• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INTERNET PADA BERITA WACANA LISAN OLEH SISWA/I SMP NEGERI 2 TIMANG GAJAH TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INTERNET PADA BERITA WACANA LISAN OLEH SISWA/I SMP NEGERI 2 TIMANG GAJAH TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

BERBASIS INTERNET PADA BERITA WACANA LISAN

OLEH SISWA/I KELAS VII SMP NEGERI 2 TIMANG

GAJAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

SURYANA 8106121007

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

BERBASIS INTERNET PADA BERITA WACANA LISAN

OLEH SISWA/I KELAS VII SMP NEGERI 2 TIMANG

GAJAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

SURYANA 8106121007

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INTERNET PADA BERITA WACANA LISAN OLEH SISWA/I SMP

NEGERI 2 TIMANG GAJAH TAHUN AJARAN 2012/2013

Nama : Suryana

Nim : 8106121007

Prodi : Teknologi pendidikan

Menyetujui DOSEN PEMBIMBING

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Prof. Dr. Sahat Siagian, M. Pd Prof. Dr. Muhammad Badiran, M .Pd NIP : 19610104 198703 1017 NIP : 194410301976031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi pendidikan

(5)

PERSETUJUAN REVISI DEWAN PENGUJI TESIS

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INTERNET PADA BERITA WACANA LISAN OLEH SISWA/I SMP

NEGERI 2 TIMANG GAJAH TAHUN AJARAN 2012/2013

No. NAMA TANDA TANGAN

1. Prof. Dr. Sahat Siagian, M. Pd ... Pembimbing I

2. Prof. Dr. Muhammad Badiran, M .Pd ... Pembimbing II

3. Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd ... Narasumber/ Penguji

4. Dr.R. Mursid, M.Pd ... Narasumber/ Penguji

5. Dr.Rosmawaty Harahap, M.Pd ... Narasumber/ Penguji

Nama : Suryana Nim : 8106121007

(6)

i ABSTRAK

SURYANA, Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Berita Wacana Lisan Kelas VII SMP Negeri 2 Timang Gajah. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013

Studi ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan multimedia interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari siswa dan dapat dipakai untuk pembelajaran individual, (2) untuk mengetahui keefektifan multimedia interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran berita wacana lisan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan model pengembangan pembelajaran Dick dan Carey. Model pengembangan produk pembelajaran ini merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan yang sistematis dan memenuhi karakteristik siswa dalam belajar. Model ini meliputi enam tahapan, yakni: studi literatur, perencanaan atau desain pengembangan, pengembangan produk, validasi ahli, uji coba, revisi, produk akhir. Subyek uji coba terdiri dari dua ahli materi mata pelajaran berita wacana lisan, dua ahli desain pembelajaran, dua ahli rekayasa perangkat lunak dan desain grafis, tiga siswa untuk uji perorangan, sembilan siswa untuk uji kelompok kecil, dan lima puluh delapan siswa untuk uji lapangan. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan angket. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan; (1) uji ahli materi mata pelajaran berita wacana lisan berada pada kualifikasi sangat baik (93.83%), (2) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (88.55%), (3) uji ahli rekayasa perangkat lunak dan desain grafis berada pada kualifikasi sangat baik (94.10%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik (91.43%), uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik (93,63%), uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik (97.96%).

Produk akhir dari pengembangan media pembelajaran ini dilanjutkan dengan uji keefektifan produk. Penelitian dilakukan pada siswa semester ganjil kelas VII tahun pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sampel penelitian sebanyak 58 siswa yang terdiri dari 29 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan multimedia interaktif dan 29 siswa sebagai kelas kontrol yang menggunakan media cetak dan audio sebagaimana yang berlangsung selama ini dalam proses pembelajaran.

Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media cetak dan audio. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data diperoleh thitung = 3,328 pada taraf

(7)

ii ABSTRACT

SURYANA, Development of Internet-Based Interactive Multimedia in news word express. Thesis: Graduate Program, State University of Medan, 2013.

This study aimed to: (1) produces interactive multimedia that are appropriate to use, easy to learn and can be used for students with individual learning; (2) to determine the effectiveness of interactive multimedia that are developed in the course of berita wacana lisan.

The type of this study is the research development of research that uses the Borg and Gall model of product development combined with the model of Dick and Carey's learning development. The product of this development learning model is conducted by sequence composed systematic programming that meet the characteristics of students in learning. This model includes six stages, described as follow: (1) literature study; (2) Planning or design development; (3) Product development; (4) expert validation, (5) testing, (6) revision of the final product. The Test subjects of this development process are consisted of : (1) two expert related to the berita wacana lisan; (2) two instructional design experts; (3) two experts that related to software engineering and graphic design; (4) three students for individual trials; (5) nine students to test a small group; and (6) fifty-eight students to the field test. Data regarding the quality of the product was collected by questionnaire. The collected data is analyzed by qualitative descriptive analysis techniques.

The analysis results showed : (1) The Expert assessment related to the berita wacana lisan is within the range of very good (89.83%); (2) The Expert assessment related to the instructional design is within the range of very good (84.38%); (3) The Expert assessment related to the engineering and design software the graphics subject is within the range of very good (88.15%); (4) The individual trials subject assessment is within the range of very good (92.92%); (5) The small-group trials subject assessment is within the range of very good (93.33%) and (6) The field trials result is within the range of very good (97.72%).

The final product of the development of instructional media is followed by a test of the effectiveness of the product. The study was conducted in odd semester students VII class 2012/2013 school year. The method used in this study is quasi-experimental methods. Study sample as many as 58 students consisting of 29 students as a classroom experiment that were treated using an interactive learning medium and 29 students as a control class that uses text media and audio as a medium of learning that took place during this learning process.

(8)

v

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Pembatasan Masalah ... 15

D. Rumusan Masalah ... 16

E. Tujuan Penelitian Pengembangan... 16

F. Manfaat Penelitian Pengembangan ... 17

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 18

1. Hakikat Pembelajaraan Bahasa Indonesia ... 18

a. Pembelajaraan Bahasa Indonesia ... 18

b. Berita Wacana Lisan ... 20

2. Teori Pengembangan Produk ... 25

a. Tinjauan Teknologi Pembelajaran ... 25

b. Hakikat Media Pembelajaran ... 28

1. Media cetak ... 33

2. Audio... 38

3. Multimedia Interaktif Berbasi Internet ... 40

c. Softwere Presentasi Multimedia Interaktif Berbasi Internet ... 49

3. Pengembangan Multimedia Interaktif pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia ... 60

(9)

vi

C. Kerangka Berpikir ... 68

D. Hipotesis Penelitian ... 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 70

B. Model Pengembangan ... 70

3. Pelaksanaan Uji Coba ... 75

4. Jenis data ... 77

5. Instrumen Pengumpulan Data ... 78

a. Lembar Angket ... 79

b. Lembar Wawancara ... 83

c. Lembar Observasi... 83

6. Teknik Pengumpulan Data ... 84

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 85

(10)
(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Delapan Tipe Intelegensi Gardner ... 29

Tabel 2. Dua Pandangan Tentang Desain Multimedia... 43

Tabel 3. Dua Tujuan Multimedia Learning... 45

Tabel 4. Tiga Pandangan Tentang Multimedia ... ...45

Tabel 5. Sintaksis Model Presentasi ... 55

Tabel 6. Teori Kognitif Tentang Multimedia Learning ... 57

Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen Materi Penelitian ... 79

Tabel 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Materi Pembelajaran, Sistem Penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Strategi Pembelajaran ... 80

Tabel 9. Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Desain Informasi, Desain Interaksi, dan Desain Presentasi ... 81

Tabel 10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Rekayasa Perangkat Lunak Ahli Perangkat Lunak...82

Tabel 11. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan...82

Tabel 12. Data Analisis Kebutuhan ... ..85

Tabel 13. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Materi Tentang Kualitas Materi Pembelajaran (Skala 1-5)...91

Tabel 14. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Materi Tentang Kualitas Strategi Pembelajaran (Skala 1-5)...91

(12)

ix

Tabel 19. Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Multimedia Interaktif Matakuliah Menggambar Teknik Ahli Materi ... ... 94

Tabel 20. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Pembelajaran (Skala 1-5)... 96

Tabel 21. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Informasi (Skala 1-5)... 96

Tabel 22. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Interaksi Skala 1-5)... 97

Tabel 23. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Presentasi (Skala 1-5) ... 98

Tabel 24. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Desain Pembelajaran... 98

Tabel 25. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Desain Informasi ... 99

Tabel 26. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Interaksi ... 99

Tabel 27. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Presentasi ... 99

Tabel 28. Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli Desain

Pembelajaran ... 100

Tabel 29. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak dan Desain Grafis Pada Aspek Pemprograman (Skala 1-5)... 101

Tabel 30. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan (Skala 1-5)... 102

Tabel 31. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat Lunak

(13)

x

Tabel 32. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat Lunak Terhadap Kualitas Teknis/Tampilan ... 102

Tabel 33. Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 103

Tabel 34. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Perorangan di SMP Negeri 2

Timanggajah kelas VII Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 104

Tabel 35. Skor Penilaian Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Perorangan di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII Tentang Aspek Kualitas

Teknis/Tampilan ... 104

Tabel 36. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi

Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Perorangan di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII ... 105

Tabel 37. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Teknis/ Tampilan Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Perorangan di SMP

Negeri 2 Timanggajah kelas VII. ... 106

Tabel 38. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Uji Coba Kelompok Kecil di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII Pada Aspek Kualitas Materi pembelajaran ... 107

Tabel 39. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Uji Coba Kelompok Kecil di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan ... 107

Tabel 40. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi

Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Kelompok Kecil di SMP

Negeri 2 Timanggajah kelas VII. ... 108

Tabel 41. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Teknis/Tampilan Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada

Materi Berita Wacana Lisan Uji Coba Kelompok Kecil Pada Uji

Coba Kelompok Kecil di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII. ... 108

(14)

xi

Tabel 43. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Uji Coba Lapangan di SMP Negeri 2

Timanggajah kelas VII Pada Aspek Kualitas Materi Pembelajaran . 109

Tabel 44 Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Uji Coba Lapangan di SMP Negeri 2

Timanggajah kelas VII Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan ... 110

Tabel 45 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet pada Materi

Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Lapangan di SMP Negeri 2

Timanggajah kelas VII ... 111

Tabel 46 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Teknis/Tampilan Multimedia Interaktif Berbasis Internet pada

Materi Berita Wacana Lisan Pelajaran Pada Uji Coba Lapangan di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII ... 111

Tabel 47 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia

Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli Materi ... 112

Tabel 48 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia

Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 115

Tabel 49 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia

Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 117

Tabel 50 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia

Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Perorangan ... 120

Tabel 51 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia

Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 121

Tabel 52 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia

Interaktif Berbasis Internet pada Materi Berita Wacana Lisan Pada Uji Coba Lapangan di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII ... 122

Tabel 53 Data Hasil Revisi Pada 3 Topik Oleh Ahli Materi ... 124

(15)

xii

Tabel 55 Data Hasil Revisi Pada Topik Pengertian dan Unsur-Unsur Berita Oleh Ahli Materi ... 125

Tabel 56 Data Hasil Revisi Pada Topik contoh Vidio Berita Oleh Ahli

Materi ... 126

Tabel 57 Data Hasil Revisi Ahli Desain Pembelajaran ... 126

Tabel 58 Data Hasil Revisi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 127

Tabel 59 Frekwensi Nilai Hasil Belajar yang Dibelajarkan Dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif ... 128

Tabel 60 Frekwensi Nilai Hasil Belajar yang Dibelajarkan Dengan Tanpa

Menggunakan Multimedia Interaktif ... 129

Tabel 61 Rangkuman Presentasi Rata-rata Hasil Penilaian Terhadap

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Pembelajaran ... 2

Gambar 2. Definisi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran Seels dan Richey ... 27

Gambar 3. Prosedur Pengembangan Borg & Gall (1983:775) ... 61

Gambar 4. Bagan Model Pengembangan Desain Instruksional Dick & Carey .... 65

Gambar 5. Bagan Prosedur Pengembangan media Pembelajaran Interaktif

berpaduan Borg & Gall dan Dick & Carey (2005) ... 73

Gambar 6. Tahap-Tahap Ujicoba Produk Pemngembangan Multimedia Interaktif

Berbasis internet Pada Materi Berita Wacana Lisan ... .89

Gambar 7. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif

Berbasis internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli

Materi ... 113

Gambar 8. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif

Berbasis internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli Desain

Pembelajaran ... 116

Gambar 9. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif

Berbasis internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli

Rekayasa Perangkat Lunak ... 118

Gambar 10. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Multimedia

Interaktif Berbasis internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Pada

Ujicoba Perorangan di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII ... 120

Gambar 11. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Multimedia

Interaktif Berbasis internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Pada

Ujicoba Kelompok Kecil di SMP Negeri 2 Timanggajah kelas VII. 121

Gambar 12. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Multimedia

Interaktif Berbasis internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Pada

(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Silabus Bahasa Indonesia Kelas VII SMP ... 151

Lampiran II. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ... 152

Lampiran III. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)... 154

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Setelah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran), Kementerian

Pendidikan Nasional menggagas ide baru dengan inovasinya yang bertajuk

Kurikulum Berkarakter. Hal ini berdasarkan pada fakta dan persepsi masyarakat

tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda. Oleh

karena itu pada era saat ini diperlukan kurikulum pendidikan yang berkarakter;

dalam arti dapat diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik terutama

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang terdiri dari empat keterampilan

dasar berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat

keterampilan tersebut saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Tujuan

pembelajaran bahasa adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks

komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran,

daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu

dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.

Sementara itu, dalam kurikulum 2010 disebutkan bahwa tujuan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara umum meliputi: (1) Siswa

menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

(nasional) dan bahasa negara. (2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi

bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

(19)

2

kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial. (4) Siswa memiliki

disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis). (5) Siswa mampu

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,

memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa. (6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan strategi penyampaian

pembelajaran berupa metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada

pembelajar untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pelajar.

Adapun strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi

antara pelajar dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi

pembelajaran.

Miarso, (2009: 460) menjelaskan, Proses pembelajaran dapat digambarkan

dengan pola sebagai berikut:

Gambar 1. Proses Pembelajaran KURIKULUM

GURU GURU

DENGAN

MEDIA GURU

MEDIA GURU MEDIA MEDIA

(20)

3

Masih banyak di antara kita, para guru, yang menggunakan pola No. 1,

yaitu memberikan pelajaran tanpa menggunakan media. Pada pola No. 2 guru

mulai menggunakan media yang dikembangkan sendiri. Sedangkan pada pola No.

3 guru menggunakan media yang telah tersedia. Pada pola No. 4 guru berbagi

tugas dengan media, misalnya media untuk presentasi pada bahan pembelajaran,

sedang guru untuk membina jalannya pembelajaran. Pada pola No. 5, terjadi

belajar (mandiri, individual, dan lain-lain) dengan hanya menggunakan media.

Untuk itu di dalam pembelajaran dibutuhkan komunikasi yang baik dalam

penyaluran pesan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu pokok

pembelajaran. Pesan tersebut disampaikan guru kepada siswa melalui suatu media

dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu. Dalam sistem pembelajaran

modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima

pesan, tetapi dapat berbalik fungsi, siswa bertindak sebagai komunikator atau

penyampai pesan. Dalam kondisisi seperti ini, maka akan terjadi komunikasi dua

arah. Suatu kegiatan pembelajaran dibutuhkan media untuk meningkatkan tingkat

keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut

akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan

sumber/penyalur pesan lewat media tersebut.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi pendidikan saat ini, di

sekolah-sekolah yang banyak menggunakan pendekatan ekspositori. Pendekatan

ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkahlaku di kelas dan penyebaran

pengetaahuan dikontrol oleh guru sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu

(21)

4

hanya diberikan kesempatan berinteraksi saat guru bertanya dan siswa menjawab.

Dan apabila guru kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan

kepada siswa guru menggunakan alat bantu seperti buku, gambar, bagan, grafik,

dan lain-lain yang berbentuk terpisah. Sehingga sistem pembelajaran ekspositori

yang di terapkan di sekolah saat ini kurang fleksibel dan inovatif.

Hal ini sesuai dengan fakta dilapangan yang di temui peneliti khususnya di

SMP Negeri 2 Timang Gajah proses belajar yang terjadi hanyalah satu arah, di

mana guru yang menjadi kominukator dan penyampai pesan dan siswa hanya

berperan sebagai audien, selain itu media yang di gunakan masih media terpisah

dalam bentuk media cetak dan audio pada pelajaran bahasa Indonesia dengan

materi berita wacana lisan, sangat membutuhkan waktu yang ekstra dalam

pelaksanaannya di lapangan. karena itu penulis tertarik mengambil materi berita

wacana lisan, karena masih banyak siswa SMP yang belum mengerti mengenai

materi tersebut walau terlihat mudah, Untuk itu di perlukan media yang bersifat

multimedia interaktif, di mana semua contoh dan pesan pelajaran terdapat dalam

satu piranti yang berbentuk satu kesatuan yang utuh yang saat ini lebih dikenal

dengan multimedia interaktif.

Guru yang kreatif akan menggunakan media yang inovatif selain

diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar untuk

lebih cepat dan mudah memahami atau mengerti terhadap materi pelajaran yang

disampaikan, juga lebih baik dalam pemanajemenan waktu. Maka dalam proses

pembelajaran melalui multimedia interaktif akan terjadi perubahan pengetahuan

(22)

5

interaksi antara multimedia interaktif yang disajikan guru kepada siswa cukup

cermat, cepat dan tepat.

Melihat perkembangan ilmu dan teknologi, pembelajaran secara umum

sedikit banyaknya terpengaruh oleh adanya perkembangan dan

penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan dan komputerisasi. Pengaruh

perkembangan tersebut nampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan sistem

pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran menjadi suatu

bidang yang seyogianya dikuasai oleh setiap guru profesional.

Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media

pembelajaran di masa yang akan datang, diharapkan akan dapat direalisasikan

dalam praktik. Banyak usaha yang dapat dikerjakan, di samping memahami

penggunaannya, para gurupun dituntut untuk mengembangkan keterampilan

“membuat sendiri” media yang menarik, murah dan efesien, dengan tidak

menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan kebutuhan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan

pembelajaran di era industrialisasi saat ini.

Untuk mencapai keberhasilan tersebut, guru juga sebaiknya tidak

melupakan siswa untuk memanfaatkan semua alat indra yang dimilikinya.

Artinya, dapat di lakukan dengan menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat

diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan

untuk menerima dan mengelola pesan semakin besar kemungkinan pesan tersebut

dimengerti dan diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan mudah. Baik

(23)

6

Levie (dalam Arsyad, 2010:9) mengungkapkan:

yang membacakan hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurut-urutan(sekuensial). Hal ini merupakan salah satu bukti dukungan atas konsep dual coding

hypothesis (hipotesis koding ganda).

Hal ini juga sependapat dengan Paivio (dalam Arsyad, 2010:9) yang

menyatakan bahwa, “ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah

simbol-simbol verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk proposisi image,

dan yang lainnya untuk mengolah image nonverbal yang kemudian disimpan

dalam bentuk proposisi verbal”.

Belajar dengan mengunakan indera ganda pandangan dan pendengaran

berdasarkan konsep di atas akan memberikan keuntungan bagi siswa dikarenakan

Siswa akan lebih termotivasi dalam belajar, dibandingkan materi pelajaran yang

hanya disampaikan dengan satu stimulus pandang atau dengar.

Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan

pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera pedengaran sangat

menonjol perbedaannya seperti yang dijelaskan oleh Bough (dalam Arsyad,

2010:10) yaitu, “kurang lebih 90% hasil belajar seseorang di peroleh melalui

indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera pendengaran, dan

5% lagi dengan indera lainnya”. Sedangkan menurut Dale (dalam Arsyad,

(24)

7

pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera

lainya sekitar 12%”.

Tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama

penerimaan isi pembelajaran/pesan sangat berperan besar dalam proses

pembelajaran. dikarenakan oleh pengalaman langsung akan memberikan kesan

paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang

terkandung dalam pengalaman itu, hal ini terjadi karena melibatkan indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba. Ini dikenal dengan learning by

doing.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu

dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti bagan, grafik atau kata. Pesan

yang terkandung dalam lambang-lambang, akan ditafsirkan dengan indera yang

terbatas, yakni indera penglihatan dan indera pendengaran. Meskipun tingkat

partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan

berkembang. Sesungguhnya, pengalaman kongkret dan pengalaman abstrak

dialami silih berganti; hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan

memperluas jangkauan abstraksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan

interpretasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman

yang di dalamnya ia terlibat langsung.

Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti merasa tertantang untuk

mengembangkan sebuah media yang dapat melibatkan alat indera peserta didik

(25)

8

Media pembelajaran itu sendiri, terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur

peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawakannya

(softwere). Sehingga media pembelajaran memerlukan peralatan untuk

menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan

atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut, media merupakan

salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain, tujuan, materi, metode

dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan

media pelajaran yang disajikan dengan menggunakan media elektronik yang

didesain untuk kepentingan belajar mengajar. Untuk itu pemilihan media di sini

sangatlah penting, karena kedudukan media yang strategis dapat menunjang

motivasi dan keberhasilan dalam belajar. Dengan tidak mengindahkan konsep

pembelajaran sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat suatu totalitas

yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapaian

tujuan. Untuk itu diperlukan media yang sesuai dengan materi pembelajaran yang

akan disampaikan, agar proses pembelajaran ini tepat sasaran dan sesuai dengan

kurikulum dan silabus yang ada di sekolah tersebut.

Dilihat dari pengadaan media pembelajaran, Susilana,(2009:61)

menjelaskan:

media dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu media yang sudah tersedia di lingkungan sekolah atau tersedia di pasaran (media

by utilization), dalam hal ini media dirancang secara khusus oleh

(26)

9

Masing-masing media pasti memiliki kekurangan dan kelebihan.

Kelebihan dari media siap pakai adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya

untuk pengadaannya. kekurangannya media siap pakai belum tentu sesuai dengan

kebutuhan, tujuan, dan karakteristik materi yang akan diajarkan di sekolah yang

dimaksud. Dan untuk media by design kekurangannya dalam merancang media

adalah memerlukan waktu, tenaga dan biaya. Adapun kelebihan dari media ini

kecil kemungkinan ketidak sesuaian media dengan kebutuhan materi dan tujuan

yang diharapkan dalam proses pembelajaran karena yang mendesain adalah guru

itu sendiri. Di sini guru juga diharapkan tidak hanya berberan sebagai

transformator artinya guru berperan hanya sebagai penyampaian pesan dengan

menggunakan komunikasi langsung (direct communication), pola ini membuat

siswa kurang aktif karena, siswa hanya menerima materi saja. Seperti halnya

analogi gelas yang siap diisi air. Konsep ini tidak sesuai dengan konsep

pembelajaran (instructional), pembelajaran memandang siswa sebagai individu

yang aktif, memiliki kemampuan dan potensi yang perlu dieksplorasi secara

optimal.

Selain memandang penting peranan siswa dalam belajar, proses

pembelajaran juga menuntut peran guru lebih luas. Peran tersebut adalah sebagai

desainer pembelajaran dalam kata lain mampu merancang sebuah pembelajaran

yang baik dan termasuk di dalamnya merancang media pembelajaran.

Sebaik-baiknya media yang digunakan dalam pembelajaran adalah memiliki tingkat

relevansi dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa. Di lihat dari wewenang

(27)

10

materi, mengetahui tujuan apa yang mesti dibuat dan mengenali betul kebutuhan

siswanya. Dengan demikian alangkah baiknya kalau media juga dibuat oleh guru.

Karena guru yang mengetahui secara pasti kebutuhan untuk pembelajarannya,

termasuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa pada materi yang

diajarkan. Disinilah peran guru sebagai creator (menciptakan media yang tepat,

efesien dan menyenangkan bagi siswa).

Media yang dapat dibuat guru tidak terbatas jenis dan bentuknya,

tergantung hasil pemilihannya mana yang paling tepat, dari sekian banyak media

yang cocok untuk siswa. Selain itu media yang umum digunakan saat ini adalah

media berbasis komputer seperti media presentasi yang kemudian di koneksi

dalam bentuk internet. Maka sangat tepat jika guru mampu membuat media

minimal media grafis dan media presentasi berbantu komputer dengan

berbasiskan internet.

Keberadaan internet yang telah meluas sampai tingkat sekolah menengah

saat ini belum banyak digunakan untuk meningkatkan prestasi, khususnya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan internet dalam bidang pendidikan

hingga saat ini belum maksimal. Pembelajaran berbasis internet merupakan

komponen sistem penyampaian pengajaran yang dapat digunakan dalam

mendukung proses pembelajaran. Penerapan berbasis internet dilandasi oleh

persepsi bahwa pembelajaran akan berlangsung dengan baik, efektif, dan

menyenangkan jika didukung oleh media pembelajaran yang dapat menarik minat

(28)

11

Pembelajaran berbasis internet merupakan sebuah program pembelajaran

yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat

lunak berupa komputer dan internet yang berisi materi pelajaran. Dalam

pembelajaran berbasis internet ini, sajian utamanya berupa bacaan dan

demonstrasi. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk memberikan pemahaman

secara tuntas kepada siswa mengenai materi atau pelajaran yang sedang

dipelajarinya. Dalam pembelajaran ini, guru sebagai tutor berorientasi pada upaya

membangun motivasi belajar siswa melalui penggunaan software komputer yang

berbasis internet.

Belajar dengan bantuan komputer atau belajar dengan bantuan media yang

lain, misalnya: buku, kaset, dan sebagainya, memiliki tujuan yang sama yaitu

memberi pengetahuan kepada siswa. Akan tetapi untuk saat ini pembelajaran

berbasis internet merupakan salah satu solusi yang cukup baik dalam dunia

pendidikan terutama dalam proses belajar dan mengajar karena mencakup semua

media yang digunakan dalam belajar. Mulai dari materi untuk dibaca, suara yang

memberi penjelasan sampai tersedianya soal latihan dan pembahasannya. Selain

itu juga memungkinkan pemanajemenan waktu belajar yang lebih efektif dan

fleksibel.

Penggunaan internet sebagai media pembelajaran memberikan

kemungkinan pengelolaan proses pembelajaran yang lebih inovatif, karena

penggunaan internet sebagai multimedia interaktif diharapkan dapat membuat

siswa belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan dan daya tangkap

(29)

12

menambah wawasan guru dalam menyajikan media yang menarik untuk siswa,

sehingga tidak membuat jenuh dan bosan dengan media mengajar yang itu-itu

saja. Dengan adanya multimedia interaktif ini maka kejenuhan dan kebosanan

siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan dengan media cetak (buku), akan

berubah menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Arsyad (2010: 70),

“multimedia diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia bisa berupa kombinasi

antara teks, grafik, animasi, suara, dan vidio. Dan Susilana (2009: 126) juga

menjelaskan, “definisi media interaktif ialah alat atau sarana pembelajaran yang

berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang

secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi/subkompetensi mata

pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya”.

Dari penjelasan kedua ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

multimedia interaktif adalah media yang terdiri lebih dari satu unsur media yang

di dalamnya terdapat materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi

yang sengaja dirancang secara sistematis dan menarik.

Multimedia interaktif ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan

efektifitas hasil belajar bagi penggunanya. Pembelajaran dengan menggunakan

multimedia interaktif juga dapat memberikan respon terhadap stimulus yang

diberikan oleh siswa. Selain itu setiap respon dimungkinkan untuk diberikan

penguatan (reinforcemen) secara otomatis yang telah terprogram, penguatan

terhadap jawaban benar dan salah dari siswa reinforcemen diberikan untuk

(30)

13

didesain. Hal ini sesuai dengan tori belajar Behaviorisme (Stimulus-Respons) di

mana belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan

paradigma S-R (Stimulus-Respons), yaitu suatu proses yang memberikan respons

tertentu terhadap yang datang dari luar.

Pembelajaran multimedia interaktif juga dapat digunakan oleh siswa

secara individual, tidak hanya dalam setting kelas di sekolah, tetapi juga di rumah.

Materi dapat diulang-ulang sesuai kehendak siswa karena telah disajikan dalam

bentuk CD pembelajaran. Atau dapat pula disajikan secara klasifikasi dengan

jumlah siswa maksimal 50 orang di ruang komputer, atau kelas biasa, dan dapat

dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah

tersedia di program komputer dengan bantuan proyektor.

Selain itu multimedia interaktif juga dapat menumbuhkan keingintahuan

siswa terhadap materi dan merubah rasa ingin tahu untuk mempelajari media itu

sendiri. Rancangan isi dan desain multimedia interaktif, memberi peluang untuk

menumbuhkan kreatifitas siswa melalui kegiatan-kegiatan belajar dengan

menggunakan multimedia interaktif. Selain itu visualisasi dan audiovisual

informasi yang disampaikan, akan menumbuhan motivasi belajar terhadap siswa

di dalam kelas. Seperti teori belajar Ausubel, materi yang dipelajari diasimilasikan

dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Belajar

seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna. Untuk itu diperlukan

dua persyaratan: (1) materi yang secara potensial bermakna, dan dipilih serta

(31)

14

masa lalu, (2) Suatu situasi belajar yang bermakna. Faktor motivasional

memegang peranan penting dalam teori ini.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar, seorang guru hendaknya mampu untuk memberikan

atau menampilkan media belajar yang menarik, sehingga siswa dapat memahami

makna dari isi materi mendengarkan berita melalui wacana lisan. Pada materi ini

biasanya guru menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media yang

berbeda-beda yaitu, buku, koran, audio pembacaan berita, sehingga media tersebut tidak

dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh atau multimedia yang lebih efesien

dan inovatif. Dan dari multimedia interaktif tersebut diharapkan agar siswa

memiliki kemampuan untuk mengungkapkan atau menunjukkan makna dari isi

yang terkandung dalam media pembelajaran yang telah disajikan. Sehingga

bentuk visual/audiovisual yang di kemas dalam multimedia interaktif khususnya

dalam materi pembelajaran yang disampaikan dalam satu media pembelajaran

diharapkan dapat memberikan inovasi dan motivasi yang menunjang keberhasilan

dalam tujuan pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian

(32)

15

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah cara memenuhi tuntutan kurikulum yang bervariasi?

2. Apakah penyebab Materi berita wacana lisan masih banyak disajikan dalam

bentuk media cetak?

3. Bagaimanakah cara penyusunan materi berita wacana lisan dalam desain

multimedia interaktif berbasis internet yang lebih efektif, efisien dan inovatif?

4. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar materi berita wacana lisan oleh

siswa SMP kelas VII?

5. Apakah penyebab tidak bervariasi penyajikan media dan teknologi

pembelajaran oleh guru yang membuat siswa jenuh/bosan dalam kegiatan

belajar mengajar?

6. Apakah penyebab guru tidak mampu dalam mengembangkan dan mendesain

multimedia pembelajaran yang interaktif dengan materi berita wacana lisan.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka timbulah

pertanyaan-pertanyaan permasalahan yang memerlukan jawaban. Sehingga menuntut penulis

untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, untuk lebih terarah dan

mendalam. Maka permasalahan penelitian ini dibatasi dengan beberapa variabel,

yang pertama pengembangan multimedia interaktif berbasis internet, yang kedua

adalah hasil belajar dari materi berita wacana lisan oleh siswa/i kelas VII SMP

(33)

16

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, masalah penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut;

1. Apakah pengembangan produk multimedia interaktif berbasis internet pada

berita wacana lisan efektif digunakan untuk siswa/i kelas VII di SMP Negeri 2

Timang Gajah tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah efektifitas produk multimedia interaktif berbasis internet pada

berita wacana lisan oleh siswa/i kelas VII di SMP Negeri 2 Timang Gajah

tahun pelajaran 2012/2013?

E.Tujuan Penelitian Pengembangan

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menjawab

masalah-masalah dalam perumusan masalah-masalah di atas, secara oprasional penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

1. Bentuk pengembangan produk multimedia interaktif berbasis internet pada

berita wacana lisan oleh siswa/i kelas VII di SMP Negeri 2 Timang Gajah

tahun pelajaran 2012/2013

2. Untuk melihat keefektifan produk multimedia interaktif berbasis internet pada

berita wacana lisan oleh siswa/i kelas VII di SMP Negeri 2 Timang Gajah

(34)

17

F. Manfaat Penelitian Pengembangan

Hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat secara

teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat:

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pengembangan

produk multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan pada

khususnya.

2. Untuk menstimulasi buah pikiran yang berguna sebagai rujukan maupun

bandingan bagi penelitian lanjutan yang mengkaji pengembangan multimedia

interaktif berbasis internet pada materi berita wacana lisan.

Dan secara praktis penelitian ini bermanfaat:

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam menambah

wawasan peneliti sebagai pendidik khususnya pada materi berita wacana lisan

sehingga kedepan dapat meningkatkan pelayanan dan akses pendidikan yang

lebih baik kepada para peserta didiknya.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi masukan dalam menghasilkan

kebijakan pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan produk

multimedia interaktif berbasis internet untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran di sekolah.

3. Bagi peserta didik, tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah dan pengawas),

hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan khususnya

penelitian pengembangan multimedia interaktif berbasis internet dan

(35)

141

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian

pengembangan multimedia interaktif berbasis internet yang dikemukakan

sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Hasil validasi dari ahli materi terhadap multimedia interaktif berbasis

internet pada berita wacana lisan yang dikembangkan menunjukkan

bahwa; (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan

persentase rata-rata sebesar 95,00%, (2) kualitas strategi pembelajaran

dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 94,00%, (3) kualitas

sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase

rata-rata sebesar 92,50%. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis

internet pada materi berita wacana lisan yang dikembangkan dengan

menggunakan beberapa program dan Macromedia Flash Professioanl 10

secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

2) Hasil validasi dari ahli desain pembelajaran terhadap multimedia interaktif

berbasis internet pada berita wacana lisan yang dikembangkan dengan

menggunakan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 10

menunjukkan bahwa; (1) kualitas desain pembelajaran dinilai sangat baik

dengan persentase rata-rata 87,50%, (2) kualitas desain informasi dinilai

sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 87,50%, (3) kualitas desain

interaksi dinilai baik dengan Persentase rata-rata sebesar 92,50%, (4)

(36)

142

sebesar 81,70%. Berdasarkan hasil validasi tersebut disimpulkan bahwa

multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan yang

dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik sehingga dapat

diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

3) Hasil validasi dari ahli rekayasa perangkat lunak terhadap multimedia

interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan yang dikembangkan

dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professioanal 10

dinyatakan bahwa; (1) pemrograman dinilai sangat baik dengan persentase

rata-rata sebesar 93,33 %, (2) kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik

dengan persentase rata-rata sebesar 92,70%. Dengan demikian multimedia

interaktif yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kriteria

sangat baik.

4) Menurut tanggapan siswa/i kelas VII SMP N 2 Timang Gajah pada uji

coba perorangan dinyatakan bahwa multimedia interaktif yang

dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash

Professional 10 termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi

pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 93,39% dan

kualitas teknis tampilan sebesar 89,52%.

5) Menurut tanggapan siswa/i kelas VII SMP N 2 Timang Gajah pada uji

coba kelompok kecil dinyatakan bahwa multimedia interaktif yang

dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash

Professional 10 termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi

pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 91,39% dan

(37)

143

6) Menurut tanggapan siswa/i kelas VII SMP N 2 Timang Gajah pada uji

coba lapangan dinyatakan bahwa multimedia interaktif yang

dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash

Professional 10 termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi

pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 97,84 % dan

kualitas teknis tampilan sebesar 98,08 %.

7) Media pembelajaran yang dikembangkan peneliti layak untuk digunakan

sebagai multimedia interaktif pada berita wacana lisan siswa/i kelas VII

SMP N 2 Timang Gajah semester ganjil, karena memiliki nilai rata-rata

yang lebih tinggi dari nilai median skala Likert.

8) Terhadap penggunaan multimedia interaktif pada tes hasil belajar siswa

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan multimedia interaktif berbasis internet (kelas eksperimen)

lebih tinggi = 12,06 dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan media pembelajaran buku teks (kelas kontrol) = 10,76.

Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

multimedia inetraktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

media cetak dan audio, dimana diperoleh thitung sebesar 3,285 sedangkan

ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan 94 adalah: 1,70.

9) Multimedia interaktif memiliki keefektifan sebesar 80,46 % lebih tinggi

(38)

144 B. Implikasi

Upaya meningkatkan Proses Belajar Mengajar dan hasil belajar siswa pada

berita wacana lisan, guru memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna

pada siswa, salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah melalui

penggunaan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif yang telah

dikemas dalam bentuk CD didukung dengan sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah. kerjasama yang baik dengan melibatkan guru sebagai tenaga

edukatif, siswa sebagai pembelajar, sekolah fasilitator dan administrasi, pegawai

sebagai pelayan dan penyedia fasilitas, secara tidak memiliki peran, fungsi dan

tugas yang berbeda dengan tujuan sama yakni upaya bagaimana meningkatkan

proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan

multimedia interaktif berbasis internet yang telah teruji memiliki implikasi yang

tinggi dibandingkan dengan media cetak dan audio yang selama ini digunakan

guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai

berikut: (1) Multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan akan

mempermudah dalam proses pembelajaran dengan program studi bahasa

Indonesia bagi siswa, di mana multimedia interaktif pada berita wacana lisan ini

dilengkapi dengan teks animasi, video dan tutorial yang nyata sehingga

mempermudah dan meningkatkan daya hayal siswa dalam proses belajar

khususnya materi berita wacana lisan, (2) Multimedia interaktif ini sangat

memberikan sumbangan positif dan praktis terutama dalam pelaksanaan proses

(39)

145

memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran sehingga

berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pembelajaran

dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan di mana siswa memiliki ketertarikan

dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula, (3)

Penerapan multimedia interaktif berbasis internet memerlukan kesiapan siswa

untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri sehingga

siswa akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila menerapkan

multimedia interaktif berbasis internet secara maksimal pula, (4) Dengan

menggunakan multimedia interaktif berbasis internet siswa diberi kesempatan

untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha dalam mendalami materi

pembelajaran yang diberikan. Pada saat siswa mengalami masalah dalam

pendalaman materi, siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas dan mudah

dengan melihat teks animasi dan video yang telah disediakan, sehingga siswa

dapat belajar dengan lebih efektif. (5) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

hasil belajar pada materi berita wacana lisan siswa yang dibelajarkan

menggunakan multimedia interaktif dengan siswa yang diajarkan tanpa

(40)

146 C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta

implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

a. Multimedia interaktif berbasis internet pada berita wacana lisan memerlukan

adanya komputer berbasis internet sehingga hendaknya komputer yang ada

dilaboratorium komputer SMP N 2 Timang Gajah ditambah sesuai dengan

jumlah siswa yang diterima pada jurusan tersebut

b. Multimedia interaktif ini adalah alat untuk membantu dalam proses

penyampaian pembelajaran khususnya pada materi berita wacana lisan maka

dari itu keberadaan guru masih sangat diperlukan sebagai fasilitator dan siswa

tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa

Indonesia.

c. Pada kenyataannya hingga saat ini proses pembelajaran pada materi berita

wacana lisan masih dilakukan dengan cara konvensional dengan

menggunakan media cetak dan audio, maka disarankan agar multimedia

interaktif berbasis internet mulai saat ini sudah harus digunakan dengan alasan

multimedia interaktif mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi

siswa.

d. Agar hasil produk lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka

diperlukan pengembang yang terdiri dari: ahli pengembang kurikulum, ahli

bidang studi dan ahli materi yang profesional, ahli media, dukungan dana,

sarana dan waktu yang tersedia, dan kemampuan sarana-prasarana dalam

(41)

147

e. Pada prodi teknologi pendidikan hendaknya diadakan sarana dan prasarana

yang mendukung matakuliah produksi media yang bersifat pada produk dan

adanya pembelajaran flash maupun software yang dapat digunakan untuk

produksi media yang lainnya pada prodi teknologi pendidikan yang bertujuan

untuk bekal dan mempermudah siswa dalam proses pembuatan media

pembelajaran interaktif (khususnya dalam penelitian R&D berbasis TIK).

f. Dengan alasan keterbatasan waktu dan dana peneliti, sehingga masih banyak

beberapa pengaruh-pengaruh yang belum terkontrol maka perlu kiranya

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad & Alek. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Borg, W. &V Gall, M.D. 1983. Educational Research. An Introduction (4nd ed). New York & London: Longman

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2009. Sintasis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dick, W. dan Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction. United States of America: Scott Foresman and company

Keraf, gorys. 1994. komposisi. Jakarta: Nusa Indah

Hakim, lukmanul. 2004. Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash Profesional 8.0. Jakarta: PT Elex Media komputindo

Jacobsen, David A & Eggen, Paul. Kauchak, Donald. 2009. Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Juanda & Rosdyanto. 2007. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo

Reynolds, David & Muijs, Daniel. 2008. Effevtive Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Russell, James D & Smaldino, Sharon. Lowther, Deborah L. 2011. Instructional Technology

& Media For Learning. Jakarta: Kencana

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat: PT. Ciputat Press

Sapari, Nia Kurniati. 2008. Kopetensi Berbahasa Indonesia untuk Kelas VII SMP/MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya

(43)

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya

Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima

Tarigan, Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keteranipilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Mayer, E. Richard. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gambar

Tabel 33. Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Materi Berita Wacana Lisan Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ..................................................................................................
Tabel 56 Data Hasil Revisi Pada Topik contoh Vidio Berita  Oleh Ahli Materi ................................................................................................
Gambar 1. Proses Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa komponen utama pada mesin penyuwir daging, yaitu motor listrik yang merupakan sumber penggerak dari mesin penyuwir tersebut, poros penyuwir untuk

Media yang digunakan Guru dalam Berkomunikasi dengan Siswa Deafblind.. Guru menggunakan media kongkrit dan bahasa isyarat secara

Immunofluoresence merupakan salah satu metode yang telah dikembangkan untuk memvisualisasikan ekspresi protein spesifik dalam sel dengan menggunakan prinsip ikatan

Devie Widyasari, A210080027. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari ketiga variabel bebas berupa tinggi dukungan rendah pengarahan, partisipasi bawahan, dan kepemimpinan dilakukan dengan

Dan seberapa besar faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di Jawa Tengah tahun 2010– 2015 itu berpengaruh.Alat analisis yang digunakan adalah regresi

Melalui uraian di atas, hal paling ideal dalam menentukan awal bulan adalah menggunakan hisab dan ruyat secara bersamaan. Hisab sebagai petunjuk tehnis dan rukyat

Pada Ru’yah Lokal, tiap penduduk melihat bulan sendiri-sendiri, sehingga tiap kota atau tiap negara merayakan hari Idul Fitri sendiri-sendiri bisa berbeda satu