5.1SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, penulis menyimpulkan :
1. Kondisi bahan ajar yang digunakan belum ada yang mengoptimalkan proses belajar. Bahan ajar yang tersedia tidak menyajikan materi prasyarat, yaitu integral dan deferensial. Hal ini berpotensi untuk mengembangkan modul suplemen untuk materi kinematika gerak dengan analisis vektor.
2. Langkah langkah dalam pengembangan modul kinematika gerak dengan analisis vektor disertai konsep matematika dasar adalah langkah
pengembangan Assure, yaitu dengan tahapan : 1) Analisis siswa, yaitu siswa belum memperoleh materi integral dan diferensial pada saat siswa
memperoleh materi kinematika gerak dengan analisis vektor; 2) menentukan standar dan tujuan, tujuan untuk memudahkan siswa belajar dengan materi yang sesuai; 3) memilih strategi, teknologi, media dan materi, strategi yang dipilih adalah metode latihan mandiri menggunakan bahan ajar berbentuk cetakan yaitu modul yang disusun lengkap; 4) validasi ahli dan revisi, meliputi ahli media, materi dan pembelajaran; 5) uji coba dan revisi. 3. Modul yang dikembangkan efektif pada sekolah uji coba jika ditinjau
berdasarkan peningkatan nilai tes, namun jika ditinjau berdasarkan pencapaian KKM modul yang dikembangkan efektif pada SMAIT Baitul
109
Muslim dan belum efektif pada dua sekolah uji coba lainnya karena jumlah siswa dalam kelas SMAIT Baitul Muslim lebih sedikit yaitu 22 orang. Hal tersebut pembelajaran menggunakan modul lebih efektif.
4. Modul yang dikembangkan efesien bagi kelas uji coba, alokasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul lebih sedikit dibandingkan alokasi waktu yang direncanakan dengan rata rata penghematan waktu 25%. Namun modul ini tidak efesien jika ditinjau dari segi pembiayaan.
5. Modul yang dikembangkan menarik pada kelas uji coba ditinjau dari segi kemudahan penggunaan, kejelasan materi, kemudahan materi untuk dipahami, kemudahan untuk belajar mandiri dan menumbuhkan semanagt belajar.
5.2IMPLIKASI
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menghasilkan produk modul yang berbentuk cetakan. Pengembangan dilakukan sesuai tahap penelitian
pengembangan yang terdiri beberapa langkah penelitian pengembangan yaitu, 1) Analisis siswa, 2) menentukan standar dan tujuan , 3) memilih strategi, teknologi, media dan materi. Langkah langkah diatas merupakan kawasan teori dan praktik teknologi pendidikan yaitu desain , dan pengembangan. Langkah langkah tersebut dilakukan untuk meghasilkan sumber belajar dan pembelajaran yang efektif, efesien dan menarik. Langkah paling utama adalah dalam pengumpulan data dalam analisis siswa dan memutuskan pengembangan apa yang hendak dilakukan. Langkah paling berat adalah dalam menuliskan draf pengembangan bahan ajar. Langkah ini adalah nyawa dari penelitan pengembangan dan
110
menghabiskan waktu yang lama dalam pembuatannya. Langkah selanjutnya adalah validasi dan uji coba dan revisi yang dilakukan untuk memastikan bahwa modul memang sudah siap untuk digunakan di dalam pembelajaran dalam skala besar. Langkah selanjutnya dilanjutkan dalam langkah langkah penelitian Borg and Gall yaitu memanfaatkan dan mengelola bahan ajar dalam proses
pembelajaran, guru yang bekerjasama dengan peneliti mengemas dan menyajikan bahan ajar dalam praktik pembelajaran yang sesungguhnya sehingga diperoleh data hasil melalui evaluasi pembelajaran. Hasil tersebut menentukan seberapa besar kefektifan, efesiensi, dan kemenarikan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa modul yang dikembangkan efektif, efesien dan menarik serta dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi untuk mendukung proses pembelajaran pada mata pelajaran fisika SMA.
5.3SARAN
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian pengembangan ini, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
a. Bagi lembaga sekolah, untuk memberikan dukungan kepada para guru untuk melakukan pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan materi dan siswa karena kegitan tersebut penting dalam kualitas pengajaran dan memperingan dalam pengembangan karir
b. Bagi guru guru fisika, untuk melakukan pengembangan bahan ajar pada materi yang lain sehingga akan dihasilkan bahan ajar yang sesuai dengan
111
kebutuhan siswa dan materi karena fisika adalah ilmu yang kompleks terutama kebutuhan terhadap materi matematika.
c. Bagi pengembang lain, untuk melakukan pengembangan pengembangan bahan ajar disetiap materi pembelajaran yang sesuai bidang mata
pelajarannya sehingga tercipta pembelajaran yang efektif, efesien dan menarik bagi siswa di indonesia, sehingga pendidikan akan menghasilkan generasi yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Metode-Penelitian-Pengembangan. http : // pakguruku. blogspot .com. diunduh tanggal 6 Januari 2012
. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Universitas Lampung
. 2011. Pembelajaran Dengan Modul. diunduh tanggal 6 Januari 2012http://tepenr06.wordpress.com.
Anwar Rahman. 2010. Pengembangan modul pembelajaran mata kuliah bahasa inggris bisnis program studi akuntansi jurusan ekonomi dan bisnis
politeknik negeri Lampung . Tesis. Universitas Lampung, Bandar lampung Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta :
Gaung Persada Press
Wijanarka, Bernardus Sentot. 2012 . Pengembangan Modul dan Pembelajaran Kompetensi Kejuruan Teknik Pemesinan CNC SMK . Disertasi. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
Borg, Walter R. & Meredith D Gall,. 1969. Educational research. an introduction (4th ed.). New York: Longman Inc.
Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Diana Veveri. The Development of Computer – Assited Learning Module in
physical TherapyNeurologic Education : A Mixed study Case. diunduh tanggal 6 Januari 2012http ://ijahsp.nova.edu.
Dwiyogo, wasis. Supervisi Akademik pembelajaran. derektorat pendidikan nasional. artikel
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2009. Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT Refika Aditama
113 Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Karwono. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan sumber belajar.
Bandung : Cerdas Jaya
Miarso, Yusuf hadi . 2008. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
. 2011. Kumpulan Materi Kuliah Mozaik Teknologi Pendidikan. Bandar Lampung : PPS TP Unila.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : DIVA press
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi
Riduwan. 2011. Dasar Dasar Statistik. Bandung : Alfabeta
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Rusman. 2011. Model Model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Salma Prawiradilaga, Dewi dan Siregar, Eveline. 2007. Mozaik Teknologi
Pendidikan. Jakarta : Kencana
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Sevrida, Teladani. 2009. Korelasi Pemahaman Konsep Matematika dan
Kemampuan Dasar Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Kelas XI SMA Negeri I Kotabumi Lampung Utara. Tesis. Universitas Lampung, Bandar Lampung
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini,. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia
Smaldino, Sharon E, dkk. 2011. Intructional Technology And Media Media For Learning : Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta : Kencana
114 Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengembangan-Bahan-Ajar diunduh tanggal 6Januari
2012.http : // akhmadsudrajat .wordpress.com.
Sudjana, Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : alfabeta
Syaefudin Sa’ud, Udin. 2011. Inovasi Pendidikan. Bandung. Alfabeta