• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Partai Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Partai Politik"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KOTA MEDAN

A. Letak Geografis

Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara juga kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3°30'-3°43' Lintang Utara dan 98°35'-98°44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Letak geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.35

(2)

Tabel 2.1:

Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

1 Medan Tuntungan 20,68 7,80

2 Medan Selayang 12,81 4,83

3 Medan Johor 14,58 5,50

4 Medan Amplas 11,19 4,22

5 Medan Denai 9,05 3,41

6 Medan Tembung 7,99 3,01

7 Medan Kota 5,27 1,99

8 Medan Area 5,52 2,08

9 Medan Baru 5,84 2,20

10 Medan Polonia 9,01 3,40

11 Medan Maimun 2,98 1,13

12 Medan Sunggal 15,44 5,83

13 Medan Helvetia 13,16 4,97

14 Medan Barat 6,82 2,57

15 Medan Petisah 5,33 2,01

16 Medan Timur 7,76 2,93

17 Medan Perjuangan 4,09 1,54

18 Medan Deli 20,84 7,86

19 Medan Labuhan 36,67 13,83

20 Medan Marelan 23,82 8,89

21 Medan Belawan 26,25 9,90

Jumlah 265,10 100

(3)

B. Demografi Penduduk

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penduduk penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk) Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.36

Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan

(4)

Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.

(5)

Tabel 2.2:

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2009

No Kecamatan Laki Laki Perempuan Jumlah

1. Medan Tuntungan 34.153 35.919 70.073

2. Medan Johor 57.495 58.725 116.220

3. Medan Amplas 57.127 58.029 115.156

4. Medan Denai 69.746 70.194 139.939

5. Medan Area 53.866 55.386 109.253

6. Medan Kota 41.298 42.994 84.292

7. Medan Maimun 28.212 29.646 57.859

8. Medan Polonia 26.389 27.038 53.427

9. Medan Baru 20.822 23.394 44.216

10. Medan Selayang 42.434 43.244 85.678 11. Medan Sunggal 54.452 56.216 110.667 12. Medan Helvetia 71.713 73.662 145.376 13. Medan Petisah 32.795 35.325 68.120

14. Medan Barat 38.513 40.585 79.098

15. Medan Timur 56.201 57.673 113.874

16. Medan Perjuangan 51.752 53.950 105.702 17. Medan Tembung 70.628 71.158 141.786

18. Medan Deli 75.246 74.830 150.076

19. Medan Labuhan 53.522 53.399 106.922 20. Medan Marelan 64.183 62.436 126.619 21. Medan Belawan 48.908 47.791 96.700

(6)

Tabel 2.3:

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2009

Golongan Umur Laki Laki Perempuan Jumlah

0-4 85.479 92.031 177.510

5-9 92.938 95.831 188.769

10-14 93.816 101.718 195.534

15-19 112.384 102.112 214.496

20-24 118.376 123.835 242.211

25-29 101.077 105.293 206.370

30-34 85.089 72.358 157.447

35-39 75.751 88.369 164.120

40-44 77.067 77.986 155.053

45-49 57.601 51.876 109.477

50-54 47.369 52.936 100.305

55-59 36.150 38.715 74.865

60-64 27.363 23.351 50.714

65-69 21.220 19.092 40.312

70-74 11.793 13.230 25.023

75+ 5.984 12.863 18.847

Jumlah 1.049.457 1.071.596 2.121.053

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan C. Latar Belakang Historis

Kotamadya Medan awalnya adalah sebuah perkampungan kecil yang dinamakan kampung Medan Putri. Letaknya berada di antara pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura dan termasuk wilayah XII Kuta Hamparan Perak.37 Hadirnya perkebunan tembakau di wilayah Sumatera Timur telah membawa

37 Tengku Lukman Sinar. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Litbang Seni Budaya Melayu. 1991. hal.

(7)

perubahan yang signifikan baik dari segi ekonomi, sosial, dan demografi. Keuntungan yang didapat dari perkebunan tembakau begitu besar sehingga mempengaruhi perkembangan perekonomian di Sumatera Timur. Keuntungan itu tidak hanya dirasakan oleh pihak pengusaha perkebunan saja tetapi juga dirasakan oleh pihak sultan dan raja-raja yang berkuasa di Sumatera Timur.

Keuntungan yang didapat berkat hadirnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur telah mengangkat kondisi sosial-ekonomi pihak penguasa Sumatera Timur. Sebelum kedatangan Belanda, para raja hidup dalam keadaan melarat. Setelah kedatangan Belanda, gaya hidup pihak penguasa Sumatera Timur pun berubah. Mereka tidak melewatkan sedikt waktu pun untuk mengadakan pesta-pesta mewah untuk menyambut tamu-tamu Eropa. Selain itu, banyak orang dari luar wilayah Sumatera Timur datang ke wilayah ini untuk mencari nafkah sehingga mempengaruhi demografi Sumatera Timur pada saat itu.

Seiring dengan perkembangan perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pihak pengusaha perkebunan mulai memperkerjakan kuli-kuli Cina. Awalnya pihak pengusaha mempekerjakan penduduk asli, yaitu Batak dan Melayu, tetapi karena mereka cenderung malas bekerja maka pihak pengusaha tidak mempekerjakan penduduk asli lagi. Namun pada akhirnya pihak pengusaha mendatangkan kuli-kuli yang berasal dari Jawa dan India dengan sistem kontrak. Dengan demikian komposisi penduduk wilayah Sumatera Timur tidak hanya didiami oleh penduduk asli tetapi juga didami oleh suku-suku pendatang, seperti Jawa, Cina, India, dan suku Batak Toba yang datang ke Sumatera Timur untuk mencari nafkah.

(8)

Chartered Bank pada tahun 1888 yang disusul oleh dibukanya kantor

Nederlandsche Handel Maatschaappij pada tahun 1892. Perkembangan

perekonomian yang begitu pesat menyebabkan dibukanya Belawan sebagai pelabuhan internasional. Ketika Medan dijadikan Ibukota Karesidenan Sumatera Timur, tumbuh kampung-kampung yang baru: Kampung Petisah Hulu, Kampung Petisah Hilir, Kampung Kesawan, dan Kampung Sungai Rengas. Kampung-kampung ini dikepalai oleh seorang kepala Kampung-kampung di bawah komando Kontrolir di Labuhan. Kampung Petisah Hulu disatukan dengan Petisah Hilir yang dikepalai oleh seorang Kepala Kampung. Kemudian, tumbuh lagi kampung yang baru, yaitu: Kampung Aur dan Kampung Keling yang dikepalai oleh wakil Kepala Kampung.38

Pada tahun 1918 status Medan beralih dari status ibukota Karesidenan Sumatera Timur menjadi status Gementee (Kotapraja), tetapi kota Maksum dan Sungai Kera tidak termasuk ke dalam wilayah Kotapraja. Kedua wilayah itu tetap berada dalam kekuasaan Sultan Deli. Walikota Kotapraja Medan pada saat itu adalah Baron Daniel Mackay. Selain itu, muncul pula tempat pemukiman baru yang letaknya terpisah dari penduduk pribumi dan berdiam secara eksklusif. Tempat pemukiman itu ditujukan untuk orang-orang Eropa dan orang-orang Cina. Bahkan di kalangan penduduk pribumi ada juga yang membentuk kelompoknya sendiri seperti kampung Mandailing. Pada masa itu penduduk Medan berjumlah 43.826 jiwa. Hal ini disebabkan penduduk pribumi telah bercampur-baur dengan pendatang asing seperti orang Eropa, orang Cina, dan orang Asia lainnya.

Selanjutnya Medan mengalami perkembangan yang begitu pesat baik dari segi ekonomi maupun pemerintahan. Setelah Indonesia merdeka, Kota Medan menjadi kota otonom yang berada di bawah pengawasan Gubernur Sumatera. Hal ini sesuai dengan ketetapan Gubernur No.103 pada tanggal 17 Mei 1946 mengenai pembentukan 15 kota otonom. Ketika Negara Sumatera Timur (NST)

(9)

terbentuk, Medan dijadikan Stadsgemente.39 Seiring dengan terbentuknya Provinsi Sumetara Utara maka pemerintahan Negara Sumatera Timur pun dihapuskan. Provinsi Sumatera Utara yang telah terbentuk itu meliputi wilayah Karesidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli dengan Medan sebagai pusat pemerintahannya. Tetapi pembentukan Provinsi Sumatera Utara menuai protes dari kalangan masyarakat Aceh yang menginginkan wilayah Aceh menjadi satu provinsi yang otonom dan tetap tunduk pada pemerintah pusat. Setelah melalui perundingan, maka pada tahun 1956 Aceh tidak lagi menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara.

Dengan demikian, terjadi perubahan jumlah Daerah Otonom tingkat II, yaitu 10 Kabupaten, 3 Kota besar termasuk Kota Medan, dan 3 kota kecil lainnya. Melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU ditetapkan bahwa sejak 21 September 1951, daerah kota Medan diperluas tiga kali lipat dengan mengambil wilayah Kabupaten Deli dan Serdang. Keputusan tersebut disusul oleh Maklumat Walikota Medan nomor 2 tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan Medan, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat, dan Kecamatan Medan Baru. Empat kecamatan tersebut memiliki 59 Kepenghuluan.

Dalam perkembangan selanjutnya Medan yang telah menjadi Kotamadya, mengalami perluasan daerah. Melalui Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1973 ditetapkan bahwa beberapa wilayah yang sudah menjadi bagian dari Kabupaten Deli Serdang, dimasukkan ke dalam wilayah Kotamadya Medan, sehingga Medan memiliki 11 Kecamatan dan 116 Kelurahan. Kemudian, melalui sebuah surat persetujuan dari Mendagri pada tahun 1986, Kelurahan yang ada di Kotamadya Medan ditambah menjadi 144 Kelurahan. Melalui Peraturan Pemerintah RI No. 59 tahun 1991 tentang pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara,

39 Pemerintah Kota Medan. Sejarah Kota Medan. http://www.pemkomedan.go.id/selayang_sejarah.php.

(10)

maka Kecamatan yang ada di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dimekarkan menjadi 19 Kecamatan. Kemudian dua wilayah di Kotamadya Medan dimekarkan menjadi wilayah Kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.35 tahun 1992 tentang pembentukan Kecamatan di Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan tersebut, Kecamatan di Kotamadya Medan yang semula berjumlah 19 menjadi 21 Kecamatan. Dua Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut adalah Kecamatan Medan Marelan dengan 4 Kelurahan dan Kecamatan Medan Perjuangan dengan 9 Kelurahan.

D. KPU Kota Medan

Salah satu kebijakan dalam bidang politik dalam negeri yang tercantum dalam Ketetapan MPR–RI Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN Tahun 1999-2004 adalah menyelenggarakan Pemilihan Umum secara berkualitas dengan partisipasi rakyat seluas-luasnya atas dasar prinsip demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan beradab yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggaraan Independen dan Non Partisan selambat – lambatnya pada tahun 2004. Mengingat Pemilihan Umum merupakan salah satu program Nasional yang harus dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara kontinu, maka diperlukan Institusi yang mempunyai wewenang secara khusus untuk menangani Pemilihan Umum agar dapat berjalan sesuai dengan amanat Konstitusi. Institusi tersebut bersifat tetap, nasional dan mandiri.40

Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka Pemerintah menyusun langkah-langkah mempersiapkan pembentukan Badan Penyelenggara Pemilu mulai dari Pusat hingga Kabupaten/Kota. Implikasi langkah persiapan Pemerintah tersebut adalah:

1. Menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum

40 Jessy Jujur Sihombing. Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan

(11)

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 81 tahun 2000

3. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum di Provinsi, Kabupaten/Kota.

Pembentukan Perwakilan Sekretariat Umum KPU (PS-KPU) di Kota Medan didasarkan pada Keppres Nomor 67 Tahun 2002 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002. Dengan demikian secara yuridis, terhitung mulai tanggal 9 Oktober 2002, Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kota Medan telah terbentuk bersama dengan 30 (tiga puluh) Perwakilan Sekretariat Umum KPU Provinsi dan 288 (dua ratus delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kabupaten serta 88 (delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kota di seluruh Indonesia.

(12)

Visi KPU Kota Medan

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.41

Misi KPU Kota Medan

a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum.

b. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab.

c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien dan efektif.

d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

41 KPU Kota Medan, Visi dan Misi KPU, http://kpud-medankota.go.id/visi-misi.html, diakses tanggal 07

(13)

Gambar 2.1:

Struktur Organisasi KPU Kota Medan Tahun 2014

Sumber: diolah dari website KPU Kota Medan Yenni Chairiah Rambe

Ketua KPU Kota Medan

Agussyah Ramadani Damanik Ketua Divisi Hukum Dan Hupmas

(Anggota) Edy Suhartono Ketua Divisi Sosialisasi

(Anggota)

Irwansyah

Ketua Divisi SDM, Perencanaan Keuangan dan Logistik

(Anggota) Pandapotan Tamba

(14)

E. Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Medan

Kota Medan memiliki 21 Sekolah Menengah Atas Negeri yang menjangkau seluruh daerah di Kota Medan. Adapun daftar seluruh Sekolah Menengah Atas Negeri tersebut adalah:

1. SMA Negeri 1 Medan

Alamat: Jl. Teuku Cik Ditiro No. 1, Medan Polonia Kepala Sekolah: Drs. Ahmad Siregar42

2. SMA Negeri 2 Medan

Alamat: Jl. Karangsari No. 435, Medan Polonia Kepala Sekolah: Dra. Hj. Safrimi, M. Pd43 3. SMA Negeri 3 Medan

Alamat: Jl. Budi Kemasyarakatan No. 3, Medan Barat Kepala Sekolah: Drs. Sahlan Daulay, M. Pd44

4. SMA Negeri 4 Medan

Alamat: Jl. Gelas No. 12, Medan Petisah Kepala Sekolah: Drs. Ramly, M. Pd45 5. SMA Negeri 5 Medan

Alamat: Jl. Pelajar No. 17, Medan Kota

Kepala Sekolah: Drs. Haris H. Simamora, M. Si46 6. SMA Negeri 6 Medan

Alamat: Jl. Ansari No. 34, Medan Kota Kepala Sekolah: Dra. Hj. Erlinda47 7. SMA Negeri 7 Medan

Alamat: Jl. Timor No. 36, Medan Timur Kepala Sekolah: Drs. M. Daud Lubis48

42 SMA Negeri 1 Medan. http://www.smansamedan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015. 43 SMA Negeri 2 Medan. http://sman2medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015. 44 SMA Negeri 3 Medan. http://www.sman3medan.net/. diakses tanggal 08 Januari 2015. 45 SMA Negeri 4 Medan. http://sman4medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.

46 Wikipedia. SMA Negeri 5 Medan. http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_5_Medan. diakses tanggal 08

Januari 2015.

47 SMA Negeri 6 Medan. http://www.sman6medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.

48 SD Negeri 060959. Alamat SMA se-Kota Medan.

(15)

8. SMA Negeri 8 Medan

Alamat: Jl. Sampali No. 23, Medan Area Kepala Sekolah: Drs. Sudirman, M. Si49 9. SMA Negeri 9 Medan

Alamat: Jl. Sei Mati, Medan Labuhan Kepala Sekolah: Sofyan, S. Pd

10.SMA Negeri 10 Medan

Alamat: Jl. Tilak No. 108, Medan Kota Kepala Sekolah: Drs. H. Sufrizal Tanjung 11.SMA Negeri 11 Medan

Alamat: Jl. Pertiwi No. 93, Medan Tembung

Kepala Sekolah: Drs. Karapatan Lumbantoruan, M. Pd50 12.SMA Negeri 12 Medan

Alamat: Jl. Cempaka No. 75, Medan Helvetia Kepala Sekolah: Drs. Jasmen Tampubolon, M. Si51 13.SMA Negeri 13 Medan

Alamat: Jl. Brigjend Zein Hamid Km. 7, Medan Johor Kepala Sekolah: Drs. Ilyas, S. Pd52

14.SMA Negeri 14 Medan

Alamat: Jl. Pelajar Timur Ujung, Medan Denai Kepala Sekolah: Drs. Gultom, M. Pd

15.SMA Negeri 15 Medan

Alamat: Jl. Pembangunan No. 7, Medan Sunggal Kepala Sekolah: Drs. Darwin Siregar

16.SMA Negeri 16 Medan

Alamat: Jl. Kapten Rahmad Buddin, Medan Marelan Kepala Sekolah: Sri Irawati, S. Pd

17.SMA Negeri 17 Medan

Alamat: Jl. Jamin Ginting Km. 13,5, Medan Tuntungan Kepala Sekolah: Drs. Karbin Tarigan

49 Ibid.

50 SMA Negeri 11 Medan. http://sman11medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.

51 Wikipedia. SMA Negeri 12 Medan. http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_12_Medan. diakses tanggal

08 Januari 2015.

(16)

18.SMA Negeri 18 Medan

Alamat: Jl. Wahidin No. 15a, Medan Kota Kepala Sekolah: Dra. Yurmaini Siregar 19.SMA Negeri 19 Medan

Alamat: Jl. Seruai, Medan Labuhan

Kepala Sekolah: Renata Nasution, S. Pd, M. Si53 20.SMA Negeri 20 Medan

Alamat: Jl. Besar Bagan Deli, Medan Belawan Kepala Sekolah: Mukhlis, S. Pd54

21.SMA Negeri 21 Medan

Alamat: Jl. Kramat Indah/Selambo Ujung, Medan Denai Kepala Sekolah: Drs. Salon Sinaga, M. Si55

Gambar

Tabel 2.1: Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
Tabel 2.2: Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2009
Tabel 2.3: Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun
Gambar 2.1: Struktur Organisasi KPU Kota Medan Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

kekuatan hukum yang tetap, maka terhadap pelaku kejahatan tersebut sudah melekat asas nebus in idem. Artinya, seseorang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara

Dari hasil penelitian, seluruh responden memiliki umur lebih dari 50 tahun dimana Diabetes Melitus tipe 2 sering menyerang orang yang berumur >40 tahun, sebagian besar memiliki

Pertama, seperti yang kita ketahui bahwa klaim adalah dokumen-dokumen pendukung yang wajib disertakan/dilampirkan dalam pengajuan klaim dengan jangka waktu yang telah

Brecklin dan Chambers [2], memperkenalkan analisis Regresi M-kuantil yang merupakan suatu analisis regresi yang mempelajari cara mengetahui hubungan antara variabel bebas

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan, tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan

Pada hari ini, Rabu tanggal Lima bulan September tahun Dua Ribu Dua Belas (05-09-2012), Pokja Pengadaan Buku-buku Perpustakaan STABN Sriwijaya Tangerang Banten,

Ponamon, Irene Fransisca, 2014, ” Pengaruh Pengawasan Internal, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan, Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Informasi

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Example s. Keaktifan peserta didik tergolong baik, yaitu 72,83% dikelas X.A dan 70,11% dikelas X.D sehingga model