• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis didapat simpulan dan saran sebagai berikut.

5.1. Simpulan

Kesimpulan dari hasil analisis dan hassil pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antarmetode pembelajaran ( Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing) dan kemampuan awal siswa pada kelas V SDN 2 Gedong Air untuk pelajaran IPS Terpadu sebesar 99,51%

2. Ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan Two Stay Two Stray dan pembelajaran Snowball Throwing tanpa memperhatikan kemampuan awal siswa (tinggi atau rendah) pada siswa kelas V SDN 2 Gedong Air sebesar 99,20%.

3. Ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah tanpa memperhatikan pembelajaran yang digunakan pada siswa kelas V SDN 2 Gedong Air sebesar 0,091%

4. Ada interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas V SDN 2 Gedong Air, bila diperhatikan antara garis biru dan garis hijau yang saling berpotongan artinya memang terjadi interaksi diantara keduanya sebesar 0,215%.

5.2. Implikasi

Implikasi yanga akan dijelaskan pada sub bab ini adalah implikasi teori dan implikasi teoritis, yang akan dijelaskan sebagai berikut.

5.2.1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian bahwa perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa dengan pembelajaran yang berbeda memberikan masukan kepada seorang guru untuk berupaya memilih model pembelajaran yang cocok dengan materi yang disampaikan. Karakteristik siswa sebaiknya diperhatikan dan diinput sejak awal, kemudian berdasarkan data yang diinput tersebut guru akan dapat menentukan dan membuat desain pembelajaran yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan yang tentunya juga dengan memperhatikan karakteristik siswa yang akan diberikan materi.

Disisi lain berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa antara model pembelajaran two stay two stray dan snowball throwing menyebabkan perbedaan terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Pembelajaran two stay two stray lebih baik dibandingkan pembelajaran snowball throwing. Siswa dengan kemampuan awal tinggi memiliki kemampuan berfikir kritis yang baik dibandingkan siswa

dengan kemampuan awal rendah. Kemampuan berfikir kritis siswa yang diperoleh siswa pada saat penelitian dipengaruhi juga oleh kondisi internal siswa seperti kesehatan dan kondisi eksternal siswa seperti guru, lingkungan belajar, keluarga sarana prasarana dan lain-lain.

Sebelum memberikan perlakuan peneliti mengadakan tes kemampuan awal dengan maksud untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswanya. Dengan mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa diharapkan dapat membantu guru dalam memilih model pembelajaran untuk diterapkan terhadap siswa dengan latar belakang yang berbeda.

5.2.2. Implikasi Praktis

Agar model pembelajaran two stay two stray dapat digunakan dengan baik, khususnya pada mata pelajaran IPS. Peneliti lain yang akan menggunakan model pembelajaran ini perlu memperhatikan hal-hal berikut.

a. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dituntut untuk dapat memahami kondisi, perhatian dan motivasi siswa serta kemampuan awal siswa sehingga pada saat kegiatan pembelajaran siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.

b. Penggunaan pembelajaran dengan diskusi dan bekerja dalam tim dalam bentuk permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak karena dapat merangsang berbagai bentuk aktifitas belajar seperti kerjasama, tanggungjawab, sistem sosial, kemampuan berfikir kritis, kemampuan berkomunikasi dan lain-lain.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi diatas, maka diajukan saran-saran sebagai berikut.

a. Untuk pelajaran IPS guru hendaknya lebih selektif lagi dalam memili model pembelajaran yang paling cocok dan sesuai dengan standaar kompetensi dan kompetensi dasar padaa mata pelajaran tersebut.

b. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru sebaiknya melakukan tes pengetahuan awal agar dapat mengetahui kemampuan awal siswa sehingga dapat memilih strategi yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. c. Sebaiknya dalam kegiatan pembelajaran guru menciptakan suasana belajar

yang efektif dan menyenangkan agar siswa dapat saling berinteraksi dengan teman-temannya secara aktif untuk dapat saaling bertukar pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok, saling bekerja sama dan menghargai setiap perbedaan.

d. Hendaknya guru selalu memberikan penilaian terhadap siswa pada setiap akhir materi yang telah disampaikan dengan membuat bank soal.

e. Guru juga memperhatikan kondisi psikologis siswa dalam menyampaikan materi dan pemilihan model pembelajaran agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik daan hasil pembelajaranpun akan sesuai dengan apa yang diharapkan.

DAFTAR PUSTKA

Ali, Moh. 1987. Guru dalam Proses Belajar mengajar. Sinar Baru. Jakarta

Alma, Buchori. 2010. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung. Alfabeta

Anandra. 2012. Tujuan Pembelajaran IPS (online). http//Anandra. Blogspot.com.tujuan_pembelajaran IPS ( diakses tanggal 2 Agustus 2012)

Anderson,T.Garrison. 2004. Critical Thinking Cognitive Presence, Computer Conferencing indistance Learning (online). http//communityofinquiry.com/files/cogress-final.pdf

Arnyana. Ida Bagus Putu. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdaasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas pada Pelajaran Ekosistem (online)Universitas Negeri Malang PPS Program Studi Pendidikan Biologi.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rhieneka Cipta. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi pembelajaran Kontekstual (inovatif). YramaWidya. Bandung

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung.Alfabeta

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk SD Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Dahar,R.W. 1983. Teori-Teori Belajar. Depdikbud, Dirjen Dikti.P2LPTK. Jakarta

Daviat, Andriansyah. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar Siswa. http//daviatandriansyah.wordpress.com.faktor-kemampuan belajar siswa.( diakses tanggal 11 September 2012)

Depdiknas. 2007. Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning ). Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta

Dewanti,Shinta Sih. 2011. Mengembangkan Kemampuan berfikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Matematika Sebagai Calon pendidik Karakter Bangsa melalui Pemecahan Masalah.Prosiding Seminar Nasional Matematika. Yogyakarta.

Denis K. 1995. Menguak Rahasia Berfikir Kritis (online). http//searchengines.com//1007f3.html. diakses tanggal 12 feb 2013 Didin W. 1996. Pengembangan Berfikir Kritis di Kalangan Mahasiswa(online).

http//didinunics.blogspot.com) diakses tanggal 15 Mei 2013

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rhineka Cipta. Jakarta Fefen, Dwiardianto. 2008. Arti dan Makna Pembelajaran (online).

http//fefefndwiardianto. Wodrpres.com. arti pembelajaran // 2/9/2008 (diakses tanggal 20 Juli 2012)

Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berfikir Kritis dan Kreatif. Prestasi Pustaka. Jakarta

Gagne, Ellen,D. 1997. The Coognitif Psycology of School Learning. Boston Little, Brown and Company.

Hamalik, Oemar. 2007. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hassoubah, Zaleha Ishab. 2007. Mengarah Pikiran Kreatif dan Kritis. Nuansa. Bandung

Hassoubah, Zaleha Ishab. 2004. Creative and Critical Thinking Skill Cara Berfikir Kreatif dan Kritis. Yayasan Nuansaa Cendekia. Bandung Hazar, Ibnu. 2011. Pendekatan Konstruktive Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berfikir Kritis (online). http//wordpress.com. berfikir-kritis (diakses tanggal 20 juli 2012)

Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Metode, Tekhnik,Struktur dan Model Penerapan. Pustaka Belajar. Jakarta

Jhonson. B. Elanie. 2007. Contextual Teaching and Learning. Mcc. Bandung Kadir. 2010. Statistika untu Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Rosemata Sampurna.

Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Definisi Pendidikan. Balai Pustaka. Jakarta

Kunandar. 2009. Guru Profesional. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Kurniawan, Eri. 2011. Pembelajaran Pendekatan...(online). http//arjumutiah. Blog.erej.ac.id/ 2011/10/05/ konsep-berfikir-dan-berfikir-kritis (diakses tgl 12/05/2013)

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta

Liliasari. 2005. Berfikir Kritis dan Pembelajaran Sains_04.pdf (online)//http//blogspot.

Maufur, Hasan Fauzi. 2009. Sejuta Jurus mengajar dan Mengasyikan. PT. Sindua Press. Semarang

Muhfaroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis (online) tersedia: http//Muhfaroyin. Blogspot-kritis.html. (diakses pada tanggal 2 September 2012)

Muhammad, Kholik. 2012. Definisi Metode Pembelajaran (online). http//www. Wordpress.com. definisi-metode-pembelajaran. (Diakses tanggal 20 agustus 2012).

Mulyasa E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik dan Implementasi. P.T. Remaja Rosdakarya. Bandung

Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran (online). http//pasca.tp.ac.id/site/pengemabngan-kemampuan-berfikir-kritis-dan-kretaif-dalam-pembelajaran. ( Diakses tanggal 20 agustus 2012)

Nining, Syafitri. 2011. Konsep Pembelajaran (online). http//www.wordpress.com. konsep-pembelajaran. post on Jun, 10 2011 (diakses tanggal 2 Juli 2012)

Pargito. 2010. IPS Terpadu.FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung

Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Konsep dan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Siregar,Evelin dan Nara,Hartini. 2010. Teori Belajar dan pembelajaran. Ghalia Indonesia. Bogor

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Slavin, Robert. 2000. Cooperative Learning: Theory, reasearch and Practice, (Second Edition). Massachusetts: Allyn and Bacon Publishers

Slavin, RE. 2006. Educational Psycology: Theory and Practice Eight Edition. USA. Allyn and Bacon

Solihatin, Etin Raharjo. 2011. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta

Soemantri, Nu’man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Remadja Rosda Karya. PPS-FPIPS UPI.

Sudjiono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudradjat, Ahmad. 2009. Pembelajaran Interaktif (online). http//www.wordpress//ahmadsudradjat.blogspot.com_Pembelajaran_Inter aktif. Diakses tanggal 21 Januari 2013

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Alfabetha. Bandung

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Konsep, Prinsip dan Instrumen ). Refika Aditama. Bandung

Supraptojiel. 2009. Menggunakan Keterampilan berfikir untuk meningkatkan mutu Pembelajaran (online). http//wodpress.com/2009/11/15/ keterampilan-berfikir-kritis. Diakses tanggal 21 januari 2013

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode, Tekhnik. Tarsito. Bandung

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana. Jakarta

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Kencana. Jakarta

Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta

Winataputra,Udin.S,dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Pusat penerbit Universitas Terbuka. Jakarta.

Winkel, W.S. 2007. Psikologi pengajaran. PT.Gramedia. Jakarta

--- 2010. Definisi Berfikir (online). http//www.psikologi.or.id//definisi-berfikir . Post on 26/4/2010 diakses tanggal 2 Juli 2012

Dokumen terkait