EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS
KARANGAN EKSPOSISI
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
oleh
Irna Rahayu
NIM 0907233
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran
Integratif terhadap Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi (Penelitian
Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding
School Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)” ini beserta seluruh isinya benar-benar
karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari
IRNA RAHAYU
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI
(Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI
SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd.
NIP 19620109 198703 2 002
Pembimbing II,
Dr. H. E. Kosasih, M.Pd.
NIP 19730426 200212 1 001
diketahui
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si
vii
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Masalah Penelitian ... 6
1. Identifikasi Masalah ... 6
2. Batasan Masalah ... 6
BAB II PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF A.Keterampilan Menulis ... 9
1. Pengertian Menulis ... 9
2. Tujuan Menulis ... 10
3. Manfaat Menulis ... 11
B.Karangan sebagai Hasil Keterampilan Menulis ... 12
1. Pengertian Karangan ... 12
2. Jenis-jenis Karangan ... 13
C.Karangan Eksposisi ... 16
1. Pengertian Karangan Eksposisi ... 16
2. Ciri-Ciri Karangan Eksposisi ... 17
4. Syarat-syarat Menulis Karangan Eksposisi ... 30
5. Langkah-Langkah Menulis Karangan Eksposisi ... 30
D.Model Pembelajaran Integratif ... 31
1. Pengertian Pembelajaran Integratif ... 32
2. Jenis-Jenis Pembelajaran Integratif ... 32
E. Anggapan Dasar ... 34
F. Hipotesis ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 51
C.Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 92
1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 92
2. Uji Normalitas ... 92
3. Uji Homogenitas ... 95
4. Uji Hipotesis ... 95
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97
ix
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
2. Kemampuan Siswa Kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School dalam Menulis Karangan Eksposisi Setelah Menggunkaan Model Pembejalaran Integratif ... 98 3. Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding
School dalam Menulis Karangan Eksposis di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 101
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.SIMPULAN ... 105 B.SARAN ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Prates Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa di Kelas
Eksperimen ... 51
Tabel 4.2 Pengelompokan Nilai Prates Kelas Eksperimen ... 53
Tabel 4.3 Hasil Prates Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa di Kelas Kontrol ... 54
Tabel 4.4 Pengelompokan Nilai Prates kelas Kontrol ... 55
Tabel 4.5 Hasil Pascates Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa di Kelas Kontrol ... 56
Tabel 4.6 Pengelompokan Nilai Pascates Kelas Eksperimen ... 57
Tabel 4.7 Hasil Prates Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa di Kelas Kontrol ... 58
Tabel 4.8 Pengelompokan Nilai Pascates Kelas Kontrol ... 59
Tabel 4.9 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Abdurrahman ... 62
Tabel 4.10 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Ghitays Fawwaz ... 65
Tabel 4.11 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Ihsan Maulana ... 67
Tabel 4.12 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Syis Fathurrahman ... 70
Tabel 4.13 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Abdurrahman ... 72
Tabel 4.14 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Adnan Yule Yusuf ... 74
Tabel 4.15 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Nunu Lugina ... 78
Tabel 4.16 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Achmad Chabib ... 80
Tabel 4.17 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Muhammad Pandji ... 82
Tabel 4.18 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Ihsan M Ramadhan .... 85
Tabel 4.19 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Ilman Nurdiansyah ... 87
xi
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Tabel 4.21 Hasil Observasi saat Menerapkan Model Pembelajaran Integratif ... 90
Tabel 4.22 Harga fa untuk Data Berdistribusi Normal ... 94
Tabel 4.23 Tabel Uji Normalitas prates Kelas Eksperimen ... 94
Tabel 4.24 Pengelompokan Nilai Prates Kelas XI.A dan XI.B ... 98
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pengelompokan Nilai Prates Kelas Eksperimen... 53
Grafik 4.2 Pengelompokan Nilai Prates kelas Kontrol ... 55
Grafik 4.3 Pengelompokan Nilai Pascates Kelas Eksperimen ... 58
xiii
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat-surat:
Surat Pengesahan Judul Skripsi
Surat Izin Penelitian
LAMPIRAN 2 Instrumen Penelitian:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 3 Hasil Penelitian:
Hasil Tulisan Siswa
Rubrik Penilaian Hasil Karangan Siswa
Pengolahan Data Penelitian
LAMPIRAN 4 Tabel Pendukung
Tebel Distribusi Normal Baku: o-z
ABSTRAK
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS
KARANGAN EKSPOSISI
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
Irna Rahayu 0907233
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School dalam menulis karangan eksposisi yang masih rendah, terbukti dengan hasil penilaian yang belum melampaui kriteria ketuntasan minimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid dalam menulis karangan eksposisi sebelum menggunakan model pembelajaran integratif, 2) kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid dalam menulis karangan eksposisi setelah menggunakan model pembelajaran integratif, 3) perbedaan antara kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid dalam menulis karangan eksposisi di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran integratif dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran integratif.
Peneliti menggunakan model pembelajaran integratif, yaitu model pembelajaran yang menggabungkan beberapa materi pelajaran dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan desain penelitian pretest-postest control group.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dari data hasil prates dan pascates menggunakan derajat kebebasan 41 diketahui harga ttabel dengan taraf signifikansi
5% atau taraf kepercayaan 95% adalah 1,683, sedangkan nilai thitung adalah 2,08.
Hal ini berarti thitung (2,08) > ttabel (1,683) sehingga disimpulkan bahwa hipotesis
kerja dapat diterima, yaitu penggunaan model pembelajaran integratif efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School.
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Abstrac
The research based on SMK Daarut Tauhiid Boarding School class XI's student skill in wring exposition essay which still low, proven by scoring result which not exceeded minimum criteria.
This research aims to determine: 1) SMK Daarut Tauhiid Boarding School class XI's student skill in writing expositin essay before using integrative teaching method, 2) SMK Daarut Tauhiid Boarding Scholl class XI's student skill in writing expositin essay after using integrative teaching method, 3) Significant difference between SMK Daarut Tauhiid Boarding School class XI's student skill in writing exposition essay in experiment class before and after using integrative teaching method in controlled class compared to class not using integrative teaching method.
Author using integrative teaching model, a teaching model which combine different teaching material in teaching process. Method which is used in this research is quasi experiment method with pretest-postest control group research design.
Based on hypothesized test from pre-test and post-test data results using the degrees of freedom 41 discovered ttable value with a significance level 5% and trust level 95% is 1,683, while the value of thitung is 2,08. This mean thitung (2,08) > ttable (1,683). Based on those test results we can conclude that hypothesized work is acceptable, namely the use of integrative teaching model effectively used in SMK Daarut Tauhiid Boarding School class XI exposition essay writing teaching.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa Indonesia, dalam kedudukannya sebagai bahasa kenegaraan,
merupakan bahasa pengantar dalam lembaga-lembaga pendidikan.
Semestinya hal tersebut menjadi fokus perhatian, pasalnya bahasa Indonesia
memiliki peranan yang cukup besar dalam pendidikan. Dalam proses
pembelajaran, komunikasi yang dilakukan oleh guru dan siswa dibiasakan
menggunakan bahasa Indonesia, termasuk di daerah-daerah yang masih
kental dengan bahasa daerah masing-masing. Penggunaan bahasa Indonesia
itu sendiri pun tidak hanya digunakan dalam bahasa lisan, bahasa tulisan pun
cukup berperan dalam proses pembelajaran sehingga siswa diharapkan
mampu menuangkan pikirannya ke dalam bentuk tulisan. Oleh sebab itu,
guru bahasa Indonesia memiliki kewajiban dalam meningkatkan kemampuan
itu sehingga bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dapat difungsikan
dengan baik.
Hal tersebut didukung pula oleh M. Bakri Natsir, seorang konsultan
pendidikan yang dalam kesempatan Raker SMK Daarut Tauhiid Boarding
School pada tanggal 26 Juni 2012 menyatakan bahwa bahasa Indonesia
semestinya mampu menjadi solusi aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran. Namun, hal tersebut nampaknya masih jauh dari
pengaplikasian. Salah satu buktinya adalah masih terdapat penggunaan
bahasa yang kurang efektif dalam bahan ajar, sehingga siswa kesulitan untuk
memahami materi ajar tersebut. Ketika bahasa Indonesia sudah mampu
menjadi solusi aktif, maka hal-hal tersebut dapat dihindari.
Fakta di lapangan, mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran
yang lain belum mampu dilaksanakan secara terpadu, jika tersebut dilakukan
akan timbul kekuatan untuk saling melengkapi satu sama lain.
Menulis merupakan hal tidak asing bagi setiap orang. Kecanggihan
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak sadar telah melakukan kegiatan menulis. Hal ini dapat dilihat dari
pembaharuan status pada jejaring sosial yang biasanya menggambarkan
kegiatan yang sedang dikerjakan, hal yang sedang dipikirkan, maupun
suasana hati yang sedang dirasakan. Contoh lain dapat dilihat di
halaman-halaman belakang buku catatan pelajaran siswa yang seringkali didapati
berbagai macam tulisan yang biasanya berisi keluhan atau pun ekspresi siswa
terhadap sebuah pembelajaran di kelas. Namun kemampuan menulis di media
teknologi (jejaring sosial) atau pun media lainnya ternyata tidak menjamin
seseorang mampu menulis untuk hal yang lebih positif. Artinya, ketika
individu dihadapkan pada kegiatan menulis karangan, misalnya menulis
karangan eksposisi, media dan gagasan tersebut belum mampu dimanfaatkan
sebagai media latihan untuk memaksimalkan keterampilan menulis seperti
yang dipelajari di sekolah. Menulis karangan dirasa lebih sulit dilakukan
karena hal ini menyangkut beberapa aspek yang perlu diperhatikan.
Kesulitan dalam menulis termasuk mengungkapkan gagasan secara
sistematik terjadi secara konsisten pada semua tingkat pendidikan dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi, padahal aktivitas menulis dalam
kehidupan sangat penting (Hartati, 2009). Keterampilan menulis merupakan
akumulasi dari berbagai keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini yang
menjadikan menulis dianggap menjadi salah satu keterampilan berbahasa
yang paling sulit untuk mencapai kata ideal yang pada akhirnya terjadilah
kelumpuhan dalam menulis. Lumpuh menulis karena hampir tak ada latihan
mengarang di sekolah (Ismail, 2010). Akumulasi pembelajaran menulis dari
berbagai keterampilan berbahasa yang lain menandakan bahwa pembelajaran
menulis merupakan pembelajaran yang terpadu. Tidak hanya dalam keempat
keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis pun sangat
dibutuhkan dalam mata pelajaran lain. Artinya, intergrasi pembelajaran
menulis tidak hanya dimanfaatkan pada intrabidang studi (integrasi internal),
namun pada integrasi antarbidang studi (integrasi eksternal) pula.
Hasil diskusi dengan beberapa siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding
pembelajaran menulis yang ada pun diberikan dengan metode yang kurang
diminati oleh siswa sehingga kemampuan siswa dalam menulis tidak tergali
dengan maksimal. Hal tersebut dibenarkan oleh guru mata pelajaran bahasa
Indonesia, Abdul Rojak, S.S. yang menegaskan bahwa siswa tidak terlalu
tertarik dengan pembelajaran menulis, selain karena metode pembelajaran
yang tidak bervatiatif, siswa pun sulit menuangkan pikirannya dalam bentuk
tulisan. Jika dibandingkan, dari kelima jenis karangan yang telah diajarkan,
siswa lebih mudah membuat karangan narasi dan deskripsi dibandingkan
dengan karangan persuasi, argumentasi atau karangan eksposisi. Hal tersebut
diakui siswa bahwa karakteristik karangan narasi lebih mudah dicerna,
dengan menceritakan kegiatan sehari-hari atau pengalaman menarik, siswa
telah dianggap mampu menulis sebuah karangan narasi. Berbeda dengan
menulis karangan eksposisi, siswa cenderung kesulitan menuangkan
pikirannya ke dalam bentuk tulisan, terlebih jika pengetahuan siswa tentang
apa yang akan ia tulis sangat sedikit.
Berkaitan dengan pembelajaran menulis yang terintegrasi ekternal,
peneliti memandang bahwa karangan eksposisi menjadi jenis karangan yang
sangat tepat untuk dijadikan objek penelitian. Hal ini karena karangan
eksposisi merupakan jenis karangan yang bertujuan untuk memamparkan dan
memberikan suatu informasi sehingga pembaca memiliki pengetahuan yang
baru tentang informasi yang diberikan (Semi, 2007:61)
Dengan mengintegrasikan pembelajaran menulis eksposisi dengan
mata pelajaran yang lain, siswa diharapkan lebih mudah menuangkannya ke
dalam bentuk tulisan karena telah dibekali pengetahuan dari mata pelajaran
tersebut. Misalnya siswa dapat menuangkan pengetahuannya tentang
teknologi komputer dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Selain
pembelajaran menulis dapat terpenuhi, siswa dapat mengulang kembali
pelajaran atau pengetahuannya tentang mata pelajaran lain sehingga siswa
menjadi semakin paham terhadap pelajaran tersebut
Berdasarkan pengamatan penulis, sampai saat ini peneliti belum
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran integratif. Penelitian yang sejenis mengenai pembelajaran
menulis karangan eksposisi sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Syariatu (2010) dengan judul “Pendekatan
Model Belajar Quantum dengan Gaya belajar VAK (Visualization
Auditory Kinestetic) untuk Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas X-3
dalam Menulis Karangan Eksposisi:Penelitian Tindakan Kelas pada
Siswa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010
2. Penelitian yang dilakukan oleh Afianti (2009) dengan judul “Penggunaan
Media VCD dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis
Karangan Eksposisi.Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X
SMAN 1 Cileunyi Tahun Ajaran 2008/2009.”
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2012) dengan judul
“Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi Menggunakan Media Foto Esai Jurnalistik: Penelitian Tindakan Kelas pada Kemampuan
Siswa Kelas X SMA Angkasa, Lanud Husein Sastranegara Tahun Ajaran
2011/2012.”
4. Penelitian yang dilakukan Tjandra (2011) dengan judul “Penerapan NLP
(Neuro Linguistic Programming) dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Eksposisi: Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa kelas X SMKN 3
Bandung.”
5. Penelitian yang dilakukan Maryani (2008) dengan judul “Menulis
Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Media Teks Wawancara
sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis:Penelitian Tindakan
Kelas terhadap Siswa Kelas X SMAN 14 Bandung Tahun Ajaran
2007/2008.”
6. Penelitian yang dilakukan oleh Indriyati (2009) dengan judul
“Peningkatan Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi dengan Metode
Demontrasi: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMAN
19 Bandung.”
Begitu pun dengan pembelajaran integratif, peneliti belum
pembelajaran integratif (antarstudi) yang memadukan pembelajaran menulis
karangan eksposisi dengan mata pelajaran yang lain. Ada pun pada penelitian
sebelumnya, model pembelajaran integratif dilakukan oleh Marliani (2008)
dengan judul “Model Pembelajaran Integratif dengan Berfokus pada
Penggunaan Kata-Kata Problematis dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Argumentasi : Penelitian Eksperimen di SMAN 3 Bandung Kelas X.”Hasil
penelitian tersebut menyebutkan model pembelajaran integratif dengan
berfokus pada kata problematis dalam pembelajaran menulis karangan
argumentasi dapat diterima dengan thitung(12,29) >ttabel(2,042), dengan kata
lain hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan kemampuan siswa yang
berarti dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi sebelum dan
sesudah diberikan model pembelajaran integratif yang berfokus pada
kata-kata problematis terbukti dan dapat diterima.
Selain itu ada pula penelitian yang dilakukan oleh Erwati (2008),
dengan judul “Efektivitas Pendekatan Integratif Intrastudi MMAS
(Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra) dalam Pembelajaran Menulis
Cerita Pendek.”Penelitian ini pun membuktikan bahwa pendekatan
pembelajaran integratif intrastudi dalam pembelajaran menulis cerita pendek
dapat diterima.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti memandang bahwa model
pembelajaran integratif merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran menulis khususnya pembelajaran eksposisi, yaitu
dengan memanfaatkan mata pelajaran lain sebagai sarana pendukung proses.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu penelitian yang mendalam mengenai
persoalan-persoalan tersebut. Dengan demikian, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Integratif terhadap
Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi: Penelitian Eksperimen Semu
Terhadap Siswa Kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Masalah Penelitian
Rincian masalah penelitian ini terdiri atas identifikasi masalah,
batasan masalah, dan rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai
berikut.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Siswa merasa kesulitan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan
melalui tulisan.
b. Kemampuan siswa dalam memaparkan sebuah pikiran dalam paragraf
eksposisi masih terbatas.
c. Guru belum mampu memaksimalkan model pembelajaran integratif
dalam pembelajaran menulis
2. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran menulis yaitu menulis
karangan eksposisi pada siswa sekolah menengah kejuruan menggunakan
model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang digunakan
adalah model pembelajaran integratif yang memanfaatkan mata pelajaran
produktif pada jurusan teknik komputer jaringan (TKJ).
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding
School dalam menulis karangan eksposisi sebelum menggunakan
model pembelajaran integratif?
b. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding
School dalam menulis karangan eksposisi setelah menggunakan model
pembelajaran integratif?
c. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas
XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School dalam menulis karangan
model pembelajaran integratif dengan kelas kontrol yang tidak
menggunakan model pembelajaran integratif.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Menggambarkan kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid
Boarding School dalam menulis karangan eksposisi sebelum
menggunakan model pembelajaran integratif.
b. Menggambarkan kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid
Boarding School dalam menulis karangan eksposisi setelah
menggunakan model pembelajaran integratif.
c. Menggambarkan perbedaan antara kemampuan siswa kelas XI SMK
Daarut Tauhiid Boarding School dalam menulis karangan eksposisi di
kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran integratif dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan
model pembelajaran integratif.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat banyak, baik dari segi teoretis maupun
dari segi praktis. Secara terperinci, manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkap teori
pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran integratif.
2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan
model pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pada
pembelajaran menulis karangan eksposisi.
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi
guru untuk menentukan model pembelajaran yang inovatif dalam
menunjang keberhasilan pembelajaran dan mengatasi
permasalahan di dalam kelas.
2. Hasil dari penelitian ini, siswa diharapkan memperoleh
pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat
meningkatkan keterampilan menulis, khususnya menulis karangan
eksposisi.
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi model
pembelajaran menulis yang bisa dipahami dan diikuti oleh para
pembaca.
E. Definisi Operasional
Menghindari munculnya berbagai penafsiran, penulis menjelaskan
definisi operasional sebagai berikut.
1. Keterampilan menulis eksposisi merupakan kemampuan menuangkan
pikiran, perasaan dan pengalaman ke dalam sebuah tulisan yang
bertujuan untuk memaparkan dan memberikan informasi kepada
pembaca.
2. Model pembelajaran integratif merupakan model pembelajaran yang
menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam proses pembelajaran.
Mata pelajaran yang akan dipadukan dalam pembelajaran menulis ini
adalah pelajaran yang berkaitan dengan jurusan Teknik Komputer
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
kuasi (semu). Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki
kelompok kontrol, namun tidak sepenuhnya dapat berfungsi untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
(Sugiyono, 2012: 114).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pretest-posttest Control Group (kelompok kontrol prates dan pascates). Menurut
Sugiyono (2012:112) desain penelitian kelompok kontrol prates dan pascates
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kelompok Kontrol Prates dan Pascates
(Prates-Pascates Control Group)
Kelompok Prates Perlakuan Postest
I O1 X O2
R O3 - O4
Keterangan:
I : kelas eksperimen
R : kelas kontrol atau pembanding
O1 : kemampuan menulis siswa dalam menulis karangan eksposisi di kelas
eksperimen sebelum dilakukan perlakuan
O2 : kemampuan menulis siswa dalam menulis karangan eksposisi di kelas
eksperimen setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
integratif
X : perlakuan atau pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
O3 : kemampuan menulis siswa dalam menulis karangan eksposisi di kelas
kontrol (pembanding) sebelum dilakukan perlakuan
O4 : kemampuan menulis siswa dalam menulis karangan eksposisi di kelas
eksperimen tanpa diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
integratif
Desain penelitian di atas, menggunakan dua kelompok objek penelitian,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok ini
dipilih secara random kemudian diberi tes awal untuk mengetahui keadaan
awal dan mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa penerepan
model pembelajaran integratif dalam pembelajaran menulis karangan
eksposisi.
B. Objek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitin dilakukan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School yang
bertempat di Jl. Gegerkalong Girang Kompleks Setiabudi Indah Kav.
25-26 Bandung. Lokasi ini dipilih berdasarkan kebutuhan peneliti untuk
melakukan penelitian mengenai keterampilan menulis eksposisi. SMK
Daarut Tauhiid Boarding School ini merupakan sekolah kejuruan yang
berbasis keislaman, serta dilengkapi dengan fasilitas asrama, sehingga
seluruh siswa yang belajar di SMK DTBS ini ditempatkan di asrama.
Peneliti memilih SMK Daarut SMK Daarut Tauhiid sebagai lokasi
penelitian karena karakteristik sekolah tersebut yang berupa sekolah
berasrama (boarding) dengan berbagai peraturan yang mengikat siswa
sehingga memungkinkan adanya perbedaan pola maupun hasil
pembelajaran dengan sekolah pada umumnya.
SMK Daarut Tauhud Boarding School kini memiliki dua jurusan,
yaitu Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Jurusan Akuntansi
setelah selama empat tahun hanya memiliki jurusan TKJ saja. Dari hasil
cukup kesulitan dalam membedakan dan membuat sebuah karangan,
sehingga dengan adanya kompetensi keahlian tertentu diharapkan para
siswa dapat memanfaatkannya sebagai media pembelajaran menulis
karangan, khususnya karangan eksposisi.
2. Populasi
Berdasarkan pertimbangan kesesuian materi yang akan diteliti,
populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI. Penulis menggunakan
populasi siswa kelas XI di SMK Daarut Tauhiid Boarding School yang
berjumlah dua kelas yaitu kelas XI A dan kelas XI B. Peneliti memilih
siswa SMK Daarut Tauhiid sebagai populasi berdasarkan tingkat
kemampuan menulis siswa yang masih dianggap kurang serta pola
pembelajaran yang berbasis pesantren sehingga memungkinkan adanya
perbedaan dengan sekolah pada umumnya.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
Populasi Jumlah Jumlah
Keseluruhan Laki-laki Perempuan
Siswa Kelas XI-A 27 - 27
Siswa Kelas XI-B 26 - 26
3. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan merandom populasi. Sampel
diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut (Sugiyono, 2012: 120). Berdasarkan populasi yang dipaparkan di
atas, sampel yang digunakan pun merupakan populasi dari kelas XI yaitu
kelas XI B sebagai kelas eksperimen dan kelas XI A sebagai kelas kontrol
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Teknik Penelitian 1. Tes
Menurut Arikunto (2010:193) tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Berkenaan dengan itu, Sukardi (2004: 138) menyatakan pula bahwa tes
merupakan prosedur sistematik individual yang dites direpresentasikan
dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke
dalam angka. Ia menamambahkan, dengan tes seorang peneliti dapat
mengukur konstruk yang diinginkan.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menggunakan tes tulis untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi. Tes
dilakukan dalam bentuk awal (pretest) dan test akhir (posttest) pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes awal dilakukan untuk melihat
kemampuan siswa sebelum diterapkan model pembelajaran integratif, dan
tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan siswa setelah diterapkan
model pembelajaran integratif di kelas eksperimen. Sedangkan di kelas
kontrol dilakukan tes awal dan tes akhir tanpa mendapatkan perlakuan
model pembelajaran integratif.
2. Observasi
Hadi dalam Sugiyono (2012:203) menyatakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis, dua di antara yang terpenting
adalah proses pengamatan dan ingatan. Ia menambahkan bahwa teknik
ini digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,proses
kerja, gejala-gejala alam dan apabila responden yang diamati tidak terlalu
besar.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menggunakan teknik
observasi dalam melakukan pengamatan terhadap perilaku dan
menggunakan model pembelajaran integratif. Kegiatan observasi ini
lebih dikhususkan pada kelas eksperimen, yang dilakukan pada saat
peneliti memberikan perlakuan model pembelajaran integratif. Adapun
aspek-aspek perilaku dan kemampuan siswa yang diobservasi adalah
sebagai berikut.
1) Perhatian siswa terhadap guru ketika memberikan penjelasan
mengenai materi yang akan dipelajari.
2) Keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab ketika proses
pembelajaran.
3) Siswa dapat diarahkan ketika pembelajaran berlangsing
4) Peran aktif dan antusias siswa ketika pembelajaran berlangsung.
5) Kemampuan siswa dalam membuar kerangka karangan dengan model
pembelajaran integratif.
6) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kerangka karangan
eksposisi dengan model pembelajaran integratif.
7) Siswa lebih mudah mempraktikan model pembelajaran integratif
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik penelitian di atas, maka instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lembar soal dan format penilaian observasi.
1. Tes
Adapun soal yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
a. Lembar soal tes awal
Tabel 3.3
Lembar Soal Awal Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi
Kelas Eksperimen
ketepatan jenis karangan
kejelasan fakta
kepaduan paragraf
keefektifan kalimat
ejaan dan tanda baca
Buatlah karangan eksposisi,
dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
ketepatan jenis karangan
kejelasan fakta
kepaduan paragraf
keefektifan kalimat
ejaan dan tanda baca
b. Lembar soal tes akhir
Tabel 3.4
Lembar Soal Tes Akhir Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi
Kelas Eksperimen
integratif yang telah kalian
dapatkan, dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
ketepatan jenis karangan
Buatlah karangan eksposisi
berdasarkan model pembelajaran
yang telah kalian dapatkan di
dalam kelas, dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
kejelasan fakta
kepaduan paragraf
keefektifan kalimat
ejaan dan tanda baca
kejelasan fakta
kepaduan paragraf
keefektifan kalimat
ejaan dan tanda baca
c. Format Penilaian
Pedoman penilaian yang digunakan peneliti untuk menilai hasil
karangan eksposisi siswa diturunkan dari ciri-ciri karangan eksposisi
yang terdapat pada teori BAB II yang dipadukan dengan kaidah
penulisan dan tata bahasa yang baik dan benar.
Berikut pedoman penilaian kemampuan menulis karangan
eksposisi dalam bentuk tabel.
Tabel 3.5
Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
e. Ejaan dan
Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Catatan:
a. Kolom aspek yang dinilai diisi dengan angka yang sesuai dengan
kriteria berikut.
1 = kurang baik
2 = cukup/sedang
3 = baik
4 = sangat baik
b. Nilai akhir merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator aspek yang
dijumlahkan dengan rumus berikut.
2. Format Observasi
Tabel 3.7
Lembar Observasi
Ketika Menerapkan Model Pembelajaran Integratif dalam Menulis Karangan Eksposisi
No Aspek-Aspek yang Diamati Baik Cukup Kurang
1
Siswa memperhatikan ketika guru
memberikan penjelasan mengenai materi
yang akan dipelajari.
2 Siswa aktif bertanya dan menjawab ketika proses pembelajaran.
3 Siswa dapat diarahkan ketika pembelajaran berlangsung.
4 Siswa berperan aktif dan antusias ketika pembelajaran berlangsung.
5
Siswa dapat membuat kerangka karangan
eksposisi dengan model pembelajaran
7
Siswa dapat mengembangkan kerangka
karangan eksposisi dengan model
pembelajaran integratif
8
Siswa lebih mudah mempratikan model
pembelajaran integratif dalam membuat
karangan eksposisi.
E. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data
selesai. Data yang dimaksud adalah data yang terkumpul dari hasil prates dan
pascates keterampilan menulis karangan eksposisi menggunakan model
pembelajaran integratif.
Data yang telah diperoleh akan dianalisis dan digunakan untuk menjawab
pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Pengolahan data bertujuan
untuk mengubah data mentah menjadi data yang lebih spesifik.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah
sebagai berikut.
a. Menganalisis hasil tulisan siswa berupa karangan eksposisi dari setiap
aspek yang dinilai. Memberikan skor (penskoran) terhadap hasil kerja
siswa dari hasil tes awal dan tes akhir menulis karangan eksposisi.
b.Mengubah skor prates dan pascates siswa dengan menggunakan rumus:
c. Membuat tabel nilai rata-rata siswa dari seluruh penilai baik nilai prates
maupun pascates
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.8
Kategori Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi
Skala Nilai Kategori
85 – 100
70 – 84
55 – 69
40 – 54
<40
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
(Kurniawan, 2012: 186-188)
e. Mengkategorikan hasil nilai rata-rata siswa berdasarkan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) pelajaran bahasa Indonesiadi SMK Daarut Tauhiid
Boarding School, yaitu 75.
f. Uji reliabilitas antarpenimbang.
Uji realibilitas antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui
tingkat reliabilitas penilaian antara penguji yang satu dengan penguji yang
lain. Penghitungan realibilitas instrumen ini terdiri atas beberapa langkah,
yaitu:
1) Menghitung jumlah kuadrat siswa
2) Menghitung kuadrat penguji
3) Menghitung jumlah kuadrat total
4) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan
SSkk∑d2kk = 2
SSt∑dt2 =
SSp∑d2p =
Setelah data dihitung, data dimasukkan ke dalam tabel ANAVA
(Analisys Of Varians)
Tabel 3.9
Format ANAVA (Analisys Of Varians)
Variasi SS Dk Varians
Siswa SSt∑dt2 N-1 (Vt)
Penguji SSp∑d2p K-1 -
Kekeliruan SSkk∑d2kk (N-1) (K-1)
Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan rumus:
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
Vt = varian dari testi (siswa)
Vkk = varian dari kekeliruan
Setelah itu, disesuaikan dengan tabel Guilford
Tabel 3.10
Tabel Guilford
Nilai Kualitas Korelasi
0,00 – 0,199 sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup
0,60 - 0,799 Kuat
0,80-1,000 sangat kuat
(Sugiyono, 2012:257)
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu g. Uji Normalitas dan Homogenitas
Dalam menentukan teknik statistik yang akan dipakai peneliti terlebih
dahulu menguji normalitas dan homogenitas tes awal dan tes akhir terkait
dengan performa siswa pada kedua kelompok antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut langkah-langkah yang akan
dilakukan.
1) Uji Normalitas
Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji normal
tidaknya data yang didapatkan adalah sabagai berikut.
(a)Menentukan mean =
(b)Menentukan simpang baku (standar deviasi)
(c)Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi dengan
rumus:
Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil
Banyaknya kelas (Bk) = 1 + 3,3 log n
Panjang kelas
Derajat kebebasan = k – 3
(d)Menggunakan rumus chi-kuadrat untuk memperoleh thitung
dengan rumus:
Ket.: Oi = Frekuensi observasi atau pengamatan
Ei = Frekuensi ekspektasi
Berdasarkan rumus-rumus di atas, menurut Subana dan
Sudrajat (2005: 124) data dikatakan normal jika nilai chi-kuadrat
dengan derajat kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval
dikurangi 3 (dk = k – 3). Jika diperoleh harga X2 (thitung) < X2
(ttabel), pada taraf nyata α tertentu, maka dapat dikatakan bahwa data
berdistribusi normal. Jika X2 (thitung) > X2 (ttabel), maka dapat
dikatakan bahwa data tidak berdistribusi tidak normal.
Cara menghitung uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes
akhir dengan menggunakan rumus:
Ket.: Fhitung = Nilai yang dicari
Vb = Varian terbesar
Vk = Varian terkecil
Data yang dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel.
(Nurgana, 2012: 62)
h. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dapat
ditentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Apabila skor prates dan
pascates terkait performa siswa dalam berbicara berdistribusi normal dan
homogen, maka untuk menguji hipotesis dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mencari rata-rata dari kelas pembanding dan kelas eksperimen dari
kegiatan prates dan pascates.
2) Mencari jumlah deviasi dari setiap nilai x1 dan x2, y1 dan y2
3) Mengitung thitung
4) Menentukan db dengan rumus =
5) Menentukan dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dan derajat kebebasan
yang telah dicari sebelumnya
6) Pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan hipotesis:
H0 ditolak dan H1 diterima jika thitung > ttabel
106
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneiti akan menyimpulkan beberapa hal
yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai model pembelajaran integratif dalam
menulis karangan eksposisi terhadap siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid Boarding School.
Penenlitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1)
bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi sebelum menggunakan
model pembelajaran integratif; 2) bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan
eksposisi setelah menggunakan model pembelajaran integratif; 3) apakah ada perbedaan yang
signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi di kelas eksperimen
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran integratif dengan kelas kontrol yang
tidak menggunakan model pembelajaran integratif.
Kemampuan siswa kelas XI SMK Daarut Tauhiid dalam menulis karangan eksposisi
sebelum diterapkannya model pembelajaran integratif mendapatkan nilai rata-rata 60 di kelas
eksperimen dan 63 di kelas kontrol. Nilai tertinggi yang didapatkan pada saat pelaksanaan
prates di kelas eksperimen adalah 74 dan nilai terendah 38. Sedangkan di kelas kontrol, nilai
tertinggi yang didapatkan adalah 82 dan nilai terendah 36, sehingga dapat dikatakan nilai
yang didapatkan siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol sebelum
diterapkannya model pembelajaran intergratif berada pada kategori nilai sangat kurang
hingga baik.
Kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi setelah diterapkannya model
pembelajaran integratif di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol yang tidak menerapkan
model pembelajaran integratif mengalami peningkatan. Di kelas eksperimen yang
mendapatkan perlakukan model pembelajaran integratif, siswa mendapatkan nilai rata-rata 84
dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60. Sedangkan di kelas kontrol yang tidak
mendapat perlakuan model pembelajaran integratif, nilai rata-rata yang didapatkan adalah 80,
107
yang mendapat perlakuan model pembelajaran integratif mendapatkan nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan model pembelajaran
integratif. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan siswa
dalam menulis karangan eksposisi di kelas eksperimen sebelum dan sesudah mendapat
perlakuan model pembelajaran integratif dengan kelas kontrol yang tidak mendapat
perlakuan model pembelajaran integratif.
Hasil penelitian tersebut didapat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan
melakukan uji statistik berupa uji relibilitas, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis kerja diterima atau ditolak, maka didapatlah hasil uji
hipotesis yang dilakukan antara data hasil prates dan data hasil pascates, yaitu didapat thitung
sebesar 2,08. Sedangkan ttabel dengan derajat kebebasan 41 dan taraf signifikansi 5% adalah
1,683 sehingga thitung (2,08) > ttabel (1,683), maka perbedaan antara nilai prates dan pascates
terbukti signifikan dan hipotesis kerja dapat diterima. Dengan demikian model pembelajaran
integratif efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi pada siswa
SMK.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran yang
diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi penelitian selanjutnya maupun bagi
dunia pendidikan. Saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut.
1. Guru dapat menggunakan dan memanfaatkan model pembelajaran integratif sebagai
alternatif dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran integratif ini memberikan peningkatan
yang signifikan dalam proses pembelajaran menulis.
2. Dalam memanfaatkan model pembelajaran integratif, guru dapat menentukan berbagai
teknik untuk lebih memotivasi siswa agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Selain
itu dengan teknik yang bervariasi, siswa tidak akan merasa jenuh jika diterapkan dalam
pembelajaran yang lain.
3. Pada penelitian ini, model pembelajaran integratif hanya diterapkan pada pembelajaran
108
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penerapan model pembelajaran integratif dalam pembelajaran lainnya untuk
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S., dkk. (1996). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A. C. dan Senny, S.A. (2007). Pokonya menulis. Bandung: Kiblat.
Anna, L. K. (2013). Vitamin C Mampu Bunuh Bakteri TB Kebal Obat. [Online].
Tersedia di:
http://health.kompas.com/read/2013/05/23/07203017/Vitamin.C.Mampu.Bunu
h.Bakteri.TB.Kebal.Obat. Diakses 29 Juli 2013.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sekolah Menengah Atas: Pedoman Pengembangan Portofolio untuk Penilaian.
Jakarta: Depdikbud.
Hartati, T. (2009). Penerapan Pendekatan Conferencing dalam Pembelajaran Menulis
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar,11, hlm. 47-53.
Herwono. (2005). Quantum Writing: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang
Munculnya Potensi Menulis. Bandung: Mizan Pustaka.
Ismail, T. (2010). Banyak Membaca Buku dan Terus Berlatih Menulis: Mengejar
Ketertinggalan Lebih Setengah Abad lamanya. Makalah pada Seminar
Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia GBSI-Hima Satrasia, Bandung.
Keraf, G. (1987). Deskripsi dan Eksposisi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kosasih, E. (2002). Kompetensi Ketatabahasaan Cermat Berbahasa Indonesia.
Bandung: CV Yrama Widya.
Kurniawan, K. (2012). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Irna Rahayu, 2014
Efektivitas model pembelajaran integratif terhadap kemampuan menulis Karangan eksposisi
Marliani. (2008). Model Pembelajaran Integratif dengan Berfokus pada Penggunaan
Kata-Kata Problematis dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi :
Penelitian Eksperimen di SMAN 3 Bandung Kelas X. (Skripsi). Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Maryani. (2008). Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Media Teks
Wawancara sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan menulis: Penelitian
Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMAN 14 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008”. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nurgana, E. (1985). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Permadi.
Rosyadi, A. R. (2008). Menjadi Penulis profesional dan Mudah. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Santana, S. (2007). Menulis itu Ibarat Ngomong. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Semi, A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Subana,dkk. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Tarigan, D. dan Tarigan, H.G. (1986). Teknik Pengajaran keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Vianingsih, O. (2013). Makalah Metode Pembelajaran Integratif. [Online]. Tersedia
Winata, Rocky. (2012). Contoh karangan Deskripsi, narasi, Argumentasi, Eksposisi,
dan Persuasi. [Online]. Tersedia di:
http://rockywinata.wordpress.com/2013/05/12/contoh-karangan-lengkap-
deskripsi-narasi-eksposisi-argumentasi-dan-persuasi-paling-bagus-menarik-terbaru/. Diakses 20 Juli 2013.
Yunan. (2013). Mungkinkah Mengubah Mars menjadi Bumi Bumi Baru. [Online].
Tersedia di:
http://sains.kompas.com/read/2013/04/16/16324149/Mungkinkah.Mengubah.
Mars.Menjadi.Bumi.Baru. Diakses 29 Juli 2013.
(2005). Selamat Datang di Situs Pesantren Al-Ahmadiyah. [Online]. Tersedia di:
http://www.alhamidiyah.com/. Diakses 29 Juli 2013
(2011). Resep Cah Kangkung. [Online]. Tersedia di:
http://www.caradantips.com/2012/11/resep-cah-kangkung.html#. Diakses 29
Juli 2013.
(2011). Karangan-Paragraf Eksposisi Contoh-Pengertian. [Online]. Tersedia di:
http://mbegedut.blogspot.com/2011/10/karangan-paragraf-eksposisi-contoh.html. Diakses29 Juli 2013.
(2012). Metode Tematik Integratif Bukan Hal Baru. [Online]. Tersedia di:
http://www.tp.ac.id/berita-pendidikan/metode-tematik-integratif-bukan-hal-baru. Diakses 29 Juli 2013.
(2013). Subjek: Bahasa Indonesia Materi: Paragraf. [Online]. Tesedia di:
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf.