• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. SIMPULAN

1. Pembelajaran drama musikal di TK Bianglala ini melibatkan banyak pihak, mulai dari anak-anak kelas TK A dan TK B, guru-guru, kepala sekolah, dan juga staff. Skenario yang dibuat oleh guru akan lebih memudahkan guru untuk memahami jalan cerita sehingga dapat dengan tepat disampaikan kepada anak (pemeran drama musikal). Kecerdasan dan kesabaran guru sangat diperlukan lebih besar dibandingkan hari-hari belajar biasa karena dalam melatih anak dapat bermain drama diperlukan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak sehingga anak mau mengikuti jalannya proses latihan dengan benar sebelum hari pementasan drama musikal tersebut.

2. Kegiatan latihan yang diberikan oleh guru-guru kepada anak-anak ditanggapi dengan senang dan ceria oleh anak, semua itu terjadi karena guru memberikan instruksi yang jelas kepada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Di dalam drama musikal ini terdapat banyak tarian yang membuat anak senang dan ceria saat latihan tiba. Banyaknya tarian dapat secara langsung mengasah kemampuan gerak motorik anak di TK Bianglala ini. Pemilihan adegan dan tarian harus disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini, adegan atau tarian tidak boleh terlalu rumit karena akan membuat anak sulit mengikuti atau mempelajari gerakan tersebut.

3. Rutinitas kegiatan drama musikal yang berlangsung setiap tahun di TK Bianglala ini secara efektif dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak, hal ini terbukti dengan perkembangan kecerdasan kinestetik yang sangat baik di TK Bianglala ini bahkan untuk anak berkebutuhan khusus yang ada di sini sekalipun. Sejak tahun 2000 TK ini mengadakan pentas drama musika, sehingga guru-guru dan kepala sekolah sudah paham betul tujuan apa saja yang harus tercapai dalam kegiatan ini, seperti meningkatkan kecerdasan

93

Octavia Givanny, 2014

Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini

kinestetik pada anak, kemampuan bahasa, kecerdasan musikalitas anak, dan kecerdasan jamak lainnya.

B. REKOMENDASI

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan mengemukakan rekomendasi terkait implementasi pembelajaran drama musikal sebagai stimulasi kecerdasan kinestetik pada anak usia dini, yaitu:

1. Anak-anak harus diperkenalkan terlebih dahulu pembelajaran drama secara sederhana, seperti bermain peran sederhana sehingga anak dapat terbiasa mendalami peran yang dimainkan.

2. Biasakan anak mendengarkan musik sehingga tingkat musikalitas anak dalam bermain drama sudah terasah sebelumnya.

3. Buatlah skenario yang tidak rumit namun menarik untuk anak.

4. Adegan dan tarian yang terdapat di dalam drama musikal harus dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini.

5. Tingkat kreativitas dan kesabaran guru harus lebih ditingkatkan untuk mengajarkan anak bermain drama musikal karena keberhasilan saat pementasan drama yang akan didapat pun bisa membuat bangga seluruh pihak terkait.

6. Orang tua harus mau memaklumi kegiatan tambahan sepulang sekolah minimal satu bulan sebelum pentas karena latihan ekstra sangat diperlukan untuk hasil yang memuaskan.

7. Kerjasama seluruh guru-guru sangat berperan penting, selain itu dukungan pihak sekolah atau yayasan sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya pementasan drama musikal.

8. Penelitian ini terbatas, sehingga penelitian untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik ini dapat dikembangkan kembali oleh peneliti selanjutnya dengan model pembelajaran lainnya sehingga dapat menambahkan referensi untuk guru-guru pengajar anak usia dini dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak.

94

Octavia Givanny, 2014

Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada

DAFTAR PUSTAKA

Adjib, H. (1985). Pengantar bermain drama. Bandung. CV Rosda. Anwar. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung. Alfabeta.

Armstrong, T. (2013). Kecerdasan Multipel di Dalam Kelas. Jakarta. Indeks.

Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Kencana.

Carner, K. (2006). Aktivitas Pintar untuk Anak Prasekolah. Jakarta. Erlangga.

Campbell, D. (2001). Efek Mozart Bagi Anak-Anak Meningkatkan Daya

Pikir, Kesehatan dan Kreativitas Anak Melalui Musik. Jakarta.

Gramedia.

Claudia, H. (2013). Model Pembelajaran Bernyanyi Untuk Meningkatkan

Artikulasi Bicara Anak Autis. Tesis Pada Pasca Sarjana UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Decaprio, R. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta. Diva Press (Anggota IKAPI).

Djohan. (2006). Terapi Musik (teori dan aplikasi). Yogyakarta. Galangpress.

Esslin, M. (1985). Anatomi Drama I Proyek Pengembangan Institut

Kesenian Indonesia Sub Proyek Akademi Seni Tari Indonesia.

Bandung.

Hasan, M. (2012). Pendidikan Anak Usia Dini, Panduan Lengkap

Manajemen Mutu Pendidikan Anak Untuk Para Guru dan Orang Tua. Jogjakarta. Diva Press.

Izzaty, E. (2013). Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal Pada

95

Octavia Givanny, 2014

Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada Anak Usia D ini

Nasution, S. (1996). MetodePenelitianNaturalistikKualitatif. Bandung. Tarsita.

Mahmud, AT.(1996). MusikdanAnak 1 dan 2.Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

McNeill. (1998). Sejarah Musik I Musik Awal Sejak Masa Yunani Kuno

Sampai Akhir Masa Barok. Jakarta. PT BPK Gunung Mulia.

Moleong, L. (2000) Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung. RosdaKarya.

Morrison, G. (2012). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. Indeks.

Musfiroh, T. (2004). Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta.

Rahardian, N. (2005). Musik dan Kecerdasan Otak bayi. Bogor. KH Kharisma Buka Aksara.

Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk PAUD. Jakarta. Grasindo.

Pratiwi, Y. (2013). Seni Tari dan Drama Untuk Anak Usia Dini. Semarang Proceedings The International 2011 Early Childhood Studies Conference.

(2011). Current Issues In Early Childhooh. Bandung. PGPAUD FIP UPI.

Saptaria, E. (2006). Acting handbook, Panduan praktis akting untuk film

dan teater. Bandung. Rekayasa Sains.

Sheppard, P. (2007) Music makes your child smarter. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Soeharto. M. (1992). Kamus musik. Jakarta

Solehuddin, (2000). Konsep Pendidikan Prasekolah . Bandung. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

96

Octavia Givanny, 2014

Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada

Sugiono. (2012). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Sujiono, dkk. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak . Jakarta. PT Indeks.

Suyadi. (2009). Anak yang Menakjubkan. Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI).

Wati, A. (2008). Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Kecerdasan

Majemuk. PPSD FIP UNY. Tidak diterbitkan

Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-kanak. Jakarta. Kencana.

……… (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak diterbitkan.

97

Octavia Givanny, 2014

Dokumen terkait