• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Penyimpanan

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1 Lama penyimpanan optimum pada buah papaya IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 0% dan disimpan pada suhu ruang, 10°C dan 15°C adalah 9, 20, dan 16 hari. Sedangkan lama penyimpanan optimum pada buah pepaya IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 10% dan disimpan pada suhu ruang, 10°C dan 15°C adalah 7, 14, dan 14 hari.

2 Buah pepaya IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 0% dan 10% dan disimpan di suhu 10°C memiliki laju respirasi yang lebih rendah dibanding 15°C selama proses penyimpanan. Rata-rata laju produksi CO2

buah pepaya dengan tingkat ketuaan 0% yang disimpan pada suhu 10°C dan 15°C adalah 4.46 ml/kg jam dan 10.68 ml/kg jam; dan buah pepaya dengan tingkat ketuaan 10% yang disimpan pada suhu 10°C dan 15°C adalah 6.60 ml/kg jam dan 10.26 ml/kg jam.

3 Semakin lama buah pepaya IPB 1 disimpan maka puncak respirasi yang terjadi setelah pematangan buatan akan semakin cepat.

4 Interaksi antar perlakuan yaitu: tingkat ketuaan*lama penyimpanan, tingkat ketuaan*suhu penyimpanan, lama penyimpanan*suhu penyimpanan,dan tingkat ketuaan*suhu penyimpanan*lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap mutu buah papaya genotipe IPB 1.

5 Buah pepaya IPB 1 dengan tingkat ketuaan 0% mencapai fase yang layak untuk dikonsumsi pada hari ke-15 dengan produksi CO2 kumulatif sebesar 210.2 ml/kg dan kekerasan 1.7 kgf. Sedangkan buah pepaya dengan tingkat ketuaan 10% mencapai fase yang layak untuk dikonsumsi pada hari ke-15 dengan produksi CO2 kumulatif sebesar 233.4 ml/kg dan kekerasan 1.4 kgf.

6 Buah papaya genotipe IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 0% dan disimpan pada suhu 10°C setelah pematangan buatan menghasilkan mutu buah pepaya (susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, dan warna) lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan dapat dimatangkan dengan pematangan buatan.

B. Saran

1 Pengukuran kekerasan dan total padatan terlarut menggunakan peralatan NIR perlu diteliti lebih lanjut agar mengurangi bahkan meniadakan hasil bias karena permukaan buah yang basah.

2 Pada buah-buahan klimakterik, kisaran waktu pengamatan respirasi setelah perlakuan pematangan buatan sebaiknya lebih sempit agar didapat hasil yang lebih akurat mengenai terjadinya puncak klimakterik.

3 Pada penelitian selanjutnya sebaiknya bahan yang digunakan seragam untuk menghindari hasil bias.

4 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai suhu penyimpanan yang lebih rendah dari 10°C untuk mendapatkan daya simpan yang lebih lama namun sesuai dengan referensi agar tidak terjadi chilling injury pada buah pepaya selama proses penyimpanan dan pematangan buatan.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah S. 2002. Pengkajian Umur Petik dan Kualitas Buah Empat varietas Pepaya (Carica papaya L.). Skripsi . Jur. Budidaya pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Alique R, Zamorano JP. 2000. Influence of harvest date within the season and cold storage on Cherimoya fruit ripening. J. Agric. Food Chem 48: 4209-4216.

Archbold DD, Pomper KW. 2003. Ripening pawpaw fruit exhibit respiratory and ethylene climacterics. Postharvest Biology and Technology 30: 99-103. Ariyanti D. 2007. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Mutu Pepaya (Carica

papaya L.) IPB-1 Setelah Pemeraman. Skripsi. Departemen Teknik

Pertanian, IPB, Bogor.

Ashari S. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

Budiastra IW, Purwadaria HK, Saputra D. 1995. Penerapan Teknologi Near Infra Red untuk Rekayasa Alat Sortasi Buah Mangga. Makalah Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional, Serpong 13 - 16 September 1995.

Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Indonesia 2006. BPS, Jakarta, Indonesia. Cámara MM, Díez C, Torija E. 1993. Changes during ripening of papaya fruit in

different storage systems. Food Chemistry 46: 81-84.

Dasuki IM. 1992. Pengaruh derajat ketuaan buah pisang Ambon Buai terhadap mutu buah matang. Jurnal Hortikultura 2(4):52-58.

Dominica R. 1998. Pengaruh Beberapa Perlakuan Pasca Panen dan Suhu Simpan terhadap Daya Simpan dan Kualitas Buah Pepaya (Carica papaya L.) Skripsi. Jur. Budidaya pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Fitradesi P. 1999. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis dan Suhu Simpan terhadap Daya Simpan dan Kualitas Buah Pepaya (Carica papaya L.). Skripsi. Jur. Budidaya pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.

Kader AA. 1992. Postharvest Technology of Horticultural Crops. Ed ke-2. University of California, USA.

Kartasapoetra AG. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Kays SJ. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. Van Nostrand Reinhold, New York.

Krisna AN. 2007. Pengaruh Konsentrasi Etilen dan Suhu Pemeraman terhadap Mutu Pepaya (Carica papaya L.) IPB 1. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor.

Mardiana N. 2003. Pengkajian Umur Petik dan Kualitas Buah Delapan Genotipe Pepaya. Skripsi . Jur. Budidaya pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. MacDougall DB. 2002. Colour in Food. Improving Quality. CRC Press, Boca,

Raton, Boston, New York, Washington DC.

Mikasari W. 2004. Kajian Penyimpanan dan Pematangan Buah Pisang Raja (

Musa paradisiaca var. Sapientum. L) dengan Metode Pentahapan Suhu.

Tesis. Program Studi Teknologi Pasca Panen. Program Pascasarjana, IPB, Bogor.

Miller WR, McDonald RE. 1999. Irradiation, stage of maturity at harvest, and storage temperature during ripening affect papaya fruit quality. HortScience 34(6): 1112-1115.

Muchtadi D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-buahan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Muchtadi TR, Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. IPB, Bogor.

Pantastico Er.B (Ed.). 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan

Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika.

Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Kamariyani.

Priyono AF. 2005. Pemberian KMn04 dan Pelapisan Lilin untuk Memperpanjang Daya Simpan Pepaya pada Suhu Dingin. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Purba KD. 2006. Kajian Daya Simpan Buah Lima Genotipe Pepaya. Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika. 2004. Laporan Utama Riset Unggulan Strategis Nasional: Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia. Pepaya. PKBT-IPB. Bogor.

Purwadaria HK. 1973. Mempelajari kapasitas dan efisiensi pendinginan es pada alat pendingin tipe kabinet dengan beberapa macam bahan insulasi.

Skripsi. Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rafikasari I. 2006. Umur Petik dan Kualitas Buah Pepaya (Carica papaya. L). Skripsi. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. Ratnawati WE. 2004. Pendugaan Asam Amino Biji Jagung (Zea mays) secara

Cepat, Simultan, dan Non Destruktif dengan Teknologi NEAR INFRARED. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor.

Reninda D. 2006. Karakteristik Fisik dan Kimia Buah Pepaya pada Tiga Umur Petik Buah. Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Rochimawati NR. 2004. Pengkajian Teknik NIR (NEAR INFRARED) dalam Menentukan Mutu Tepung Jagung (Zea mays) secara Cepat dan Simultan. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor.

Santoso BB, Purwoko BS. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universitas Project.

Satuhu S. 1995. Teknik Pemeraman Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Selvaraj Y, DK Pal, MD Subramanyam, CPA Iyer. 1982. Change in the chemical composition of four cultivar papaya (Carica papaya L.) during growth and development. J. Hort. Sci. 57:135-143.

Setyadjit, Sjaifullah. 1994. Penyimpanan buah manggis dalam suhu dingin. Jurnal Hortikultura 4(1): 64-76.

Sjaifullah, Setyadjit, Wijandi S. 1996. Pengaruh tingkat ketuaan dan gas asetilen terhadap mutu pascapanen buah sirsak. Jurnal Hortikultura 5(5): 67-75. Soares FD, Pereira T, Marques MOM, Monteiro AR. 2007. Volatile an

non-volatile chemical composition of white guava fruit (Psidium guajava) at different stages of maturity. Food Chemistry 100: 15-21.

Soesanto L. 2006. Penyakit Pasca Panen, Sebuah pengantar. Penerbit Kanisius. Yogyakrta.

Suparno. 2005. Kajian Perlakuan Pascapanen Buah Pepaya (Carica papaya L.) pada Berbagai Umur Petik. Tesis. Program Studi Teknologi Pasca Panen. Program Pascasarjana, IPB, Bogor.

Susilowati R. 2007. Pendugaan Parameter Mutu Buah Pepaya (Carica papaya L.) dengan Metode Near Infrared selama Penyimpanan dan Pemeraman. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor.

Syska K. 2006. Kajian Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Etilen terhadap Perubahan Fisiologi dan Mutu Buah Pepaya Varietas IPB1. Tesis. Program Studi Teknologi Pasca Panen. Program Pascasarjana, IPB, Bogor.

Turang DAS, MJ Tuju. 2004. Jamur Penyebab Kerusakan Buah Pepaya selama Penyimpanan dan Pemasaran serta Pengendaliannya. Eugenia 10(2): 168-175.

Villegas VN. 1997. Carica papaya L. in Verheij EWM dan Coronel RE (ed.) Prosea, Sumber Daya Nabti Asia Tenggara 2, Buah-buahan yang dapat dimakan. PT. Gramedia pustaka Utama, Jakarta.

Warda, Dewayani W, Hutagalung L. 1993. Pengaruh umur petik terhadap mutu buah pisang cv. Barangan. Jurnal Hortikultura 3(2): 27-32.

Weichmann J, editor. 1987. Postharvest Physiology of Vegetables. Marcel Dekker, Inc, New York.

Wills RBH, Widjanarko B. 1995. Changes in physiology, composition and sensory characteristics of Australian papaya during ripening. Australian Journal of Experimental Agriculture 35: 1173-1176.

Winarno FG. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. M-Brio Press, Bogor.

Winarno FG, Wirakartakusumah A. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta: Sastra Hudaya. Jakarta.

Yon RMD, editor. 1994. Papaya. Food Technology Research Centre Malaysian Agricultural Research and Development Institute, Kuala Lumpur, Malaysia.

Lampiran 1a Sidik ragam laju produksi CO2 rata-rata (ml/ kg jam) buah pepaya genotipe IPB 1 Sumber DB JK KT F-hitung Pr > f Lama penyimpanan 2 0.72 0.36 1.42 0.28 Tingkat ketuaan 1 1.60 1.60 6.35 0.03* Suhu penyimpanan 1 0.05 0.05 0.21 0.66 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan 2 0.37 0.18 0.73 0.50 Lama penyimpanan*Suhu penyimpanan 2 1.59 0.79 3.15 0.08 Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 1 0.02 0.02 0.08 0.78 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 2 0.60 0.30 1.19 0.34 KK = 10.76

Lampiran 1b Hasil uji lanjut Duncan untuk perlakuan tingkat ketuaan terhadap laju produksi CO2 rata-rata (ml/ kg jam) pepaya genotipe IPB 1

Tingkat ketuaan (%) Laju produksi CO2 rata-rata

0 4.4 b

10 4.9 a

Keterangan: angka uji Duncan yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan tidak

Lampiran 2a Sidik ragam susut bobot rata-rata (%) buah pepaya genotipe IPB 1 Sumber DB JK KT F-hitung Pr > f Lama penyimpanan 2 6.83 3.42 4.67 0.03* Tingkat ketuaan 1 1.19 1.19 1.62 0.23 Suhu penyimpanan 1 40.28 40.28 55.06 <.00* Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan 2 0.03 0.02 0.02 0.98 Lama penyimpanan*Suhu penyimpanan 2 0.15 0.07 0.10 0.91 Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 1 0.02 0.02 0.02 0.88 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 2 0.81 0.40 0.55 0.59 KK = 18.70     

Lampiran 2b Hasil uji lanjut Duncan untuk perlakuan lama penyimpanan terhadap susut bobot rata-rata (%) buah pepaya genotipe IPB 1

Lama penyimpanan (hari) Susut bobot rata-rata

10 4.0 b

12 4.4 ab

14 5.3 a

Keterangan: angka uji Duncan yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan tidak

berbeda nyata pada α=5%

Lampiran 2c Hasil uji lanjut Duncan untuk perlakuan suhu penyimpanan terhadap susut bobot rata-rata (%) buah pepaya genotipe IPB 1

Suhu penyimpanan (°C) Susut bobot rata-rata

10 3.3 b

15 5.9 a

Keterangan: angka uji Duncan yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan tidak

berbeda nyata pada α=5%

Lampiran 3 Sidik ragam total padatan terlarut (oBrix) buah pepaya genotipe IPB 1 Sumber DB JK KT F-hitung Pr > f Lama penyimpanan 2 0.85 0.42 0.75 0.49 Tingkat ketuaan 1 0.33 0.33 0.59 0.46 Suhu penyimpanan 1 1.31 1.31 2.31 0.15 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan 2 0.35 0.17 0.30 0.74 Lama penyimpanan*Suhu penyimpanan 2 0.92 0.46 0.81 0.47 Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 1 0.49 0.49 0.88 0.37 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 2 0.41 0.21 0.36 0.70 KK = 7.94     

Lampiran 4 Sidik ragam kekerasan (Kgf) buah pepaya genotipe IPB 1

Sumber DB JK KT F-hitung Pr > f Lama penyimpanan 2 0.97 0.49 1.91 0.19 Tingkat ketuaan 1 0.29 0.29 1.14 0.31 Suhu penyimpanan 1 0.79 0.79 3.14 0.10 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan 2 0.79 0.39 1.55 0.25 Lama penyimpanan*Suhu penyimpanan 2 0.26 0.13 0.52 0.61 Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 1 0.57 0.57 2.25 0.16 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 2 0.83 0.41 1.63 0.24 KK = 20.24

Lampiran 5 Sidik ragam derajat warna hijau (a*) rata-rata buah pepaya genotipe IPB 1 Sumber DB JK KT F-hitung Pr > f Lama penyimpanan 2 48.38 24.19 3.03 0.09 Tingkat ketuaan 1 7.11 7.11 0.89 0.36 Suhu penyimpanan 1 33.92 33.92 4.25 0.06 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan 2 25.59 12.79 1.60 0.24 Lama penyimpanan*Suhu penyimpanan 2 28.44 14.22 1.78 0.21 Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 1 5.84 5.84 0.73 0.41 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 2 4.29 2.14 0.27 0.77 KK = - 22.36

Lampiran 6a Sidik ragam derajat warna kuning (b*) rata-rata buah pepaya genotipe IPB 1 Sumber DB JK KT F-hitung Pr > f Lama penyimpanan 2 26.21 13.11 1.74 0.22 Tingkat ketuaan 1 0.07 0.07 0.01 0.92 Suhu penyimpanan 1 73.29 73.29 9.72 0.01* Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan 2 1.85 0.92 0.12 0.89 Lama penyimpanan*Suhu penyimpanan 2 23.35 11.67 1.55 0.25 Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 1 0.01 0.01 0.00 0.98 Lama penyimpanan*Tingkat ketuaan*Suhu penyimpanan 2 6.58 3.29 0.44 0.66 KK = 6.38

Lampiran 6b Hasil uji lanjut Duncan untuk perlakuan suhu penyimpanan terhadap derajat warna kuning (*b) rata-rata buah pepaya genotipe IPB 1

Suhu Penyimpanan (°C) Nilai b* rata-rata

10°C 41.30 b

15°C 44.79 a

Keterangan: angka uji Duncan yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan tidak

Lampiran 7 Perubahan warna pada buah papaya genotipe IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 0% selama penyimpanan

Suhu Penyimpanan 10°C

Suhu Penyimpanan 15°C

Suhu Ruang (27-30°C)

Keterangan: angka yang terdapat pada bagian kanan bawah gambar menunjukkan hari pengamatan selama proses penyimpanan.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 2 5 7 9

Lampiran 8 Perubahan warna pada buah pepaya genotipe IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 10% selama penyimpanan

Suhu Penyimpanan 10°C

Suhu Penyimpanan 15°C

Suhu Ruang (27-30°C)

Keterangan: angka yang terdapat pada bagian kanan bawah gambar menunjukkan hari pengamatan selama proses penyimpanan.

0 2 4 6 8

10 12 14 16 18

0 2 4 6 8

10 12 14

Lampiran 9 Perubahan warna pada buah pepaya genotipe IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 0% selama pematangan buatan

Suhu Penyimpanan 10°C

Suhu Penyimpanan 15°C

Keterangan: angka yang terdapat pada bagian kanan bawah gambar menunjukkan hari pengamatan selama proses pematangan buatan.

0 1 2 3

Lampiran 10 Perubahan warna pada buah pepaya genotipe IPB 1 yang dipanen pada tingkat ketuaan 0% selama pematangan buatan

Suhu Penyimpanan 10°C

Suhu Penyimpanan 15°C

Keterangan: angka yang terdapat pada bagian kanan bawah gambar menunjukkan hari pengamatan selama proses pematangan buatan.

0 1 2

Lampiran 11 Pengukuran konsentrasi etilen didalam stoples dengan menggunakan gas Kromatografi

Dokumen terkait