• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah untuk Guru SMP SMA SMK.rar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah untuk Guru SMP SMA SMK.rar"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERPUSTAKAAN BAGI

SISWA SMAN 1 LAPPARIAJA

Oleh

EVANESCO

(2)

Makalah Ini Dibuat Sebagai Syarat/Reperensi Untuk Memperoleh Nilai Praktik Bahasa Indonesia Agar Dapat Menambah Pengetahuan Bagi

Peneliti Tersebut

Oleh

- Reni Sapta Apriani

- Ririn Wulandari

- Sri Wahyuni

- Nining Karlina

SMA NEGERI 1 LAPPARIAJA

TAHUN PELAJARAN 2014

(3)

Indonesia, dalam rangka memenuhi, syarat mendapat nilai praktik bahasa Indonesia di SMAN 1 Lappariaja

Lappariaja, 06 Februari 2014

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Drs. Mastan, M. Pd Amelia, S.Pd

NIP. 19680808 199412 1 005

(4)

dari suatu pelajaran kelompok

Jika kita mengerjakan

Segala sesuatu dengan penuh Kesabaran dan keseriusan pasti Segala sesuatu akan lebih Mudah dkerjakan dan jangan Mengerjakan sesuatu semata-mata Hanya ingin mencari nilai

Akan tetapi bekerja samalah Dan ambil pekerjaan ini sebagai Awal menuju kesuksesan

Reni Sapta Apriani Ririn Wulandari

Jadikanlah Perjuangan sebagai

Motivasi untuk mencapai kesuksesan Dan Kegagalan sebaga awal

dari suatu keberhasilan

Hargailah seseorang seperti menghargai Orang tua dan dirimu sendiri, karena Apabila kita menghargai seseorang Pasti senantiasa seseorang akan Menghargai kita pula

Nining Karlina

(5)

dan guru bidang studi

by Nining Karlina

Karya ilmiah ini saya persembahkan Buat teman-teman, keluarga

Dan kakak adik kelas beserta Guru bidang studi pelajaran bahasa Indonesia

by. Ririn Wulandari karya ilmiah ini saya persembahkan

Untuk keluarga, sahabat dan semua Siswa SMAN 1 Lappariaja dan juga Ibu Amelia S.Pd dan terkhusus Seseorang yang ada dihati

By. Reni Sapta Apriani

Karya ilmiah ini saya buat Untuk ayah, ibu, dan adik, Teman dan Bu AmeliaS.Pd dan juga buat sahabat terdekatku

By. Sri Wahyuni

(6)

benderang, dan tidak lupa kita panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang mengajak umatnya untuk kejalan yang benar dan di ridohi oleh Allah SWT.

Isi tentang makalah yang berjudul “Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja yang nama di dalam makalah ini terdapat factor-faktor yang menyebabkan siswa keperpustakaan dan ada juga yang malas keperpustakaan makalah ini kami susun dan meneliti dengan kesabaran dan kerja sama agar bisa menjadi 1 buku yang dapat di tingkatkan untuk ke depannya nanti.

Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah Mastan, M.Pd dan guru bidang studi bahasa Indonesia Amelia, S.Pd karena telah memberi tugas yang membutuhkan ketelitian, kesabaran dan kerjasama agar penelitian ini dapat disahkan. Terima kasih pula kepada kedua orang tua yang telah memberi semangat dan pengertian kepada kami agar sabar dan semangat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan kepada teman-teman dan orang-orang yang membantu kami dalam tugas ini terima kasih banyak.

Kami berharap semoga semua pihak yang membaca makalah ini dapat memberi saran atau kritikan kepada makalah kami karena sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi kami sudah berusaha agar makalah kami dapat terselesaikan dengan baik, maka dari itu kami memerlukan saran agar makalah kami bisa lebih meningkat dan rampung.

Demikian makalah yang telah kami buat. Semoga dengan adanya makalah yang berjudul “Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja bisa member motivasi atau imajinasi bagi setiap pembaca.

(7)

HALAMAN PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penulisan... 1.4. Manfaat Penulisan...

BAB II TINJAUAN PERPUSTAKAAN... BAB II METODE PENELITIAN... BAB IV HASIL PENELITIAN... BAB V PENUTUP... 5.1. Kesimpulan... 5.2. Saran ... DAFTAR PERPUSTAKAAN... LAMPIRAN... DOKUMENTASI... BIOGRAFI...

(8)

Gambar 1.3 Pengisian Angket... Gambar 1.4 Pengisian Angket... Gambar 1.5 Pengisian Angket... Gambar 1.6 Pengisian Angket... Gambar 1.7 Pengisian Angket...

(9)

Tabel 3.2. Hasil Penelitian...

(10)

SAW : Sallahu Alaihi Wasalam

S.Pd : Sarjana Pendidikan

M.Pd : Master Pendidikan

Drs : Dokterandes

(11)

1.1. Latar Belakang

“Buku adalah jendela dunia” begitu kata pepatah hal ini seperti penekanan mengenai artinya membaca bagi kita membaca hakikatnya kita memperoleh ilmu dan informasi yang belum kita ketahui dengan banyak membaca kita lebih lancar dan dapat memahami hal-hal yang lain.

Gambar 1.1. Perpustakaan

“PERPUSTAKAAN JANTUNG KITA” Istilah untuk para orang-orang yang gemar membaca, karena dizaman yang sekarang ini masih banyak siswa yang belum tau apa pentingnya perpustakaan bagi kita, padahal perpustakaan dapat menggiring kita kemasa depan yang baik. Walaupun masih banyak media-median yang memberikan fasilitas internet, tetapi kita lebih untung membaca buku di perpustakaan sekolah, selain gratis kita juga bisa meminjam buku, akan tetapi jangan membaca bacaan yang kurang mendidik. Karena apabila kita tidak membaca kita akan dengan kebodohan dan kebodohan itu sangat dekat dengan kemiskinan.

(12)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka karya ilmiah ini akan membahas beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah ?

2. Bagaimana upaya pihak sekolah dalam memotivasi pemanfaatan perpustakaan sekolah ?

3. Bagaimana cara yang baik siswa meminjam buku di perpustakaan?

1.3. Tujuan Penulisan

Karya ilmiah ini disusun dengan tujuan antara lain :

1. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan sekolah untuk meningkatkan perannya dalam memotivasi kegiatan membaca bagi siswa SMAN 1 Lappariaja

2. Untuk mengetahui faktor pendorong yang menghambat dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah

1.4. Manfaat Penulisan

Agar siswa yang membaca hasil karya ilmiah ini bisa mengetahui cara mengerjakan karya tulis ilmiah yang baik.

(13)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perpustakaan yang berasal dari kata “pustaka” yang berarti buku, kitab. Dan selanjutnya istilah “pustaka” ini kemudian ditambah awalan “per” dan akhiran “an” menjadi perpustakaan.

Perpustakaan sendiri mengandung arti tempat atau gedung yang di sediakan untuk memelihara koleksi-koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan dengan tujuan untuk dibaca, dipelajari dan dibicarakan.

Selain itu perpustakaan memiliki beberapa definisi, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Menurut Milburga, perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakaan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

b) Menurut Bafdal, perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku, maupun bukan buku. Yang di organisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Dari beberapa definisi di atas dapat di tarik sebuah pengertian bahwa perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari lembaga pendidikan yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengengolah dan mengatur koleksi bahan pustaka baik secara tertulis, tercetak maupun grafis lainya seperti film, slide, piringan hitam, tape. Yang diatur dan di organisasikan secara sistematis

(14)

untuk dipergunakan secara berkesinambungan sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar.

Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.

Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

(15)

Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku.

Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi – fungsi perpustakaan.

1. Menurut fungsinya, perpustakaan dibagi menjadi perpustakaan khusus dan perpustakaan umum.

2. Menurut jenisnya, menghasilkan kelompok perpustakaan khusus, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan nasional dan perpustakaan pribadi.

Secara lebih lanjut, perpustakaan dapat di klasifikasikan sebagai berikut: Ø Berdasarkan jenis koleksinya, perpustakaan di bedakan menjadi dua, yaitu:

a) Perpustakaan umum, yaitu perpustakaan yang koleksinya terdiri dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang bersifat umum

b) Perpustakaan khusus, yaitu perpustakaan yang koleksinyahanya khusus mengenai bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya perpustakaan kedokteran, perpustakaan ilmu dan teknologi, perpustakaan music, perpustakaan hukum, perpustakaan teologi, perpustakaan teknik mengarang dan sebaginya.

Ø Berdasarkan pemakainya atau pengguna jasa layanannya, perpustakaan dapat di bedakan menjadi :

a) Perpustakaan sekolah

(16)

menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan belajar mengajar.

b) Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruaan tinggi yaitu perpustakaan yang di kelolah oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi. Keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Seperti halnya perpustakaan sekolah, pengguna perpustakaan perguruan tinggi tersebut yaitu mahasiswa, dosen dan karyawan.

c) Perpustakaan umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Ø Berdasarkan pengengolah dan pemiliknya, perpustakaan dibagi menjadi tiga, yaitu :

a) Perpustakaan pribadi

Perpustakaan pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelolah oleh perorangan.

b) Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang di kelolah oleh sekolah sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar.

c) Perpustakaan perguruan tinggi

(17)

2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah.

Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar. Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :

1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca. 2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan. 3. Memperluas pengetahuan para siswa.

4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.

8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah.

Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif.

(18)

membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

2. Fungsi Informatif.

Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3. Fungsi Administratif

Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.

4. Fungsi Rekreatif.

Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.

5. Fungsi Penelitian

Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

2.4 Perpustakaan sebagai Sumber Belajar

Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang atau sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dibidang pendidikan.

(19)

pemakainya. Jadi, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu lembaga yang berisi koleksi buku sebagai penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang diatur untuk dibaca, dipelajari, dan dijadikan bahan rujukan. Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan amat penting dalam pendidikan (UU No. 2/1989, pasal 35). Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik jika para guru dan para siswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Smith dkk dalam buku ensiklopedianya yang berjudul “EDUCATOR’S ENCYCLOPEDIA” menyatakan “School Library is a Center for Learning”, yang artinya perpustakaan itu merupakan sumber belajar. Memang ditinjau secara umum, perpustakaan itu sebagai pusat belajar sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran. Akan tetapi apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan, maka ada yang tujuannya untuk belajar, ada yang tujuannya untuk berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan, ada yang tujuannya untuk memperoleh informasi, bahkan mungkin ada juga murid yang mengunjungi perpustakaan dengan tujuan hanya sekedar untuk mengisi waktu senggangnya atau sifatnya rekreatif.

(20)

hadapi.

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, berkembang pula konsep perpustakaan. Perpustakaan perlu menyesuaikan diri bukan hanya menangani koleksi sumber informasi dlam bentuk media cetak tetapi harus membuka pintu untuk masuknya media audio visual dan kemungkinan masuknya fungsi-fungsi yang lain.

Dengan visi ke depan, perpustakaan hendaknya siap pula menjadi pusat sumber informasi dalam arti sebenarnya. Oleh karena itu, apabila kita menyebut pusat sumber informasi hendaknya kita tafsirkan sebagai perpustakaan yang berkembang lebih lanjut dengan fungsi-fungsi baru tersebut. Perkembangan konsep pusat sumber informasi adalah perpaduan antara fungsi perpustakaan dan pusat multi media untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sasaran didik tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, baik formal (sekolah, diklat) maupun nonformal (masyarakat). Pusat sumber informasi tidak hanya bermanfaat untuk membantu proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah dan lembaga diklat tetepi juga lembaga lain, sepanjang berurusan dengan proses pendidikan dan pembelajaran di masyarakat pada umumnya.

Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakaan sesungguhnya memberikan peranan terhadap pelaksanaan modul pendidikan di sekolah. Peranan perpustakaan antara lain:

3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.

(21)

5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif. 6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam

kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.

7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.

8. Perpustakaan memberikan kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.

9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.

10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.

11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.

12. Kegairahan/minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.

(22)

mendukung suasana pembelajaran yang menarik. Dengan memaksimalkan perannnya, diharapkan perpustakaan sekolah bisa mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Sehingga pada akhirnya prestasi pun relatif mudah untuk diraih. Jadi, hubungan perpustakaan dan prestasi belajar siswa adalah dari perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar serta sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional, siswa dapat mencari informasi-informasi yang diperlukan dan dapat terjalin sinergi antara pustakawan dan siswa yang akan berbuah prestasi bagi siswa juga kinerja yang baik bagi pustakawan sehingga perpustakaan sangat berperan dalam peningkatan prestasi belajar siswa sebab dapat mencerdaskan penggunanya, khususnya dalam mencetak siswa yang berprestasi.

2.5 Sumbangan Perpustakaan Terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan Di Sekolah.

Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Sumbangan / peranan perpustakaan antara lain :

1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.

2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.

3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.

(23)

5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.

6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.

7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.

8. Perpustakaan memberikab kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.

9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.

10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.

11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.

12. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.

13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.

14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.

2.6 Peran dan Kesiapan Pustakawan

(24)

perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok bagi para pendidik dan peneliti. Hal ini dikarenakan tidak semua informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah. Berkaitan dengan sarana pembelajaran sebagai mitra dalam memperoleh informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, maka pustakawan sebagai mediator informasi sangat berperan. Perpustakaan sebaiknya dikelola sesuai tujuan penyelenggaraan sebuah pusat informasi. Komunikasi informasi kepada pemakai saat ini melalui aneka media yang ada. Pada peran inilah (media informasi) pustakawan dibutuhkan agar informasi sampai kepada pemakai. Aneka kemasan informasi diolah oleh pustakawan sehingga siap untuk dimanfaatkan, sehingga peran seorang pustakawan menjadi tolok ukur apakah informasi yang disampaikan bermanfaat atau tidak, sesuaikah dengan kebutuhan para pengguna atau pengunjung perpustakaan.

Pustakawan adalah seorang yang menyelenggarakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan (Kode Etik Pustakawan, 1998:1). Menurut definisi tersebut maka seseorang yang ingin menjadi pustakawan atau penyelenggara sebuah perpustakaan merupakan orang yang mempunyai pendidikan tertentu. Artinya tanpa bekal ilmu mengelola informasi janganlah bertekad mendirikan sebuah perpustakaan, kecuali pengelola yang bersangkutan telah belajar mandiri (otodidak) mengenai penyelenggaraan suatu perpustakaan (pusat informasi). Sampai atau tidaknya sebuah informasi kepada pemakai akan tergantung kepada peran pustakawan. Pustakawan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan layanan perpustakaan, oleh karena itu staf perpustakaan (pustakawan) harus memadai dari segi jumlah dan mutu untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan program yang dikembangkan di perpustakaan, khususnya di perguruan tinggi. Pustakawan perpustakaan perguruan tinggi idealnya lulusan perguruan tinggi (D3/S1) Ilmu Perpustakaan.

(25)

Indonesia, 1976:469). Keberadaan seorang pustakawan sangat membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Diharapkan pustakawan bisa memberi inspirasi dan motivasi bagi penggunanya, sehingga pengguna akan selalu merindukan keberadaannya serta termotivasi untuk kembali lagi ke perpustakaan. Selanjutnya, hal-hal yang perlu disiapkan dalam diri seorang pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan dan memberikan pelayanan yang baik bagi pengguna, sebagai berikut :

1. Pustakawan harus profesional dalam memberikan layanan, yaitu layanan dalam mencarikan koleksi atau referensi yang dibutuhkan oleh pengguna.

2. Pustakawan harus menguasai IT (Information Technology) karena dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi diharapkan seorang pustakawan tidak gaptek (gagap teknologi). Karena perpustakaan sebagai pusat informasi maka seorang pustakawan harus bisa menguasai teknologi, agar pengguna yang membutuhkan rujukan atau referensi dapat terpenuhi dan tidak merasa kecewa dengan kebutuhan yang dibutuhkannya.

(26)

4. Pustakawan harus berpenampilan yang rapi dan bersih, murah senyum serta melayani dengan sepenuh hati. Pustakawan harus mempunyai prinsip bahwa melayani pengguna dalam mendapatkan informasi hingga pengguna merasa puas dalam mendapatkan referensi yang ia butuhkan merupakan kepuasan tersendiri.

5. Pustakawan harus inovatif yaitu mampu berinovasi dan mengeksplorasi lingkungannya serta menginvestasikan dengan hal-hal yang baru.

6. Pustakawan harus mampu mengelola perpustakaan secara efektif dan efisien. Terutama dalam mengelola informasi perpustakaan agar perpustakaan bisa berkembang dan maju. Menata ruang baca sedemikian rupa sehingga menarik, menyenangkan, dan nyaman, baik untuk kemudahan akses maupun interiornya agar pengguna tertarik untuk datang dan melihatnya.

7. Pustakawan dituntut untuk bisa bekerja sama meskipun tugas masing-masing pustakawan berbeda. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pengguna. Apabila salah seorang pustakawan belum bisa memberi kepuasan kepada pengguna maka dapat dibantu oleh pustakawan lain dalam mencarikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

8. Pustakawan juga harus bisa bekerja secara efektif dan efisien dalam memberikan informasi kepada penggunanya. Efektif dalam memberikan informasi dan efisien waktu dalam mencarikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

(27)

10. Pustakawan harus bersifat santun dan tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna. Terkadang pengguna malas untuk membaca tata tertib yang ada di perpustakaan sehingga pengguna kurang mengerti aturan yang dibuat oleh perpustakaan. Dan sebagai seorang pustakawan harus bisa memberi pengertian dengan santun. Demikian juga dengan pengguna yang kena sanksi denda harus diberikan aturan yang tegas. digunakan sebaik-baiknya oleh penggunanya. Dengan pengaturan tersebut diharapkan dapat membangkitkan minat setiap pengguna untuk selalu mengunjungi perpustakaan.

2.7 Kendala dalam Pengelolaan Perpustakaan

(28)

Pustakawan dituntut agar dapat mengeksplorasi cara baru guna mengembangkan produk yang dapat ditawarkan ke pengguna untuk memperoleh akses informasi serta meningkatkan kualitas layanan untuk kepentingan pengguna. Saatnya pustakawan yang profesional menyediakan jasa layanan prima. Perpustakaan, dalam upayanya mendukung perguruan tinggi yang bertaraf internasional, masih menghadapi kendala yang cukup kompleks dan beragam, mulai dari birokrasi yang rumit, sumber daya manusia yang tidak profesional hingga pendanaan yang macet atau tersendat-sendat dalam setiap kegiatan pengembangan perpustakaan.

Disamping permasalahan yang cukup kompleks tersebut, hingga saat ini belum ada undang-undang mengenai sitem nasional perpustakaan. Undang-undang yang berfungsi sebagai payung hukum yang mengikat pemerintah dan warga negara dalam tatalaksana perpustakaan di seluruh Indonesia sebagai satu kesatuan sistem nasional. Sistem nasional perpustakaan yang berfungsi sebagai prasarana atau infrastruktur bagi pengelolaan dan wadah pendayagunaan seluruh sumber informasi untuk kepentingan masyarakat dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat.

Rendahnya minat baca masyarakat juga harus menjadi inspirasi tersendiri bagi seorang pustakawan. Bagaiman seorang pustakawan mampu menumbuhkan minat baca masyarakat tersebut. Lebih menyenangkan lagi jika seorang pustkawan juga berprofesi sebagai seorang penulis buku yang terkenal. Hal itu dapat mendorong masyarakat untuk memiliki rasa penasaran dan akhirnya tertarik untuk datang ke perpustakaan.

2.8 Kompetensi Pustakawan

(29)

 Mengembangkan dan mengelola layanan informasi yang nyaman, mudah diakses, efektif dari segi biaya, yang sejalan dengan arahan strategis institusi/organisasi;

Contoh:

Menyusun dan mengembangkan rencana strategis yang sesuai dengan tujuaninstitusi/organisasi.

 Memperhatikan kebutuhan dan mau mendengarkan aspirasi

 Memiliki keahlian tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk engevaluasi secara kristis dan menyaringnya;

Contoh:

Memantau perkembangan informasi global, memilih, menyaring dan mampu menyeleksi informasi yang relevan dan up to date bagi kepentingan pengguna.

 Memiliki pengetahuan/ketrampilan khusus dalam bidang tertentu, sesuai dengan kepentingan institusi/organisasi;

Contoh:

Pustakawan harus berani mengambil kursus/pelatihan di bidang Pusdokinfo, manajemen, atau subyek lain yang berkaitan dengan institusi atau organisasi tempat mereka bekerja.

 Menyediakan pengajaran dan dukungan yang baik untuk pemakai perpustakaan dan layanan informasi;

Contoh:

(30)

komunikasi dengan pengguna Menyediakan bantuan dan referensi secara on-line.

 Menilai kebutuhan pemakai, merancang serta memasarkan produk dan layanan informasi bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan tersebut;

Contoh:

Melakukan penilaian kebutuhan secara. Rutin, menggunakan instrumen penelitian seperti kuesioner, wawancara dengan pengguna dan narasumber.

 Menggunakan teknologi informasi yang tepat untuk pengadaan, pengolahan, dan penyebaran informasi;

Contoh:

Membuat katalog koleksi perpustakaan secara on-line (OPAC). Menghubungkan penelusuran katalog dengan layanan pengiriman dokumen. Bekerja sama dengan tim manajemen informasi untuk memilih piranti lunak dan piranti keras yang tepat untuk akses komputer ke katalog perpustakaan dan pangkalan data lainnya.

 Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat untuk mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi kepada fihak pimpinan;

Contoh:

(31)

 Mengembangkan produk informasi khusus untuk penggunaan di dalam atau di luar institusi/organisasi atau pengguna secara perorangan;

Contoh:

Membuat pangkalan data dokumen internal seperti laporan, panduan teknis atau bahan-bahan yang digunakan untuk proyek-proyek khusus. Membuat agar file dokumen lengkap mudah ditelusur. Menyediakan panduan teknis on-line. Membuat situs dalam jaringan. Web institusi/organisasi dan menghubungkannya dengan situs lain dalam internet. Berpartisipasi dalam kegiatan manajemen untuk menciptakan, menangkap, mempertukarkan, menggunakan, dan mengkomunikasikan modal intelektual institusi/organisasi Memfokuskan kembali layanan informasi sesuai kebutuhan baru dalam bisnis. Melakukan pengiriman dokumen tepat waktu untuk mencapai fleksibilitas maksimal.

 Menjadi anggota dari tim manajemen senior dan konsultan untuk organisasi dalam hal informasi yang efektif;

Contoh:

(32)

data. Memperoleh informasi paten. Mengembangkan kebijakan informasi untuk institusi/organisasi.

Dalam membangun kompetensi pribadi, seorang pustakawan harus:

 Memiliki pandangan jauh dan luas ke depan;

contoh:

Memahami bahwa pencarian informasi dan penggunaannya sebagai bagian dari proses kreatif bagi individu dan organisasi. Memandang perpustakaan dan layanan informasi sebagai bagian dari sebuah proses lebih besar dalam membuat keputusan. Memantau arah gejala bisnis utama dan peristiwa-perjstiwa internasional. Mengantisipasi arah gejala dan secara proaktif mengatur kembali perpustakaan dan layanan informasi untuk mengambil manfaat daripadanya.

 Melayani pengguna dengan baik, santun dan ramah;

contoh:

Mencari umpan balik kinerja dan menggunakannya untuk perbaikan secara terus menerus. melakukan kajian pemakai secara rutin. Berbagi pengetahuan baru dengan orang lain dalam konferensi atau literatur profesional. Tetap bersikap santun dan ramah kepada pengguna walau, dalam kondisi yang melelahkan.

 Mencari tantangan dan melihat peluang baru, baik di dalam maupun di luar perpustakaan;

contoh:

Ambil kompetensi baru dalam organisasi yang memerlukan seorang pemimpin informasi. Gunakan pengetahuan dan keahlian perpustakaan untuk memecahkan berbagai masalah-masalah informasi dalam arti luas. Ciptakan perpustakaan tanpa dinding (perpustakaan digital atau perpustakaan virtual)

(33)

contoh:

Menjalin aliansi dengan profesional sistem informasi manajemen. Membangun kerja sama dengan perpustakaan atau layanan informasi lain, baik di dalam maupun di luar organisasi untuk mengoptimalkan resource sharing. Menjalin aliansi dengan pemilik pangkalan data dan penyedia informasi lain untuk meningkatkan produk dan layanan. Menjalin aliansi dengan peneliti fakultas ilmu perpustakaan dan informasi untuk melakukan kajian-kajian yang terkait.

 Menciptakan lingkungan yang saling mempercayai dan saling menghargai;

contoh:

Menghargai kelebihan dan kemampuan orang lain. Mengenali kekuatan sendiri dan kekuatan orang lain dengan seimbang. Membantu orang lain untuk mengoptimalkan

 Memiliki keahlian berkomunikasi yang efektif;

contoh:

Mempresentasikan gagasan secara jelas dan antusias. Menulis teks secara jelas dan mudah dimengerti. Menggunakan bahasa yang umum. Meminta umpan balik dalam keahlian berkomunikasi dan menggunakannya untuk perbaikan diri.

 Bekerja dengan baik dengan sesama anggota tim;

contoh:

Mempelajari kebijaksanaan tim dan mencari peluang untuk partisipasi tim: Ambil tanggung jawab dalam tim, baik di dalam maupun di luar perpustakaan. Membimbing anggota tim lainnya. Meminta bimbingan dari anggota tim lain bila diperlukan.

(34)

contoh:

Mempelajari dan mengembangkan kualitas seorang pemimpin yang baik dan mengetahui cara untuk melatih kepemimpinan tersebut. Dapat membagi kompetensi kepemimpinan dengan yang lain dan memberikan kesempatan orang lain untuk berkompetensi sebagai pemimpin.

 Belajar terus menerus dan mempunyai perencanaan karir pribadi.

contoh:

Meniti karir dengan belajar secara terus menerus dan mengembangkan pengetahuan. Memiliki tanggung jawab pribadi untuk perencanaan karir jangka panjang dan mencari kesempatan untuk belajar dan memperkaya ilmu.

 Memahami nilai solidaritas dan jaringan profesional;

contoh:

Berkompetensi aktif dalam asosiasi Pustakawan dan asosiasi profesional lainnya. Menggunakan peluang ini untuk berbagi pengetahuan dan keahlian, untuk studi banding dengan penyedia layanan informasi lainnya, membentuk kemitraan dan aliansi.

 Bersifat fleksibel dan positif menghadapi perubahan terus menerus;

contoh:

Dapat menerima tanggung jawab yang berbeda dalam waktu yang berbeda pula dan merespon kebutuhan akan perubahan. Memelihara sifat positif dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama. Menolong orang lain untuk mengembangkan gagasan mereka dengan cara menyediakan informasi yang benar.

2.9 Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pengembangan perpustakaan sekolah

(35)

juga sebagai media belajar dalam perpustakaan sekolah, menarik minat siswa dan juga mempermudah pengelolaan perpustakaan. Diantaranya dengan penyediaan internet, Televisi, VCD/DVD player, yang dilengkapi pula dengan berbagai macam kaset/CD dan headset dengan jumlah yang memadai dan di tata dengan acuan-acuan perpustakaan yang ada.

Ada beberapa model pelayanan atau metode perpustakaan yang berkembang saat ini, yaitu :

1. Perpustakaan Manual : Pelayanan perpustakaan dilaksanakan manual/ konvensional, tanpa bantuan Teknologi Komputer atau teknologi lainnya. 2. Outomasi Perpustakaan : Pelayanan perpustakaan dikerjakan dengan

bantuan komputer tau media lainnya. Cakupan dalam outomasi pendidikan adalah : mempermudah pustakawan dalam pengadaan koleksi, katalogisasi, inventarisasi, sirkulasi, pengelolaan penerbitan berkala, penyediaan katalog, pembuatan label buku, pembuatan kartu anggota, pengelolaan anggota dan sebagainya. Software yang digunakan dalam outomasi perpustakaan ini dapat di beli atau di pesan pada lembaga-lembaga yang mengembangkan software / program komputer. Atau menggunakan software-software yang sudah ada. Software yang banyak digunakan pada perpustakaan sekolah diantaranya sebagai berikut : CDS/ISIS, WINISIS, In Magic & Lex/ DOSver, OSS, KOHA, Greenstone, OpenBiblio, Igloo, Athenaeum Light dan masih banyak lagi.

3. Perpustakaan Digital : Dalam pelayanan perpustakaan model ini, siswa atau pemustaka tidak disediakan bahan dalam bentuk buku, tetapi pemustaka dapat mengakses buku yang di inginkan dalam bentuk file-file E-Book, E-Learning, E-Modul, Blog, Mailing List atau keping-keping VCD / DVD. File dan DVD tersebut dapat berupa film-film dokumenter, adobe reader, film cerita, video clip dan sebagainya.

(36)

menemukan kemudian bisa langsung dibuka atau dengan mengunduh (download), tentunya setelah anggota tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan, yaitu dengan mendaftar / register lebih dahulu. Pada prinsipnya virtual library sama dengan jika kita browsing internet.

2.10 Dukungan Kurikulum dan finansial dari sekolah dan pemerintah

Perkembangan perpustakaan sekolah tidak lepas dari peran pemerintah melalui Kemendikbud, Pemerintah Daerah dan lembaga sekolah sebagai pengelola dan pelaksana perpustakaan dan juga peran masyarakat sebagai pemustaka, dalam hal ini siswa melalui komite Sekolah maupun dewan perpustakaan. Peran pemerintah, sekolah dan masyarakat tersebut telah jelas di atur dalam UU Nomor 43 Tahun 2007, pasal 7 berbunyi sebagai berikut :

(1) Pemerintah Berkewajiban :

a. Mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya mendukung Sistem Pendidikan Nasional;

b. Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat;

c. Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air; d. Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan

(translasi) , alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi) dan alih media (transmedia);

e. Menggalakan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan; f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan; membina dan

mengembangkan kompetensi, profesonalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan;

(37)

pengembangan perpustakaan diseluruh Indonesia sangat kecil, maka lembaga sekolah sebagai pengelola perpustakaan yang menjadi salah satu program yang tercantum dalam kurikulum sekolah masing-masing, wajib mengalokasikan dana dalam RAPBS untuk kegiatan perpustakaan. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan , operasional, pemeliharaan dan juga kesejahteraan pustakawan. Oleh karena itu dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 pasal 23 telah diatur secara khusus tentang perpustakaan sekolah, sebagai berikut :

(1) Setiap sekolah / madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan

(2) Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik

(3) Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan

(4) Perpustakaan sekolah /madrasah melayani peserta didik pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan di lingkungan satuan pendidikan yang bersangkutan

(5) Perpustakaan sekolah/madrasah mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

(6) Sekolah / madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan

Sebagai penekanan, disini telah diatur secara tegas bahwa sekolah penyelenggara perpustakaan sekolah diharuskan mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah untuk pengembangan perpustakaan

(38)

Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan masyarakat. Perpustakaan yang mampu melakukan revolusi minat baca pada masyarakat. Mampu mengubah karakter masyarakat dari tidak suka membaca menjadi suka membaca. Mengubah masyarakat tuna informasi menjadi masyarakat yang berliterasi atau melek informasi.

Penataan ruangan dalam perpustakaan perlu diperhatikan. Ini dikarenakan penataan ruangan yang ideal akan mendatagkan rasa kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan dan tentunya memilih lebih lama di perpustakaan.

Selama ini ruang perpustakaan terkesan sebagai ruang yang serius dan kaku. Padahal perpustakaan dapat didesain dengan menarik dan terkesan santai. Perpustakaan dapat didesain seperti tata ruang sebuah kafe. Penuh pernik-pernik dan warna yang kontras.

Perpustakaan juga dapat menghadirkan taman dalam ruang baca. Kehadiran taman ini diharapkan akan semakin membuat pemustaka betah untuk melakukan aktivitas membaca, diskusi, belajar, dan mendengarkan musik di perpustakaan.

Desain ruang yang menarik tak harus mahal. Semua jenis perpustakaan dari yang besar, menengah, bahkan yang tergolong pas-pasan dapat melakukan hal ini. Perpustakaan yang sederhana jika melakukan desain interior yang optimal akan mampu mengubah citra perpustakaan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi sekaligus dirindukan oleh penggemarnya.

Menurut Neufertada 2 sistem pola perpustakaan yaitu :

1. Sistem Pola Terbuka yaitu sistem yang menggunakan penyimpanan buku secara ‘tumpukan terbuka’ dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya dan bukan diantara rak-rak. Bentuk ini banyak dijumpai di Amerika Serikat 2. Sistem akses tertutup yaitu di mana si pembaca tidak dapat mengambil buku

(39)

Sistem layanan sebuah perpustakaan dan perawatan koleksi memang harus dilakukan. Pada perpustakaan ini untuk layanan sirkulasi, saya menerapkan sistem pola terbuka. Yang dimaksud dengan sirkulasi adalah space atau ruang diluar perabot, biasanya digunakan untuk lalu lintas pengunjung atau pengelola perpustakan. Pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari buku yang ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan (pengelola perpustakaan). Kelemahan dari layanan ini adalah buku mudah rusak, dicuri/diambil orang atau susah ditemukan. Kesulitan penemuan buku ini terjadi karena biasanya pengunjung tidak menyimpan buku yang sudah dibacanya ketempat semula (asal) sesuai penomoran buku (klasifikasi).

Untuk ruangan referensi pada perpustakaan ini saya menerapkan system pola tertutup. Referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan, yang khusus melayankan koleksi referensi pada pemakai. Koleksi yang ada di layanan referensi tidak bisa dipinjam oleh pengguna hanya boleh dibaca ditempat dan apabila ingin mengcopy boleh di fotocopy di perpustakaan tersebut yang sudah disediakan.

Pada ruangan referensi ini disendirikan agar pengguna dapat membedakan antara ruangan sirkulasi dan referensi tentunya koleksi yang ada di referensi tidak boleh dibaca di area sirkulasi, ini dimaksudkan agar kolek tetap terjaga keamanannya. Perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi pengunjung (ruang baca) dengan tempat penyimpanan (stock) koleksi perpustakan. Berikut ini desain untuk ruangan referensi.

a. Penempatan Rak Buku

(40)

serta tmenyenangkan. Tidak hanya itu, sirkulasi udara pun perlu diperhatikan. Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan.

b. Ruang Baca

Ruang baca tidak sekedar dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan fisik dan kebutuhan visual (lihat) saja, melainkan disesuaikan dengan fungsi yang mendukung ruang tersebut. Secara fisik, semua orang membutuhkan besar ruang tertentu untuk merasa aman dan nyaman dalam membaca. Jumlah dan bentuk ruang ini bervarasi, tergantung pada luas ruang perpustakaan, aktivitas dan pengguna. Di perpustakaan ini saya mendesain meja dan kursi yang bervarian bentuk untuk dipengunakan membaca. Ada yang melingkrar dimana ini cocok untuk berdiskusi. Ada yang persegi panjang biasa juga.

c. Sistem Pencahayaan

Pencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman (comfort) dalam ruang. Sumber pencahayaan dapat berasal dari sumber cahaya alami (natural lighting, misal sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam) dan sumber cahaya buatan (artificial lighting, misal lampu). Sumber pencahayaan ini menimbulkan efek-efek dan memberi pengaruh sangat luas kepada pembaca perpustakaan atau penghuni ruangan tersebut.

Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca. Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan.

2.12. Kegiatan Utama Perpustakaan

(41)

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengembangan koleksi. Pembaca akan bosan jika koleksi perpustakaan tidak lengkap. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi :

 Bahasa bahan pustaka yang dilayani

Kegiatan pengadaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

· ~Pembelian

Pembelian dapat dilakukan pada toko buku lokal, langsung ke penerbit, agen buku, ataupun melalui pemesanan ke luar negeri. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi, kita bisa juga melakukan pembelian lewat internet. Situs yang paling terkenal yaitu Amazon.com.

· ~ Pertukaran

Tambahan bahan pustaka untuk suatu perpustakaan dapat diperoleh dengan cara pertukaran. Untuk melakukan kegiatan ini perpustakaan perlu memiliki terbitan sebagai bahan pertukaran. Terbitan tersebut dapat berupa hasil penerbitan perpustakaan sendiri, lembaga induknya, atau bahan pustaka yang ada di perpustakaan, biasanya yang diterima sebagai hadiah, tetapi tidak dijadikan koleksi karena tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna setempat.

· ~Hadiah

(42)

memenuhi persyaratan perpustakaan yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.

2. Pengolahan Bahan Pustaka

Setelah buku diterima maka harus melalui proses pengolahan dahulu sebelum disajikan pada penggunanya. Secara garis besar pekerjaan yang dilakukan di bagian pengolahan bahan pustaka adalah :

 Pemberian nomor induk pada buku baru

 Pembuatan deskripsi bibliografi

 Pemberian tajuk subjek dan nomor klasifikasi

 Pengetikan lembar stensil/input dalam pangkalan data untuk pembuatan kartu katalog

 Penggandaan kartu katalog menggunakan mesin duplikator atau komputer

 Penjajaran kartu katalog menurut aturan yang sudah ditentukan

 Pemberian label

 Penempelan kantong buku dan slip tanggal kembali serta menyisipkan kartu buku

 Penjajaran buku ke rak

3. Pelayanan Bahan Pustaka

o Pembuatan Kartu anggota

o Peminjaman buku

o Pengembalian buku

o Penagihan buku yang terlambat

o Layanan informasi

(43)

3.1. Hasil Kuantitatif

Hasil kualitatif merupakan hasil pengolahan data dari hasil kuantitatif pada tabel untuk diolah kembali. Berikut hasil kuantitatif dari masing-masing soal angket pada penelitian mengenai “Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja”.

3.2. Hasil Kualitatif

Hasil kualitatif merupakan hasil pengolahan data dari hasil kuantitatif pada tabel untuk diolah kembali. Berikut hasil kuantitatif dari masing-masing soal angket pada penelitian mengenai “Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja”.

3.3. Teknik Penelitian a. Populasi

Populasi adalah wilayah penelitian yang terdiri dari ojek atau subjek yang menjadi kuantitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Dalam penelitian kami yang berjudul “Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja”.

(44)

Tabel 3.1. Keadaan Populasi Sampel Yang Diteliti

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti. Di pandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel di anggap sebagai pewakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Jadi, sampel penelitian ini mencakup kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPS 5 dibagikan kepada sampel yaitu siswa kelas X IPA-1 dan XI IPS-5 pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 dan angket dikumpul pada hari itu juga sebagai pendukung penelitian kami.

(45)

1. Faktor yang menyebabkan sebagian siswa keperpustakaan yaitu dikarenakan tugas dan hobi membaca.

(46)

a. Analisis data soal angket nomor 1

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 1 100 % siswa pernah ke perpustakaan

b. Analisis data soal angket nomor 2

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 2 di atas 80 % siswa keperpustakaan karena tugas

c. Analisis data soal angket nomor 3

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 3 di atas 100 % siswa mengatakan perpustakaan sangat penting

d. Analisis data soal angket nomor 4

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 4 di atas 60 % siswa bahwa fasilitas di perpustakaan kurang memuaskan

e. Analisis data soal angket nomor 5

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 5 di atas 50% mengatakan perpustakaan kurang bersih

f. Analisis data soal nomor 6

Berdasarkan tabel frekuensi angket nomor 6 diatas 75 % siswa mengatakan pegawai perpustakaan baik

g. Analisis data soal nomor 7

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 7 di atas 35 % siswa mengatakan bahwa di perpustakaan banyak siswa

(47)

h. Analisis data soal nomor 8

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 8 di atas 100% siswa bahwa apabila ingin meminjam buku menggunakan kartu perpustakaan.

i. Analisis data soal nomor 9

Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 8 di atas 50% siswa mengatakan bahwa perpustakaan jauh dari kelasnya

j. Analisis data soal nomor 10

(48)

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh perpustakaan bagi siswa SMAN 1 lappariaja dari data kelas X IPA 1 dan X IPS 5 ada diantara siswa ini ada yang biasa keperpustakaan dan ada juga yang jarang.

1. Faktor yang menyebabkan sebagian siswa keperpustakaan yaitu dikarenakan tugas dan hobi membaca.

2. Faktor yang siswa malas keperpustakaan dikarenakan pegawai perpustakaan ada yang cuek

5.2. Saran

Untuk menjadi orang yang siap di segala bidang haru banyak menggali ilmu,tak tentu dimana saja yang penting bermanfaat . Apalagi tempat yang benar-benar memberikan banyak pengetahuan seperti “perpustakaan” jadikanlah perpustakaan sebagai tempat yang menyenangkan karena disana tersembunyi berbagai ilmu yang bermanfaat,tetapi semua ilmu itu hanya bisa di dapatkan apabila kita rajin membaca di perpustakaan

(49)

Sinaga, Dian, Mengelola Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2007) hlm. 15.

Muchyidin, Suherlan. Mihardja, Iwa D Sasmita, Perpustakaan. (Bandung: PT Puri Pustaka 2008) hlm. 41,42.

Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006).

http://mrjamyas.blogspot.com/2010/04/perpustakaan-dan-lingkungan-sekolah.html

http://hayatpc9.blogspot.com/2013/04/peran-perpustakaan-terhadap-peningkatan_8702.html

http://nyaknurul.blogspot.com/2011/03/pengaruh-perpustakaan-terhadap-siswa.html

(50)
(51)

DOKUMENTASI

Gambar-gambar sedang mengisi angket

(52)
(53)

Gambar1.5 Pengisian Angket

(54)
(55)
(56)

SRI WAHYUNI

Perempuan kelahiran Malaysia, 11 Maret 1997, yang dilahirkan oleh kedua orang tua yang benama Kamran dan Sanawiah. Sri Wahyuni ini biasa dipanggil Uni. Pendidikan pertama kali saya di SD/INP 581 Waekeccee . pada tahun 2009 ia melanjutkan sekolahnya di SMPN 1 Lappariaja. Sekarang ia bersekolah di SMAN 1 Lappariaja dan duduk dikelas XI IPA 1. Dia sangat hobby membaca novel dan olah raga seperti bulu tangkis. Perempuan ini sangat takut hewan berbulu seperti ayam, kucing, anjing dan ulat-ulat kecil.

(57)

RENI SAPTA APRIANI

Gambar

Gambar 1.1. Perpustakaan
Gambar 1.2 perpustakaan
Tabel 3.2. Hasil Penelitian
Gambar 1.3 Pengisian Angket
+4

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa karakteristik yang khas dari bahan pembelajaran tersebut adalah: (1) lengkap (self-contained) , artinya seluruh materi yang diperlukan peserta program guru

Faktor pendukung sekolah adalah adanya sarana dan prasarana seperti perpustakaan dan fasilitas wi-fi yang dapat digunakan untuk melengkapi bahan ajar yang biasa digunakan

Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan adalah tulisan yang dibuat oleh guru, berisi gagasan atau tinjauan.. ilmiah dalam pendidikan formal dan pembelajaran di satuan

2.2 Melakukan percobaan sederhana dengan bahan- bahan yang diporoleh dalam kehidupan sehari-hari 2.3 Menjelaskan nama unsur dan rumus

Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi guru Yayasan Perguruan Jagakarsa dalam menerapkan interaksi berbahasa Inggris

Modul ini merupakan model bahan belajar ( learning material ) yang dapat digunakan guru untuk belajar lebih mandiri dan aktif.. Modul Guru Pembelajar disusun dalam rangka

Hambatan utama guru biologi SMAN Kota Pekanbaru dalam mengembangkan profesi melalui Karya Tulis Ilmiah adalah KTI yang sudah diajukan dikembalikan karena masih

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, para penulis dapat mempelajari dan memahami cara penulisan sitasi dan referensi dengan menggunakan gaya APA dan IEEE style yang umum digunakan