Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE
KOLABORASI
(Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota
Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Oleh
Elis Nurfatia Agung, S.Pd
NIM 1102550
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh
Elis Nurfatia Agung, S.Pd Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2013
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada program studi Pendidikan Bahasa Indonesia
© Elis Nurfatia Agung 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
I
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Analisis Proses Berbasis Kecakapan Vokasional dengan Metode Kolaborasi” (Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Akuuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014). Penelitian ini berlatar belakang pada adanya kebutuhan siswa terhadap pembelajaran menulis yang dapat mendukung kompetensi dasar siswa. Adanya kebutuhan tersebut mendorong penulis untuk menerapkan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan sehingga menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakan profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi? (2) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode kolaborasi? (3) Apakah metode kolaborasi efektif dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional?
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Kota Bekasi, (2) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode kolaborasi, (3) mendeskripsikan keefektifan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional.
Hipotesis penelitian, yaitu metode kolaborasi efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan pretest-posttest control group design yang diujicobakan kepada populasi penelitian, yaitu kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi tahun ajaran 2013/2014 dengan sampel XI Ak 1 sebagai kelas eksperimen dan XI Ak 2 sebagai kelas kontrol yang diambil melalui teknik random kelas. Masing-masing kelas terdiri atas 30 siswa. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan metode kolaborasi sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan penugasan.
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………...iii
DAFTAR ISI ………vi
DAFTAR TABEL ……… ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Penelitian ……… 1
1.2Identifikasi Masalah Penelitian ………... 3
1.3Rumusan Masalah Penelitian ……….. 4
1.4Tujuan Penelitian ………...4
1.5Manfaat Penelitian ……….. 5
1.6Definisi Operasional ………5
1.7Hipotesis Penelitian ……….... 6
BAB II KETERAMPILAN MENULIS, KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES, KECAKAPAN VOKASIONAL, METODE KOLABORASI 2.1 Keterampilan Menulis ………....7
2.1.1 Hakikat Menulis ………. 7
2.1.2 Tujuan Menulis ………. 8
2.1.3 Fungsi Menulis ………. 10
2.2 Karangan Eksposisi ………. 11
2.2.1 Pengertian Karangan Eksposisi ……… 11
2.2.2 Syarat Menulis Karangan Eksposisi ………. 12
2.2.3 Metode Karangan Eksposisi ………. 13
2.2.4 Karangan Eksposisi Analisis Proses ……… 17
2.3 Kecakapan Vokasional ……… 17
2.4 Pembelajaran Kolaboratif dan Metode Kolaborasi ……… 19
2.4.1 Pembelajaran Kolaboratif ……… 19
2.4.1.1 Pengertian Pembelajaran Kolaboratif ……… 19
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.4.1.3 Implementasi Pembelajaran Kolaboratif ……… 24
2.4.2 Metode Kolaborasi ……… 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.4 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes ... 39
3.4.1 Analisis Data ……… 39
3.4.2 Analisis Statistik ……… 42
3.5 Instrumen Penelitian ……… 46
3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen ……… 47
3.5.2 Instrumen Tes ……… 47
3.5.2 Angket ……… 53
3.5.3 Observasi ………. 53
3.5.4 Wawancara ……….. 54
3.5.5 Perlakuan ……… 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Kemampuan Menulis ……….. ………… 55
4.2 Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Berbasis Kecakapan Vokasional dengan Metode Kolaborasi ………... 88
4.2.1 Analisis Sintak Pembelajaran Pertemuan Pertama ………... 88
4.2.2 Analisis Sintak Pembelajaran Pertemuan Kedua ………. 91
4.2.3 Hasil Observasi dan Pembahasan ………. 93
4.2.4 Hasil Angket dan Pembahasan ……….103
4.2.5 Hasil Wawancara dan Pembahasan ………..108
4.3 Analisis Karangan Siswa dan Pembahasan Hasil Tes ...………..113
4.3.1 Analisis Karangan Pretes Siswa Kelas Eksperimen ……….113
4.3.2 Analisis Karangan Postes Siswa Kelas Eksperimen ………148
4.4 Efektivitas Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Eksposisi Analisis Proses………... 195
4.4.1 Analisis Skor Kelas Eksperimen ………. 195
4.4.2 Analisis Skor Kelas Kontrol ………... 198
4.4.3 Uji Persyaratan ……… 200
4.4.3.1 Uji Homogenitas ……….. 201
4.4.3.2 Uji Normalitas ………. .201
4.4.4 Uji Hipotesis ……… 209
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……….. 211
5.2 Saran ………. 213
DAFTAR PUSTAKA ……… 216
LAMPIRAN 1 Pedoman Penilaian ……… 218
LAMPIRAN 2 Angket Penelitian ……….. 224
LAMPIRAN 3 Format Observasi ……….. 226
LAMPIRAN 4 Pedoman Wawancara ………... 229
LAMPIRAN 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……….. 232
1
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
Globalisasi menuntut segala aspek kehidupan untuk dapat meningkatkan
sumber daya manusia agar dapat bersaing baik nasional maupun internasional. Hal
ini membuat masyarakat untuk terus berusaha meningkatkan kompetensi yang
dimilikinya agar dapat berinteraksi dengan dunia. Mengingat hal tersebut, maka
diperlukanlah penciptaan kompetensi sumber daya manusia yang mampu
berkomunikasi dan berinteraksi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Salah satu aspek yang dapat meningkatkan kompetensi sumber daya
manusia adalah melalui pendidikan. Jenjang pendidikan yang khusus diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan adalah jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
program pendidikan yang menyiapkan peserta didiknya sebagai tenaga siap pakai
ketika terjun dalam dunia kerja. SMK menciptakan peserta didiknya sebagai
spektrum manusia yang mampu bekerja sesuai dengan keterampilan yang
dimilikinya atau yang biasa disebut dengan kecakapan vokasional. SMK juga
menyiapkan peserta didiknya untuk mampu bersaing dalam pasar lokal maupun
global sehingga dapat mengangkat keunggulan lokal. Hal ini sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan penyelenggaraan pendidikan SMK yang dikemukakan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
SMK sebagai lembaga pendidikan pun memiliki struktur kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap mata pelajaran memiliki standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang disesuaikan dengan kompetensi dunia
kerja. Salah satu mata pelajaran normatif yang wajib dipelajari oleh siswa SMK
adalah bahasa Indonesia. Adapun tujuan dipelajarinya bahasa Indonesia bagi
siswa SMK, yaitu agar mereka terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi di dunia kerja. Melalui penguasaan kompetensi mata pelajaran
berkomunikasi bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pada era global,
penggunaan bahasa secara baik dan benar merupakan syarat mutlak di dunia kerja.
Untuk menghadapi tantangan masa depan, kemampuan berkomunikasi
menjadi salah satu syarat keberhasilan bekerja. Oleh karena itu, pelajaran bahasa
Indonesia dirancang, dikembangkan, serta diarahkan untuk dapat mempersiapkan
peserta didik untuk mampu berkomunikasi di dunia kerja secara efisien dan efektif
baik lisan maupun tulisan.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa
salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa SMK dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia yaitu siswa terampil menulis wacana yang bercorak
naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif. Semua karangan tersebut
disesuaikan dengan kompetensi keahlian peserta didik dalam konteks bekerja.
Dalam pengertian, jenis karangan yang dihasilkan oleh siswa SMK berkaitan
dengan kecakapan vokasional atau keterampilan kerja yang mereka geluti. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi siswa SMK dalam berkomunikasi
secara tulisan untuk menopang keberlangsungan karier mereka kelak.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru
bahasa Indonesia SMK, maka diperoleh kesimpulan bahwa jenis tulisan yang
diperlukan oleh siswa SMK adalah jenis tulisan yang berisi paparan mengenai
suatu prosedur kerja, terutama yang berkaitan dengan kecakapan vokasional atau
keterampilan kerja yang digeluti oleh siswa. Jenis tulisan inilah yang disebut
dengan eksposisi. Keraf (1982:3) mengemukakan bahwa eksposisi atau
pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas
pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.
Sementara itu, metode penulisan karangan eksposisi yang mengandung
cara mengerjakan suatu pekerjaan disebut dengan metode analisis proses. Metode
analisis proses merupakan sebuah pengembangan tulisan eksposisi yang berisi
tahapan dalam melakukan suatu hal, dalam hal ini cara mengerjakan suatu
pekerjaan yang berkaitan dengan kecakapan vokasional. Hal ini sesuai dengan
3
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara kronologis: yang pertama dilaksanakan ini, kemudian itu, dan seterusnya.
Kepintaran mengatur tahap-tahap yang berurutan logis serta kecakapan
menjalankan langkah-langkah dengan baik dan konsekuen merupakan kunci
keberhasilan seseorang untuk menulis sebuah karangan eksposisi analisis proses.
Berdasarkan karangan yang telah dibuat itulah, maka konsep pengetahuan siswa
mengenai karangan eksposisi analisis proses pun akan terbentuk.
Oleh karena itu, sebuah metode pembelajaran menulis diperlukan untuk
membantu siswa dalam memahami dan membangun konsep pengetahuan. Dengan
kata lain, metode pembelajaran menulis yang digunakan harus terpusat pada siswa
(student centered). Siswa harus dilibatkan dalam proses pembelajaran menulis
agar pembelajaran yang dilakukan dapat bermakna bagi siswa. Salah satu metode
pembelajaran menulis yang tepat diterapkan pada siswa yaitu metode kolaborasi.
Dalam metode ini, siswa dapat bekerja sama untuk merancang, menyusun
ide, bertukar pikiran, dan saling mengoreksi antarteman sejawat mengenai tulisan
eksposisi analisis proses yang telah dibuat. Melalui metode ini pula, siswa akan
terbantu untuk mengemukakan ide-ide sehingga tak lagi merasa kesulitan dalam
menulis. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan pun akan bermakna bagi
siswa sehingga mampu menghasilkan spektrum manusia berkualitas, handal, dan
berdaya saing tinggi.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini, masalah yang teridentifikasi yaitu adanya sebuah
kebutuhan bagi siswa SMK untuk meningkatkan komunikasi baik lisan maupun
tulisan agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu kebutuhan dalam komunikasi
tersebut adalah komunikasi tulisan untuk menjelaskan sebuah prosedur kerja.
Dalam hal ini, penjelasan prosedur kerja dikaitkan dengan kecakapan vokasional
yang dipelajari di sekolah.
Salah satu metode penulisan yang dapat menjembatani ide-ide mereka
dalam menjelaskan prosedur kerja yang bermuatan kecakapan vokasional yaitu
tahapan tiap prosesnya secara detail dan lengkap mulai dari tahap pertama sampai
dengan tahap terakhir.
Metode menulis pun dibutuhkan dalam membantu siswa untuk
menuangkan ide-idenya. Salah satu metode pembelajaran menulis yang dapat
diterapkan adalah metode kolaborasi. Dalam metode ini, siswa dapat bertukar
pikiran dan saling membantu sesama anggota kelompok serta saling mengoreksi
antarteman sejawat agar dapat menghasilkan sebuah karangan eksposisi yang
diharapkan.
1.3 Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
a. Bagaimanakah profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK
Mutiara Baru Kota Bekasi?
b. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis
proses berbasis kecakapan vokasional dengan menggunakan metode
kolaborasi?
c. Apakah metode kolaborasi efektif dalam pembelajaran menulis karangan
eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalan penelitian ini yaitu sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis siswa kelas XI Akuntansi SMK
Mutiara Baru Kota Bekasi.
b. Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis
proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode kolaborasi.
c. Mendeskripsikan keefektifan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis
5
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
a. manfaat teoretis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah khazanah
pengetahuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran
menulis karangan eksposisi analisis proses di jenjang pendidikan sekolah
menengah kejuruan (SMK).
b. manfaat praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan guru
untuk dipraktikkan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Selain itu
juga, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang tidak monoton sehingga mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di masyarakat, terutama dalam
dunia kerja.
1.6 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, penulis mencoba
membatasi pengertian untuk setiap variabel.
a. Karangan eksposisi analisis proses adalah salah satu jenis karangan yang berisi
paparan atau penjelasan mengenai sistem atau cara melakukan sesuatu,
bagaimana sesuatu itu bekerja. Selain itu, karangan eksposisi analisis proses
juga menjelaskan bagaimana tahapan dari suatu pekerjaan, mulai dari langkah
pertama hingga langkah terakhir secara detail.
b. Kecakapan vokasional adalah suatu kecakapan yang berkaitan dengan
vokasional atau kejuruan. Dalam hal ini, kecakapan vokasional lebih tertuju
pada keterampilan kerja yang dipelajari oleh siswa SMK.
c. Metode kolaborasi adalah suatu metode yang di dalamnya melibatkan teman
sejawat untuk saling bekerja sama, mencurahkan pikiran, dan saling
1.7 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian, yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
kelengkapan data-data yang diperlukan bagi usaha pemecahan masalah yang
diteliti dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan
metode yang digunakan untuk melihat kedudukan kausal antara variabel-variabel
yang akan diteliti.
Eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
murni dengan menggunakan kelas kontrol. Adapun desain dari eksperimen murni
yang digunakan adalah rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal –
tes akhir dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
(Pretest-Posttest Control Group Design). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel
berikut ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Grup Pretes Variabel
Terikat Postes
eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, dilakukan pretes terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal siswa.
setelah kemampuan awal siswa teridentifikasi, kelompok eksperimen diberi
treatment atau perlakuan belajar yaitu berupa metode kolaborasi sedangkan pada
kelompok kontrol digunakan sistem pembelajaran penugasan.
Treatment atau perlakuan belajar di kelas eksperimen disampaikan
sebanyak dua kali dalam dua pertemuan. Pada pertemuan pertama, kolaborasi
dilakukan pada kecakapan vokasional siswa. Dalam pelaksanaannya, kolaborasi
menimbulkan kesadaran siswa terhadap kecakapan vokaisonal. Pada pertemuan
kedua, kolaborasi dilakukan pada pembelajaran menulis. Dalam pelaksanaannya,
siswa menuliskan pengalaman praktik kerja yang telah mereka lakukan pada
pertemuan sebelumnya.
Pada pelaksanaan treatment atau perlakuan belajar, siswa dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok. Kemudian, kelompok siswa berkolaborasi membuat
draft tulisan eksposisi analisis proses dari pengalaman praktik kerja yang telah
dilakukan kemudian mengembangkannya menjadi sebuah karangan eksposisi
analisis proses berbasis kecakapan vokasional. Setelah itu, kelompok siswa
berkolaborasi dengan kelompok lain saling bertukar hasil tulisan serta memeriksa
penggunaan ejaan, kosakata, isi, dan bahasa yang terdapat dalam karangan.
Hasil pemeriksaan kemudian dipresentasikan di depan kelas oleh
kelompok kolaborator. Kemudian, karangan dikembalikan kepada kelompok
penulis karangan untuk direvisi sesuai dengan hasil pemeriksaan. Kelompok
membacakan karangan eksposisi analisis proses yang telah direvisi kemudian
menyerahkannya kepada guru untuk mendapatkan penilaian dan umpan balik. Hal
ini dilakukan agar siswa terampil dalam menulis sehingga mampu menghasilkan
karangan yang utuh.
Setelah treatment atau perlakuan belajar diberikan, siswa diberikan postes
baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pemberian postes ini
dilakukan untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan
belajar untuk kelas eksperimen dan yang tidak diberi perlakuan belajar untuk
kelas kontrol. Dari sini akan terlihat apakah ada perbedaan kemampuan menulis
karangan eksposisi analisis proses yang signifikan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol atau tidak. Jika ternyata ada perbedaan, berarti metode
kolaborasi terbukti efektif dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi
analisis proses. Jika ternyata tidak ada perbedaan, berarti metode kolaborasi
terbukti tidak efektif dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis
37
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Sumber Data
3.2.1 Populasi
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Mutiara Baru Kota Bekasi. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota
Bekasi tahun ajaran 2013/2014. Pemilihan populasi ini berdasarkan pertimbangan
bahwa siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi memiliki
kemampuan prestasi yang merata. Selain itu, siswa kelas XI Akuntansi SMK
Mutiara Baru Kota Bekasi juga memiliki dasar kecakapan vokasional yang hampir
setara dengan siswa dari sekolah unggulan lainnya.
3.2.2 Sampel
SMK Mutiara Baru Kota Bekasi memiliki lima kelas jurusan akuntansi
yaitu kelas XI Ak 1, XI Ak 2, XI Ak 3, XI Ak 4, dan XI Ak 5 dengan karakteristik
yang merata. Dari kelima kelas tersebut, penulis mengambil dua kelas yang
dilakukan secara acak (sistem random kelas). Berdasarkan hasil undian, yang akan
dijadikan sampel penelitian adalah siswa XI Ak 1 untuk kelas eksperimen yang
berjumlah 30 orang dan siswa kelas XI Ak 2 untuk kelas kontrol yang berjumlah
30 orang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknik tes, angket, dan observasi.
1) Tes Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
Teknik tes tersebut dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Pretest, yaitu tes keterampilan menulis karangan eksposisi analisis proses
yang dilakukan sebelum diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan awal menulis karangan eksposisi analisis proses
siswa sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan metode kolaborasi.
b. Posttest, yaitu tes keterampilan menulis karangan eksposisi analisis proses
kemampuan akhir menulis karangan eksposisi analisis proses siswa setelah
diberi perlakuan dengan menggunakan metode kolaborasi.
2) Angket
Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelajaran bahasa
Indonesia terutama selama pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis
proses diberlakukan. Tipe atau bentuk pertanyaan yang digunakan adalah
pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat
atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban
dari setiap pertanyaan yang tersedia.
3) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku siswa
dan guru, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan,
dan hasil yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Dalam penelitian
ini, digunakan observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap
gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung
diamati oleh pengamat.
4) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana profil kemampuan
menulis siswa. Profil kemampuan menulis siswa dapat dideskripsikan dengan
memperhatikan berbagai aspek yaitu motivasi siswa dalam menulis, hambatan
yang dirasakan ketika menulis, bakat dan minat dalam menulis, keseringannya
dalam menulis, dan sikap terhadap pembelajaran menulis. Selain itu
wawancara juga dilakukan untuk mengetahui respon guru mengenai
pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan metode kolaborasi.
Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada siswa untuk mengetahui respon
39
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes
Dalam pengolahan data hasil tes, penulis melakukan dua cara analisis yaitu
analisis data dan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
parameter penilaian karangan eksposisi analisis proses. Karena pembelajaran
menulis di sini diorientasikan pada kecakapan vokasional, maka penilaiannya pun
didesain dengan memperhatikan aspek kecakapan vokasional yang berkaitan
dengan dunia kerja. Selain itu, dalam analisis data ini pula dilakukan analisis
karangan siswa sesuai dengan parameter penilaian karangan eksposisi analisis
proses. Sementara itu, analisis statistik dilakukan untuk mengolah skor-skor hasil
pretes dan postes siswa yang nantinya akan berujung pada uji efektivitas metode
pembelajaran atau uji hipotesis.
3.4.1 Analisis Data
Pengolahan data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data selesai.
Data yang terkumpul berupa hasil pretes dan postes keterampilan menulis
karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional di kelas
eksperimen dan di kelas kontrol dengan aspek penilaian berikut.
1) Isi
Klasifikasi penilaian isi karangan dibedakan atas beberapa indikator, yaitu: (a)
kualitas isi kecakapan kerja yang kriteria klasifikasi penilaiannya terdiri atas
beberapa kriteria (1) kecakapan kerja ditulis dengan substansi dan informasi
yang sangat lengkap dan baik; (2) kecakapan kerja ditulis dengan substansi
dan informasi yang baik akan tetapi ada sedikit kekurangan; (3) kecakapan
kerja ditulis dengan kecukupan substansi dan informasi; (4) kecakapan kerja
memiliki keterbatasan substansi dan informasi dan memiliki banyak
kekurangan; (5) kecakapan kerja tidak memiliki substansi dan informasi, (b)
indikator penilaian berikutnya yaitu pengembangan prosedural kerja yang
penilaiannya diklasifikasi menjadi (1) pengembangan prosedural kerja sangat
lengkap dan sangat tuntas; (2) pengembangan prosedural kerja lengkap dan
tuntas, tetapi ada sedikit kekurangan; (3) pengembangan prosedural kerja
dan tidak tuntas serta banyak sekali kekurangan; dan (5) tidak mengandung
prosedural kerja, (c) indikator penilaian yang ketiga yaitu relevansi dengan
dunia kerja yang klasifikasi penilaiannya, yaitu (1) kecakapan kerja sangat
relevan dengan kebutuhan dunia kerja; (2) kecakapan kerja relevan dengan
kebutuhan dunia kerja; (3) kecakapan kerja cukup relevan dengan kebutuhan
dunia kerja; (4) kecakapan kerja kurang relevan dengan kebutuhan dunia
kerja; dan (5) kecakapan kerja tidak memiliki relevansi dengan kebutuhan
dunia kerja.
2) Organisasi Karangan
Klasifikasi penilaian organisasi karangan dibedakan atas beberapa indikator,
yaitu: (a) komunikatif kecakapan kerja yang klasifikasi penilaiannya yaitu (1)
kecakapan kerja ditulis dengan sangat jelas, sangat lancar, dan mudah
dipahami; (2) kecakapan kerja ditulis dengan jelas, lancar, meskipun masih
ada sedikit kekurangan, tetapi mudah dipahami; (3) kecakapan kerja ditulis
dengan cukup jelas, cukup lancar, tetapi masih dapat dipahami; (4) kecakapan
kerja ditulis dengan kurang jelas, kurang lancar, banyak sekali kekurangan
sehingga sulit dipahami; (5) kecakapan kerja tidak komunikatif sama sekali.
(b) indikator penilaian berikutnya yaitu penyusunan ide kecakapan kerja yang
penilaiannya dapat diklasifikasikan menjadi (1) kecakapan kerja memiliki
penyusunan ide yang sangat bersinambung, sangat jelas, sehingga mudah
dipahami; (2) kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang bersinambung,
jelas, meskipun masih ada sedikit kekurangan, tetapi masih bisa dipahami; (3)
kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang cukup baik tetapi kurang
terorganisasi dengan baik; (4) kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang
terpotong-potong dan kacau; (5) kecakapan kerja tidak memiliki penyusunan
ide yang terorganisasi dengan baik; (c) indikator berikutnya yaitu penyusunan
prosedural kerja yang diklasifikasikan penilaiannya menjadi (1) penyusunan
prosedural kerja tertata dengan sangat baik, sangat logis, dan berurut sehingga
mudah dipahami; (2) penyusunan procedural kerja tertata dengan baik, logis,
berurut meskipun ada sedikit kekurangan, tetapi masih dapat dipahami; (3)
41
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurang terurut dengan baik, tetapi masih dapat dipahami ; (4) penyusunan
prosedural kerja tertata dengan kurang baik, kurang logis, dan kurang berurut;
(5) penyusunan prosedural kerja tidak tertata dengan baik dan berantakan.
3) Kosakata
Klasifikasi penilaian kosakata dibedakan atas beberapa indikator, yaitu: (a)
istilah khusus kecakapan kerja yang penilaiannya diklasifikasikan menjadi: (1)
istilah khusus kecakapan kerja sangat potensial dan sering dimunculkan; (2)
istilah khusus kecakapan kerja potensial namun jarang dimunculkan; (3)
istilah khusus kecakapan kerja cukup potensial namun jarang digunakan; (4)
istilah khusus kecakapan kerja kurang potensial dan hanya sedikit
dimunculkan; (5) tidak menggunakan istilah khusus kecakapan kerja; (b)
indikator penilaian berikutnya yaitu pilihan kata yang diklasifikasikan
penilaiannya menjadi (1) pilihan kata sangat baku dan sangat tepat, tidak ada
kesalahan; (2) pilihan kata tepat, terkadang sedikit menggunakan kata tidak
baku, dan sedikit memasukkan kata asing, tetapi tak merusak makna; (3) Ada
sedikit kekurangtepatan dalam pemilihan kata, terkadang menggunakan
sedikit kata tidak baku, dan sedikit menggunakan kata asing, tetapi tak
merusak makna dan masih dapat dipahami; (4) sering terjadi kesalahan dalam
pemilihan kata sehingga merusak makna, banyak sekali menggunakan kata
tidak baku; (5) pilihan kata sama sekali kacau; (c) indikator penilaian
berikutnya yaitu pembentukan kata yang penilaiannya diklasifikasikan
menjadi (1) pembentukan kata dikuasai dengan sangat baik sehingga makna
jelas; (2) pembentukan kata dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi
berjumlah 1-5 kata, tetapi tak merusak makna; (3) pembentukan kata dikuasai
dengan cukup baik, kesalahan yang terjadi berjumlah 6-10, tetapi tak merusak
makna; (4) pembentukan kata kurang dikuasai dengan baik, kesalahan yang
terbentuk lebih dari 10 kata, dan merusak makna; (5) pembentukan kata kacau
sehingga tak layak nilai.
4) Penggunaan Bahasa
Klasifikasi penilaian penggunaan bahasa dibedakan atas beberapa indikator,
konstruksi kalimat kompleks, efektif, makna jelas; (2) konstruksi kalimat
kompleks, ada sedikit ketidakefektifan, tetapi tak merusak makna; (3)
konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif, hanya ada sedikit kesalahan, tetapi
makna tak rusak; (4) konstruksi kalimat kurang efektif sehingga menimbulkan
kesalahan yang cukup serius, dan makna tak jelas; (5) tak menguasai aturan
sintaksis kalimat dan banyak melakukan kesalahan; (b) indikator penilaian
berikutnya yaitu ragam bahasa bisnis yang penilaiannya diklasifikasikan
menjadi (1) ragam bahasa bisnis sangat resmi dan sesuai dengan konteks
kecakapan vokasional; (2) ragam bahasa bisnis resmi meskipun ada sedikit
menggunakan bahasa tidak resmi, menggunakan 1-5 kata tidak baku, tetapi
masih sesuai dengan kecakapan vokasional; (3) ragam bahasa bisnis cukup
resmi, menggunakan 6-10 kata tidak baku, tetapi masih sesuai dengan
kecakapan vokasional; (4) ragam bahasa bisnis banyak yang tidak resmi,
menggunakan lebih dari 10 kata tidak baku, dan kurang sesuai dengan
kecakapan vokasional; (5) ragam bahasa bisnis sama sekali tidak sesuai,
banyak melakukan kesalahan bahasa, dan tidak sesuai dengan kecakapan
vokasional.
5) Ejaan
Klasifikasi penilaian penggunaan ejaan dapat dibedakan atas beberapa
kategori, yaitu: (1) menguasai aturan penulisan dan tidak terdapat beberapa
kesalahan ejaan; (2) penggunaan ejaan dikuasai dengan baik, terkadang ada
1-5 kesalahan ejaan, tetapi tidak mengaburkan makna; (3) penggunaan ejaan
cukup baik, ada 6 – 10 kesalahan, tetapi tak mengubah makna, masih dapat
dipahami; (4) penggunaan ejaan kurang dikuasai dengan baik, terdapat lebih
dari 10 kesalahan ejaan, sehingga makna rusak dan sulit dipahami; (5) tak
menguasai aturan penulisan, tulisan tak terbaca, sulit sekali dipahami sehingga
tak layak nilai.
3.4.1.2 Analisis Statistik
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan data
43
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Mengolah skor pretes dan postes siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen
yang diberikan oleh ketiga penimbang.
2) Melakukan uji homogenitas dua varians melalui uji F dengan rumus:
F =
Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut.
H0 : σ12 = σ22, varians populasi adalah identik (varians kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sama)
H0 : σ12≠ σ22, varians populasi adalah tidak identik (varians kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah tidak sama)
Kriteria pengujiannya yaitu sebagai berikut.
Jika F hitung < F (1/2α) (dk1,dk2) maka terima H0
Jika F hitung ≥ F (1/2α) (dk1,dk2) maka tolak H0
3) Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang. Teknik analisis ini digunakan
untuk ujian-ujian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang penimbang bagi
setiap testi (Subino, 1987: 116-117). Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor
total dengan menggunakan prinsip ANAVA. Adapun format ANAVA sebagai
Kemudian dilakukan penghitungan reliabilitasnya dengan rumus:
r11 : Reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi
Vkk : Variansi dari kekeliruan
Hasil penghitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel
Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Realibilitas Tes (Tabel Guilford)
Rentang Kriteria
a) Menghitung rentang dengan rumus:
R = data tertinggi – data terendah
b) Menghitung jumlah kelas dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
c) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
P = K R
d) Menentukan batas kelas interval
e) Membuat tabel distribusi frekuensi
f) Menghitung standar deviasi dengan rumus:
45
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu g) Menghitung mean dengan rumus:
X = N
X
h) Membuat daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor
i) Menghitung nilai chi kuadrat dengan rumus:
X2hitung =
EiEi Oi
2j) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:
db = jumlah kelas - 3
k) Menentukan nilai chi kuadrat (X2) dari tabel.
5) Menguji hipotesis dengan rumus:
t hitung =
X1 : Mean rata-rata kelas eksperimen
X2 : Mean rata-rata kelas kontrol
sdg : Standar deviasi gabungan
n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 : Jumlah siswa kelas kontrol
Sementara itu, standar deviasi gabungan (sdg) dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 : Jumlah siswa kelas kontrol
S22: Standar deviasi yang dikuadratkan dari kelas kontrol
6) Mengolah hasil angket
Dalam pengolahan hasil angket, penulis menggunakan statistik deskriptif
dengan rumus:
% = N F
X 100%
Keterangan:
F: Frekuensi subjek
N: Banyaknya subjek
Perhitungan di atas didasarkan pada kategori berikut:
0% : tidak seorang pun
1 – 25% : sebagian kecil
26 – 45% : kurang dari setengah
50% : setengah
51 – 75% : lebih dari setengah
76 – 99% : sebagian besar
100% : seluruh
7) Mengolah data hasil pengamatan observer
8) Mengolah data hasil wawancara
9) Menyimpulkan hasil penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2006:160). Jadi, dapat dikatakan bahwa peneliti menggunakan
instrumen dalam menerapkan metode penelitiannya agar data yang diperoleh lebih
baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes, angket, observasi,
47
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen
Untuk memperoleh data yang akurat, instrumen yang dibuat harus
benar-benar dapat mengukur apa yang hendak penulis teliti. Untuk itu, penulis
melakukan uji validitas tes.
Dalam penelitian ini, penulis meminta bantuan pakar atau ahli untuk
menelaah instrumen yang penulis buat untuk memenuhi validitas soal tes. Sesuai
dengan pernyataan Sudjana (2002: 13 – 14) berikut.
“Dalam hal tertentu untuk tes yang telah disusun sesuai dengan materi dan tujuannya agar memenuhi validitas isi dapat pula dimintakan bantuan para ahli bidang studi untuk
menelaah apakah konsep yang telah diajukan telah memadai atau tidak sebagai sampel”.
3.5.2 Intrumen Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulisan. Tes tulisan
digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis sebuah karangan
eksposisi analisis proses. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni sebelum
mendapat perlakuan (pretest) dan sesudah mendapat perlakuan (posttest).
3.5.2.1 Tes Awal (Pretest)
Tes awal (Pretest) dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk
mengukur keterampilan menulis karangan eksposisi analisis siswa sebelum
dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran pada
kelas yang berbeda, yaitu metode kolaborasi untuk kelas eksperimen dan
penugasan untuk kelas kontrol.
3.5.2.2 Tes Akhir (Posttest)
Tes akhir atau posttest dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan
untuk mengukur keterampilan menulis karangan eksposisi analisis proses siswa
setelah dilakukan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran
pada kelas yang berbeda, yaitu metode kolaborasi untuk kelas eksperimen dan
Berdasarkan pendapat mengenai aspek-aspek keterampilan menulis
karangan, maka penulis membuat format profil penilaian tes keterampilan menulis
karangan eksposisi analisis siswa yang berbasis pada kecakapan vokasional
beserta kriteria penilaiannya. Adapun format profil penilaian karangan eksposisi
analisis proses berbasis kecakapan vokasional dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.4
49
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
Jumlah penghitungan skor diperoleh dengan cara mengalikan nilai dengan bobot
masing-masing indikator (Nilai x Bobot = Skor). Skor setiap indikator penilaian dijumlah sehingga menghasilkan skor total ( ∑Skor total = Skor 1 + Skor 2 + … + Skor 12).
Berikut pendeskripsian tiap indikator penilaian.
1. Kualitas Kecakapan Kerja Berikut deskripsi penilaiannya.
5: Kecakapan kerja ditulis dengan substantif dan informatif yang sangat
lengkap.
4: Kecakapan kerja ditulis dengan informatif dan substantif yang baik, tetapi
masih ada sedikit kekurangan.
3: Kecakapan kerja ditulis dengan kecukupan informasi dan substansi.
2: Kecakapan kerja ditulis dengan keterbatasan informatif dan substantif dan
memiliki banyak kekurangan.
1: Kecakapan kerja tidak informatif dan substantif.
2. Pengembangan Prosedural Kerja Berikut pendeskripsian penilaiannya.
5: Pengembangan prosedural kerja sangat lengkap dan tuntas.
4: Pengembangan prosedural kerja lengkap dan tuntas, tetapi ada sedikit
kekurangan.
3: Pengembangan prosedural kerja terbatas, cukup lengkap dan tuntas.
2: Pengembangan prosedural kerja tidak lengkap dan tidak tuntas serta banyak
sekali kekurangan.
1: Tidak ada pengembangan prosedural kerja.
3. Relevansi dengan Dunia Kerja
Berikut penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Kecakapan kerja sangat relevan dengan dunia kerja.
3: Kecakapan kerja cukup relevan dengan dunia kerja.
2: Kecakapan kerja kurang relevan dengan dunia kerja.
1: Kecakapan kerja tidak relevan dengan dunia kerja.
4. Komunikatif Kecakapan Kerja
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Kecakapan kerja ditulis dengan sangat jelas, lancar, dan mudah dipahami.
4: Kecakapan kerja ditulis dengan jelas, lancar, meskipun masih ada sedikit
kekurangan, tetapi masih bisa dipahami.
3: Kecakapan kerja ditulis dengan cukup jelas, cukup lancar, tetapi masih
dapat dipahami.
2: Kecakapan kerja ditulis dengan kurang jelas, kurang lancer, banyak sekali
kekurangan sehingga sulit dipahami.
1: Kecakapan kerja tidak komunikatif sama sekali.
5. Penyusunan Ide Kecakapan Kerja
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang sangat bersinambung,
sangat jelas sehingga mudah dipahami.
4: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang bersinambung, jelas,
meskipun masih ada sedikit kekurangan, tetapi masih bisa dipahami.
3: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang cukup baik teta[I kurang
terorganisasi dengan baik.
2: Kecakapan kerja memiliki penyusunan ide yang terpotong-potong dan
kacau.
1: Kecakapan kerja tidak memiliki penyusunan ide yang terorganisasi dengan
51
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Penyusunan Prosedural Kerja
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Prosedural kerja tertata dengan sangat baik, sangat logis, dan berurut
sehingga mudah dipahami.
4: Prosedural kerja tertata dengan baik, logis, dan berurut meskipun ada
sedikit kekurangan.
3: Prosedural kerja tertata dengan cukup baik, cukup logis, dan sedikit kurang
berurut dengan baik, tetapi masih dapat dipahami.
2: Prosedural kerja kurang bai, kurang logis, dan kurang berurut.
1: Prosedural kerja tidak tertata dengan baik dan berantakan.
7. Istilah Khusus Kecakapan Kerja
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Istilah khusus kecakapan kerja sangat potensial dan sering dimunculkan.
4: Istilah khusus kecakapan kerja potensial namun jarang dimunculkan.
3: Istilah khusus kecakapan kerja cukup potensial dan jarang dimunculkan.
2: Istilah khusus kecakapan kerja kurang potensial dan hanya sedikit
dimunculkan.
1: Istilah khusus kecakapan kerja tidak digunakan sama sekali.
8. Pilihan Kata
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Pilihan kata sangat baku, sangat tepat, dan tidak ada kesalahan.
4: Pilihan kata tepat, terkadang sedikit menggunakan kata tidak baku, dan
sedikit memasukkan kata sing, tetapi tak merusak makna.
3: Ada sedikit kekurangtepatan dalam pemilihan kata, menggunakan sedikit
kata tidak baku dan kata asing, tetapi tak merusak makna.
2: Sering terjadi kesalahan dalam pemilihan kata sehingga makna rusak,
banyak sekali menggunakan kata tidak baku.
9. Pembentukan Kata
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Pembentukan kata dikuasai dengan sangat baik sehingga makna jelas.
4: Pembentukan kata dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi berjumlah
1-5 kata.
3: Pembentukan kata dikuasai dengan cukup baik, kesalahan yang terjadi
berjumlah 6-10 kata.
2: Pembentukan kata kurang dikuasai dengan baik, kesalahan yang terjadi
lebih dari 10 kata.
1: Pembentukan kata kacau sehingga tak layak nilai.
10.Keefektifan Kalimat
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Konstruksi kalimat kompleks dan efektif sehingga makna jelas.
4: Konstruksi kalimat kompleks, ada sedikit ketidakefektifan, tetapi makna tak
kabur.
3: Konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif, hanya ada sedikit kesalahan,
tetapi makna tak rusak.
2: Konstruksi kalimat kurang efektif sehingga menimbulkan kesalahan yang
cukup serius. Makna tak jelas.
1: tak menguasai aturan sintaksis kalimat dan terdapat banyak kesalahan.
11.Ragam Bahasa Bisnis
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Ragam bahasa bisnis sangat resmi dan sesuai dengan konteks kecakapan
vokasional.
4: Ragam bahasa bisnis resmi meskipun terkadang menggunakan sedikit
bahasa tidak resmi, menggunakan 1-5 kata tidak baku, tetapi masih sesuai
dengan konteks kecakapan vokasional.
3: Ragam bahasa bisnis cukup resmi, meskipun menggunakan 6-10 kata tidak
53
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4: Ragam bahasa bisnis banyak yang tidak resmi dan kurang sesuai dengan
konteks kecakapan vokasional.
1: Ragam bahasa bisnis sama sekali tidak resmi dan tidak sesuai dengan
konteks kecakapan vokasional.
12.Ejaan
Berikut merupakan penjelasan tiap indikator penilaian.
5: Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan.
4: Ejaan dikuasai dengan baik, hanya ada 1-5 kesalahan ejaan.
3: Cukup menguasai aturan penulisan, kesalahan yang terjadi berjumlah 6-10
ejaan.
2: Kurang menguasai aturan penulisan, kesalahan yang terjadi berjumlah lebih
dari 10 ejaan.
1: Tak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan
tak terbaca, dan tak layak nilai
3.5.3 Angket
Tipe atau bentuk pertanyaan yang diajukan dalam angket yaitu pertanyaan
tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap
pertanyaan yang telah tersedia.
Angket ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis siswa dengan
menggunakan metode kolaborasi. Adapun format angket dapat dilihat pada
lampiran.
3.5.4 Observasi
Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang
terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
keterampilan guru mengajar dan siswa selama proses belajar-mengajar. Adapun
format observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran.
3.5.5 Instrumen Wawancara
Adapun wawancara yang dilakukan yaitu wawancara terstruktur. Dalam
melakukan wawancara tersturktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.
Wawancara dilakukan dengan dua tujuan utama. Tujuan pertama yaitu
untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis karangan
eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional dengan metode
kolaborasi yang ditujukan kepada siswa dan guru. Tujuan kedua yaitu
memperoleh data mengenai profil kemampuan menulis siswa. Adapun format
wawancara yang akan dilakukan dapat dilihat pada lampiran.
3.5.5 Instrumen Perlakuan
Disebabkan proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
melalui pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, maka di dalamnya harus
terdapat instrumen pembelajaran. Instrumen pembelajaran adalah seluruh
komponen yang akan menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yaitu
berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP digunakan sebagai
rambu-rambu dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. RPP ini
dibuat dengan mengacu pada silabus SMK yang merupakan penjabaran dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pelaksanaan pembelajaran dalam proses pengambilan data penelitian
dilakukan dengan mengacu pada langkah-langkah berikut.
a. Langkah awal persiapan pembelajaran
b. Mengondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran
c. Pada awal pertemuan, siswa diberikan tes awal (pretest)
d. Setelah diberikan tes awal, siswa diberi perlakuan yaitu berupa metode
55
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Setelah diberikan perlakuan, maka siswa kembali dites dengan bentuk tes
akhir (posttest).
Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilakukan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
Dalam melakukan treatment atau perlakuan, siswa dituntun untuk
melakukan beberapa langkah pembelajaran yang tertuang dalam Lembar Kerja
Siswa (LKS). Pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) ini diberikan agar siswa
tidak merasa kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran yang sedang
dilakukan. Lembar Kerja Siswa juga dilengkapi dengan ringkasan materi agar
siswa paham jenis tulisan yang akan dikerjakan. Selain itu, Lembar Kerja Siswa
(LKS) juga dilengkapi dengan tuntunan dalam mengerjakan latihan menulis.
Adapun format Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan dapat dilihat
211
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pada perolehan data di lapangan melalui berbagai rangkaian
penelitian, pengolahan data, serta menjawab hipotesis, maka diperoleh simpulan
akhir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai keefektifan
metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses
berbasis kecakapan vokasional.
5.1 Simpulan
Berikut adalah simpulan berdasarkan hasil penelitian.
1. Berdasarkan hasil wawancara mengenai profil kemampuan menulis siswa kelas
XI SMK Mutiara Baru Kota Bekasi, diperoleh sebuah data bahwa kemampuan
menulis siswa masih rendah. Siswa banyak yang tidak menyukai pembelajaran
menulis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi kendala utama
dalam menulis. Kendala pertama yaitu kesulitan dalam menentukan ide
karangan. Banyak dari siswa mengatakan bahwa mereka kurang atau sulit
sekali berimajinasi dan memikirkan ide yang tepat untuk menulis. Selain itu,
kendala lain yang timbul adalah kesulitan dalam mengorganisasikan ide.
Terkadang ide tersebut ada dalam benak mereka, tetapi mereka sulit
mengemukakannya ke dalam tulisan. Keterbatasan dalam kosakata juga
mempengaruhi hal tersebut. Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya latihan
menulis dan kurangnya minat membaca siswa. Begitu pula dalam tata cara
penulisan. Seluruh siswa mengatakan bahwa mereka masih sering melakukan
kesalahan-kesalahan dalam menulis. Kesalahan yang masih sering dilakukan
adalah kesulitan mereka dalam menggunakan tanda baca titik juga tanda baca
koma dan penulisan huruf kapital yang ditulis di tengah kalimat. Hal yang
sama juga terjadi pada pembentukan kata, misalnya kata berimbuhan.
212
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ingin cepat selesai dalam menulis. Sementara itu, untuk menulis jenis karangan
sendiri, siswa lebih memilih tertarik menulis karangan deskripsi atau narasi
dibandingkan karangan eksposisi. Hal ini disebabkan oleh penemuan ide untuk
karangan eksposisi jauh lebih sulit dibandingkan dengan karangan deskripsi.
2. Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan, diperoleh sebuah
simpulan bahwa pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses
berbasis kecakapan vokasional dengan menggunakan metode kolaborasi
dilakukan dalam dua kali pertemuan. Hal ini disebabkan oleh waktu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
kolaborasi cukup panjang sehingga tidak mungkin dilakukan hanya dalam satu
kali pertemuan. Masing-masing pertemuan diberikan waktu sebanyak 2 x 45
menit (90 menit). Pada pertemuan pertama, pembelajaran lebih difokuskan
pada kecakapan vokasional siswa. Hal ini dilakukan agar timbul kesadaran
dalam diri siswa terhadap kecakapan vokasional yang mereka pelajari. Setelah
itu, siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok
terdiri atas 5 orang siswa yang memiliki kemampuan heterogen.
Masing-masing kelompok siswa diberikan pelatihan kecakapan vokasional, yaitu
berupa praktik kerja. Dalam kegiatan pelatihan ini, ada beberapa langkah yang
harus dilakukan siswa. Pertama siswa diberikan sebuah soal kecakapan
vokasional yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Kedua, siswa
mencermati soal tersebut. Ketiga, siswa mengidentifikasi inti keterampilan
kerja yang dimaksud dalam soal kecakapan vokasional tersebut. Keempat,
siswa melakukan praktik kerja menyelesaikan keterampilan kerja yang
dimaksudkan dalam soal kecakapan vokasional tersebut. Setelah itu,
masing-masing kelompok siswa mempresentasikan hasil praktik kerjanya untuk
mendapatkan komentar. Yang terakhir, siswa memberikan hasil praktik
kerjanya kepada pengajar (guru) untuk mendapatkan penilaian. Pada
pertemuan kedua, masing-masing kelompok melakukan kolaborasi intersiswa
untuk membuat draft tulisan karangan eksposisi analisis proses berdasarkan
pengalaman praktik kerja yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.
berdasarkan praktik kerja yang telah dilakukan. Setelah siswa menuliskan
secara detail dan lengkap draft tulisan, tahap selanjutnya yaitu masing-masing
kelompok siswa melakukan kolaborasi intersiswa untuk mengembangkan draft
tulisan menjadi karangan eksposisi analisis proses. Pada pertemuan kedua ini
pula, kolaborasi dilakukan terhadap kelompok lain. Masing-masing kelompok
siswa menukarkan hasil tulisannya dengan kelompok lain. Karangan yang telah
diterima oleh kelompok kolaborator kemudian dibaca dan diperiksa secara
menyeluruh dari segi isi, organisasi isi, ejaan, bahasa, dan kosakata. Setelah
kelompok kolaborator memeriksa tulisan karangan eksposisi analisis proses,
maka masing-masing kelompok kolaborator membacakan hasil
pemeriksaannya di depan kelas. Setelah semua kelompok kolaborator
membacakan hasil pemeriksaan, karangan tersebut dikembalikan kepada
kelompok penulis untuk direvisi. Kelompok penulis pun bekerja sama dalam
memperbaiki karangannya berdasarkan hasil pemeriksaan dari kelompok
kolaborator kemudian menyerahkannya kepada guru untuk mendapat umpan
balik.
3. Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh data bahwa t hitung sebesar 5,24 dan
dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) serta
derajat kebebasan 58 diperoleh t tabel 2,00. Ini berarti t0 = (5,24) > t(0,05)(58) =
(2,00). Mengacu pada kriteria pengujian bahwa jika t hitung lebih besar dari t tabel,
maka hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini diterima. Hal ini
membuktikan bahwa metode kolaborasi efektif digunakan dalam pembelajaran
menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional.
5.2 Saran
Selain simpulan yang telah dipaparkan, penulis pun akan mengemukakan
beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi dunia pendidikan, khususnya
pembelajaran, dan menjadi perbaikan atau penyempurnaan dalam penelitian
selanjutnya. Saran-saran itu adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat ada sedikit kekurangan. Profil
214
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggali kemampuan asli menulis siswa, khususnya siswa SMK. Oleh karena
itu, pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengupas secara lebih detail
mengenai profil kemampuan menulis siswa, khususnya siswa SMK. Dengan
demikian, diharapkan dengan adanya penelitian yang mengupas secara detail
profil kemampuan menulis siswa, akan ditemukan sebuah pembelajaran yang
lebih inovatif agar dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas menulis
siswa.
2. Dengan adanya penelitian ini pula diharapkan dapat menambah pengetahuan
guru dalam mengimplementasikan pembelajaran, terutama pembelajaran
menulis. Melalui penelitian ini, guru diharapkan mampu menciptakan proses
pembelajaran menulis yang dapat menumbuhkan semangat dan motivasi siswa
serta menimbulkan rasa ingin bisa dalam pembelajaran. Selain itu, melalui
penelitian ini pula, guru diharapkan mampu memberdayakan sarana dan
prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran menulis yang akan
dilakukan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
3. Berdasarkan proses pembelajaran menulis yang telah dilakukan, ternyata
ditemukan pula bahwa untuk menemukan inspirasi atau ide, siswa tidak harus
selalu berimajinasi, tetapi siswa juga dapat menemukan ide melalui
pengalaman nyata atau lebih tepatnya lagi adalah praktik kerja. Dengan
demikian, siswa tidak harus kebingungan lagi untuk menemukan ide untuk
membuat sebuah tulisan. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk
pembelajaran menulis selanjutnya agar lebih disesuaikan dengan latar belakang
pengetahuan siswa agar tidak merasa kesulitan lagi dalam menulis sebuah
karangan. Dengan kata lain, pembelajaran yang diberikan kepada siswa harus
disesuaikan dengan kebutuhan siswa di lapangan agar dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan siswa di masyarakat nantinya.
4. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ditemukan bahwa metode kolaborasi ini
tidak hanya dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis, tetapi dapat
diterapkan juga dalam pembelajaran kecakapan vokasional, terutama yang
berkaitan dengan keterampilan kerja. Dalam hal ini, keterampilan kerja lebih
Oleh karena itu, penulis menyarankan agar metode kolaborasi ini juga dapat
diterapkan dalam pembelajaran kecakapan vokasional yang melibatkan
keterampilan psikomotorik agar dapat menghasilkan sebuah karya, terutama
216
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S. dkk. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A. C. dan Susanna, S. (2005). Pokoknya menulis: cara baru! Menulis
dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat.
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Barkley, E. E. dkk. (2012). Collaborative learning techniques. Bandung: Nusa
Media.
Butler, C. (1995). Statistika dalam linguistik. Bandung: ITB.
Cahyo, A. N. (2013). Panduan aplikasi teori-teori belajar mengajar teraktual dan
terpopuler. Yogyakarta: Diva Press
Darmadi, H. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kerangka dasar dan struktur
kurikulum sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, Jakarta:
Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kajian kebijakan kurikulum SMK.
Jakarta: Depdiknas.
Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2000). How to design and evaluate research in
education. San Francisco: McGraw-Hill International.
Ghazali, A. S. (2010). Pembelajaran keterampilan berbahasa dengan pendekatan
komunikatif-interaktif. Bandung: Refika Aditama.
Hill, S dan Hill, T. (1993). The collaborative classroom: A guide cooperative
learning. Australia: Eleanor Curtain Publishing.
Huda, M. (2011). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Illahi, M. T. (2012). Pembelajaran discovery strategy dan mental vocational skill.
Yogyakarta: Diva Press.
Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008). Strategi pembelajaran bahasa.
Johnson, R. T. dkk. (2010). Collaborative learning: Strategi pembelajaran untuk
sukses bersama. Bandung: Nusa Media.
Keraf, G. (1982). Deskripsi dan eksposisi. Jakarta: Gramedia.
Minium, E. W. dkk. (1993). Statistical reasoning in psychology and education.
USA: Wiley.
Riduwan. (2003). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.
Riyanto, A.A. (2009). “Kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, pengembangan serta implementasinya”. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan Guru Vokasional, Bandung.
Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung: CV
Diponegoro.
Semi, M.A. (1996). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa.
Sharan, S. (2012). The handbook of cooperative learning. Yogyakarta: Familia.
Subino. (1987). Konstruksi dan analisis tes suatu pengantar kepada teori tes dan
pengukuran. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, N. (2002). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Rosda.
Sukardi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sunarto. (2007). Pengantar statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparno, H. dan Purwanta, E. (2009). “Pengembangan keterampilan vokasional produktif bagi penyandang tunarungu pasca sekolah melalui model
sheltered-workshop berbasis masyarakat”. Jurnal Pendidikan Khusus. 5, (2),
1-13.
Syamsuddin dan Damaianti, V.S. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa.
Bandung: Rosda.
Tarigan, H. G. (1982). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:
Kencana.
Uno, H.B. dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan pendekatan PAILKEM.
218
Elis Nurfatia Agung, 2013
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI ANALISIS PROSES BERBASIS KECAKAPAN VOKASIONAL DENGAN METODE KOLABORASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Winarno. (2012). Kiat sukses menjadi penulis. Jakarta: Platinum.