A. Simpulan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan multimedia interaktif berbasis internet yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Hasil validasi dari ahli materi terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan yang dikembangkan menunjukkan bahwa; (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 95,00%, (2) kualitas strategi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 94,00%, (3) kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92,50%. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet pada materi berita wacana lisan yang dikembangkan dengan menggunakan beberapa program dan Macromedia Flash Professioanl 10 secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.
2) Hasil validasi dari ahli desain pembelajaran terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan yang dikembangkan dengan menggunakan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 10 menunjukkan bahwa; (1) kualitas desain pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 87,50%, (2) kualitas desain informasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 87,50%, (3) kualitas desain interaksi dinilai baik dengan Persentase rata-rata sebesar 92,50%, (4) kualitas desain presentasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata
142
sebesar 81,70%. Berdasarkan hasil validasi tersebut disimpulkan bahwa multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
3) Hasil validasi dari ahli rekayasa perangkat lunak terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professioanal 10 dinyatakan bahwa; (1) pemrograman dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 93,33 %, (2) kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92,70%. Dengan demikian multimedia interaktif yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kriteria sangat baik.
4) Menurut tanggapan siswa/i kelas VII SMP N 2 Timang Gajah pada uji coba perorangan dinyatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 10 termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 93,39% dan kualitas teknis tampilan sebesar 89,52%.
5) Menurut tanggapan siswa/i kelas VII SMP N 2 Timang Gajah pada uji coba kelompok kecil dinyatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 10 termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 91,39% dan kualitas teknis tampilan sebesar 95,87%.
143
6) Menurut tanggapan siswa/i kelas VII SMP N 2 Timang Gajah pada uji coba lapangan dinyatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 10 termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 97,84 % dan kualitas teknis tampilan sebesar 98,08 %.
7) Media pembelajaran yang dikembangkan peneliti layak untuk digunakan sebagai multimedia interaktif pada berita wacana lisan siswa/i kelas VII SMP N 2 Timang Gajah semester ganjil, karena memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari nilai median skala Likert.
8) Terhadap penggunaan multimedia interaktif pada tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet (kelas eksperimen) lebih tinggi = 12,06 dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran buku teks (kelas kontrol) = 10,76. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia inetraktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media cetak dan audio, dimana diperoleh thitung sebesar 3,285 sedangkan ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan 94 adalah: 1,70.
9) Multimedia interaktif memiliki keefektifan sebesar 80,46 % lebih tinggi dari keefektifan media cetaki dan audio sebesar 71,72%.
144 B. Implikasi
Upaya meningkatkan Proses Belajar Mengajar dan hasil belajar siswa pada berita wacana lisan, guru memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada siswa, salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah melalui penggunaan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif yang telah dikemas dalam bentuk CD didukung dengan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah. kerjasama yang baik dengan melibatkan guru sebagai tenaga edukatif, siswa sebagai pembelajar, sekolah fasilitator dan administrasi, pegawai sebagai pelayan dan penyedia fasilitas, secara tidak memiliki peran, fungsi dan tugas yang berbeda dengan tujuan sama yakni upaya bagaimana meningkatkan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan multimedia interaktif berbasis internet yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan media cetak dan audio yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan akan mempermudah dalam proses pembelajaran dengan program studi bahasa Indonesia bagi siswa, di mana multimedia interaktif pada berita wacana lisan ini dilengkapi dengan teks animasi, video dan tutorial yang nyata sehingga mempermudah dan meningkatkan daya hayal siswa dalam proses belajar khususnya materi berita wacana lisan, (2) Multimedia interaktif ini sangat memberikan sumbangan positif dan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru di mana multimedia interaktif berbasis internet ini
145
memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran sehingga berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan di mana siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula, (3) Penerapan multimedia interaktif berbasis internet memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri sehingga siswa akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila menerapkan multimedia interaktif berbasis internet secara maksimal pula, (4) Dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha dalam mendalami materi pembelajaran yang diberikan. Pada saat siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas dan mudah dengan melihat teks animasi dan video yang telah disediakan, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif. (5) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada materi berita wacana lisan siswa yang dibelajarkan menggunakan multimedia interaktif dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan multimedia interaktif terdapat perbedaan
146 C. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:
a. Multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan memerlukan adanya komputer berbasis internet sehingga hendaknya komputer yang ada dilaboratorium komputer SMP N 2 Timang Gajah ditambah sesuai dengan jumlah siswa yang diterima pada jurusan tersebut
b. Multimedia interaktif ini adalah alat untuk membantu dalam proses penyampaian pembelajaran khususnya pada materi berita wacana lisan maka dari itu keberadaan guru masih sangat diperlukan sebagai fasilitator dan siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia.
c. Pada kenyataannya hingga saat ini proses pembelajaran pada materi berita wacana lisan masih dilakukan dengan cara konvensional dengan menggunakan media cetak dan audio, maka disarankan agar multimedia interaktif berbasis internet mulai saat ini sudah harus digunakan dengan alasan multimedia interaktif mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi siswa.
d. Agar hasil produk lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan pengembang yang terdiri dari: ahli pengembang kurikulum, ahli bidang studi dan ahli materi yang profesional, ahli media, dukungan dana, sarana dan waktu yang tersedia, dan kemampuan sarana-prasarana dalam produksi media yang memadai.
147
e. Pada prodi teknologi pendidikan hendaknya diadakan sarana dan prasarana yang mendukung matakuliah produksi media yang bersifat pada produk dan adanya pembelajaran flash maupun software yang dapat digunakan untuk produksi media yang lainnya pada prodi teknologi pendidikan yang bertujuan untuk bekal dan mempermudah siswa dalam proses pembuatan media pembelajaran interaktif (khususnya dalam penelitian R&D berbasis TIK). f. Dengan alasan keterbatasan waktu dan dana peneliti, sehingga masih banyak
beberapa pengaruh-pengaruh yang belum terkontrol maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad & Alek. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Borg, W. &V Gall, M.D. 1983. Educational Research. An Introduction (4nd ed). New York & London: Longman
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2009. Sintasis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dick, W. dan Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction. United States of America: Scott Foresman and company
Keraf, gorys. 1994. komposisi. Jakarta: Nusa Indah
Hakim, lukmanul. 2004. Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash Profesional 8.0. Jakarta: PT Elex Media komputindo
Jacobsen, David A & Eggen, Paul. Kauchak, Donald. 2009. Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Juanda & Rosdyanto. 2007. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo
Reynolds, David & Muijs, Daniel. 2008. Effevtive Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Russell, James D & Smaldino, Sharon. Lowther, Deborah L. 2011. Instructional Technology
& Media For Learning. Jakarta: Kencana
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat: PT. Ciputat Press Sapari, Nia Kurniati. 2008. Kopetensi Berbahasa Indonesia untuk Kelas VII SMP/MTS.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya
Siregar, Eveline & Nara, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima Tarigan, Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keteranipilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Mayer, E. Richard. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar