Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Pada kesimpulan berisi tentang jawaban rumusan masalah dari penelitian ini yang dibuat sebelum dilakukannya penelitian. Implikasi berisi tentang pengaruh positif dari penelitian ini dan rekomendasi berisi tentang saran yang ditujukan pada pengajar dan peneliti yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan hasil pengolahan data yang telah dianalisis, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan, sebagai berikut.
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pre-test yang bertujuan mengetahui kemampuan awal siswa dalam berbicara bahasa Jepang sebelum diterapkan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR), dapat diinterpretasikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemampuan awal berbicara bahasa Jepang kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, apabila dipersentasekan hanya mencapai 27%, termasuk dalam nilai yang rendah. Dikarenakan, keterampilan berbicaranya jarang sekali dilatih.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil post-test yang bertujuan mengetahui kemampuan siswa setelah diterapkan model pembelajaran
Auditory, Intellectually, Repetition (AIR), terlihat jelas keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa pada kelas eksperimen menjadi cukup meningkat apabila dibandingkan dengan kemampuan awal. Kemampuan
Genia Kamilia Sufiadi, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
awal berbicara siswa kelas eksperimen sebesar 27 %, sedangkan kemampuan akhir setelah mendapatkan treatment sebesar 59,67%. Apabila dihitung perbandingannya antara kemampual awal dan kemampuan akhir sebesar 1 : 2,2.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dalam peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang dengan kelas kontrol yang tidak diterapkan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition
(AIR), hanya menggunakan metode konvensional dengan media pembelajaran Ms. Powerpoint dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang. Oleh karena itu, terbukti jelas model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) merupakan model pembelajaran yang efektif untuk peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang.
4. Berdasarakan hasil pengolahan data angket yang disebar pada kelas eksperimen, dapat diketahui sebagian besar dengan persentase 81,39% memberikan respon dan tanggapan positif untuk penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang.
B. Implikasi
Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa implikasi yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang. Implikasi tersebut, antara lain.
1. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari post-test pada kelas eksperimen, keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa menunjukkan angka yang cukup meningkat bila dibandingkan dengan hasil data pre-test, perbandingannya
Genia Kamilia Sufiadi, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebesar 1 : 2,2. Hal itu berarti adanya implikasi terhadap peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa pada penelitian ini.
2. Berdasarkan hasil data angket, sebagian besar siswa berpendapat model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) merupakan model pembelajaran yang menarik. Pada tahap Auditory, siswa menjadi lebih bersemangat mendengarkan bahasa Jepang, dan pada tahap Repetition, peneliti menggunakan teknik Role play untuk mengevaluasi hasil pembelajaran, itu membuat siswa tidak bosan. Hal tersebut berimplikasi terhadap minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang yang lebih dalam lagi.
C. Rekomendasi
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR). Berdasarkan data-data yang telah dianalisis, diperoleh hasil data yang dapat diinterpretasikan bahwa tujuan dari penelitian ini tercapai cukup baik. Keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa setelah mendapatkan perlakuan cukup meningkat dibandingkan dengan kemampuan awalnya.
Di samping itu, terdapat suatu hambatan dan kesulitan yang dialami saat penelitian ini dilakukan. Sehingga tujuan penelitian ini tidak seluruhnya tercapai. Peneliti berekspektasi keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa meningkat dengan persentase minimal 50%. Namun pada realitanya, keterampilan berbicara siswa cukup meningkat, hanya saja bertambah kurang lebih 33%. Hal itu dikarenakan waktu yang minim. Dalam pemahaman materi, siswa terlihat sedikit bingung saat materi sedang diberikan, karena penjelasan materi terlalu cepat. Kemudian, pada tahap repetition, dimana siswa diberikan suatu tugas sebagai
Genia Kamilia Sufiadi, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengulangan materi, bentuk tugas yang diberikan kurang bervariatif, sehingga siswa menjadi sedikit malas mengerjakannya.
Berdasarkan ketidaktercapaian hal tersebut, terdapat beberapa saran untuk para pengajar dan untuk peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini. Pertama, model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dapat dijadikan salah satu model pembelajaran alternatif terutama pada pembelajaran berbicara atau percakapan bahasa Jepang. Apabila akan menggunakan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR), sebaiknya pahami lebih dalam lagi teori dan teknik pada model pembelajaran ini dan gunakan materi serta alur pembelajaran yang bervariasi dan sederhana. Model pembelajaran
Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya. Dalam proses penelitian, sebaiknya lakukan perlakuan lebih dari empat kali dan gunakan waktu yang lebih lama, agar hasil yang diperoleh lebih terlihat jelas perbedaannya.
Genia Kamilia Sufiadi, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Boeree, G. (2010). Metode Pembelajaran dan Pengajaran: Kritik dan Sugesti Terhadap Dunia Pendidikan, Pembelajaran, dan Kecerdasan. Jogjakarta: Ar-ruz Media
Djiwandono, M.S. (2011). Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT. Indeks
Kurniawati, N. (2014). Efektivitas Teknik Poster Comment Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa SMA. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Meier, D. (2002). The Accelerates Learning Handbook (terjemahan Rahmani Astuti). Bandung: Kaifa
Mustaqimah. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) Dengan Setting Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Yogyakarta. (Skripsi). Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Genia Kamilia Sufiadi, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subyakto, S.U. (1988). Metodologi Pengajaran Bahasa. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta. Suherman, E. (2003). Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Matematika.
Bandung: JICA
Sutedi, D. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: HUMANIORA.
Tarigan, H.G. (1983). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA.
Widiastuti dkk. (2014). Pengaruh Model Auditory, Intellectually, Repetition Berbantuan Tape Recorder Terhadap Keterampilan Berbicara. (Jurnal). Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Singaraja
Yamin, M. (2013). Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group).