak-lulus-ujian-kompetensi-awal.

Lestari, Mugi, Wibowo, Mungin E. & Supriyadi, (2012). Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and

135 Application. Diakses dari: http://journal.unnes.ac.id/ sju/index.php/jbk/ article/viewFile/3180/2945.

Mangkunegara, (2008). Prilaku dan Budaya Organisasi. Penerbit. Refika Aditama. Bandung.

Mariani, (2013), Rumusan Kompetensi Asesmen yang harus dikuasai Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dari: http://repository.upi.edu /2797/4/S_PPB_0806041_Chapter1.pdf

Mason, & George, McMahon, (2009), Leadership Practices of School Counselors. ASCA.

May, Rollo, (2008). Seni Konseling. Penerbit. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Meryick (1993). Developmental Guidance and Counseling. Educational Media Corporation.

Mulyasa, (2013). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Jadilah Guru Profesional atau Tidak sama sekali). Remaja Rosadakarya. Bandung. Muqodas, Idat. (2011). Efektifitas Model Service Quality untuk Meningkatkan

Kualitas Layanan Bimbingan dan Konseling. Tesis pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Musfah, Jejen, (2011). Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Nababan, HS, (2012). Pengaruh Usia Dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 1 Siantar Narumonda Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi.

UNIMED. Tidak diterbitkan. Diakses dari

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-24364-BAB%20V.pdf.

Nelson, Richard & Jones, (2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Edisi Keempat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Nurhayati, (2008), Korelasi Antara Pemahaman Konsep Dasar Konselor Sekolah Dengan Aplikasi Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri se- Kota Bima. Skripsi. (Tidak diterbitkan) Kota Bima.

Nurhudaya, (2012). Model Penguatan Kompetensi Konselor dalam Bidang Asesmen di Sekolah. Disertasi. Pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

136 Nurihsan, Juntika. (1993). Kualitas Hubungan Guru Pembimbing Dengan Siswa Dalam Penyuluhan Dan Hubungan Dengan Perilaku Efektivitas Siswa. Tesis pada PPS IKIP Bandung. Tidak diterbitkan. Bandung.

---, (2009) Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Penerbit. Refika Aditama. Bandung.

---., (1998), Bimbingan Komprehensif: Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi (Tidak Diterbitkan). Bandung.

---, (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Papalia, Danie E. & Feldman, Rut Duskin, (2012). Experience Human Development. Edition 12. Book 2. Mic Graw Hill Education. Penerbit. Salemba Humanika. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27. (2008). Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74. (2008). Guru. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 (2010),

Program Pendidikan Profesi Guru Bagi Guru Dalam Jabatan. Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Jakarta

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 (2010). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111, (2014). Tentang Bimbingan dan konseling pada pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pedoman Bimbingan dan konseling. Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101, (2000), Tentang

Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Presiden Republik Indonesia. Jakarta.

Prasetya, Berta E A, (2010). Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Self-Disclosure pada Mahasiswa di Salatiga. Skripsi. Diakses dari http://bertapsychologycorner. blogspot.co.id /2010/12/pengaruh-jenis-kelamin-terhadap-tingkat.html.

Pring, R. (2004). Philosophy of education: Aims, theory, common sense and research. London: Continuum.

137 Rahman, Malek, et al. (2014). Competency Level of the Counselor in Secondary Schools in Malaysia. International Journal of Education and Research Vol. 2 No. 2 February 2014.

Rhonda L. Williams & Joseph D. Wehrman, (2010). Collaboration and Confidentiality: Not a Paradox but an Understanding Between Principals and School Counselors.University of Colorado at Colorado Springs, Colorado Springs, CO, USA. (Online) diakses dari eric.ed.gov.

Richard A. Wantz & Michael Firmin, (2014). Perceptions of Professional Counselors: Survey of College Student Views. The Professional Counselor Volume 1, Issue 1. NBCC, Inc. and Affiliates. (Online) diakses dari tpcjournal.nbcc.orgatauwp-contentatau2014atauPages-71-81.

Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika.Penerbit. Penerbit Alfabeta. Bandung Robbins, Stephen S & Judge Timoty A. (2015). Perilaku Organisasi

(Organization Behavior) Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Robbins, S. (2006). Organization Behavior. Terjemahan: Benjamin Molan. Penerbit. Indeks Gramedia. Jakarta.

Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sa’abah & Marzuki Umar, (2001). Bagaimana Awet Muda dan Panjang Usia. Jakarta: Gema Insani Press.

Sallis, (2002). Total quality management in education. Third edition. Sterling VA 20166–2012. USA.

Sally, Murpy, (2008). Edited by. Bradley T. Erfod. Professional training and regulation in school counseling. Profesional School Counseling. A handbook of Theories, Program & Practices. CAPS Press. United States of America.

Sertifikasi Guru Melalui Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan, (2015). Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Jakarta.

Simamora, Henry. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi III). STIE YKPN Jakarta.

138 Steve F. Bain (2011). School counselors: a review of contemporary issues. Research in Higher Education Journal. Texas A & M University-Kingsville. (Online) diakses dari www.aabri.comataurhej.html.

Stronge, James H., (2013). Kompetensi Guru Efektif. Edisi Kedua. PT. Indeks Jakarta.

Sudarsono, (2011). Kontribusi Masa Kerja, Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat),

Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) Di Kabupaten Jembrana. Jurnal.Vol.1 2011. Diakses pada: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnalpendas/article/view. Sudarsono, Rene, (2015). Passion Withouth Creation is Nothing. Passion 2

Performance. PT. Gramedia. Jakarta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D) . Bandung: Alfabeta.

Suherman, Uman, (2007). Kompetensi dan Aspek Etik Profesional Konselor Masa Depan. (Online) Educationist No. I Vol. I Januari 2007. No ISSN : 1907 – 8838.

--- (2014). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Penerbit. Rizqi Press. Bandung.

Suherman, Erman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. JICA.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Suherman, E. dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika. FPMIPA UPI.

Sukartini, (2013). Editor Mamat Supriatna. Pribadi Konselor. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Orientasi dasar pengembangan Profesi Konselor. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Supardi, (2013). Kinerja Guru. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Supriyono, R.A. (2006). Pengaruh Variabel Antara Komitmen Organisasi dan Partisipasi Penganggaran Terhadap Hubungan Usia dan Kinerja Manajer di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atmajaya, diakses dari: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/61063145.pdf.

Surya, Mohamad, (2014). Psikologi Guru. Konsep dan Aplikasi dari Guru untuk Guru. Penerbit Alfabeta Bandung.

139 Suryadi, Ace, (2014). Pendidikan Indonesia Menuju 2025. Outlok: Permasalahan, Tantangan dan Alternatif Kebijakan. Penerbit Remaja Rosadakarya Bandung.

Tan Yew Huei, Nur, Mansor & Huam Hon Tat, (2014). Role of OCB and Demographic Factors in the Relationship of Motivation and Employee Performance. Faculty of Management, Universiti Teknologi Malaysia (Malaysia) –Online ISSN: 1697-9818 – Print ISSN: 2014-3214 diakses dari: http://dx.doi.org/10.3926/ic

Taylor, Linda dan Adelman, Howards (2010). Connection school, Families, and Communities. ASCA. Profesional School Counselling. Online) diakses dari smhp.psych.ucla.edu.

Tristram, Hooley, John Marriott and James P. Sampson, Jr (2011). Fostering college and career readiness: How career development activities in

schools impact on graduation rates and students’ life success.

International Centre for Guidance Studies (iCeGS), University of Derby,

Kedleston Road. (Online) diakses dari

www.derby.ac.uk/files/career_cruisingnew.pdf.

Trusty, Jerry & Duane Brown (2005 ). Advocacy Competencies for Professional School Counselors. University of North Carolina–Chapel Hill. Online)

diakses dari

www.schoolcounselor-ca.orgatauadvocacyatauadvocacy%20competencies.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun (2003), Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun (2005). Tentang Guru dan Dosen. Jakarta

Viviana Machorro & Tena S. Antonio (2014). Professional Identity of Counselors in Mexico: A Commentary The Professional Counselor Volume 4, Issue 1, Pages 84–92. (Online) diakses dari tpcjournal.nbcc.orgatauwp-contentatau...atau2014atau...atauPages-84-92-Demichelis-PDF by VD Machorro.

Wayne R, Mondy (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 1. Edisi 1o. Penerbit. Erlangga. Jakarta.

Wibowo, (2014). Manajemen Kinerja. Edisi Keempat. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

William Ross & David Herrington, (2006). A Comparative study of pre-professional counselor atau principal perceptions of the role of the

Dokumen terkait