• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan pada perolehan data di lapangan melalui berbagai rangkaian penelitian, pengolahan data, serta menjawab hipotesis, maka diperoleh simpulan akhir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai keefektifan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional.

5.1 Simpulan

Berikut adalah simpulan berdasarkan hasil penelitian.

1. Berdasarkan hasil wawancara mengenai profil kemampuan menulis siswa kelas XI SMK Mutiara Baru Kota Bekasi, diperoleh sebuah data bahwa kemampuan menulis siswa masih rendah. Siswa banyak yang tidak menyukai pembelajaran menulis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi kendala utama dalam menulis. Kendala pertama yaitu kesulitan dalam menentukan ide karangan. Banyak dari siswa mengatakan bahwa mereka kurang atau sulit sekali berimajinasi dan memikirkan ide yang tepat untuk menulis. Selain itu, kendala lain yang timbul adalah kesulitan dalam mengorganisasikan ide. Terkadang ide tersebut ada dalam benak mereka, tetapi mereka sulit mengemukakannya ke dalam tulisan. Keterbatasan dalam kosakata juga mempengaruhi hal tersebut. Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya latihan menulis dan kurangnya minat membaca siswa. Begitu pula dalam tata cara penulisan. Seluruh siswa mengatakan bahwa mereka masih sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam menulis. Kesalahan yang masih sering dilakukan adalah kesulitan mereka dalam menggunakan tanda baca titik juga tanda baca koma dan penulisan huruf kapital yang ditulis di tengah kalimat. Hal yang sama juga terjadi pada pembentukan kata, misalnya kata berimbuhan. Terkadang siswa juga masih sering menyingkat penulisan kata dengan alasan

212

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingin cepat selesai dalam menulis. Sementara itu, untuk menulis jenis karangan sendiri, siswa lebih memilih tertarik menulis karangan deskripsi atau narasi dibandingkan karangan eksposisi. Hal ini disebabkan oleh penemuan ide untuk karangan eksposisi jauh lebih sulit dibandingkan dengan karangan deskripsi. 2. Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan, diperoleh sebuah

simpulan bahwa pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan menggunakan metode kolaborasi dilakukan dalam dua kali pertemuan. Hal ini disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode kolaborasi cukup panjang sehingga tidak mungkin dilakukan hanya dalam satu kali pertemuan. Masing-masing pertemuan diberikan waktu sebanyak 2 x 45 menit (90 menit). Pada pertemuan pertama, pembelajaran lebih difokuskan pada kecakapan vokasional siswa. Hal ini dilakukan agar timbul kesadaran dalam diri siswa terhadap kecakapan vokasional yang mereka pelajari. Setelah itu, siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang siswa yang memiliki kemampuan heterogen. Masing-masing kelompok siswa diberikan pelatihan kecakapan vokasional, yaitu berupa praktik kerja. Dalam kegiatan pelatihan ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan siswa. Pertama siswa diberikan sebuah soal kecakapan vokasional yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Kedua, siswa mencermati soal tersebut. Ketiga, siswa mengidentifikasi inti keterampilan kerja yang dimaksud dalam soal kecakapan vokasional tersebut. Keempat, siswa melakukan praktik kerja menyelesaikan keterampilan kerja yang dimaksudkan dalam soal kecakapan vokasional tersebut. Setelah itu, masing-masing kelompok siswa mempresentasikan hasil praktik kerjanya untuk mendapatkan komentar. Yang terakhir, siswa memberikan hasil praktik kerjanya kepada pengajar (guru) untuk mendapatkan penilaian. Pada pertemuan kedua, masing-masing kelompok melakukan kolaborasi intersiswa untuk membuat draft tulisan karangan eksposisi analisis proses berdasarkan pengalaman praktik kerja yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Lalu, siswa membuat draft tulisan karangan eksposisi analisis proses

berdasarkan praktik kerja yang telah dilakukan. Setelah siswa menuliskan secara detail dan lengkap draft tulisan, tahap selanjutnya yaitu masing-masing kelompok siswa melakukan kolaborasi intersiswa untuk mengembangkan draft tulisan menjadi karangan eksposisi analisis proses. Pada pertemuan kedua ini pula, kolaborasi dilakukan terhadap kelompok lain. Masing-masing kelompok siswa menukarkan hasil tulisannya dengan kelompok lain. Karangan yang telah diterima oleh kelompok kolaborator kemudian dibaca dan diperiksa secara menyeluruh dari segi isi, organisasi isi, ejaan, bahasa, dan kosakata. Setelah kelompok kolaborator memeriksa tulisan karangan eksposisi analisis proses, maka masing-masing kelompok kolaborator membacakan hasil pemeriksaannya di depan kelas. Setelah semua kelompok kolaborator membacakan hasil pemeriksaan, karangan tersebut dikembalikan kepada kelompok penulis untuk direvisi. Kelompok penulis pun bekerja sama dalam memperbaiki karangannya berdasarkan hasil pemeriksaan dari kelompok kolaborator kemudian menyerahkannya kepada guru untuk mendapat umpan balik.

3. Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh data bahwa t hitung sebesar 5,24 dan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) serta derajat kebebasan 58 diperoleh t tabel 2,00. Ini berarti t0 = (5,24) > t(0,05)(58) = (2,00). Mengacu pada kriteria pengujian bahwa jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini diterima. Hal ini membuktikan bahwa metode kolaborasi efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional.

5.2 Saran

Selain simpulan yang telah dipaparkan, penulis pun akan mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi dunia pendidikan, khususnya pembelajaran, dan menjadi perbaikan atau penyempurnaan dalam penelitian selanjutnya. Saran-saran itu adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat ada sedikit kekurangan. Profil kemampuan siswa yang tertera dalam penelitian dirasa masih kurang dalam

214

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggali kemampuan asli menulis siswa, khususnya siswa SMK. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengupas secara lebih detail mengenai profil kemampuan menulis siswa, khususnya siswa SMK. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya penelitian yang mengupas secara detail profil kemampuan menulis siswa, akan ditemukan sebuah pembelajaran yang lebih inovatif agar dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas menulis siswa.

2. Dengan adanya penelitian ini pula diharapkan dapat menambah pengetahuan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran, terutama pembelajaran menulis. Melalui penelitian ini, guru diharapkan mampu menciptakan proses pembelajaran menulis yang dapat menumbuhkan semangat dan motivasi siswa serta menimbulkan rasa ingin bisa dalam pembelajaran. Selain itu, melalui penelitian ini pula, guru diharapkan mampu memberdayakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran menulis yang akan dilakukan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal. 3. Berdasarkan proses pembelajaran menulis yang telah dilakukan, ternyata

ditemukan pula bahwa untuk menemukan inspirasi atau ide, siswa tidak harus selalu berimajinasi, tetapi siswa juga dapat menemukan ide melalui pengalaman nyata atau lebih tepatnya lagi adalah praktik kerja. Dengan demikian, siswa tidak harus kebingungan lagi untuk menemukan ide untuk membuat sebuah tulisan. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk pembelajaran menulis selanjutnya agar lebih disesuaikan dengan latar belakang pengetahuan siswa agar tidak merasa kesulitan lagi dalam menulis sebuah karangan. Dengan kata lain, pembelajaran yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa di lapangan agar dapat memberikan manfaat bagi perkembangan siswa di masyarakat nantinya.

4. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ditemukan bahwa metode kolaborasi ini tidak hanya dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis, tetapi dapat diterapkan juga dalam pembelajaran kecakapan vokasional, terutama yang berkaitan dengan keterampilan kerja. Dalam hal ini, keterampilan kerja lebih pada pembelajaran praktik atau pengalaman kerja yang bersifat psikomotorik.

Oleh karena itu, penulis menyarankan agar metode kolaborasi ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran kecakapan vokasional yang melibatkan keterampilan psikomotorik agar dapat menghasilkan sebuah karya, terutama keterampilan kerja, yang lebih inovatif dan berdaya guna tinggi.

216 Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. dkk. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C. dan Susanna, S. (2005). Pokoknya menulis: cara baru! Menulis dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat.

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Barkley, E. E. dkk. (2012). Collaborative learning techniques. Bandung: Nusa Media.

Butler, C. (1995). Statistika dalam linguistik. Bandung: ITB.

Cahyo, A. N. (2013). Panduan aplikasi teori-teori belajar mengajar teraktual dan terpopuler. Yogyakarta: Diva Press

Darmadi, H. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kajian kebijakan kurikulum SMK. Jakarta: Depdiknas.

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2000). How to design and evaluate research in education. San Francisco: McGraw-Hill International.

Ghazali, A. S. (2010). Pembelajaran keterampilan berbahasa dengan pendekatan komunikatif-interaktif. Bandung: Refika Aditama.

Hill, S dan Hill, T. (1993). The collaborative classroom: A guide cooperative learning. Australia: Eleanor Curtain Publishing.

Huda, M. (2011). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Illahi, M. T. (2012). Pembelajaran discovery strategy dan mental vocational skill. Yogyakarta: Diva Press.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Rosda.

Johnson, R. T. dkk. (2010). Collaborative learning: Strategi pembelajaran untuk sukses bersama. Bandung: Nusa Media.

Keraf, G. (1982). Deskripsi dan eksposisi. Jakarta: Gramedia.

Minium, E. W. dkk. (1993). Statistical reasoning in psychology and education. USA: Wiley.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, A.A. (2009). “Kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, pengembangan serta implementasinya”. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan Guru Vokasional, Bandung.

Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung: CV Diponegoro.

Semi, M.A. (1996). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Sharan, S. (2012). The handbook of cooperative learning. Yogyakarta: Familia. Subino. (1987). Konstruksi dan analisis tes suatu pengantar kepada teori tes dan

pengukuran. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, N. (2002). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Rosda. Sukardi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sunarto. (2007). Pengantar statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suparno, H. dan Purwanta, E. (2009). “Pengembangan keterampilan vokasional produktif bagi penyandang tunarungu pasca sekolah melalui model sheltered-workshop berbasis masyarakat”. Jurnal Pendidikan Khusus. 5, (2), 1-13.

Syamsuddin dan Damaianti, V.S. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Rosda.

Tarigan, H. G. (1982). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana.

Uno, H.B. dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

218

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Winarno. (2012). Kiat sukses menjadi penulis. Jakarta: Platinum.

Dokumen terkait