• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA KELAS XI PROGRAM IPA, IPS, DAN BAHASA SMA STELLA DUCE 2, YOGYAKARTA, TAHUN PELAJARAN 2006 2007 DALAM MENULIS KARANGAN EKSPOSISI BERDASARKAN GRAFIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA KELAS XI PROGRAM IPA, IPS, DAN BAHASA SMA STELLA DUCE 2, YOGYAKARTA, TAHUN PELAJARAN 2006 2007 DALAM MENULIS KARANGAN EKSPOSISI BERDASARKAN GRAFIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA KELAS XI PROGRAM IPA, IPS, DAN BAHASA SMA STELLA DUCE 2, YOGYAKARTA,

TAHUN PELAJARAN 2006 /2007

DALAM MENULIS KARANGAN EKSPOSISI BERDASARKAN GRAFIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Prabawati Suryaningrum

021224016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam daftar kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 September 2007 Penulis

(5)

v

Pikirkan apa yang berani Anda impikan! I nginkan apa yang berani Anda pikirkan! Put uskan apa yang berani Anda inginkan! Rencanakan apa yang berani Anda put uskan!

Lakukan apa yang berani Anda rencanakan! Yakini apa yang berani Anda lakukan! Perj uangkan apa yang berani Anda yakini! Sukseskan apa yang berani Anda perj uangkan!

Nikmat i apa yang t elah Anda sukseskan! Sadari apa yang sedang Anda nikmat i!

(Andrie Wongso)

Dia buat j alan saat t iada j alan, Dia bekerj a di j alan yang t idak

t erlihat oleh kit a. Dia membimbingku mendekat kepada- Nya dengan

kasih dan kuasa- N ya, set iap har i baru, Dia buat j alan.

Segala perkara dapat kut anggung di dalam Dia yang memberi

kekuat an kepadaku.

(6)

vi

Karya kecil ini kupersembahkan kepada Bapa di Surga yang telah memberi karunia serta berkat yang melimpah di dalam hidupku. Tidak lupa juga

kupersembahkan sebagai tanda bakti kepada orang tuaku, Ignatius Suryanto dan Suryanti yang selama ini memberikan kasih sayang dan semangat yang tidak terhitung serta sebagai bingkisan kecil buat adikku

(7)

vii

Puji syukur kepada Allah Bapa yang telah melimpahkan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2,

Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam Menulis Karangan Eksposisi

Berdasarkan Grafik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud bukan semata- mata kerja penulis sendiri melainkan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. A.M. Slamet Soewandi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Ag. Hardi Prasetyo, S.Pd., M.A., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(8)

viii

dan Daerah yang dengan sabar dan setia mendidik penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

6. Dra. Sr. Jeanne, C.B., selaku Kepala Sekolah SMA Stella Duce 2, Yogyakarta yang telah memberi izin penelitian kepada penulis.

7. Margaretha Indah Karnasih, S.Pd., selaku guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam melakukan penelitian.

8. Siswi SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, khususnya kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa tahun pelajaran 2006/2007.

9. Bapakku, Ignatius Suryanto dan Ibuku, Suryanti, yang tidak henti- hentinya mendoakanku, memberiku semangat, dan dukungan untuk belajar hidup mandiri.

10.Adikku, Hendra Suryawan, yang selalu memberi keceriaan dan semangat dalam hidupku.

11.Thomas Aquino Aditya Widhiswatiawan, S.Farm., yang selalu memberi insprirasi, semangat, menemaniku dalam suka dan duka serta mengajariku untuk bersikap lebih dewasa.

(9)

ix memperkaya perjalanan hidupku.

13.Teman-teman PBSID angkatan ’02, Lambok Yustina Tinambunan, S.Pd., Theodorus Suterman, Natalia Hesti, Yosephin Nuri, Yeni Ambarwati, dkk. Terima kasih atas kebersamaan kita selama kuliah.

14.Romo Yohanes Kristianto, Pr., yang memberikan nasihat serta wejangan tentang nilai- nilai hidup.

15.Dokter I Dewa Made Abdi Hartawan, dr. Anton Suryanto, dan dr. Wisnu Trianggono yang selalu memberikan semangat untuk cepat lulus.

16.Antonius Maria Laot Kian, yang membantuku dalam proses penyelesaian skripsi ini.

17.Mario Dicky yang membantuku memperbaiki komputer sehingga dapat dipakai lagi.

18.Teman-teman di Novisiat MTB, Gedong Kuning, Br. Bonaventura, Br. Marcel, Br. Agatho, Br. Iren, dkk. Terima kasih telah memberiku semangat, pengalaman mengajar serta doa.

19.Teman-teman di Lembaga Bimbingan Belajar Grup Gajah Mada, Bapak Hiro Nuku, Bapak Winarto, Ibu Damayanti, Mas Imam, Mas Irman, Mbak Santi, dkk. Terima kasih telah memberi kesempatan kepadaku untuk mempraktikkan ilmu yang saya pelajari selama ini.

(10)

x

Indrian Koto, Fahmi Amirulloh, yang telah melibatkanku dalam proyek antologi cerpen dan kegiatan sastra lainnya.

22.Sudadi yang bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan urusan kesekretariatan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

23.Petugas perpustakaan yang bersedia membantu dan melayani penulis dalam meminjam buku dan segala urusan di perpustakaan.

24.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu. Terima kasih atas bantuan baik fisik maupun non- fisik.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 24 September 2007

(11)

xi

Suryaningrum, Prabawati. 2007. Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik. Skripsi. Yogyakarta. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini meneliti perbedaan kemampuan siswa Kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik. Tujuan penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI Program IPA dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik, (2) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI Program IPS dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik, (3) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI Program Bahasa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik, (4) mendeskripsikan perbedaan kemampu- an siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Ba hasa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 116 orang. Namun, pada saat penelitian, populasi berjumlah 111 orang karena ada 5 orang yang tidak hadir. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perintah menulis karangan eksposisi dengan menggunakan media grafik. Analisis data yang digunakan adalah memberi skor berdasarkan enam aspek penilaian karangan eksposisi, menghitung skor rata-rata dengan menggunakan rumus mean, kemudian mengonversikan ke dalam skala sepuluh, selanjutnya membedakan kemapuan siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik dengan melihat konversi skala sepuluh dan skor rata-rata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan siswa kelas XI Program IPA dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik berkategori baik, (2) kemampuan siswa kelas XI Program IPS dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik berkategori lebih dari cukup, (3) kemampuan siswa kelas XI Program Bahasa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik berkategori lebih dari cukup, (4) ada perbedaan kemampuan antara siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

(12)

xii

(13)

xiii

Suryaningrum, Prabawati. 2007. The Difference of Abilities among Class XI Students of Natural Sciences, Social Sciences, dan Language Programs at Stella Duce 2 Senior High School, Yogyakarta, Academic Year 2006/2007 in Writing Exposition based on Graphic. Thesis. Yogyakarta: The Education Study Program of Indonesian, Local Language, and Literature, Departement of Language and Arts Education, Faculty of Teachers Training and Education, University of Sanata Dharma.

The research studies the difference of abilities among class XI students of Natural Sciences, Social Sciences, and Language Programs at Stella Duce 2 Senior High School, Yogyakarta, Academic Year 2006/2007 in writing exposition based on graphic. The purposes of this research are: (1) to describe student’s abilities of Natural Sciences Program in writing exposition based on graphic, (2) to describe student’s abilities of Social Sciences Program in writing exposition based on graphic, (3) to describe student’s abilities of Language Program in writing exposition compositions based on graphic, and (4) to describe student’s abilities in class XI of Natural Sciences, Social Sciences, and Language Programs in writing exposition based on graphic.

The populations of this research were students in class XI Stella Duce 2 Senior High School, Yogyakarta, academic year 2006/2007 number in 166 people. Nevertheless, when this research was conducted, the populations number in 111 people because five of them were absent.

The instrument used in this research was instruction to write exposition using graphical media. The analysis of data used was giving scores to students based on the six aspects of exposition evaluation, counting average scores using mean formula, and then conversing them into ten scales, and differing the students abilities in class XI of Natural Sciences, Social Sciences, and Language Programs in writing exposition compositions based on graphic by refering ten scale and average score conversions.

The results of the research indicated that (1) student ’s abilities in class XI of Natural Sciences Program in writing exposition based on graphic categorized as good, (2) student ’s abilities in class XI of Social Sciences Program in writing exposition based on graphic categorized as above average, (3) student’s abilities in class XI of Language Program in writing exposition based on graphic categorized as above average, and (4) there was a difference between student’s abilities in class XI of Natural Sciences, Social Sciences, and Language Programs in writing exposition compositions based on graphic.

(14)

xiv

(15)

xv

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

HALAMAN MOTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xiii

DAFTAR ISI... xv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GRAFIK ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Variabel Penelitian dan Batasan Istilah... 6

1.5.1 Variabel Penelitian ... 6

(16)

xvi

1.7 Sistematika Penyajian... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan terhadap Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Kerangka Teori. ... 15

2.2.1 Keterampilan Menulis ... 15

2.2.2 Karangan Eksposisi ... 17

2.2.2.1 Metode dalam Karangan Eksposisi... 18

2.2.2.2 Aspek-aspek Penilaian Karangan Eksposisi ... 27

2.2.3 Grafik... 35

2.2.3.1 Grafik Bundar (Lingkaran) ... 36

2.2.3.2 Grafik Batang (Histogram) ... 36

2.2.3.3 Grafik Garis ... 37

2.2.3.4 Grafik Matematik ... 37

2.2.4 Program IPA, IPS, dan Bahasa ... 38

2.2.4.1 Program IPA... 38

2.2.4.2 Program IPS ... 40

2.2.4.3 Program Bahasa... 41

2.3 Hipotesis ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

3.1 Jenis Penelitian ... 44

(17)

xvii

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5 Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Deskripsi Data ... 58

4.2 Analisis Data... 62

4.2.1 Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik Siswa Kelas XI Program IPA ... 65

4.2.2 Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik Siswa Kelas XI Program IPS ... 67

4.2.3 Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik Siswa Kelas XI Program Bahasa ………... 69

4.2.4 Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa dalam Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik ... 70

4.3 Pengujian Hipotesis ... 75

4.3.1 Pengujian Hipotesis I... 75

4.3.2 Pengujian Hipotesis II ... 76

4.3.3 Pengujian Hipotesis III... 76

4.3.4 Pengujian Hipotesis IV ... 77

4.4 Pembahasan ... 78

(18)

xviii

Siswa Kelas XI Program IPS ... 83

4.4.3 Hasil Analisis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik Siswa Kelas XI Program Bahasa... 86

4.4.4 Hasil Analisis Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik ………... 89

BAB V PENUTUP ... 94

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 94

5.2 Implikasi Hasil Penelitian. ... 95

5.3 Saran-saran………. ... 97

DAFTAR PUSTAKA ...………. 99

(19)

xix Tabel 1 Distribusi Populasi Siswa Kelas XI

Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta,

Tahun Pelajaran 2006/2007 ……… 45

Tabel 2 Aspek Penilaian Karangan Eksposisi……….. 48

Tabel 2.1 Penilaian Aspek Judul Karangan dalam Karangan Eksposisi……….………. 49

Tabel 2.2 Penilaian Aspek Gagasan yang Dikemukakan dalam Karangan Eksposisi………. 51

Tabel 2.3 Penilaian Aspek Organisasi Karanga n Eksposisi………. 52

Tabel 2.4 Penilaian Aspek Tata Ba hasa Karangan Eksposisi………. 53

Tabel 2.5 Penilaian Aspek Diksi Karangan Eksposisi………. 54

Tabel 2.6 Penilaian Aspek Ejaan Karangan Eksposisi……… 55

Tabel 3 Penghitungan Jumlah Skor sebagai Persiapan Menghitung Mean………... 56

Tabel 4 Penentuan PAP Tipe II Berdasarkan Simbol Angka (Skala Sepuluh)…………... 57

Tabel 5 Deskripsi Skor Siswa Program IPA……… 59

Tabel 6 Deskripsi Skor Siswa Program IPS 1………. 60

Tabel 7 Deskripsi Skor Siswa Program IPS 2………. 61

Tabel 8 Deskripsi Skor Siswa Program Bahasa……….. 62

Tabel 9 Penentuan PAP Tipe II Berdasarkan Simbol Angka (Skala Sepuluh)……….…………. 64 Tabel 10 Penghitungan Jumlah Skor sebagai Persiapan Menghitung

(20)

xx

Tabel 11 Penghitungan Jumlah Skor sebagai Persiapan Menghitung Mean Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik Siswa kelas XI Program IPS……….. 67 Tabel 12 Penghitungan Jumlah Skor sebagai Persiapan Menghitung

Mean Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik Siswa kelas XI Program Bahasa……….. 69 Tabel 13 Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI Program IPA, IPS,

dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam Menulis Karangan Eksposisi

(21)

xxi

Grafik 1 Perbandingan Komponen Tanah yang Baik……….36 Grafik 2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

(22)

xxii

Lampiran 1 Tabel Penskoran Setiap Aspek Karangan Eksposisi Berdasarkan Grafik, Siswa Kelas XI Program IPA, IPS,

dan Bahasa……… 102 Lampiran 2 Contoh Karangan Eksposisi Siswa Kelas XI

Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2,

Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2006/2007……….. 120 Lampiran 3 Petunjuk untuk Membuat Karangan Eksposisi

Berdasarkan Grafik………... 123 Lampiran 4 Daftar Nama Siswa Kelas XI Program IPA, IPS,

dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta,

Tahun Pelajaran 2006/2007……….. 124 Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma………. 128 Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional siswa, dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari berbagai bidang studi. Peran sentral bahasa, khususnya bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu siswa untuk mengenal dirinya, budayanya, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 260).

(24)

kebenaran untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, (3) persuasi, yang bertujuan mempengaruhi manusia untuk melakukan sesuatu, (4) deskripsi, yang bertujuan menggambarkan bagaimana wujud suatu objek, dan (5) narasi, yang bertujuan menceritakan kepada orang lain peristiwa-peristiwa yang dialami sendiri maupun yang didengarnya dari orang lain. Jenis-jenis karangan tersebut dapat dibuat oleh siswa dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Media merupakan alat bantu untuk berkomunikasi. Dengan menggunakan media, siswa dapat mengeluarkan kreativitas mereka untuk menulis karangan.

Berdasarkan tiga pendapat tentang menulis karangan di atas, penelitian ini memfokuskan pada kemampuan siswa dalam menulis karanga n eksposisi karena jenis karangan ini dapat melatih siswa untuk menjelaskan dan menguraikan informasi- informasi secara terstruktur. Karangan eksposisi dibuat oleh siswa dengan menggunakan grafik sebagai media pembelajaran. Peneliti menggunakan grafik sebagai media pembelajaran karena di dalam grafik terdapat informasi- informasi penting mengenai perkembangan, perbandingan, dan perubahan sesuatu yang dapat dijelaskan oleh siswa secara rinci dan terstruktur ke dalam bentuk tulisan.

(25)

kompetensi yang berbeda dalam menguasai bidang studi, (3) terdapat perbedaan jam pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, (4) siswa sudah mempelajari jenis-jenis karangan dan pola-pola mengembangkan sebuah paragraf, termasuk bagaimana membuat karangan eksposisi (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 262).

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini meneliti tentang perbedaan kemampuan siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah- masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut.

1. Seberapa tinggi kemampuan siswa kelas XI Program IPA SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik?

2 . Seberapa tinggi kemampuan siswa kelas XI Program IPS SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik?

(26)

4 . Apakah ada perbedaan kemampuan siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI Program IPA SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

2. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI Program IPS SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

3. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI Program Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

(27)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Kepala Sekolah SMA Stella Duce 2, Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran nyata mengenai ada-tidaknya perbedaan kemampuan menulis karangan eksposisi, siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa. Dengan harapan kepala sekolah bersama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat mengupayakan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis karangan eksposisi.

2. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Stella Duce 2

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan menulis karangan eksposisi sehingga dapat memberikan masukan bagi guru untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran.

3. Mahasiswa PBSID yang Sedang PPL di Sekolah

(28)

1.5Variabel Penelitian dan Batasan Istilah 1.5.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa Program IPA, IPS, dan Bahasa. Variabel terikat berupa kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

1.5.2 Batasan Istilah

Istilah- istilah yang perlu diberi batasan pengertian ini adalah karangan eksposisi, dan grafik.

1. Karangan eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca (Keraf, 1995: 7).

2. Grafik adalah suatu pemaparan data angka dalam bentuk gambar, yang melukiskan bergantungnya suatu variabel pada variabel lain (Setiawan,B,dkk, 1997: 219).

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

(29)

1.7 Sistematika Penyajian

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka penulisan ini dengan sistematika sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, variabel dan batasan istilah, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penyajian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang tinjauan terhadap penelitian terdahulu, kerangka teori, dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi data, hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, implikasi, dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan terhadap Penelitian Terdahulu

Ada enam penelitian terdahulu yang meliti tentang kemampuan dan perbedaan kemampuan siswa dalam menulis karangan. Keenam penelitian tersebut dilakukan oleh Antonius Wagino (1988), Beti Dwiana Yuliastuti (2002), B. Triweningastuti Handayanengsih (2003), Endah Septiani Utari (2004), Khatarina Mariana (2005), dan Monica Indraswari Dewanti (2005).

Skripsi dengan judul Kemampuan dalam Membuat Wacana Ekspositoris Siswa Kelas III A2 dan A3 SMA Kolese De Britto, SMA Santi

(31)

mengembangkan tulisan ekspositoris. Populasi dalam penelitian ini mencakup siswa kelas XII A2dan A3 SMA Kolese de Britto, SMA Santi Dharma, dan SMA Sanjaya. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel, yaitu random sampling. Dalam teknik ini, semua populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Sampel yang digunakan, yaitu 50% dari populasi. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes membuat wacana ekspositoris.

(32)

bahasa, kelas XII A3 SMA Kolose de Britto berkategori baik; SMA Santi Dharma berkategori cukup; SMA Sanjaya berkategori baik.

Skripsi dengan judul Perbedaan Kemampuan Siswa SMA Program IPA, IPS, dan Bahasa dalam Menulis Karangan Argumentasi. Studi Kasus di

SMA BOPKRI 2, Yogyakarta oleh Beti Dwiana Yuliastuti (2002). Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kemampuan siswa Program IPA dalam menulis karangan argumentasi, (2) mendeskripsikan kemampuan siswa Program IPS dalam menulis karangan argumentasi, (3) mendeskripsikan kemampuan siswa Program Bahasa dalam menulis karangan argumentasi, dan (4) mendeskripsikan perbedaan kemampuan siswa SMA Program IPA, IPS, dan Bahasa dalam menulis karangan argumentasi. Jumlah populasi penelitian ini adalah 281 siswa kelas XII SMA BOPKRI 2, Yogyakarta. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian ini adalah ”sampling rambang berstrata.” Sampel yang diambil berjumlah 140 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes mengarang.

(33)

Skripsi dengan judul Perbedaan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Berdasarkan Gambar dengan Kerangka Karangan pada Siswa Kelas V

dan VI di SD Yos Sudarso dan SD Harumanis, Subang, Jawa Barat oleh B.Triweningastuti Handayanengsih (2003) bertujuan (1) mendeskripsikan kemampuan menulis karangan eksposisi berdasarkan gambar pada siswa kelas V SD, (2) mendeskripsikan kemampuan menulis karangan eksposisi berdasarkan kerangka karangan pada siswa kelas V SD, (3) mendeskripsikan kemampuan menulis karangan eksposisi berdasarkan gambar pada siswa kelas VI SD, (4) men- deskripsikan kemampuan menulis karangan eksposisi berdasarkan kerangka karangan pada siswa kelas VI SD, (5) membandingkan perbedaan kemampuan menulis karangan eksposisi berdasarkan gambar dengan kerangka karangan pada siswa kelas V SD, dan (6) membandingkan perbedaan kemampuan menulis karangan eksposisi berdasarkan gambar dengan kerangka karangan pada siswa kelas VI SD. Jumlah populasi penelitian ini adalah 104 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes mengarang.

(34)

kerangka karangan pada siswa kelas V SD, dan (6) ada perbedaan yang signifikan kemampuan menulis karangan eksposisi berdasarkan gambar dengan kerangka karangan pada siswa kelas VI SD.

Skripsi dengan judul Kemampuan Siswa Kelas VI SD Cacaban 3, Magelang, Tahun Ajaran 2003/2004 dalam Menulis Karangan Eksposisi dengan

Menggunakan Metode Analisa Kausal oleh Endah Septiani Utari (2004) bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VI SD Cacaban 3, Magelang dalam menulis karangan eksposisi dengan menggunakan metode kausal. Jumlah populasi adalah 36 siswa. Instrumen penelitian ini adalah tes mengarang.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa (1) kemampuan siswa kelas VI SD Cacaban 3, Magelang, tahun ajaran 2003/2004 dalam menulis karangan eksposisi dengan menggunakan metode analisa kausal berdasarkan perhitungan persentase untuk skala sepuluh dapat dikategorikan baik dan (2) ke- mampuan siswa kelas VI SD Cacaban 3, Magelang, tahun ajaran 2003/2004 dalam menulis karangan eksposisi dengan menggunakan metode analisa kausal berdasarkan nilai patokan kelas dapat dikategorikan cukup.

Skripsi dengan judul Perbedaan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi antara Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Kelas I SMA K Sang

(35)

ajaran, 2004/2005, dan (3) mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis paragraf eksposisi antara siswa laki- laki dan siswa perempuan kelas X SMA K Sang Timur, Yogyakarta, tahun pelajaran 2004/2005. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA K Sang Timur Yogyakarta, tahun ajaran, 2004/2005 yang berjumlah 50 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat soal untuk menyusun sebuah paragraf eksposisi.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa (1) kemampuan yang dimiliki oleh siswa laki- laki kelas X SMA K Sang Timur, Yogyakarta dalam menulis paragraf eksposisi berkategori hampir sedang dengan nilai rata-rata sebesar 49,68, (2) kemampuan yang dimiliki siswa perempuan kelas X SMA K Sang Timur, Yogyakarta dalam menulis karangan eksposisi berkategori hampir sedang dengan nilai rata-rata sebasar 57,52, dan (3) ada perbedaan yang signifikan mengenai kemampua n yang dimiliki antara siswa laki- laki dengan siswa perempuan dalam menulis paragraf eksposisi.

Skripsi dengan judul Perbedaan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas I Program Akuntansi, Program Sekretaris, dan

(36)

menulis karangan argumentasi siswa kelas X Program Akuntansi, Program Sekretaris, dan Program Penjualan SMK Katolik, Klaten. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 218 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 siswa dari anggota populasi untuk dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah tes menulis karangan argumentasi.

Hasil dari penelitian di atas menunjukkan bahwa (1) kemampuan siswa kelas X Program Akuntansi dalam membuat pendahuluan, isi, dan penutup karangan argumentasi termasuk dalam kategori cukup, (2) kemampuan siswa kelas X Program Sekretaris dalam membuat pendahuluan, isi, dan penutup karangan argumentasi termasuk dalam kategori cukup, (3) kemampuan siswa kelas X Program Penjualan dalam membuat pendahuluan, isi, dan penutup karangan argumentasi termasuk dalam kategori cukup, (4) ada perbedaan signifikan kemampuan siswa kelas X Program Akuntansi, Program Sekretaris, dan Program Penjulanan dalam menulis karangan argumentasi.

(37)

2.2 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini meliputi: keterampilan menulis, karangan eksposisi, grafik, Program IPA, IPS, dan Bahasa.

2.2.1 Keterampilan Menulis

Menulis merupakan proses bernalar, menghubung- hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya (Akhadiah, dkk, 1989: 41). Menurut Asul Wiyanto (2004: 2) kata menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasilnya berupa tulisan. Tulisan dibaca oleh orang lain supaya yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.

(38)

belajar lebih aktif. Kedelapan, kegiatan yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib (Akhadiah, dkk, 1989: 1-2).

(39)

2.2.2 Karangan Eksposisi

Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan objek dan menjadi alat untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara objek yang satu dengan objek yang lain (Keraf, 1995: 7). Menurut pendapat Wahyu Wibowo (2001: 59) eksposisi (paparan) adalah bentuk tulisan yang berupa paparan pikiran atau pendapat seorang penulis, tanpa berkehendak mempengaruhi pandangan pembaca. Selanjutnya, menurut Nursisto (2001: 59) eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca. Melalui eksposisi, penulis berusaha menjelaskan suatu ide atau gagasan, menganalisis sesuatu, membatasi pengertian sebuah istilah, dan sebagainya. Sedangkan, Ismail Marahimin (1999: 193) mendefinisikan eksposisi sebagai penyingkapan buah pikiran, perasaan atau pendapat penulisnya yang selama ini tersembunyi untuk diketahui orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa gagasan, ide, bahkan informasi-informasi penting yang diketahui oleh penulis. Widharyanto (2003: 1) mengatakan bahwa wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan suatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya.

(40)

kemampuan penulis untuk menganalisis persoalan secara jelas dan konkret, maksudnya adalah bahan dikumpulkan dengan berbagai cara kemudian diolah, diseleksi, dievaluasi, dan dianalisis untuk dituangkan dalam sebuah karangan sebagai bentuk final.

Ada enam ciri karangan eksposisi menurut Gorys Keraf (1981: 3-6). Pertama, bertujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca tanpa mempengaruhi. Kedua, tulisan hanya bersifat menjelaskan suatu pokok persoala n tertentu. Ketiga, keputusan mengenai pokok persoalan diserahkan kepada pembaca; maksudnya, setuju atau tidaknya terhadap pendapat penulis, semua itu diserahkan kepada pembaca. Penulis tidak berusaha mempengaruhi hanya memaparkan segala informasi yang diketahuinya. Keempat, gaya tulisan bersifat informatif, jelas, dan lugas. Kelima, karangan eksposisi bernada netral, objektif, dan tidak beranjak dari perspektif tertentu serta tidak emosional. Keenam, fakta-fakta yang dikemukakan dalam karangan eksposisi (data, gambar, grafik) hanya sebagai alat konkretisasi.

2.2.2.1 Metode dalam Karangan Eksposisi

(41)

1. Metode Identifikasi

Kata identifikasi diturunkan dari bahasa Latin, yaitu kata identificare yang berarti “menetapkan kesamaan; serupa dengan”. Dengan demikian, kata identifikasi sebagai bentuk pembedaan dari identificare berarti “proses membuat sesuatu menjadi sama; proses menetapkan kesamaan; atau proses menentukan kesatuan dan wujud suatu individualitas”. Dalam hal ini, makna yang tepat untuk membatasi kata identifikasi sebagai suatu metode eksposisi adalah proses menyebutkan unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga ia dikenal sebagai objek tersebut (Keraf, 1995: 25).

Yudiono (1984: 26) menambahkan bahwa modal dasar yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis dengan metode ini adalah menggali sejumlah ciri suatu objek penulisan untuk melatih kecermatan, ketelitian, dan memperluas wawasan pemikiran penulis. Identifikasi adalah suatu metode untuk menggarap sebuah eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan: Apa itu? Siapa itu? Berikut ini adalah contoh karangan eksposisi dengan menggunakan metode identifikasi.

Adas Pulowaras, Tumbuhan Ajaib Atasi Penyakit

Ensiklopedia Jawa menyebutkan bahwa tanaman ini termasuk tanaman yang aneh bin ajaib. Oleh karena itulah tanaman ini begitu dipercaya oleh nenek moyang, khususnya leluhur Jawa untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Nama Jawanya Adas Pulowaras. Mempunyai nama komersial Foeniculum vulgare Mill dari keluarga Apiaccae (umbelliferae). Tanaman ini merupakan satu dari sembilan tumbuhan obat yang dianggap bermukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia dibudidayakan dan kadang sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat.

(42)

batang. Batang hijau kebiru-biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dengan sirip-sirip yang sempit, berbentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepinya rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi.

Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6-40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5-10 cm, panjang gagang bunga 2-5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6-10 mm, lebar 3-4 mm, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah yang sudah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer.

Adas menghasilkan minyak yang merupakan hasil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua rasa macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu atau digunakan sebagai bahan memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan untuk mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari.

Menurut penelitian dari BPPT yang dilansir dari internet, yang dapat digunakan untuk mengobati adalah buah yang sudah masak. Buah yang sudah masak dikumpulkan lalu dijemur sampai kering.

Kegunaan buah yang telah kering ini untuk mengatasi: sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual, muntah, diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, batuk berdahak, sesak nafas (asma), haid, nyeri haid, haid tidak teratur, air susu ibu sedikit, putih telur dalam kencing (proteinuria), susah tidur (insomnia), buah pelir turun (orchidoptosis), usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), pembengkakan saluran sperma (epididimis), penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis), mengurangi rasa sakit akibat batu ginjal dan membantu menghancurkannya, rematik, dan keracunan tumbuhan obat atau jamur. Buah adas juga efektif untuk pengusir serangga (insect replleent).

Sementara daunnya berkhasiat untuk mengatasi batuk, perut kembung, kolik, rasa haus, dan meningkatkan penglihatan. Sedangkan minyak adas dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.

Peneliti menyarankan agar menghindari penggunaan adas dalam dosis besar. Pemakaian buah adas kadang-kadang menyebabkan sering kentut dan bersendawa.

(43)

2. Metode Perbandingan

Karangan eksposisi dengan metode perbandingan berusaha memper- kenalkan objek ya ng dikerjakan melalui perbandingan dengan suatu objek lain yang telah dikenal. Metode perbandingan hanya dapat dilakukan dengan mengadakan identifikasi aspek-aspek yang akan dijadikan landasan perbandingan. Semakin cermat mengidentifikasi objek maka semakin kuat landasan untuk perbandingan.

Ada tiga tujuan metode perbandingan. Pertama, untuk menyampaikan informasi- informasi tentang suatu hal atau objek dengan menghubungkannya dengan hal atau objek lain yang sudah dikenal pembaca. Kedua, menyampaikan dua pokok persoalan atau lebih sekaligus dengan menghubungkan dengan prinsip-prinsip umum yang sudah dikenal pembaca. Ketiga, menyampaikan prinsip umum dengan mengemukakan dua pokok atau hal yang sudah dikenal pembaca (Keraf, 1995: 167-168). Berikut ini adalah contoh karangan eksposisi dengan menggunakan metode perbandingan.

Perbedaan Eksposisi dan Argumentasi

Karangan eksposisi dan karangan argumentasi sebagai bentuk wacana karya-karya ilmiah, mempunyai perbedaan-perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan ini perlu dikemukakan mengingat sebagai karangan ilmiah, eksposisi dan argumentasi sering menggunakan metode-metode yang sama, walaupun berbeda dalam intensitasnya. Perbedaan-perbedaan utama meliputi enam segi yaitu tujuan, keputusan, rasa frustasi, gaya penyajian, gaya bahasa, dan fakta.

(44)

membuktikan suatu kebenaran dari suatu pokok persoalan agar pembaca mengubah sikap dan pendapatnya.

Keputusan dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca. Dalam karangan argumentasi, penulis ingin mengubah pandangan dan sikap pembaca. Karena itu penulis berusaha memaksakan atau mendesak pendapatnya kepada pembaca dan sekaligus membujuk pembaca untuk meninggalkan pendapat mereka yang lama dan menerima pendapat yang baru.

Rasa frustasi dalam karangan eksposisi, penulis tidak bermaksud mengundang reaksi. Ia sama sekali tidak bermaksud mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca. Keputusan diserahkan kepada pembaca. Dengan demikian penulis karangan eksposisi tidak merasa frustasi kalau pendapatnya tidak diikuti oleh pembaca. Lain halnya dengan tulisan argumentasi. Penulis mengharapkan atau mendesak sesuatu secara pasti; pembaca atau orang lain mengikuti pendapatnya. Karena itu akan timbul reaksi dari para pembaca, baik yang bersifat positif atau bersifat negatif. Reaksi yang negatif tanpa ada dukungan-dukungan yang positif dari pembaca akan mudah menimbulkan rasa frustasi yang mendalam pada penulis.

Gaya penyajian dalam karangan eksposisi lebih ke gaya informatif. Gaya ini hanya berusaha untuk menguraikan objek sejelas-jelasnya sehingga pembaca dapat menangkap informasinya dengan mudah. Sebaliknya, dengan karangan argumentasi, penulis berusaha meyakinkan para pembaca maka ia cenderung menggunakan gaya persuasif. Karangan tidak boleh menimbulkan kesan keragu-raguan mengenai persoalan yang dikemukakan.

Gaya penyajian dalam kedua jenis wacana mempengaruhi pula gaya bahasa yang digunakan. Gaya bahasa yang digunakan dalam karangan eksposisi adalah bahasa berita tanpa rasa subjektif dan emosional. Maksudnya, penulis sama sekali tidak menggunakan kata-kata yang tidak membangkitkan emosi para pembaca. Sebaliknya bahasa penulis karangan argumentasi bersifat rasional.

Perbedaan terakhir antara eksposisi dan argumentasi adalah menyangkut penggunaan fakta. Dalam karangan eksposisi fakta- fakta dipakai hanya sebagai alat konkretisasi, yaitu membuat rumusan, kaidah, atau kesimpulan yang dikemukakan itu menjadi lebih konkret. Karena berfungsi sebagai alat konkretisasi, maka fakta yang disajikan hanya secukupnya saja. Sebaliknya dalam karangan argumentasi, fakta merupakan evidensi atau alat bukti. Karena itu pertama-tama harus dibuktikan bahwa ia benar-benar fakta, kemudian dilakukan pangujian sebagai evidensi. Semakin banyak evidensi dikemukakan, semakin kuat argumentasinya. Sehingga kelemahan dalam menyodorkan fakta atau evidensi, dan kelemahan dalam mengaitkan evidensi yang satu dengan evidensi yang lain akan menggagalkan usaha penulis untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca.

(45)

3. Metode Ilustrasi atau Eksemplifikasi

Metode ilustrasi atau eksemplifikasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum. Metode ini merupakan metode yang paling sering dipergunakan dalam sebuah eksposisi karena ia tidak menampilkan hal- hal yang umum secara abstrak (Keraf, 1981: 26). Berikut ini adalah contoh karangan eksposisi dengan menggunakan metode ilustrasi.

Kebiasaan yang Penuh Anugerah

Seorang pria bepergian ke Kanada pada suatu musim semi ketika es dan salju meleleh membuatnya hampir tak mungkin mengendarai mobil lebih jauh. Ia sampai pada persimpangan jalan dan melihat tanda bertuliskan, ”Hati- hati dalam memilih jejak roda. Anda akan berada di jalur itu sejauh 40 km.” Itu adalah sebuah peringatan bijak untuk kita. Tanda itu tidak hanya berlaku saat kita mengemudi di jalan yang sulit saja.

Setiap kita sampai di persimpangan jalan kehidupan, pilihan apa yang kita buat? Dengan kata lain, arah mana yang akan dituju dan kebiasaan apa yang akan kita buat?

Kebiasaan adalah pola yang kita ikuti secara konsisten. Sambil berdoa, kita perlu memutuskan kebiasaan yang akan kita ambil. Akankah kebiasaan kita itu sekedar jejak rutinitas? Atau akankah kebiasaan itu menjadi kebiasaan yang penuh anugerah?

Kebiasaan untuk menjaga tubuh tetap sehat itu penting, tetapi disiplin rohani jauh lebih penting. Apakah kita memilih untuk mengembangkan kebiasaan doa, membaca Alkitab, dan melakukan perbuatan baik secara konsisten?

Kebiasaan adalah ”jejak roda” yang rutin. Namun, disiplin rohani yang baik dapat mengubah ”jejak roda” kita menjadi kebiasaan yang penuh anugerah.

(Branon, David,dkk., 2006: ”Kebiasaan yang Penuh Anugerah” dalam Renungan Harian. Yogyakarta: Yayasan Gloria )

4. Metode Klasifikasi

(46)

ke samping, ke bawah , dan ke atas (Keraf, 1981: 34 ). Misalnya pada waktu berbicara mengenai “puisi” dengan metode klasifikasi, dapat dilihat hubung-annya ke samping dengan “prosa” dan “drama”, sedangkan hubunghubung-annya ke atas, puisi adalah salah satu bentuk karya sastra. Dilihat dalam hubungan ke bawah, puisi masih dapat diklasifikasikan menjadi puisi lama dan puisi baru, dan seterusnya.

Ada tiga tujuan metode klasifikasi. Pertama, sebagai persiapan untuk mengerjakan sebuah tema. Kedua, unt uk menyajikan bagaimana unsur sebuah tema. Ketiga, untuk menyiapkan materi- materi penjelasan dalam mengembangkan suatu tema. Berikut ini adalah contoh karangan eksposisi dengan menggunakan metode klasifikasi.

Jenis-Jenis Drama

Kita telah mengenal drama tragedi dan drama komedi. Dua jenis drama ini merupakan pokok dalam pengelompokan drama berdasarkan bentuk dramatisnya.

Berdasarkan ragam bahasanya, kita dapat melihat adanya drama berbahasa Indonesia ragam umum dan drama berbahasa Indonesia ragam dialek. Kebanyakan drama kita menggunakan ragam bahasa Indonesia umum. Contoh yang berbahasa Indonesia ragam dialek: Nyai Dasima karya S.M. Ardan (dialek Jakarta) dan Lelakon Raden Beji Soerio Retno (1901) karya F. Viggers (dialek Melayu renda).

Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, kita dapatkan drama prosa dan drama puisi (drama liris). Contoh drama liris Bebasari (1926) karya Roestam Effendi serta Prabu dan Putri (1950) karya K. Rustandi Kartakusuma.

Dari aspek jumlah pelaku, kita mengenal adanya drama dialog dan drama monolog. Drama dialoglah yang paling lazim dan umum dipertunjukkan. Drama monolog memang langka. Contohnya, Prita Istri Kita (1967) karya Arifin C. Noer, dan Boas (1989), karya Putu Wijaya.

(47)

lebih mementingkan gaya sastranya daripada nilai dramatiknya. Drama jenis ini disebut drama baca, hanya cocok untuk dibaca, tidak untuk dipentaskan.

(Hariyanto, 2000: 9-10)

5. Metode Definisi

Metode definisi ini dipergunakan apabila seorang penulis bermaksud menjelaskan sesuatu hal dengan tujuan agar pembaca me mperoleh pengertian yang jelas mengenai hal itu. Dengan kata lain, hanya untuk menunjuk satu pengertian tertentulah dipergunakan definisi (Yudiono, 1984: 32-33).

Secara umum, definisi mempunyai arti suatu pernyataan tentang apa yang dimaksud dengan suatu hal atau barang. Definisi dapat pula berarti suatu kata atau frasa yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri-ciri dari suatu barang, hal, orang, proses, atau aktivitas (Keraf, 1995: 115). Berikut ini adalah contoh karangan eksposisi dengan menggunakan metode definisi.

Psikologi sebagai Ilmu

Secara harafiah psikologi umumnya dimengerti sebagai ”ilmu jiwa”. Pengertian ini didasarkan pada terjemahan kata Yunani: psyche dan logos. Psyche berarti ”jiwa” atau ”nyawa” ”alat untuk berpikir”. Logos berarti ”ilmu” atau ”yang mempelajari tentang”. Dengan demikian, psikologi diterjemahkan ilmu yang mempelajari jiwa.

Setelah psikologi berkembang luas dan dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka ”jiwa” dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dicatat, dan diukur. Ini membawa para ahli, dipelopori oleh J.B. Matson (1878-1958), memandang psikologi sebagai ”ilmu yang mempelajari perilaku”. Perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat, dan diukur.

(48)

seperti: fantasi, motivasi, atau proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan sebagainya.

( Irwanto, dkk, 1989: 1 )

6. Metode Analisis

Metode analisis dipergunakan untuk menguraikan suatu objek berdasarkan unsur-unsur atau komponen-komponen yang terkandung dalam objek itu. Dalam hal ini tidak perlu diciptakan unsur atau komponen baru yang sebenarnya tidak terkandung dalam objek yang bersangkutan. Berikut ini adalah contoh karangan eksposisi dengan menggunakan metode analisis.

Perkembangbiakan pada Manusia

Alat perkembangbiakan manusia hampir sama dengan alat perkembangbiakan hewan mamalia. Pada wanita terdapat ovarium yang jumlahnya sepasang, saluran telur (tabung Fallopi), rahim, vagina, dan vulva. Ovarium menghasilkan ovum. Siklus ovulasi umumnya terjadi setiap 28 hari. Biasanya, pada setiap ovulasi dihasilkan satu ovum.

Jika terjadi ovulasi, dinding dalam rahim menebal dan penuh dengan pembuluh darah. Tujuannya agar apabila terjadi kehamilan, embrio dapat menyerap zat makanan yang telah disiapkan. Akan tetapi jika tidak terjadi kehamilan, penebalan dinding dalam rahim harus dibuang. Dinding dalam rahim mengelupas, pembuluh darahnya terlepas dan terjadilah menstruasi. Menstruasi biasanya berlangsung selama satu minggu. Setelah itu dinding uterus utuh kembali.

Pada pria terdapat sepasang testis yang dibungkus oleh kulit skrotum. Sperma yang dihasilkan mengalir ke vas deferens, kemudian masuk ke kantong sperma. Sperma yang dikeluarkan melalui uretra yang terdapat pada penis. Dalam setiap mililiter cairan sperma manusia terkadung 120 juta sperma.

(49)

Di dalam uterus, embrio dikelilingi oleh suatu cairan yang disebut cairan amnion atau ketuban. Cairan amnion berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.

Pada usia 5 minggu, embrio telah mempunyai kepala, mata, tubuh, leher, ekor yang pendek, dan calon tangan serta kaki. Secara umum ciri embrio pada usia tersebut sama seperti embrio hewan bertulang belakang (vertebrata) lainnya. Sedangkan panjang embrio hampir mencapai 7 milimeter.

Pada usia 9 minggu, embrio telah menjadi bayi kecil yang sudah terbentuk. Ia mempunyai wajah dengan mata, telinga, hidung, mulut, dan lidah. Jari-jari kaki lebih besar dari badannya. Embrio pada usia ini sudah dapat menggerakkan tangan dan kakinya. Panjangnya kurang lebih 5,5 centimeter. Selain itu jenis kelamin bayi sudah dapat diketahui.

Pada usia 14 minggu, organ-organ tubuh yang dimilikinya sudah semakin berkembang. Panjang tubuh bayi kurang lebih 6 centimeter.

Pada usia 20 minggu, bayi memiliki panjang tubuh sekitar 19 centimeter dan beratnya kurang lebih 0,5 kilogram. Organ-organ tubuhnya sudah lebih berkembang. Tangan dan kakinya sudah dilengkapi dengan kuku, sudah memiliki alis mata dan bulu mata. Pada usia ini detak jantung bayi dapat terdeteksi dan bayi sangat aktif.

Ketika usia bayi mencapai 24 minggu pertumbuhan badannya sangat pesat. Pada saat bayi akan lahir, berat normalnya sekitar 3 kilogram, panjangnya sekitar 45 centimeter, lingkar kepala bayi sama dengan lingkar bahu atau pangkal pahanya. Setelah lahir, plasenta akan ikut keluar.

(Syamsuri, 2004: 76-78)

2.2.2.2 Aspek-aspek Penilaian Karangan Eksposisi

(50)

penilaian karangan eksposisi secara spesifik. Di bawah ini adalah uraian tentang keena m aspek penilaian karangan tersebut.

1. Judul Karangan

Setiap karangan harus mempunyai judul sebagai gambaran mengenai isi yang terdapat dalam karangan tersebut. Penulis dapat saja mengubah judul setelah keseluruhan tulisan selesai karena dirasa lebih sesuai dengan tema atau topik. Apabila judul sudah ditetapkan lebih dahulu, penulis harus meninjau kembali ketepatannya setelah ia selesai menguraikannya secara tuntas (Muchlisoh, dkk, 1997: 328). Menurut Gorys Keraf ( 1984: 128-129 ) judul yang baik harus (1) relevan, artinya judul mempunyai pertalian dengan tema, (2) provokatif, artinya judul dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi karangan, dan (3) singkat, artinya judul berbentuk rangkaian kata yang singkat.

(51)

Menurun,” dapat diketahui judul karangan eksposisi karena menitikberatkan pada penjelasan dan pemaparan dengan data yang ada.

2. Isi atau Gagasan yang Dikemukakan

Gagasan adalah pesan dalam dunia batin seseorang yang hendak disampaikan kepada orang lain berupa pengetahuan, pengamatan, pendapat, renungan, pendirian,keinginan, perasaan, emosi (Widyamartaya, 1990: 9). Isi atau gagasan dapat tersampaikan kepada orang lain, dengan syarat gagasan tersebut dikemukakan secara jelas dan terperinci.

Isi atau gagasan yang dikemukakan dalam karangan eksposisi memuat tujuan dan fakta. Tujuan karangan eksposisi yaitu menjelaskan suatu pokok permasalahan tanpa usaha mempengaruhi pembaca. Fakta- fakta yang disampaikan dalam karangan eksposisi hanya sebagai alat konkretisasi, yaitu untuk membuat rumusan, kaidah, atau kesimpulan, maka fakta yang dikemukakan hanya secukupnya saja.

Karangan eksposisi lebih menitikberatkan pada penguraian informasi- informasi secara lugas, rinci, dan objektif. Variasi pengungkapan fakta lebih terbatas dan cenderung dipilih pengungkapan yang lazim agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. Jadi, pengungkapan yang jelas dalam karangan eksposisi tidak akan membingungkan pembaca.

3. Organisasi Karangan

(52)

karangan. Untuk menciptakan kesatuan dalam karangan, maka dalam karangan perlu kejelasan perpindahan ide pokok. Perpindahan ide pokok dari satu masalah ke masalah yang lain ditulis secara jelas dan pasti. Setiap kalimat dapat mendukung ide pokok paragraf. Koherensi perlu diperhatikan pula untuk penulisan kalimat selanjutnya dan pergantian paragraf (Nursisto, 1999: 48).

Organisasi karangan eksposisi menurut Gorys Keraf (1995: 9-10) terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi, penutup. Pendahuluan dalam karangan eksposisi terdapat latar belakang, alasan memilih topik, pentingnya topik, ruang lingkup, permasalahan, dan tujuan penulisan. Pendahuluan dalam tulisan populer tidak perlu menyajikan semua unsur yang dikemukakan di atas. Penulis boleh memilih beberapa segi yang dikemukakan sebagai dasar untuk mengembangkan tulisan itu di dalam isi karangan eksposisi.

(53)

Penutup karangan merupakan uraian yang mengakhiri seluruh karangan. Penutup karangan eksposisi berupa kesimpulan atau ikhtisar yang tidak mengarah ke usaha mempengaruhi pembaca. Karangan diakhiri dengan ikhtisar apabila uraian dalam isi karangan belum menjawab seluruh rumusan masalah. Karangan diakhiri dengan kesimpulan apabila seluruh masalah telah selesai dan dapat dipecahkan.

4. Tata Bahasa

Karangan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan bobot karangan. Tata bahasa atau gramatika adalah subsistem dalam organisasi bahasa di mana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membentuk satuan-satuan yang lebih besar (Kridalaksana, 2001: 66).

Tata bahasa dalam karangan eksposisi mencakup struktur kata dan struktur kalimat. Kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem (Kridalaksana, 2002: 98). Kata ini dapat mengalami perubahan karena afiksasi atau reduplikasi. Misalnya kata dasar yang mengalami afiksasi atau reduplikasi.

Contoh kata-kata yang mengalami afiksasi

me + sontek = menyontek bukan mencontek me + ubah= mengubah bukan merubah

(54)

buku-buku

leluhur

tetamu

berlari-larian

berjalan-jalan

menari-nari

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam bentuk lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, dkk., 2003: 311). Dalam bahasa Indonesia terdapat dua unsur yang harus ada untuk memenuhi persyaratan sebuah kalimat, yaitu subjek dan predikat.

Contoh Lia makan. S P Ibuku guru. S P Gadis itu cantik. S P

Struktur dasar kalimat panjang tidak berbeda dengan struktur dasar kalimat pendek karena kalimat panjang harus dapat dikembalikan ke struktur dasar (Widyamartaya, 1990: 9).

Contoh

Kalimat pendek : Lia makan. S P

Kalimat panjang : Lia, anak Pak Karman yang bertubuh

S

(55)

Kalimat pendek : Gadis itu cantik.

S P

Kalimat panjang:Gadis yang berbaju merah jambu, berambut panjang sebahu, berkacama, dan sedang makan bakso itu cantik sekali.

S P

Karangan eksposisi menitikberatkan pada kalimat efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan penulis dan tidak ambigu.

Contoh

Kalimat tidak efektif : Pengalaman hidupnya sangat luar biasa sekali.

Kalimat efektif : Pengalaman hidupnya luar biasa.

Kalimat tidak efektif : Suaminya sering pulang pukul 03.00 dini hari.

Kalimat efektif : Suaminya sering pulang pukul 03.00.

5. Diksi

(56)

dengan konteks tulisan. Dengan memahami konteks tulisan, diksi akan menentukan efektivitas sebuah kalimat.

Pada karangan eksposisi, yang terpenting adalah penggunaan bahasa yang jelas. Oleh karena itu, pilihan katanya cenderung lugas agar tidak menimbulkan arti yang berbeda (Nursisto, 1999: 65). Sebagai contoh, meskipun makna kata ”mati” sama dengan makna kata ”mampus” atau ”meninggal,” namun pada susunan kalimat ”Lampu itu mampus” terasa kurang tepat. Sementara kalimat ”Lampu itu meninggal” juga kurang lazim, sedangkan kalimat ”Lampu itu mati” dapat diterima.

Dalam diksi, penulis juga perlu membedakan makna kata denotatif dan konotatif. Makna kata yang digunakan dalam karangan eksposisi adalah makna kata denotatif, yaitu makna yang objektif dan menunjukkan makna yang sebenarnya, sedangkan makna kata konotatif, yaitu makna kiasan dan tidak menunjukkan makna yang sebenarnya.

Contoh makna kata denotatif Gadis itu sedang memetik bunga.

( Kata bunga menunjuk pada makna sebenarnya yaitu sinonim dari kembang ).

Contoh makna kata konotatif

Nia menjadi bunga di Desa Sidoadi.

(57)

6. Ejaan

Ejaan mempunyai peranan penting dalam mengarang. Penguasaan ejaan bahasa Indonesia dapat membantu penulis untuk menyampaikan maksud dalam tulisannya secara tepat.

Menurut Kridalaksana (2001: 40) ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis- menulis yang distandardisasikan, yang lazimnya mempunyai dua aspek. Dua aspek tersebut yaitu aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan susunan abjad, dan aspek morfologis yaitu pembentukan kata. Ejaan yang harus dikuasai meliputi pemakaian huruf, pemakaian huruf miring dan huruf kapital, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca (Nursisto, 1999: 12).

2.2.3 Grafik

(58)

2.2.3.1 Grafik Bundar (Lingkaran)

Grafik bundar atau grafik lingkaran adalah grafik yang menyajikan data dalam bentuk potongan-potongan dengan ukuran atau sudut tertentu. Grafik lingkaran menunjukkan hubungan antarbagian secara keseluruhan. Misalnya, grafik komponen tanah yang dibutuhkan tanaman. Grafik ini digunakan untuk memaparkan pecahan atau persentase dari suatu nilai total.

Grafik 1. Contoh Grafik Bundar Perbandingan Komponen Tanah yang Baik

Sumber: Sosiologi dan Geografi SMP, 2005: 70

2.2.3.2 Grafik Batang atau Histogram

Grafik batang atau histogram adalah grafik yang digunakan untuk menyatakan informasi- informasi perbandingan kuantitatif data. Misalnya, grafik tentang tingkat partisipasi angkatan kerja menurut kelompok umur tahun 2003.

Grafik 2. Contoh Grafik Batang

(59)

2.2.3.3 Grafik Garis

Grafik garis adalah grafik bersumber pada sumbu koordinat yang di dalamnya terdapat garis lurus menghubungkan titik satu dengan titik yang lain untuk memperlihatkan suatu jumlah yang diukur. Grafik garis digunakan untuk memeragakan suatu nilai yang berubah menurut waktu. Menurut Headlam, Catherin (1997: 122), setiap nilai digambarkan sebagai titik-titik pada grafik dan dihubungkan oleh koordinat-koordinat dimana koordinat-koordinat tersebut merupakan jarak antartitik dari dua garis. Sebagai contoh, grafik tentang perkembangan ekspor impor minyak bumi dan gas Indonesia.

Grafik 3. Contoh Grafik Garis

Sumber: Sosiologi dan Geografi SMP, 2005: 137

2.2.3.4 Grafik Matematik

(60)

persamaan lingkaran berpusat di O (0,0) dan berjari–jari dapat dilihat di bawah ini.

Grafik 4. Contoh Grafik Matematik

Sumber : Matematika 3A SMA, 2001: 52

2.2.4 Program IPA, IPS, dan Bahasa

Program pengajaran khusus di SMA diselenggarakan di kelas XI dan dipilih oleh siswa sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa dalam pengetahuan dan kemampuan yang lebih khusus sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dalam bidang akademik maupun profesional tertentu dan mempersiapkan siswa secara langsung atau tidak langsung untuk bekerja (http://www.depdiknas.go.id/balitbang/Program/Kur_SMU.htm). Menurut Depar- temen Pendidikan Nasional, program pengajaran khusus di SMA terdiri atas Program IPA, Program IPS, dan Program Bahasa.

2.2.4.1 Program IPA

(61)

pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pend idikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari- hari.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari- hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah- masalah yang dapat diidentifikasi. Mata pelajaran IPA diharapkan menekankan pembelajaran (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk menerapkan konsep IPA secara bijaksana. Mata pelajaran IPA berhubungan dengan bagaimana memahami alam secara sistematis, juga merupakan wahana bagi peserta didik untuk memahami diri dan alam sekitar, serta bagaimana memperlakukan alam sekitar guna menjaga kelestariannya.

Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan membekali peserta didik tentang dasar pengetahuan berupa hukum- hukum kealaman serta makhluk hidup dan tidak hidup, yang menjadi dasar sekaligus syarat kemampuan, yang berfungsi mengantarkan peserta didik guna mencapai kompetensi program keahliannya. Di samping itu, mata pelajaran IPA mempersiapkan kemampuan peserta didik agar dapat mengembangkan program keahliannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

(62)

ngembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, (3) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, men- jaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, (4) mengembangkan pemahaman dan kemampuan IPA untuk menunjang kompetensi produktif (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006).

2.2.4.2 Program IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMA mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.

(63)

Tujuan mata pelajaran IPS ada empat. Empat tujuan tersebut, yaitu (1) memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) berkomitmen terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan, (4) berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global ( Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006 ).

2.2.4.3 Program Bahasa

Program Bahasa berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa. Pada jenjang SMA Program Bahasa memuat mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, bahasa asing lainnya, dan Sejarah Budaya.

Melalui Program Bahasa, peserta didik diarahkan untuk meningkat- kan kemampuan keterampilan berbahasa dan sastra baik secara lisan maupun tulisan, sikap positif terhadap bahasa Indonesia dan bahasa asing, siap mengakses situasi lokal, regional, nasional, internasional, dan global yang berorientasi pada keterbukaan dan masa depan. Selain itu, diharapkan peserta didik siap untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan bahasa dan budaya, baik dalam bidang pendidikan akademik maupun pendidikan profesional. Program ini juga memberi bekal kemampuan kepada peserta didik secara langsung atau tidak langsung untuk bekerja.

(64)

meningkatkan intelektual, kematangan emosional, dan sosial, (3) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (4) me-mahami, memecahkan, dan menelaah secara kritis dan rasional tentang perbedaan latar belakang budaya, masyarakat, bahasa, dan kepercayaan dalam masyarakat (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006).

2.3 Hipotesis

Hipotesis mengenai perbedaan kemampuan siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa kelas XI Program IPA dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik berkategori lebih dari cukup.

2. Kemampuan siswa kelas XI Program IPS dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik berkategori lebih dari cukup.

3. Kemampuan siswa kelas XI Program Bahasa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik berkategori baik.

4. Ada perbedaan kemampuan antara siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

(65)
(66)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena penelitian ini menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan tentang apa yang ingin kita ketahui (Margono, 2003: 105). Penelitian kuantitatif dimulai dengan berpikir deduktif untuk menurunkan hipotesis kemudian melakukan pengujian di lapangan. Tujuan penelitian kuantitatif, yaitu menguji teori, mengukuhkan fakta-fakta, dan mendeskripsikan hubungan-hubungan variabel (Margono, 2003: 45). Dalam penelitian ini, yang ingin dicapai adalah mendeskripsikan kemampuan dan perbedaan kemampuan siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007 dalam menulis karangan eksposisi berdasarkan grafik.

Data yang diperoleh berupa skor dari karangan eksposisi yang telah dikerjakan oleh siswa. Skor tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

(67)

Duce 2, terletak di Jl. Dr. Sutomo 16, Kecamatan Gondokusuman, Kotamadya Yogyakarta. Jumlah populasi siswa kelas XI sebanyak 116 terdiri dari empat kelas, yaitu satu kelas IPA, dua kelas IPS dan satu kelas Bahasa. Satu kelas IPA terdiri dari 24 siswa. Dua kelas IPS yaitu IPS1 dengan jumlah siswa 37, dan IPS2

jumlah siswa 37. Satu kelas Bahasa dengan jumlah siswa 18. Penelitian ini tidak menggunakan sampel karena seluruh populasi digunakan sebagai subjek penelitian. Di bawah ini adalah tabel distribusi populasi siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, tahun pelajaran 2006/2007.

Tabel 1

Distribusi Populasi Siswa Kelas XI Program IPA,IPS, dan Bahasa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2006/2007

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA 24

2 XI IPS1 37

3 XI IPS2 37

4 XI Bahasa 18

Jumlah Total 116

3.3Instrumen Penelitian

(68)

perbedaan kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi. Skor kemud ian diolah menjadi nilai jadi.

Grafik yang dipilih sebagai instrumen adalah grafik lingkaran. Grafik ini merupakan sebuah lingkaran yang dibagi menjadi beberapa bagian dengan menulisi persentase atau angka di setiap bagiannya. Grafik lingkaran secara khusus digunakan untuk memperlihatkan bagian-bagian dari suatu keseluruhan (Latuheru, 1988: 49). Grafik lingkaran berbeda dengan ketiga grafik lainnya karena tidak menggunakan sumbu vertikal maupun sumbu horisontal sebagai patokan sehingga grafik ini bersifat umum dan mudah dipahami untuk Program IPA, IPS, dan Bahasa.

Topik yang baik menurut Widyamartaya (1990: 15) adalah selaras dengan subjek. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas XI Program IPA, IPS, dan Bahasa SMA Stela Duce 2. Faktor yang dipertimbangkan adalah pengetahuan umum dan tingkat pendidikan. Selain keselarasan dengan subjek, pemilihan topik juga perlu mempertimbangkan waktu atau kesempatan. Topik untuk karangan pendek yang harus diselesaikan dalam waktu setengah jam tentu berbeda dengan topik untuk karangan panjang dengan waktu satu minggu.

(69)

pendidikan penduduk di DIY pada tahun 2005 dengan bantuan data-data yang ada di dalam grafik.

Petunjuk penulisan karangan sebagai berikut.

1. Tulislah nama, kelas, nomor urut di sudut kanan atas kertas folio!

2. Buatlah karangan eksposisi berdasarkan grafik beserta topik yang sudah disediakan!

3. Panjang karangan minimal tiga paragraf.

4. Waktu yang disediakan untuk menulis 90 menit. 5. Siswa diawasi oleh peneliti.

Grafik 5

Sumber: Kompas, 12 Desember 2006

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Langkah- langkah pengumpulan data sebagai berikut.

Gambar

tabel. Perlu juga diadakan penelitian yang meliputi faktor-faktor lain seperti
Grafik Siswa Kelas XI Program IPA  ............................... 65
Grafik Siswa kelas XI Program IPA…………………………..   65
Grafik 1 Perbandingan  Komponen Tanah yang Baik……………….36
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi tepung tulang ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) dapat mempengaruhi

1) Desain dan implementasi services provider untuk mendukung layanan web services push PDPT pada sistem informasi akademik Politeknik Negeri Lampung dapat

Untuk mengatasinya digunakan alat yang memakai prinsip pantulan dari cermin, dimana perubahan posisi cermin yang sangat kecil ( akibat perpanjangan batang) menyebabkan

Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan standardisasi nasional merupakan acuan bagi seluruh komponen bangsa (Pemerintah,

Pengakhiran kepailitan dapat terjadi karena pencabutan (Pasal 18 ayat (1) UUK dan PKPU), perdamaian yang berkekuatan hukum, atau karena telah

Berdasarkan hasil surve yang telah saya lakukan kepada Ny.Eni Puji sejak kehamilan umur 37 minggu 1 hari, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan

Penelitian tentang degree diameter problem menghasilkan dua kegiatan penelitian yang utama, yaitu mengkonstruksi graf berarah dengan ordo lebih besar dari ordo graf berarah yang

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tanggung jawab anak perempuan dalam keluarga dan implikasinya terhadap sistem kewarisan Adat Perpatih adalah karena masyarakat kurang berpuas