• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI : Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI : Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE

KOLABORASI

(Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota

Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh

Elis Nurfatia Agung, S.Pd

NIM 1102550

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Oleh

Elis Nurfatia Agung, S.Pd Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2013

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada program studi Pendidikan Bahasa Indonesia

© Elis Nurfatia Agung 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

(4)
(5)

I

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Analisis Proses Berbasis Kecakapan Vokasional dengan Metode Kolaborasi” (Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Akuuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014). Penelitian ini berlatar belakang pada adanya kebutuhan siswa terhadap pembelajaran menulis yang dapat mendukung kompetensi dasar siswa. Adanya kebutuhan tersebut mendorong penulis untuk menerapkan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan sehingga menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakan profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi? (2) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode kolaborasi? (3) Apakah metode kolaborasi efektif dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional?

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Kota Bekasi, (2) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode kolaborasi, (3) mendeskripsikan keefektifan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional.

Hipotesis penelitian, yaitu metode kolaborasi efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan pretest-posttest control group design yang diujicobakan kepada populasi penelitian, yaitu kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi tahun ajaran 2013/2014 dengan sampel XI Ak 1 sebagai kelas eksperimen dan XI Ak 2 sebagai kelas kontrol yang diambil melalui teknik random kelas. Masing-masing kelas terdiri atas 30 siswa. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan metode kolaborasi sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan penugasan.

(6)

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………...iii

DAFTAR ISI ………vi

DAFTAR TABEL ……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Penelitian ……… 1

1.2Identifikasi Masalah Penelitian ………... 3

1.3Rumusan Masalah Penelitian ……….. 4

1.4Tujuan Penelitian ………...4

1.5Manfaat Penelitian ……….. 5

1.6Definisi Operasional ………5

1.7Hipotesis Penelitian ……….... 6

BAB II KETERAMPILAN MENULIS, KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES, KECAKAPAN VOKASIONAL, METODE KOLABORASI 2.1 Keterampilan Menulis ………....7

2.1.1 Hakikat Menulis ………. 7

2.1.2 Tujuan Menulis ………. 8

2.1.3 Fungsi Menulis ………. 10

2.2 Karangan Eksposisi ………. 11

2.2.1 Pengertian Karangan Eksposisi ……… 11

2.2.2 Syarat Menulis Karangan Eksposisi ………. 12

2.2.3 Metode Karangan Eksposisi ………. 13

2.2.4 Karangan Eksposisi Analisis Proses ……… 17

2.3 Kecakapan Vokasional ……… 17

2.4 Pembelajaran Kolaboratif dan Metode Kolaborasi ……… 19

2.4.1 Pembelajaran Kolaboratif ……… 19

2.4.1.1 Pengertian Pembelajaran Kolaboratif ……… 19

(7)

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.4.1.3 Implementasi Pembelajaran Kolaboratif ……… 24

2.4.2 Metode Kolaborasi ……… 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes ... 39

3.4.1 Analisis Data ……… 39

3.4.2 Analisis Statistik ……… 42

3.5 Instrumen Penelitian ……… 46

3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen ……… 47

3.5.2 Instrumen Tes ……… 47

3.5.2 Angket ……… 53

3.5.3 Observasi ………. 53

3.5.4 Wawancara ……….. 54

3.5.5 Perlakuan ……… 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Kemampuan Menulis ……….. ………… 55

4.2 Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Berbasis Kecakapan Vokasional dengan Metode Kolaborasi ………... 88

4.2.1 Analisis Sintak Pembelajaran Pertemuan Pertama ………... 88

4.2.2 Analisis Sintak Pembelajaran Pertemuan Kedua ………. 91

4.2.3 Hasil Observasi dan Pembahasan ………. 93

4.2.4 Hasil Angket dan Pembahasan ……….103

4.2.5 Hasil Wawancara dan Pembahasan ………..108

4.3 Analisis Karangan Siswa dan Pembahasan Hasil Tes ...………..113

4.3.1 Analisis Karangan Pretes Siswa Kelas Eksperimen ……….113

4.3.2 Analisis Karangan Postes Siswa Kelas Eksperimen ………148

(8)

4.4 Efektivitas Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran Menulis Karangan

Eksposisi Analisis Proses………... 195

4.4.1 Analisis Skor Kelas Eksperimen ………. 195

4.4.2 Analisis Skor Kelas Kontrol ………... 198

4.4.3 Uji Persyaratan ……… 200

4.4.3.1 Uji Homogenitas ……….. 201

4.4.3.2 Uji Normalitas ………. .201

4.4.4 Uji Hipotesis ……… 209

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……….. 211

5.2 Saran ………. 213

DAFTAR PUSTAKA ……… 216

LAMPIRAN 1 Pedoman Penilaian ……… 218

LAMPIRAN 2 Angket Penelitian ……….. 224

LAMPIRAN 3 Format Observasi ……….. 226

LAMPIRAN 4 Pedoman Wawancara ………... 229

LAMPIRAN 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……….. 232

(9)

1

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Globalisasi menuntut segala aspek kehidupan untuk dapat meningkatkan

sumber daya manusia agar dapat bersaing baik nasional maupun internasional. Hal

ini membuat masyarakat untuk terus berusaha meningkatkan kompetensi yang

dimilikinya agar dapat berinteraksi dengan dunia. Mengingat hal tersebut, maka

diperlukanlah penciptaan kompetensi sumber daya manusia yang mampu

berkomunikasi dan berinteraksi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Salah satu aspek yang dapat meningkatkan kompetensi sumber daya

manusia adalah melalui pendidikan. Jenjang pendidikan yang khusus diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan adalah jenjang pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah

program pendidikan yang menyiapkan peserta didiknya sebagai tenaga siap pakai

ketika terjun dalam dunia kerja. SMK menciptakan peserta didiknya sebagai

spektrum manusia yang mampu bekerja sesuai dengan keterampilan yang

dimilikinya atau yang biasa disebut dengan kecakapan vokasional. SMK juga

menyiapkan peserta didiknya untuk mampu bersaing dalam pasar lokal maupun

global sehingga dapat mengangkat keunggulan lokal. Hal ini sesuai dengan visi,

misi, dan tujuan penyelenggaraan pendidikan SMK yang dikemukakan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

SMK sebagai lembaga pendidikan pun memiliki struktur kurikulum yang

disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap mata pelajaran memiliki standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang disesuaikan dengan kompetensi dunia

kerja. Salah satu mata pelajaran normatif yang wajib dipelajari oleh siswa SMK

adalah bahasa Indonesia. Adapun tujuan dipelajarinya bahasa Indonesia bagi

siswa SMK, yaitu agar mereka terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam

berkomunikasi di dunia kerja. Melalui penguasaan kompetensi mata pelajaran

(10)

berkomunikasi bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pada era global,

penggunaan bahasa secara baik dan benar merupakan syarat mutlak di dunia kerja.

Untuk menghadapi tantangan masa depan, kemampuan berkomunikasi

menjadi salah satu syarat keberhasilan bekerja. Oleh karena itu, pelajaran bahasa

Indonesia dirancang, dikembangkan, serta diarahkan untuk dapat mempersiapkan

peserta didik untuk mampu berkomunikasi di dunia kerja secara efisien dan efektif

baik lisan maupun tulisan.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa

salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa SMK dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia yaitu siswa terampil menulis wacana yang bercorak

naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif. Semua karangan tersebut

disesuaikan dengan kompetensi keahlian peserta didik dalam konteks bekerja.

Dalam pengertian, jenis karangan yang dihasilkan oleh siswa SMK berkaitan

dengan kecakapan vokasional atau keterampilan kerja yang mereka geluti. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan kompetensi siswa SMK dalam berkomunikasi

secara tulisan untuk menopang keberlangsungan karier mereka kelak.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru

bahasa Indonesia SMK, maka diperoleh kesimpulan bahwa jenis tulisan yang

diperlukan oleh siswa SMK adalah jenis tulisan yang berisi paparan mengenai

suatu prosedur kerja, terutama yang berkaitan dengan kecakapan vokasional atau

keterampilan kerja yang digeluti oleh siswa. Jenis tulisan inilah yang disebut

dengan eksposisi. Keraf (1982:3) mengemukakan bahwa eksposisi atau

pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk

menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas

pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.

Sementara itu, metode penulisan karangan eksposisi yang mengandung

cara mengerjakan suatu pekerjaan disebut dengan metode analisis proses. Metode

analisis proses merupakan sebuah pengembangan tulisan eksposisi yang berisi

tahapan dalam melakukan suatu hal, dalam hal ini cara mengerjakan suatu

pekerjaan yang berkaitan dengan kecakapan vokasional. Hal ini sesuai dengan

(11)

3

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara kronologis: yang pertama dilaksanakan ini, kemudian itu, dan seterusnya.

Kepintaran mengatur tahap-tahap yang berurutan logis serta kecakapan

menjalankan langkah-langkah dengan baik dan konsekuen merupakan kunci

keberhasilan seseorang untuk menulis sebuah karangan eksposisi analisis proses.

Berdasarkan karangan yang telah dibuat itulah, maka konsep pengetahuan siswa

mengenai karangan eksposisi analisis proses pun akan terbentuk.

Oleh karena itu, sebuah metode pembelajaran menulis diperlukan untuk

membantu siswa dalam memahami dan membangun konsep pengetahuan. Dengan

kata lain, metode pembelajaran menulis yang digunakan harus terpusat pada siswa

(student centered). Siswa harus dilibatkan dalam proses pembelajaran menulis

agar pembelajaran yang dilakukan dapat bermakna bagi siswa. Salah satu metode

pembelajaran menulis yang tepat diterapkan pada siswa yaitu metode kolaborasi.

Dalam metode ini, siswa dapat bekerja sama untuk merancang, menyusun

ide, bertukar pikiran, dan saling mengoreksi antarteman sejawat mengenai tulisan

eksposisi analisis proses yang telah dibuat. Melalui metode ini pula, siswa akan

terbantu untuk mengemukakan ide-ide sehingga tak lagi merasa kesulitan dalam

menulis. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan pun akan bermakna bagi

siswa sehingga mampu menghasilkan spektrum manusia berkualitas, handal, dan

berdaya saing tinggi.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini, masalah yang teridentifikasi yaitu adanya sebuah

kebutuhan bagi siswa SMK untuk meningkatkan komunikasi baik lisan maupun

tulisan agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu kebutuhan dalam komunikasi

tersebut adalah komunikasi tulisan untuk menjelaskan sebuah prosedur kerja.

Dalam hal ini, penjelasan prosedur kerja dikaitkan dengan kecakapan vokasional

yang dipelajari di sekolah.

Salah satu metode penulisan yang dapat menjembatani ide-ide mereka

dalam menjelaskan prosedur kerja yang bermuatan kecakapan vokasional yaitu

(12)

tahapan tiap prosesnya secara detail dan lengkap mulai dari tahap pertama sampai

dengan tahap terakhir.

Metode menulis pun dibutuhkan dalam membantu siswa untuk

menuangkan ide-idenya. Salah satu metode pembelajaran menulis yang dapat

diterapkan adalah metode kolaborasi. Dalam metode ini, siswa dapat bertukar

pikiran dan saling membantu sesama anggota kelompok serta saling mengoreksi

antarteman sejawat agar dapat menghasilkan sebuah karangan eksposisi yang

diharapkan.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Bagaimanakah profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK

Mutiara Baru Kota Bekasi?

b. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis

proses berbasis kecakapan vokasional dengan menggunakan metode

kolaborasi?

c. Apakah metode kolaborasi efektif dalam pembelajaran menulis karangan

eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK

Mutiara Baru Kota Bekasi.

b. Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis

proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode kolaborasi.

c. Mendeskripsikan keefektifan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis

(13)

5

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

a. manfaat teoretis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran

menulis karangan eksposisi analisis proses di jenjang pendidikan sekolah

menengah kejuruan (SMK).

b. manfaat praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan guru

untuk dipraktikkan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Selain itu

juga, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang tidak monoton sehingga mampu menghasilkan lulusan

yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di masyarakat, terutama dalam

dunia kerja.

1.6 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, penulis mencoba

membatasi pengertian untuk setiap variabel.

a. Karangan eksposisi analisis proses adalah salah satu jenis karangan yang berisi

paparan atau penjelasan mengenai sistem atau cara melakukan sesuatu,

bagaimana sesuatu itu bekerja. Selain itu, karangan eksposisi analisis proses

juga menjelaskan bagaimana tahapan dari suatu pekerjaan, mulai dari langkah

pertama hingga langkah terakhir secara detail.

b. Kecakapan vokasional adalah suatu kecakapan yang berkaitan dengan

vokasional atau kejuruan. Dalam hal ini, kecakapan vokasional lebih tertuju

pada keterampilan kerja yang dipelajari oleh siswa SMK.

c. Metode kolaborasi adalah suatu metode yang di dalamnya melibatkan teman

sejawat untuk saling bekerja sama, mencurahkan pikiran, dan saling

(14)

1.7 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

(15)

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian, yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh

kelengkapan data-data yang diperlukan bagi usaha pemecahan masalah yang

diteliti dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan

metode yang digunakan untuk melihat kedudukan kausal antara variabel-variabel

yang akan diteliti.

Eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

murni dengan menggunakan kelas kontrol. Adapun desain dari eksperimen murni

yang digunakan adalah rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal –

tes akhir dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol

(Pretest-Posttest Control Group Design). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel

berikut ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Grup Pretes Variabel

Terikat Postes

eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol, dilakukan pretes terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal siswa.

setelah kemampuan awal siswa teridentifikasi, kelompok eksperimen diberi

treatment atau perlakuan belajar yaitu berupa metode kolaborasi sedangkan pada

kelompok kontrol digunakan sistem pembelajaran penugasan.

Treatment atau perlakuan belajar di kelas eksperimen disampaikan

sebanyak dua kali dalam dua pertemuan. Pada pertemuan pertama, kolaborasi

dilakukan pada kecakapan vokasional siswa. Dalam pelaksanaannya, kolaborasi

(16)

menimbulkan kesadaran siswa terhadap kecakapan vokaisonal. Pada pertemuan

kedua, kolaborasi dilakukan pada pembelajaran menulis. Dalam pelaksanaannya,

siswa menuliskan pengalaman praktik kerja yang telah mereka lakukan pada

pertemuan sebelumnya.

Pada pelaksanaan treatment atau perlakuan belajar, siswa dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok. Kemudian, kelompok siswa berkolaborasi membuat

draft tulisan eksposisi analisis proses dari pengalaman praktik kerja yang telah

dilakukan kemudian mengembangkannya menjadi sebuah karangan eksposisi

analisis proses berbasis kecakapan vokasional. Setelah itu, kelompok siswa

berkolaborasi dengan kelompok lain saling bertukar hasil tulisan serta memeriksa

penggunaan ejaan, kosakata, isi, dan bahasa yang terdapat dalam karangan.

Hasil pemeriksaan kemudian dipresentasikan di depan kelas oleh

kelompok kolaborator. Kemudian, karangan dikembalikan kepada kelompok

penulis karangan untuk direvisi sesuai dengan hasil pemeriksaan. Kelompok

membacakan karangan eksposisi analisis proses yang telah direvisi kemudian

menyerahkannya kepada guru untuk mendapatkan penilaian dan umpan balik. Hal

ini dilakukan agar siswa terampil dalam menulis sehingga mampu menghasilkan

karangan yang utuh.

Setelah treatment atau perlakuan belajar diberikan, siswa diberikan postes

baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pemberian postes ini

dilakukan untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan

belajar untuk kelas eksperimen dan yang tidak diberi perlakuan belajar untuk

kelas kontrol. Dari sini akan terlihat apakah ada perbedaan kemampuan menulis

karangan eksposisi analisis proses yang signifikan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol atau tidak. Jika ternyata ada perbedaan, berarti metode

kolaborasi terbukti efektif dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi

analisis proses. Jika ternyata tidak ada perbedaan, berarti metode kolaborasi

terbukti tidak efektif dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis

(17)

37

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Sumber Data

3.2.1 Populasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Mutiara Baru Kota Bekasi. Populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota

Bekasi tahun ajaran 2013/2014. Pemilihan populasi ini berdasarkan pertimbangan

bahwa siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi memiliki

kemampuan prestasi yang merata. Selain itu, siswa kelas XI Akuntansi SMK

Mutiara Baru Kota Bekasi juga memiliki dasar kecakapan vokasional yang hampir

setara dengan siswa dari sekolah unggulan lainnya.

3.2.2 Sampel

SMK Mutiara Baru Kota Bekasi memiliki lima kelas jurusan akuntansi

yaitu kelas XI Ak 1, XI Ak 2, XI Ak 3, XI Ak 4, dan XI Ak 5 dengan karakteristik

yang merata. Dari kelima kelas tersebut, penulis mengambil dua kelas yang

dilakukan secara acak (sistem random kelas). Berdasarkan hasil undian, yang akan

dijadikan sampel penelitian adalah siswa XI Ak 1 untuk kelas eksperimen yang

berjumlah 30 orang dan siswa kelas XI Ak 2 untuk kelas kontrol yang berjumlah

30 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

teknik tes, angket, dan observasi.

1) Tes Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi

Teknik tes tersebut dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Pretest, yaitu tes keterampilan menulis karangan eksposisi analisis proses

yang dilakukan sebelum diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk

mengukur kemampuan awal menulis karangan eksposisi analisis proses

siswa sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan metode kolaborasi.

b. Posttest, yaitu tes keterampilan menulis karangan eksposisi analisis proses

(18)

kemampuan akhir menulis karangan eksposisi analisis proses siswa setelah

diberi perlakuan dengan menggunakan metode kolaborasi.

2) Angket

Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelajaran bahasa

Indonesia terutama selama pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis

proses diberlakukan. Tipe atau bentuk pertanyaan yang digunakan adalah

pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat

atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban

dari setiap pertanyaan yang tersedia.

3) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku siswa

dan guru, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan,

dan hasil yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Dalam penelitian

ini, digunakan observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap

gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung

diamati oleh pengamat.

4) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana profil kemampuan

menulis siswa. Profil kemampuan menulis siswa dapat dideskripsikan dengan

memperhatikan berbagai aspek yaitu motivasi siswa dalam menulis, hambatan

yang dirasakan ketika menulis, bakat dan minat dalam menulis, keseringannya

dalam menulis, dan sikap terhadap pembelajaran menulis. Selain itu

wawancara juga dilakukan untuk mengetahui respon guru mengenai

pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan metode kolaborasi.

Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada siswa untuk mengetahui respon

(19)

39

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Dalam pengolahan data hasil tes, penulis melakukan dua cara analisis yaitu

analisis data dan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

parameter penilaian karangan eksposisi analisis proses. Karena pembelajaran

menulis di sini diorientasikan pada kecakapan vokasional, maka penilaiannya pun

didesain dengan memperhatikan aspek kecakapan vokasional yang berkaitan

dengan dunia kerja. Selain itu, dalam analisis data ini pula dilakukan analisis

karangan siswa sesuai dengan parameter penilaian karangan eksposisi analisis

proses. Sementara itu, analisis statistik dilakukan untuk mengolah skor-skor hasil

pretes dan postes siswa yang nantinya akan berujung pada uji efektivitas metode

pembelajaran atau uji hipotesis.

3.4.1 Analisis Data

Pengolahan data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data selesai.

Data yang terkumpul berupa hasil pretes dan postes keterampilan menulis

karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional di kelas

eksperimen dan di kelas kontrol dengan aspek penilaian berikut.

1) Isi

Klasifikasi penilaian isi karangan dibedakan atas beberapa indikator, yaitu: (a)

kualitas isi kecakapan kerja yang kriteria klasifikasi penilaiannya terdiri atas

beberapa kriteria (1) kecakapan kerja ditulis dengan substansi dan informasi

yang sangat lengkap dan baik; (2) kecakapan kerja ditulis dengan substansi

dan informasi yang baik akan tetapi ada sedikit kekurangan; (3) kecakapan

kerja ditulis dengan kecukupan substansi dan informasi; (4) kecakapan kerja

memiliki keterbatasan substansi dan informasi dan memiliki banyak

kekurangan; (5) kecakapan kerja tidak memiliki substansi dan informasi, (b)

indikator penilaian berikutnya yaitu pengembangan prosedural kerja yang

penilaiannya diklasifikasi menjadi (1) pengembangan prosedural kerja sangat

lengkap dan sangat tuntas; (2) pengembangan prosedural kerja lengkap dan

tuntas, tetapi ada sedikit kekurangan; (3) pengembangan prosedural kerja

(20)

dan tidak tuntas serta banyak sekali kekurangan; dan (5) tidak mengandung

prosedural kerja, (c) indikator penilaian yang ketiga yaitu relevansi dengan

dunia kerja yang klasifikasi penilaiannya, yaitu (1) kecakapan kerja sangat

relevan dengan kebutuhan dunia kerja; (2) kecakapan kerja relevan dengan

kebutuhan dunia kerja; (3) kecakapan kerja cukup relevan dengan kebutuhan

dunia kerja; (4) kecakapan kerja kurang relevan dengan kebutuhan dunia

kerja; dan (5) kecakapan kerja tidak memiliki relevansi dengan kebutuhan

dunia kerja.

2) Organisasi Karangan

Klasifikasi penilaian organisasi karangan dibedakan atas beberapa indikator,

yaitu: (a) komunikatif kecakapan kerja yang klasifikasi penilaiannya yaitu (1)

kecakapan kerja ditulis dengan sangat jelas, sangat lancar, dan mudah

dipahami; (2) kecakapan kerja ditulis dengan jelas, lancar, meskipun masih

ada sedikit kekurangan, tetapi mudah dipahami; (3) kecakapan kerja ditulis

dengan cukup jelas, cukup lancar, tetapi masih dapat dipahami; (4) kecakapan

kerja ditulis dengan kurang jelas, kurang lancar, banyak sekali kekurangan

sehingga sulit dipahami; (5) kecakapan kerja tidak komunikatif sama sekali.

(b) indikator penilaian berikutnya yaitu penyusunan ide kecakapan kerja yang

penilaiannya dapat diklasifikasikan menjadi (1) kecakapan kerja memiliki

penyusunan ide yang sangat bersinambung, sangat jelas, sehingga mudah

dipahami; (2) kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang bersinambung,

jelas, meskipun masih ada sedikit kekurangan, tetapi masih bisa dipahami; (3)

kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang cukup baik tetapi kurang

terorganisasi dengan baik; (4) kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang

terpotong-potong dan kacau; (5) kecakapan kerja tidak memiliki penyusunan

ide yang terorganisasi dengan baik; (c) indikator berikutnya yaitu penyusunan

prosedural kerja yang diklasifikasikan penilaiannya menjadi (1) penyusunan

prosedural kerja tertata dengan sangat baik, sangat logis, dan berurut sehingga

mudah dipahami; (2) penyusunan procedural kerja tertata dengan baik, logis,

berurut meskipun ada sedikit kekurangan, tetapi masih dapat dipahami; (3)

(21)

41

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurang terurut dengan baik, tetapi masih dapat dipahami ; (4) penyusunan

prosedural kerja tertata dengan kurang baik, kurang logis, dan kurang berurut;

(5) penyusunan prosedural kerja tidak tertata dengan baik dan berantakan.

3) Kosakata

Klasifikasi penilaian kosakata dibedakan atas beberapa indikator, yaitu: (a)

istilah khusus kecakapan kerja yang penilaiannya diklasifikasikan menjadi: (1)

istilah khusus kecakapan kerja sangat potensial dan sering dimunculkan; (2)

istilah khusus kecakapan kerja potensial namun jarang dimunculkan; (3)

istilah khusus kecakapan kerja cukup potensial namun jarang digunakan; (4)

istilah khusus kecakapan kerja kurang potensial dan hanya sedikit

dimunculkan; (5) tidak menggunakan istilah khusus kecakapan kerja; (b)

indikator penilaian berikutnya yaitu pilihan kata yang diklasifikasikan

penilaiannya menjadi (1) pilihan kata sangat baku dan sangat tepat, tidak ada

kesalahan; (2) pilihan kata tepat, terkadang sedikit menggunakan kata tidak

baku, dan sedikit memasukkan kata asing, tetapi tak merusak makna; (3) Ada

sedikit kekurangtepatan dalam pemilihan kata, terkadang menggunakan

sedikit kata tidak baku, dan sedikit menggunakan kata asing, tetapi tak

merusak makna dan masih dapat dipahami; (4) sering terjadi kesalahan dalam

pemilihan kata sehingga merusak makna, banyak sekali menggunakan kata

tidak baku; (5) pilihan kata sama sekali kacau; (c) indikator penilaian

berikutnya yaitu pembentukan kata yang penilaiannya diklasifikasikan

menjadi (1) pembentukan kata dikuasai dengan sangat baik sehingga makna

jelas; (2) pembentukan kata dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi

berjumlah 1-5 kata, tetapi tak merusak makna; (3) pembentukan kata dikuasai

dengan cukup baik, kesalahan yang terjadi berjumlah 6-10, tetapi tak merusak

makna; (4) pembentukan kata kurang dikuasai dengan baik, kesalahan yang

terbentuk lebih dari 10 kata, dan merusak makna; (5) pembentukan kata kacau

sehingga tak layak nilai.

4) Penggunaan Bahasa

Klasifikasi penilaian penggunaan bahasa dibedakan atas beberapa indikator,

(22)

konstruksi kalimat kompleks, efektif, makna jelas; (2) konstruksi kalimat

kompleks, ada sedikit ketidakefektifan, tetapi tak merusak makna; (3)

konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif, hanya ada sedikit kesalahan, tetapi

makna tak rusak; (4) konstruksi kalimat kurang efektif sehingga menimbulkan

kesalahan yang cukup serius, dan makna tak jelas; (5) tak menguasai aturan

sintaksis kalimat dan banyak melakukan kesalahan; (b) indikator penilaian

berikutnya yaitu ragam bahasa bisnis yang penilaiannya diklasifikasikan

menjadi (1) ragam bahasa bisnis sangat resmi dan sesuai dengan konteks

kecakapan vokasional; (2) ragam bahasa bisnis resmi meskipun ada sedikit

menggunakan bahasa tidak resmi, menggunakan 1-5 kata tidak baku, tetapi

masih sesuai dengan kecakapan vokasional; (3) ragam bahasa bisnis cukup

resmi, menggunakan 6-10 kata tidak baku, tetapi masih sesuai dengan

kecakapan vokasional; (4) ragam bahasa bisnis banyak yang tidak resmi,

menggunakan lebih dari 10 kata tidak baku, dan kurang sesuai dengan

kecakapan vokasional; (5) ragam bahasa bisnis sama sekali tidak sesuai,

banyak melakukan kesalahan bahasa, dan tidak sesuai dengan kecakapan

vokasional.

5) Ejaan

Klasifikasi penilaian penggunaan ejaan dapat dibedakan atas beberapa

kategori, yaitu: (1) menguasai aturan penulisan dan tidak terdapat beberapa

kesalahan ejaan; (2) penggunaan ejaan dikuasai dengan baik, terkadang ada

1-5 kesalahan ejaan, tetapi tidak mengaburkan makna; (3) penggunaan ejaan

cukup baik, ada 6 – 10 kesalahan, tetapi tak mengubah makna, masih dapat

dipahami; (4) penggunaan ejaan kurang dikuasai dengan baik, terdapat lebih

dari 10 kesalahan ejaan, sehingga makna rusak dan sulit dipahami; (5) tak

menguasai aturan penulisan, tulisan tak terbaca, sulit sekali dipahami sehingga

tak layak nilai.

3.4.1.2 Analisis Statistik

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan data

(23)

43

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Mengolah skor pretes dan postes siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen

yang diberikan oleh ketiga penimbang.

2) Melakukan uji homogenitas dua varians melalui uji F dengan rumus:

F =

Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut.

H0 : σ12 = σ22, varians populasi adalah identik (varians kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah sama)

H0 : σ12≠ σ22, varians populasi adalah tidak identik (varians kelas eksperimen

dan kelas kontrol adalah tidak sama)

Kriteria pengujiannya yaitu sebagai berikut.

Jika F hitung < F (1/2α) (dk1,dk2) maka terima H0

Jika F hitung ≥ F (1/2α) (dk1,dk2) maka tolak H0

3) Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang. Teknik analisis ini digunakan

untuk ujian-ujian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang penimbang bagi

setiap testi (Subino, 1987: 116-117). Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor

total dengan menggunakan prinsip ANAVA. Adapun format ANAVA sebagai

(24)

Kemudian dilakukan penghitungan reliabilitasnya dengan rumus:

r11 : Reliabilitas yang dicari

Vt : Variansi dari testi

Vkk : Variansi dari kekeliruan

Hasil penghitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel

Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Realibilitas Tes (Tabel Guilford)

Rentang Kriteria

a) Menghitung rentang dengan rumus:

R = data tertinggi – data terendah

b) Menghitung jumlah kelas dengan rumus:

K = 1 + 3,3 log n

c) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:

P = K R

d) Menentukan batas kelas interval

e) Membuat tabel distribusi frekuensi

f) Menghitung standar deviasi dengan rumus:

(25)

45

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu g) Menghitung mean dengan rumus:

X = N

X

h) Membuat daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor

i) Menghitung nilai chi kuadrat dengan rumus:

X2hitung =

Ei

Ei Oi

 2

j) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:

db = jumlah kelas - 3

k) Menentukan nilai chi kuadrat (X2) dari tabel.

5) Menguji hipotesis dengan rumus:

t hitung =

X1 : Mean rata-rata kelas eksperimen

X2 : Mean rata-rata kelas kontrol

sdg : Standar deviasi gabungan

n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 : Jumlah siswa kelas kontrol

Sementara itu, standar deviasi gabungan (sdg) dapat dicari dengan

menggunakan rumus:

n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 : Jumlah siswa kelas kontrol

(26)

S22: Standar deviasi yang dikuadratkan dari kelas kontrol

6) Mengolah hasil angket

Dalam pengolahan hasil angket, penulis menggunakan statistik deskriptif

dengan rumus:

% = N F

X 100%

Keterangan:

F: Frekuensi subjek

N: Banyaknya subjek

Perhitungan di atas didasarkan pada kategori berikut:

0% : tidak seorang pun

1 – 25% : sebagian kecil

26 – 45% : kurang dari setengah

50% : setengah

51 – 75% : lebih dari setengah

76 – 99% : sebagian besar

100% : seluruh

7) Mengolah data hasil pengamatan observer

8) Mengolah data hasil wawancara

9) Menyimpulkan hasil penelitian

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2006:160). Jadi, dapat dikatakan bahwa peneliti menggunakan

instrumen dalam menerapkan metode penelitiannya agar data yang diperoleh lebih

baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes, angket, observasi,

(27)

47

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen

Untuk memperoleh data yang akurat, instrumen yang dibuat harus

benar-benar dapat mengukur apa yang hendak penulis teliti. Untuk itu, penulis

melakukan uji validitas tes.

Dalam penelitian ini, penulis meminta bantuan pakar atau ahli untuk

menelaah instrumen yang penulis buat untuk memenuhi validitas soal tes. Sesuai

dengan pernyataan Sudjana (2002: 13 – 14) berikut.

“Dalam hal tertentu untuk tes yang telah disusun sesuai dengan materi dan tujuannya agar memenuhi validitas isi dapat pula dimintakan bantuan para ahli bidang studi untuk

menelaah apakah konsep yang telah diajukan telah memadai atau tidak sebagai sampel”.

3.5.2 Intrumen Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulisan. Tes tulisan

digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis sebuah karangan

eksposisi analisis proses. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni sebelum

mendapat perlakuan (pretest) dan sesudah mendapat perlakuan (posttest).

3.5.2.1 Tes Awal (Pretest)

Tes awal (Pretest) dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk

mengukur keterampilan menulis karangan eksposisi analisis siswa sebelum

dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran pada

kelas yang berbeda, yaitu metode kolaborasi untuk kelas eksperimen dan

penugasan untuk kelas kontrol.

3.5.2.2 Tes Akhir (Posttest)

Tes akhir atau posttest dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan

untuk mengukur keterampilan menulis karangan eksposisi analisis proses siswa

setelah dilakukan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran

pada kelas yang berbeda, yaitu metode kolaborasi untuk kelas eksperimen dan

(28)

Berdasarkan pendapat mengenai aspek-aspek keterampilan menulis

karangan, maka penulis membuat format profil penilaian tes keterampilan menulis

karangan eksposisi analisis siswa yang berbasis pada kecakapan vokasional

beserta kriteria penilaiannya. Adapun format profil penilaian karangan eksposisi

analisis proses berbasis kecakapan vokasional dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 3.4

(29)

49

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

Jumlah penghitungan skor diperoleh dengan cara mengalikan nilai dengan bobot

masing-masing indikator (Nilai x Bobot = Skor). Skor setiap indikator penilaian dijumlah sehingga menghasilkan skor total ( ∑Skor total = Skor 1 + Skor 2 + … + Skor 12).

Berikut pendeskripsian tiap indikator penilaian.

1. Kualitas Kecakapan Kerja Berikut deskripsi penilaiannya.

5: Kecakapan kerja ditulis dengan substantif dan informatif yang sangat

lengkap.

4: Kecakapan kerja ditulis dengan informatif dan substantif yang baik, tetapi

masih ada sedikit kekurangan.

3: Kecakapan kerja ditulis dengan kecukupan informasi dan substansi.

2: Kecakapan kerja ditulis dengan keterbatasan informatif dan substantif dan

memiliki banyak kekurangan.

1: Kecakapan kerja tidak informatif dan substantif.

2. Pengembangan Prosedural Kerja Berikut pendeskripsian penilaiannya.

5: Pengembangan prosedural kerja sangat lengkap dan tuntas.

4: Pengembangan prosedural kerja lengkap dan tuntas, tetapi ada sedikit

kekurangan.

3: Pengembangan prosedural kerja terbatas, cukup lengkap dan tuntas.

2: Pengembangan prosedural kerja tidak lengkap dan tidak tuntas serta banyak

sekali kekurangan.

1: Tidak ada pengembangan prosedural kerja.

3. Relevansi dengan Dunia Kerja

Berikut penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Kecakapan kerja sangat relevan dengan dunia kerja.

(30)

3: Kecakapan kerja cukup relevan dengan dunia kerja.

2: Kecakapan kerja kurang relevan dengan dunia kerja.

1: Kecakapan kerja tidak relevan dengan dunia kerja.

4. Komunikatif Kecakapan Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Kecakapan kerja ditulis dengan sangat jelas, lancar, dan mudah dipahami.

4: Kecakapan kerja ditulis dengan jelas, lancar, meskipun masih ada sedikit

kekurangan, tetapi masih bisa dipahami.

3: Kecakapan kerja ditulis dengan cukup jelas, cukup lancar, tetapi masih

dapat dipahami.

2: Kecakapan kerja ditulis dengan kurang jelas, kurang lancer, banyak sekali

kekurangan sehingga sulit dipahami.

1: Kecakapan kerja tidak komunikatif sama sekali.

5. Penyusunan Ide Kecakapan Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang sangat bersinambung,

sangat jelas sehingga mudah dipahami.

4: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang bersinambung, jelas,

meskipun masih ada sedikit kekurangan, tetapi masih bisa dipahami.

3: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang cukup baik teta[I kurang

terorganisasi dengan baik.

2: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang terpotong-potong dan

kacau.

1: Kecakapan kerja tidak memiliki penyusunan ide yang terorganisasi dengan

(31)

51

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Penyusunan Prosedural Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Prosedural kerja tertata dengan sangat baik, sangat logis, dan berurut

sehingga mudah dipahami.

4: Prosedural kerja tertata dengan baik, logis, dan berurut meskipun ada

sedikit kekurangan.

3: Prosedural kerja tertata dengan cukup baik, cukup logis, dan sedikit kurang

berurut dengan baik, tetapi masih dapat dipahami.

2: Prosedural kerja kurang bai, kurang logis, dan kurang berurut.

1: Prosedural kerja tidak tertata dengan baik dan berantakan.

7. Istilah Khusus Kecakapan Kerja

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Istilah khusus kecakapan kerja sangat potensial dan sering dimunculkan.

4: Istilah khusus kecakapan kerja potensial namun jarang dimunculkan.

3: Istilah khusus kecakapan kerja cukup potensial dan jarang dimunculkan.

2: Istilah khusus kecakapan kerja kurang potensial dan hanya sedikit

dimunculkan.

1: Istilah khusus kecakapan kerja tidak digunakan sama sekali.

8. Pilihan Kata

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Pilihan kata sangat baku, sangat tepat, dan tidak ada kesalahan.

4: Pilihan kata tepat, terkadang sedikit menggunakan kata tidak baku, dan

sedikit memasukkan kata sing, tetapi tak merusak makna.

3: Ada sedikit kekurangtepatan dalam pemilihan kata, menggunakan sedikit

kata tidak baku dan kata asing, tetapi tak merusak makna.

2: Sering terjadi kesalahan dalam pemilihan kata sehingga makna rusak,

banyak sekali menggunakan kata tidak baku.

(32)

9. Pembentukan Kata

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Pembentukan kata dikuasai dengan sangat baik sehingga makna jelas.

4: Pembentukan kata dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi berjumlah

1-5 kata.

3: Pembentukan kata dikuasai dengan cukup baik, kesalahan yang terjadi

berjumlah 6-10 kata.

2: Pembentukan kata kurang dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi

lebih dari 10 kata.

1: Pembentukan kata kacau sehingga tak layak nilai.

10.Keefektifan Kalimat

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Konstruksi kalimat kompleks dan efektif sehingga makna jelas.

4: Konstruksi kalimat kompleks, ada sedikit ketidakefektifan, tetapi makna tak

kabur.

3: Konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif, hanya ada sedikit kesalahan,

tetapi makna tak rusak.

2: Konstruksi kalimat kurang efektif sehingga menimbulkan kesalahan yang

cukup serius. Makna tak jelas.

1: tak menguasai aturan sintaksis kalimat dan terdapat banyak kesalahan.

11.Ragam Bahasa Bisnis

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Ragam bahasa bisnis sangat resmi dan sesuai dengan konteks kecakapan

vokasional.

4: Ragam bahasa bisnis resmi meskipun terkadang menggunakan sedikit

bahasa tidak resmi, menggunakan 1-5 kata tidak baku, tetapi masih sesuai

dengan konteks kecakapan vokasional.

3: Ragam bahasa bisnis cukup resmi, meskipun menggunakan 6-10 kata tidak

(33)

53

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4: Ragam bahasa bisnis banyak yang tidak resmi dan kurang sesuai dengan

konteks kecakapan vokasional.

1: Ragam bahasa bisnis sama sekali tidak resmi dan tidak sesuai dengan

konteks kecakapan vokasional.

12.Ejaan

Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.

5: Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan.

4: Ejaan dikuasai dengan baik, hanya ada 1-5 kesalahan ejaan.

3: Cukup menguasai aturan penulisan, kesalahan yang terjadi berjumlah 6-10

ejaan.

2: Kurang menguasai aturan penulisan, kesalahan yang terjadi berjumlah lebih

dari 10 ejaan.

1: Tak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan

tak terbaca, dan tak layak nilai

3.5.3 Angket

Tipe atau bentuk pertanyaan yang diajukan dalam angket yaitu pertanyaan

tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau

mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap

pertanyaan yang telah tersedia.

Angket ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis siswa dengan

menggunakan metode kolaborasi. Adapun format angket dapat dilihat pada

lampiran.

3.5.4 Observasi

Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang

terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.

(34)

keterampilan guru mengajar dan siswa selama proses belajar-mengajar. Adapun

format observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran.

3.5.5 Instrumen Wawancara

Adapun wawancara yang dilakukan yaitu wawancara terstruktur. Dalam

melakukan wawancara tersturktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.

Wawancara dilakukan dengan dua tujuan utama. Tujuan pertama yaitu

untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis karangan

eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode

kolaborasi yang ditujukan kepada siswa dan guru. Tujuan kedua yaitu

memperoleh data mengenai profil kemampuan menulis siswa. Adapun format

wawancara yang akan dilakukan dapat dilihat pada lampiran.

3.5.5 Instrumen Perlakuan

Disebabkan proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

melalui pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, maka di dalamnya harus

terdapat instrumen pembelajaran. Instrumen pembelajaran adalah seluruh

komponen yang akan menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yaitu

berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP digunakan sebagai

rambu-rambu dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. RPP ini

dibuat dengan mengacu pada silabus SMK yang merupakan penjabaran dari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pelaksanaan pembelajaran dalam proses pengambilan data penelitian

dilakukan dengan mengacu pada langkah-langkah berikut.

a. Langkah awal persiapan pembelajaran

b. Mengondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran

c. Pada awal pertemuan, siswa diberikan tes awal (pretest)

d. Setelah diberikan tes awal, siswa diberi perlakuan yaitu berupa metode

(35)

55

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Setelah diberikan perlakuan, maka siswa kembali dites dengan bentuk tes

akhir (posttest).

Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilakukan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

Dalam melakukan treatment atau perlakuan, siswa dituntun untuk

melakukan beberapa langkah pembelajaran yang tertuang dalam Lembar Kerja

Siswa (LKS). Pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) ini diberikan agar siswa

tidak merasa kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran yang sedang

dilakukan. Lembar Kerja Siswa juga dilengkapi dengan ringkasan materi agar

siswa paham jenis tulisan yang akan dikerjakan. Selain itu, Lembar Kerja Siswa

(LKS) juga dilengkapi dengan tuntunan dalam mengerjakan latihan menulis.

Adapun format Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan dapat dilihat

(36)

211

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pada perolehan data di lapangan melalui berbagai rangkaian

penelitian, pengolahan data, serta menjawab hipotesis, maka diperoleh simpulan

akhir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai keefektifan

metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses

berbasis kecakapan vokasional.

5.1 Simpulan

Berikut adalah simpulan berdasarkan hasil penelitian.

1. Berdasarkan hasil wawancara mengenai profil kemampuan menulis siswa kelas

XI SMK Mutiara Baru Kota Bekasi, diperoleh sebuah data bahwa kemampuan

menulis siswa masih rendah. Siswa banyak yang tidak menyukai pembelajaran

menulis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi kendala utama

dalam menulis. Kendala pertama yaitu kesulitan dalam menentukan ide

karangan. Banyak dari siswa mengatakan bahwa mereka kurang atau sulit

sekali berimajinasi dan memikirkan ide yang tepat untuk menulis. Selain itu,

kendala lain yang timbul adalah kesulitan dalam mengorganisasikan ide.

Terkadang ide tersebut ada dalam benak mereka, tetapi mereka sulit

mengemukakannya ke dalam tulisan. Keterbatasan dalam kosakata juga

mempengaruhi hal tersebut. Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya latihan

menulis dan kurangnya minat membaca siswa. Begitu pula dalam tata cara

penulisan. Seluruh siswa mengatakan bahwa mereka masih sering melakukan

kesalahan-kesalahan dalam menulis. Kesalahan yang masih sering dilakukan

adalah kesulitan mereka dalam menggunakan tanda baca titik juga tanda baca

koma dan penulisan huruf kapital yang ditulis di tengah kalimat. Hal yang

sama juga terjadi pada pembentukan kata, misalnya kata berimbuhan.

(37)

212

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingin cepat selesai dalam menulis. Sementara itu, untuk menulis jenis karangan

sendiri, siswa lebih memilih tertarik menulis karangan deskripsi atau narasi

dibandingkan karangan eksposisi. Hal ini disebabkan oleh penemuan ide untuk

karangan eksposisi jauh lebih sulit dibandingkan dengan karangan deskripsi.

2. Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan, diperoleh sebuah

simpulan bahwa pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses

berbasis kecakapan vokasional dengan menggunakan metode kolaborasi

dilakukan dalam dua kali pertemuan. Hal ini disebabkan oleh waktu yang

dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

kolaborasi cukup panjang sehingga tidak mungkin dilakukan hanya dalam satu

kali pertemuan. Masing-masing pertemuan diberikan waktu sebanyak 2 x 45

menit (90 menit). Pada pertemuan pertama, pembelajaran lebih difokuskan

pada kecakapan vokasional siswa. Hal ini dilakukan agar timbul kesadaran

dalam diri siswa terhadap kecakapan vokasional yang mereka pelajari. Setelah

itu, siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok

terdiri atas 5 orang siswa yang memiliki kemampuan heterogen.

Masing-masing kelompok siswa diberikan pelatihan kecakapan vokasional, yaitu

berupa praktik kerja. Dalam kegiatan pelatihan ini, ada beberapa langkah yang

harus dilakukan siswa. Pertama siswa diberikan sebuah soal kecakapan

vokasional yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Kedua, siswa

mencermati soal tersebut. Ketiga, siswa mengidentifikasi inti keterampilan

kerja yang dimaksud dalam soal kecakapan vokasional tersebut. Keempat,

siswa melakukan praktik kerja menyelesaikan keterampilan kerja yang

dimaksudkan dalam soal kecakapan vokasional tersebut. Setelah itu,

masing-masing kelompok siswa mempresentasikan hasil praktik kerjanya untuk

mendapatkan komentar. Yang terakhir, siswa memberikan hasil praktik

kerjanya kepada pengajar (guru) untuk mendapatkan penilaian. Pada

pertemuan kedua, masing-masing kelompok melakukan kolaborasi intersiswa

untuk membuat draft tulisan karangan eksposisi analisis proses berdasarkan

pengalaman praktik kerja yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.

(38)

berdasarkan praktik kerja yang telah dilakukan. Setelah siswa menuliskan

secara detail dan lengkap draft tulisan, tahap selanjutnya yaitu masing-masing

kelompok siswa melakukan kolaborasi intersiswa untuk mengembangkan draft

tulisan menjadi karangan eksposisi analisis proses. Pada pertemuan kedua ini

pula, kolaborasi dilakukan terhadap kelompok lain. Masing-masing kelompok

siswa menukarkan hasil tulisannya dengan kelompok lain. Karangan yang telah

diterima oleh kelompok kolaborator kemudian dibaca dan diperiksa secara

menyeluruh dari segi isi, organisasi isi, ejaan, bahasa, dan kosakata. Setelah

kelompok kolaborator memeriksa tulisan karangan eksposisi analisis proses,

maka masing-masing kelompok kolaborator membacakan hasil

pemeriksaannya di depan kelas. Setelah semua kelompok kolaborator

membacakan hasil pemeriksaan, karangan tersebut dikembalikan kepada

kelompok penulis untuk direvisi. Kelompok penulis pun bekerja sama dalam

memperbaiki karangannya berdasarkan hasil pemeriksaan dari kelompok

kolaborator kemudian menyerahkannya kepada guru untuk mendapat umpan

balik.

3. Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh data bahwa t hitung sebesar 5,24 dan

dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) serta

derajat kebebasan 58 diperoleh t tabel 2,00. Ini berarti t0 = (5,24) > t(0,05)(58) =

(2,00). Mengacu pada kriteria pengujian bahwa jika t hitung lebih besar dari t tabel,

maka hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini diterima. Hal ini

membuktikan bahwa metode kolaborasi efektif digunakan dalam pembelajaran

menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional.

5.2 Saran

Selain simpulan yang telah dipaparkan, penulis pun akan mengemukakan

beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi dunia pendidikan, khususnya

pembelajaran, dan menjadi perbaikan atau penyempurnaan dalam penelitian

selanjutnya. Saran-saran itu adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat ada sedikit kekurangan. Profil

(39)

214

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggali kemampuan asli menulis siswa, khususnya siswa SMK. Oleh karena

itu, pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengupas secara lebih detail

mengenai profil kemampuan menulis siswa, khususnya siswa SMK. Dengan

demikian, diharapkan dengan adanya penelitian yang mengupas secara detail

profil kemampuan menulis siswa, akan ditemukan sebuah pembelajaran yang

lebih inovatif agar dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas menulis

siswa.

2. Dengan adanya penelitian ini pula diharapkan dapat menambah pengetahuan

guru dalam mengimplementasikan pembelajaran, terutama pembelajaran

menulis. Melalui penelitian ini, guru diharapkan mampu menciptakan proses

pembelajaran menulis yang dapat menumbuhkan semangat dan motivasi siswa

serta menimbulkan rasa ingin bisa dalam pembelajaran. Selain itu, melalui

penelitian ini pula, guru diharapkan mampu memberdayakan sarana dan

prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran menulis yang akan

dilakukan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.

3. Berdasarkan proses pembelajaran menulis yang telah dilakukan, ternyata

ditemukan pula bahwa untuk menemukan inspirasi atau ide, siswa tidak harus

selalu berimajinasi, tetapi siswa juga dapat menemukan ide melalui

pengalaman nyata atau lebih tepatnya lagi adalah praktik kerja. Dengan

demikian, siswa tidak harus kebingungan lagi untuk menemukan ide untuk

membuat sebuah tulisan. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk

pembelajaran menulis selanjutnya agar lebih disesuaikan dengan latar belakang

pengetahuan siswa agar tidak merasa kesulitan lagi dalam menulis sebuah

karangan. Dengan kata lain, pembelajaran yang diberikan kepada siswa harus

disesuaikan dengan kebutuhan siswa di lapangan agar dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan siswa di masyarakat nantinya.

4. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ditemukan bahwa metode kolaborasi ini

tidak hanya dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis, tetapi dapat

diterapkan juga dalam pembelajaran kecakapan vokasional, terutama yang

berkaitan dengan keterampilan kerja. Dalam hal ini, keterampilan kerja lebih

(40)

Oleh karena itu, penulis menyarankan agar metode kolaborasi ini juga dapat

diterapkan dalam pembelajaran kecakapan vokasional yang melibatkan

keterampilan psikomotorik agar dapat menghasilkan sebuah karya, terutama

(41)

216

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. dkk. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C. dan Susanna, S. (2005). Pokoknya menulis: cara baru! Menulis

dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat.

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Barkley, E. E. dkk. (2012). Collaborative learning techniques. Bandung: Nusa

Media.

Butler, C. (1995). Statistika dalam linguistik. Bandung: ITB.

Cahyo, A. N. (2013). Panduan aplikasi teori-teori belajar mengajar teraktual dan

terpopuler. Yogyakarta: Diva Press

Darmadi, H. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kerangka dasar dan struktur

kurikulum sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, Jakarta:

Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kajian kebijakan kurikulum SMK.

Jakarta: Depdiknas.

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2000). How to design and evaluate research in

education. San Francisco: McGraw-Hill International.

Ghazali, A. S. (2010). Pembelajaran keterampilan berbahasa dengan pendekatan

komunikatif-interaktif. Bandung: Refika Aditama.

Hill, S dan Hill, T. (1993). The collaborative classroom: A guide cooperative

learning. Australia: Eleanor Curtain Publishing.

Huda, M. (2011). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Illahi, M. T. (2012). Pembelajaran discovery strategy dan mental vocational skill.

Yogyakarta: Diva Press.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008). Strategi pembelajaran bahasa.

(42)

Johnson, R. T. dkk. (2010). Collaborative learning: Strategi pembelajaran untuk

sukses bersama. Bandung: Nusa Media.

Keraf, G. (1982). Deskripsi dan eksposisi. Jakarta: Gramedia.

Minium, E. W. dkk. (1993). Statistical reasoning in psychology and education.

USA: Wiley.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, A.A. (2009). “Kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, pengembangan serta implementasinya”. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan Guru Vokasional, Bandung.

Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung: CV

Diponegoro.

Semi, M.A. (1996). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa.

Sharan, S. (2012). The handbook of cooperative learning. Yogyakarta: Familia.

Subino. (1987). Konstruksi dan analisis tes suatu pengantar kepada teori tes dan

pengukuran. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, N. (2002). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Rosda.

Sukardi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sunarto. (2007). Pengantar statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suparno, H. dan Purwanta, E. (2009). “Pengembangan keterampilan vokasional produktif bagi penyandang tunarungu pasca sekolah melalui model

sheltered-workshop berbasis masyarakat”. Jurnal Pendidikan Khusus. 5, (2),

1-13.

Syamsuddin dan Damaianti, V.S. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa.

Bandung: Rosda.

Tarigan, H. G. (1982). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:

Kencana.

Uno, H.B. dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan pendekatan PAILKEM.

(43)

218

Elis Nurfatia Agung, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Winarno. (2012). Kiat sukses menjadi penulis. Jakarta: Platinum.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Format ANAVA
Tabel 3.3 Kriteria Realibilitas Tes (Tabel Guilford)
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Karangan Eksposisi Analisis Proses Berbasis Kecakapan

Referensi

Dokumen terkait

Hak Cipta Komisi

Table 3.2 Distribution of Instructor’s Teaching Load

Prediksi kebangkrutan juga untuk memberikan panduan bagi berbagai pihak untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.Oleh sebab itu, tujuan Penelitian ini adalah untuk

Pilih nama komponen yang akan dibuat SPL(Surat Pembelian Langsung), kemudian klik ’ Lanjut ’ maka akan muncul tampilan sebagai berikut :. Download template file format excel

As the primary foreign language, English has the following functions in Indonesia (Alwi.. &amp; Sugono,

Dalam penelitian kali ini biodiesel yang digunakan dari campuran minyak biji bunga matahari dengan pertadex yang bertujuan untuk menganalisa performansi mesin diesel

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi

Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk membuat suatu sistem kehadiran pegawai yang dapat digunakan untuk membantu pengelolaan data kehadiran pegawai pada PDAM Kota