IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DRAMA MUSIKAL
SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN KINESTETIK PADA
ANAK USIA DINI
(Penelitian Deskriptif Analitik Kualitatif Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak -kanak Bianglala Jl.Sariendah No.19A Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Octavia Givanny 0903686
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswi S1
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DRAMA MUSIKAL
SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN KINESTETIK PADA
ANAK USIA DINI
(Penelitian Kualitatif Deskriptif Analitik Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Bianglala Jl.Sariendah No.19A Bandung Tahun Ajaran
2013-2014)
OLEH
OCTAVIA GIVANNY
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© OCTAVIA GIVANNY 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DRAMA MUSIKAL SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN KINESTETIK PADA ANAK USIA DINI
(Penelitian Kualitatif Deskriptif Analitik Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Bianglala Jl.Sariendah No.19A Bandung Tahun Ajaran
2013-2014)
Oleh: Octavia Givanny
(0903686)
Penguji I Penguji II
Dr. Ocih Setiasih M.Pd dr. Nur Faizah Romadona M.Kes
19701129 200312 2 001 19600707 198601 2 001
Penguji III
Dr. Nining Sriningsih, M.Pd 19791211 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN
Octavia Givanny (0903686)
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DRAMA MUSIKAL SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN KINESTETIK PADA ANAK USIA DINI
(Penelitian Kualitatif Deskriptif Analitik Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Bianglala Jl.Sariendah No.19A Bandung Tahun Ajaran
2013-2014)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I:
Dr. Phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd NIP. 19730326 200003 1 003
Pembimbing II:
I Gusti Komang Aryaprastya, M.Hum NIP. 19770312 200812 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DRAMA MUSIKAL SEBAGAI STIMULASI KECERDASAN KINESTETIK PADA ANAK USIA DINI
Octavia Givanny (0903686)
Latar belakang penelitian ini dikarenakan adanya permasalahan-permasalahan kinestetik yang belum dapat teratasi secara menyeluruh dengan metode yang digunakan di sekolah taman kanak-kanak. Penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi drama musikal dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik kualitatif karena peneliti tidak berpartisipasi langsung dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan agar peneliti mendapatkan hasil murni kondisi yang terjadi di lapangan sehingga data yang diperoleh dapat dibenarkan keasliannya. Teknik triangulasi digunakan dalam penelitian ini karena penggabungan wawancara, observasi, dan dokumentasi menjadi acuan pembuatan skripsi ini. Pada tahap pra-lapangan, peneliti melakukan studi literatur terlebih dahulu yang bertujuan untuk mendalami pokok permasalahan yang akan dibawakan dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti melakukan observasi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui objek penelitian yang tepat dalam penelitian ini, jika peneliti sudah mengetahui objek yang akan diteliti, peneliti menyusun instrumen penelitian agar penelitian berjalan terstruktur sesuai dengan tujuan awal penelitian. Setelah itu peneliti memasuki tahap pelaksanaan studi seperti observasi non partisipatif, wawancara, studi dokumentasi, rekaman foto dan video. Jika data di lapangan sudah terkumpul secara lengkap, peneliti sudah dapat menganalisis data, terakhir, peneliti dapat menyusun draf skripsi yang dilanjutkan dengan pelaporan. Penelitian ini dilakukan di TK Bianglala yang terletak di Jl. Sariendah No. 19A. Penelitian ini melibatkan anak-anak di TK Bianglala sebagai alat tolak ukur keberhasilan drama musikal yang menjadi salah satu stimulasi untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik. Guru-guru di TK Bianglala juga menjadi sumber informan yang dapat menguatkan selama proses maupun hasil penelitian. Dari hasil penelitian yang di dapat, drama musikal dapat berperan banyak dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak di TK Bianglala ini, hal ini dapat terlihat dari terpenuhinya sebagian besar ciri-ciri anak cerdas kinestetik oleh anak-anak di TK Bianglala ini. Setelah melakukan penelitian, peneliti memiliki beberapa rekomendasi, diantaranya adalah rekomendasi untuk para guru yaitu, guru harus menyesuaikan adegan dan tarian dalam isi cerita drama dengan tingkat perkembangan anak usia dini di sekolah masing- masing.
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF DRAMA MUSICAL LEARNING AS A STIMULUS OF KINESTHETIC INTELLIGENCE FOR PRE_SCHOOL
LEARNERS
Octavia Givanny (0903686)
This study aims to determine how the musical role in improving early childhood kinesthetic intelligence in Bianglala kindergarten located on Jl. Sariendah No. 19A. This study uses descriptive qualitative analysis with purposes the researcher does not participate directly in the learning activities, this is because in order to obtain research results that occurred in the pristine condition of the research field so the obtained data can be justified authenticity. The study involved children in Bianglala kindergarten as a measure of musical became one success stimulation to improve kinesthetic intelligence. Teachers in Bianglala kindergarten also a source of informants to strengthen the information during the research process and researchers construct research instruments that research goes structured in accordance with the original purpose of research. Once it enters the implementation phase of the study researchers such as non- participatory observation, interviews, document study, recording photos and videos. If the research data has been fully collected, the researcher was able to analyze the data,
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERSEMBAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ...8
A. Definisi Pembelajaran untuk Anak Usia Dini ... 8
B. Pengertian Drama Musikal ... 10
1. Pengertian drama ... 10
2. Drama untuk anak ... 10
3. Pengertian musik ... 14
4. Peranan musik bagi anak ... 16
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
6. Manfaat drama musikal untuk anak ... 23
C. Konsep Kecerdasan Pada Anak ... 24
1. Kecerdasan jamak ... 24
2. Konsep kecerdasan kinestetik ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...37
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 37
B. Desain Penelitian ... 38
C. Metode Penelitian ... 39
D. Definisi Operasional ... 41
E. Instrumen Penelitian ... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ... 43
G. Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...49
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
1. Gambaran umum kondisi lapangan... 49
2. Kegiatan guru TK Bianglala dalam pembelajaran drama musikal .... 52
B. Pembahasan ... 62
1. Gambaran awal pembelajaran drama musikal ... 62
2. Implementasi pembelajaran drama musikal di TK Bianglala ... 67
3. Evaluasi pembelajaran drama musikal sebagai stimulasi bagi kecerdasan kinestetik di TK Bianglala ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...92
A. Simpulan ... 92
B. Rekomendasi ... 93
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Kecerjadan Jamak Menurut Gardner ... 26
Tabel 2.1 Tabel Kecerjadan Jamak Menurut Gardner ... 33
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42
Tabel 3.2 Instrumen wawancara ... 44
Tabel 3.3 Ciri-ciri Anak Memiliki Kecerdasan Kinestetik ... 46
Tabel 4.1 Data Anak-anak TK Bianglala ... 50
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kegiatan Berjalan di Atas Papan Titian ... 51
Gambar 4.2 Kegiatan Bermain Angklung... 52
Gambar 4.3 Rencana Kegiatan Dramatic Play ... 53
Gambar 4.4 Anak Sedang Menghias Kue Ulang Tahun ... 54
Gambar 4.5 Salah Satu Sudut Suasana Pasar Bianglala ... 55
Gambar 4.6 Kegiatan Latihan Menari Untuk Pentas Drama ... 58
Gambar 4.7 Salah Satu Kegiatan Inti di TK Bianglala ... 61
Gambar 4.8 Guru Membantu Anak Menyiapkan Formasi Tarian ... 68
Gambar 4.9 Tarian Pembuka... 69
Gambar 4.10 Raja dan Ratu Sedang Berbicara ... 70
Gambar 4.11 Tarian Kelompok Satu ... 71
Gambar 4.12 Tarian Kelompok Dua ... 72
Gambar 4.13 Tarian Kelompok Tiga dan Empat ... 73
Gambar 4.14 Saat Terjadi Pertengkaran ... 73
Gambar 4.15 Tarian Saat Melerai yang Bertikai... 75
Gambar 4.16 Ketika Kedua Kelompok Berdamai ... 75
Gambar 4.17 Saat Ratu Memberikan Mahkota ... 76
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Diagram Design Penelitian... 36
Diagram 3.2 Diagram Teknik Pengumpulan Data ... 42
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup Penulis
Instrumen Wawancara
Hasil Wawancara
Deskripsi Pembelajaran Selama Observasi
Dokumentasi Pembelajaran
Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian di TK Bianglala
SK Dosen Pembimbing
Kartu Jadwal Bimbingan
Kartu Bimbingan Revisi Sidang
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan karunia terindah yang telah Allah berikan kepada setiap
orang tua, di mana anak adalah individu yang penuh dengan keceriaan. Menurut
Froebel (Roopnaire &Johnson, 1993) masa anak itu merupakan suatu fase yang
sangat berharga dan dapat dibentuk dalam kehidupan manusia (a noble and
malleable phase of human life), karenanya masa anak adalah masa emas bagi
penyelenggara pendidikan, di mana pada fase inilah terjadinya peluang yang
sangat besar untuk pembentukkan dan pengembangan pribadi seseorang.
Hal yang membedakan anak usia dini dengan orang dewasa adalah
karakteristik yang dimiliki. Morrison (2012) mengungkapkan bahwa karakteristik
tersebut terbagi menjadi tiga, yang pertama karakteristik anak menurut
perkembangan fisik di mana anak usia dini adalah anak yang penuh semangat,
mereka mempunyai banyak energi dan ingin menggunakannya dalam aktivitas
fisik seperti berlari, melompat, dan mendaki. Selanjutnya adalah karakteristik
anak menurut perkembangan sosial dan emosional, anak usia lima sampai enam
tahun berada dalam tahap kerja keras lawan rendah diri dalam perkembangana
sosial dan emosi. Karakteristik yang ketiga adalah karakteristik anak menurut
perkembangan kognitif dan bahasa, karakteristik ini menunjukkan bahwa anak
berada dalam masa perkembangan kecerdasan dan bahasa yang sangat pesat.
Mereka memiliki kapasitas besar untuk belajar kata-kata dan menyukai tantangan
mempelajari kata-kata baru.
Berdasarkan karakteristik perkembangan anak, anak berada dalam masa
perkembangan kecerdasan yang pesat, oleh karena itu kita sebagai pendidik harus
dapat memanfaatkan momentum baik ini untuk dapat menstimulus dengan baik
kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Saat anak lahir, mereka memiliki
2
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada Anak Usia D ini
berbagai kecerdasan yang disebut dengan kecerdasan jamak. Kecerdasan adalah
kemampuan tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan merupakan
kemampuan cara berpikir manusia dalam belajar, kecerdasan dapat dikembangkan
sesuai dengan bertambahnya umur. Kecerdasan jauh lebih baik apabila diasah
sejak dini, karena anak usia dini mampu mengembangkan dan mengasah
kecerdasan dengan baik secara jamak.
Gardner seorang profesor bidang pendidikan di Harvard University telah
meruntuhkan dua asumsi umum tentang kecerdasan, yaitu kecerdasan manusia
bersifat satuan dan bahwa setiap individu dapat dijelaskan sebagai makhluk
individu yang memiliki kecerdasan yang dapat diukur dan tunggal (Campbell,
Campbell, dan Dickinson, 2002:3) dalam studinya tentang kecerdasan manusia
ditemukan bahwa pada hakihatnya (a) Setiap manusia memiliki delapan
(kemudian ditambahkan dua menjadi sepuluh walaupun sifatnya masih hipotesis)
spektrum kecerdasan yang berbeda-beda dan menggunakannya dengan cara yang
sangat individual; (b) Setiap orang dapat mengembangkan kesemua kecerdasan
sampai mencapai suatu tingkat yang memadai; (c) Setiap kecerdasan bekerja sama
satu sama lain secara kompleks dalam tiap kecerdasan, ada berbagai cara untuk
menumbuhkan salah satu aspeknya.
Kecerdasan kinestetik sangat penting bagi anak usia dini, karena
kecerdasan kinestetik adalah awal mula tahap perkembangan anak yang nantinya
akan menunjang tumbuh kembang anak agar dapat melewati tahap-tahap
kecerdasan lainnya di masa pertumbuhan selanjutnya. Armstrong (2013 :12-13)
mengemukakan bahwa kinestetik tubuh adalah kemampuan untuk mengontrol
gerakan-gerakan tubuh seseorang dan menangani objek terampil. Sehingga ketika
anak telah dapat mengontrol gerakan tubuhnya, maka ia akan dapat menangani
permasalahan kecerdasan lainnya secara tahap demi tahap.
Gardner (1993) pada mulanya memaparkan tujuh aspek intelegensi yang
menunjukkan kompetensi intelektual yang berbeda, namun kemudian
3
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada
smart) mencakup berpikir lancar melalui kata-kata, mengekspresikan ide-ide yang
kompleks melalui kata-kata, memahami arti dan urutan kata; kecerdasan logika
matematika (Number reasoning Smart) menggunakan sistem angka yang abstrak,
menemukan hubungan antara perilaku, objek dan ide-ide, menggunakan
keterampilan beralasan secara berurutan; kecerdasan fisik/kinestetik (body smart)
yaitu berpikir melalui gerakan, menggunakan tubuh secara ekspresif, tahu kapan
dan bagaimana bereaksi, meningkatkan kemampuan fisik; kecerdasan spasial
(picture smart) berpikir melalui gambar, memvisualisasikan presentasi tiga
dimensi, menggunakan imajinasi dan interpretasi grafik secara kreatif; kecerdasan
musikal (musical smart) berpikir melalui suara dan irama, memproduksi musik
dan notasi dalam lagu, sering memainkan instrumen; kecerdasan intrapersonal
(self smart) kesadaran diri kritis/tinggi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan
diri individu, merefleksikan kemampuan berpikir/proses belajar; kecerdasan
interpesonal (people smart) memahami suasana hati dan perasaan orang lain,
memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, menghibur dalam berbagai
perspektif, memegang peran dalam kepemimpinan; dan kecerdasan naturalis
(natural smart) memahami dunia alamiah, membedakan, mengklasifikasikan dan
menggunakan ciri-ciri fenomena dari alam, berinteraksi dengan makhluk hidup
dan tumbuhan.
Selain daripada itu, Yuliani dan Sujiono (2011:43) menambahkan satu
aspek yang menurut mereka penting dan kental dengan keadaan masyarakat
Indonesia, yaitu kecerdasan spiritual yang mencakup memandang makna
kehidupan ini sesuai kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan, menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai hidup.
Sementara itu menurut Agustin (2006) guru pun perlu meningkatkan
kecerdasan kinestetik pada anak usia dini, hal tersebut diperkuat oleh pendapat
Linda C. Bruce C dan Dee D bahwa “kecerdasan kinestetik adalah sebuah
keselarasan antara pikiran dan tubuh, dimana pikiran dilatih untuk memanfaatkan
tubuh sebagaimana mestinya dan tubuh dilatih untuk dapat merespon ekspresi
4
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada Anak Usia D ini
Campbell, Campbell dan Dickinson (2002: 77-96) menjelaskan bahwa
tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan
fisik antara lain: berbagai aktivitas fisik, berbagai jenis olahraga, modeling, dansa,
menari, body language. Sujiono (2004:290-292) menguraikan cara menstimulasi
kecerdasan fisik pada anak, antara lain sebagai berikut: (a) Menari; (b) Bermain
peran/drama; (c) Latihan keterampilan fisik; (d) Olahraga.
Sebelumnya peneliti telah menemukan permasalahan kinestetik pada
penelitian yang dilakukan oleh Waqi’ah (2012). Waqi’ah meneliti tentang masalah yang muncul mengenai kecerdasan kinestetik yang ada di TK Seruni
Kecamatan Margaasih Bandung. Observasi awal Waqi’ah menemukan masalah,
yaitu sebagian besar anak yang kurang bergerak ekspresif, selain itu
anak-anak di TK tersebut mempunyai kepercayaan diri yang kurang bagus. Oleh
karenanya ia mencoba menerapkan metode tari pendidikan untuk menstimulasi
peningkatan kecerdasan kinestetik anak-anak di TK Seruni.
Permasalahan kinestetik pada anak bukan saja dapat ditingkatkan dengan
cara pemberian stimulasi dengan olahraga, bermain outbound, atau dengan
kegiatan seni tari. Permasalahan kinestetik yang banyak terjadi di
sekolah-sekolah, khususnya di taman kanak-kanak sebenarnya dapat ditangani dengan
metode penerapan drama musikal. Carner (2006:116) mengemukakan bahwa:
“Bermain drama secara kreatif adalah kegiatan yang mengharuskan para pemain untuk berpura-pura menjadi karakter tertentu. Semua anak akan mendramatisasi karakter yang mereka mainkan dengan cara yang
berbeda”.
Drama musikal banyak mengandung manfaat untuk menstimulasi
kecerdasan anak, dari mulai kecerdasan bahasa, kecerdasan bermusik, sampai
dengan kecerdasan kinestetik anak. Akan tetapi tidak banyak sekolah yang mau
mengadakan metode pembelajaran drama musikal di sekolahnya, hal ini
disebabkan drama musikal adalah metode yang memang tidak mudah diterapkan
di sekolah khususnya di taman kanak-kanak. Dalam penerapan drama musikal
5
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada membuat skenario, dan tentunya harus terdapat guru yang pandai bermusik.
Terlepas dari kesulitan-kesulitan tersebut, drama musikal tepat untuk
mengembangkan kecerdasan kinestetik pada anak karena perpaduan antara musik
dan drama sangatlah memungkinkan bagi anak untuk dapat mengembangkan
kecerdasan kinestetik mereka, hal tersebut dikarenakan musik sangatlah lekat
dengan dunia anak dan sebagian besar anak-anak di Indonesia menyukai musik.
Selain itu, drama atau bermain peran berfungsi sebagai wadah untuk melakukan
olah tubuh dan gerakan-gerakan yang bervariatif.
Berbeda dengan taman kanak-kanak lainnya yang tidak memfasilitasi anak
didiknya untuk bermain drama musikal, TK Bianglala memiliki pembelajaran
yang sangat bagus karena TK ini mengadakan pentas drama musikal dua kali
dalam satu tahun. Satu diantaranya adalah pentas drama musikal akhir tahun yang
dilaksanakan dengan sangat meriah. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk
dapat meneliti bagaimana implementasi pembelajaran drama musikal dapat
menjadi stimulasi kecerdasan kinestetik di TK Bianglala tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka terdapat
rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini, yaitu “Bagaimana
Implementasi Pembelajaran Drama Musikal Terhadap Stimulasi Kecerdasan
Kenestetik Pada Anak Usia Dini”. Oleh sebab luasnya rumusan masalah yang ada,
penulis akan mempersempit ruang lingkup penelitian dengan membuat
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1) Bagaimana gambaran awal pembelajaran drama musikal di TK Bianglala?
2) Bagaimana implementasi pembelajaran drama musikal di TK Bianglala?
3) Bagaimana evaluasi pembelajaran drama musikal sebagai stimulasi bagi
kecerdasan kinestetik di TK Bianglala?
C. TUJUAN PENELITIAN
6
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada Anak Usia D ini
1. Untuk mengetahui gambaran awal pembelajaran drama musikal di TK
Bianglala?
2. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran drama musikal di TK
Bianglala?
3. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran drama musikal sebagai stimulasi
bagi kecerdasan kinestetik di TK Bianglala?
D. MANFAAT PENELITIAN
Ada pula manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretik
a. Diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya meningkatkan kecerdasan
kinestetik pada anak usia dini
b. Menjadi salah satu bahan masukan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, guna dilakukannya penelitian lebih lanjut terhadap
objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian
ini.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Anak
Anak tidak akan banyak bergelut dengan kesulitan ketika ia harus
menggabungkan musik dengan gerakan-gerakan yang harus diatur
sedemikian rupa agar dapat menjadikan sebuah tampilan karya yang
indah. Selain itu, anak akan memiliki perasaan keindahan yang lebih
tinggi sehingga kreativitas akan lebih banyak muncul ketika anak
mempelajari hal yang serupa.
b. Manfaat Bagi Guru
Manfaat bagi guru sendiri yaitu dapat menjadikan metode ini sebagai
rujukan metode yang dapat digunakan atau pun dikembangkan setiap
tahunnya guna menghasilkan anak didik yang kaya akan keindahan gerak
7
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada menjadi pribadi yang kreatif, karena jika metode musikalisasi drama ini
dipakai sebagai rujukan metode setiap tahunnya, maka guru harus dapat
menciptakan alur-alur cerita yang disenangi oleh anak.
c. Manfaat Bagi Orang Tua maupun Lembaga Terkait Musikalisasi Drama
Manfaat lain yang dapat dirasakan oleh orang tua anak maupun Lembaga
terkait adalah dapat menyediakan fasilitas yang dapat menampung
anak-anak yang menjadikan musikalisasi drama sebagai sebuah kegemaran
yang berlanjut untuk terus diasah sehingga nantinya dapat menjadi wadah
penyaluran bakat anak yang positif, sehingga anak tidak memiliki
keterbatasan ruang dan waktu untuk mempelajari dan terus meningkatkan
kemampuan musikal dan kinestetik.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II berisi kajian teori yang terdiri dari karakteristik anak usia dini,
kecerdasan jamak, kecerdasan kinestetik pada anak, serta teori drama musikal
untuk anak usia dini.
BAB III berisi tentang metode penelitian, yang terdiri dari metode apa
yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi
operasional, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik
pengambilan data, dan prosedur penelitian.
BAB IV berisi mengenai pembahasan hasil penelitian, yang terdiri dari
hasil penelitian dan pembahasan.
8
Octavia Givanny, 2014
37
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berfungsi sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data atau informasi dengan tujuan tertentu yang berbeda-beda, sesuai dengan
kebutuhan setiap peneliti. Dalam penelitian ini, penulis sendiri menggunakan
metode penelitian deskriptif analitik (kualitatif). Bungin (2008:68)
mengemukakan bahwa:
“format desain deskriptif kualitatif banyak memiliki kesamaan dengan
desain deskriptif kuantitatif, karena itu desain deskriptif kualitatif bisa juga disebut dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Artinya, desain ini belum benar-benar kualitatif karena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang
diperolehnya”
Unit yang diteliti pada metode deskriptif kualitatif adalah individu,
kelompok atau keluarga, masyarakat, maupun kelembagaan sosial atau pranata
sosial. Unit individu dimaksud adalah masalah-masalah individu, orang per orang.
Sedangkan unit kelompok atau keluarga, yaitu bisa satuan kelompok atau suatu
keluarga. Masyarakat adalah suatu desa, satu kecamatan, beberapa kecamatan,
satu sekolah, bahkan dapat pula suatu negara atau suatu regional, tergantung dari
konsep masyarakat yang digunakan. Sementara yang dimaksud kelembagaan
sosial atau pranata adalah suatu tatanan nilai dan norma sosial, suatu kebijakan
publik atau implementtasi kebijakan dan sebagainya.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Bianglala yang terdapat di
Jl. Sariendah No.19A Bandung. Sementara itu, yang menjadi subjek penelitian
adalah seluruh anak-anak di TK Bianglala.
Melihat kenyataan di lapangan bahwa drama musikal masih jarang
ditemukan di pendidikan anak usia dini, maka peneliti memutuskan memilih TK
Bianglala sebagai tempat penelitian. TK Bianglala dipilih sebagai tempat
penelitian karena di TK ini terdapat pembelajaran drama musikal yang diterapkan
rutin kepada anak setiap tahunnya untuk acara pentas seni akhir tahun ajaran.
38
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
B. Desain Penelitian
Format desain deskriptif kualitatif banyak memiliki kesamaan dengan
desain deskriptif kuantitatif, karena itu desain deskriptif kualitatif bisa disebut
pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Artinya, desain ini belum
benar-benar kualitatif karena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif,
terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya (Bungin, B. 2008
: 68).
Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian
dalam bentuk studi kasus. Berikut adalah langkah-langkah penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti:
Diagram 3.1
Sumber: Moleong, L (1989)
Pada tahap pra-lapangan, peneliti melakukan studi literatur terlebih dahulu
yang bertujuan untuk mendalami pokok permasalahan yang akan dibawakan
dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti melakukan observasi pendahuluan yang Pra – lapangan
Penyusunan dan Pelaporan Hasil Penelitian
39
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada bertujuan untuk mengetahui objek penelitian yang tepat dalam penelitian ini, jika
peneliti sudah mengetahui objek yang akan diteliti, peneliti menyusun instrumen
penelitian agar penelitian berjalan terstruktur sesuai dengan tujuan awal
penelitian.
Setelah itu peneliti memasuki tahap pelaksanaan studi seperti observasi
non partisipatif, wawancara, studi dokumentasi, rekaman foto dan video.
Observasi non partisipatif dilakukan agar penelitian berjalan secara natural tanpa
ada campur tangan peneliti yang mungkin akan menjadikan penelitian tidak
natural. Wawancara dilakukan kepada guru-guru yang bersangkutan dengan
penelitian seperti guru-guru yang mengajarkan anak drama musikal di TK
Bianglala, hal tersebut dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara
akurat dari sumber langsung yang terpercaya. Selanjutnya bukti penelitian
dilakukan dengan mengambil foto dan video kegiatan saat observasi.
Jika data di lapangan sudah terkumpul secara lengkap, peneliti sudah dapat
menganalisis data dengan cara mengelompokkan data terlebih dahulu agar
tersusun sesuai pengelompokan data yang dibutuhkan. Peneliti menganalisis data
dengan cara kualitatif karena sesuai dengan metode yang digunakan. Terakhir,
peneliti dapat menyusun draf skripsi yang dilanjutkan dengan pelaporan.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif analitik,
dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data kualitatif menggunakan metode
pengamatan yang umumnya menggunakan wawancara bertahap dan mendalam,
observasi, dan lain-lain.
Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa
memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti
kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam
melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melepaskan
teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk
40
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif
harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagai mana
seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi
berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,
dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan/sumber data (Sugiyono, 2012).
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitik, maka
penulis mngadakan pengaturan, pengurutan, pengelompokkan, dan penganalisaan
secara terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Seperti yang
diungkapkan oleh Nasution (1996):
“Mengadakan analisis data sejak awal penelitian dan selanjutnya
sepanjang melakukan penelitian itu. Analisis dengan sendirinya timbul bila ia menafsirkan data yang diperolehnya. Sebenarnya semua data, setiap deskripsi mengandung tafsiran. Namun diadakan perbedaan antara
data deskriptif dan data analisis atau tafsiran”.
Dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif analitik, pada
dasarnya peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan kondisi dan
permasalahan yang ada di lapangan. Peneliti pada umumnya hanya akan
mendeskripsikan fakta apa yang terjadi di lapangan tanpa menggunakan tes,
angket, maupun eksperimen. Ada pun pendapat Nasution (1996) sebagai berikut:
“Instrumen penelitian kualitatif tidak bersifat eksternal atau objektif, akan
tetapi internal, subjektif, yaitu peneliti itu sendiri tanpa menggunakan tes, angket, atau eksperimen. Instrument dengan sendirinya tidak berdasarkan definisi operasional. Yang dilakukan ialah menseleksi aspek-aspek yang khas, yang berulangkali terjadi, yang berupa pola atau tema, dan tema itu senantiasa diselidiki lebih lanjut dengan cara yang lebih halus dan mendalam. Tema itu akan merupakan petunjuk ke arah pembentukan
suatu teori”.
Dalam penelitian di TK Bianglala ini, peneliti sengaja menggunakan
metode deskriptif analitik karena peneliti tidak akan melakukan judgement pada
metode pembelajaran maupun pada hasil dari pembelajaran itu sendiri. peneliti
juga tidak akan turut campur atau memberikan tes dalam kegiatan pembelajaran
41
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada hanya akan mendeskripsikan kondisi nyata dan sebenar-benarnya di lapangan
mengenai pengaruh pembelajaran drama musikal terhadap stimulasi kecerdasan
kinestetik anak-anak di TK tersebut.
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dapat diberikan definisi
operasional, dilihat dari judul penelitian yaitu “Implementasi Pembelajaran Drama
Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia Dini”:
1. Pertama adalah drama musikal yaitu penggabungan musik dan drama yang
akan menjadi sebuah karya seni. Adapun pengertian drama Menurut Tjahjono
(1988:186), kata drama berasal dari bahasa Yunani yang berarti action dalam
bahasa Inggris dan gerak dalam bahasa Indonesia. Jadi secara mudah drama
dapat kita artikan sebagai bentuk seni yang mengungkapkan perihal
kehidupan manusia melalui gerak atau action dan percakapan atau dialog.
2. Kedua adalah kecerdasan kinestetik, kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk menggabungkan antar fisik dan pikiran, sehingga
menghasilkan gerakan yang sempurna (Suyadi, 2009:255). Kecerdasan
kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh
untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan
mempergunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu. Kecerdasan
ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan menerima
rangsangan. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik dengan baik akan
memiliki koordinasi tubuh yang baik, gerakan mereka akan terlihat seimbang,
cekatan dan luwes.
E. Instrumen Penelitian
Jika dalam penelitian kuantitatif yang menjadi dasar penelitian adalah
kualitas instrumen yang telah divalidasi, maka dalam penelitian kualitatif yang
menjadi instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. seperti yang
42
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. oleh karena itu peneliti sebagai
instrument juga harus siap “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Dari pendapat Sugiyono di atas sudah jelas bahwa penelitian kualitatif
instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus
penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen
penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara. Berikut adalah kisi-kisi instrumen yang nantinya akan menjadi
panduan untuk mendapatkan data apa saja yang perlu dilihat dalam melakukan
penelitian:
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DRAMA MUSIKAL DI TK BIANGLALA
NO. TUJUAN DATA YANG
43
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada 3. Untuk
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada dasarnya teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
sekaligus juga adalah metode analisis data, sehingga proses pengumpulan data
juga adalah proses analisis data, karena itu setelah data dikumpulkan maka
sesungguhnya sekaligus peneliti sudah menganalisis datanya namun belum
sepenuhnya dituangkan dalam format tertulis secara formal.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting). Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer (sumber data yang
langsung memberikan data pada pengumpul data) ataupun menggunakan sumber
sekunder (sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data,
seperti lewat dokumen). Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi
44
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
Diagram 3.2
Setelah memahami teknik pengumpulan data, maka teknik triangulasi
atau teknik gabungan akan dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini. Teknik
triangulasi sendiri adalah gabungan dari semua teknik pengumpulan data pada
penelitian kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ada pun
format instrumen wawancara yang telah disediakan untuk memfasilitasi peneliti
dalam mendapatkan informasi langsung dari narasumber yang terpercaya.
INSTRUMEN WAWANCARA
Nama:Lokasi:
Hari/tanggal:
1. Sudah berapa lama ibu/bapak mengajar di TK Bianglala?
2. Menurut ibu/bapak pembelajaran apakah yang sangat menonjol di TK
Bianglala?
MACAM-MACAM TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
45
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada 3. Kesan-kesan apa yang didapat selama menjadi guru di TK Bianglala?
4. Sudah sejak kapan TK Bianglala mengadakan pembelajaran drama musikal?
5. Mengapa TK Bianglala mau mengadakan pentas drama musikal setiap tahun
untuk anak?
6. Siapa saja yang terlibat dalam mengajarkan anak-anak bermain drama?
7. Kapan waktu yang tersedia untuk anak-anak latihan sebelum pentas drama
musikal?
8. Dalam proses pembelajaran drama musikal, apakah ada kendala yang
dihadapi ibu/bapak?
Jika ada, apa saja kendala yang dialami?
9. Apakah kecerdasan kenestetik penting dalam masa pertumbuhan anak usia
dini?
Jika ya, mengapa?
10.Apakah ada hambatan dalam pengajaran untuk meningkatkan perkembangan
kecerdasan kinestetik anak-anak di TK Bianglala?
11.Menurut ibu/bapak apakah drama musikal dapat meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak?
12.Mengapa drama musikal dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak?
13.Seberapa besar drama musikal berperan sebagai stimulasi kecerdasan
kinestetik untuk anak-anak di TK Bianglala?
14.Bagaimana ibu/bapak mendesign pembelajaran drama musikal untuk anak di
TK Bianglala?
15.Bagaimana strategi bapak/ ibu agar anak dapat menguasai pembelajaran
drama musikal untuk pementasan?
16.Bentuk kecerdasan kinestetik yang mana yang dapat terstimulasi oleh
kegiatan drama musikal ini?
17.Apa manfaat lain mengajarkan anak drama musikal selain untuk kecerdasan
kinestetik?
18.Apakah dalam menampilkan drama musikal ini tujuan yang diharapkan sudah
46
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
Tabel 3.2
Selain instrument wawancara di atas, peneliti juga membuat tabel
ciri-ciri anak cerdas kinestetik. Tabel tersebut berfungsi sebagai alat ukur sederhana
yang akan menunjukkan hasil evaluasi pembelajaran drama musikal sebagai
stimulasi bagi kecerdasan kinestetik di TK Bianglala, tabel tersebut adalah
sebagai berikut:
NO. Ciri-ciri anak memiliki Kecerdasan
Kinestetik Keterangan
5. Anak Menikmati kegiatan fisik (olahraga)
6. Anak dapat Melangkahkan kaki 1. 7. Anak dapat Merentangkan tangan ke
Dalam penelitian ini, data diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis data merupakan hal kritis
47
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada dan menyusun secara rinci dan akurat hasil data yang didapat dari lapangan,
sehingga dibuat suatu pola yang nantinya akan terdapat sebuah kesimpulan, di
mana kesimpulan tersebut dapat dimengerti oleh peneliti maupun orang lain.
Dalam Sugiyono, Bodgan menyatakan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan di lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Ada pun analisis data di lapangan menurut model Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2012:246):
Periode Pengumpulan
Reduksi data
Antisipasi Selama Setelah
Display data ANALISIS
Selama Setelah
Kesimpulan/verifikasi
Selama Setelah
Dilihat dari model Miles dan Huberman di atas, maka hal pertama yang
dilakukan peneliti di lapangan adalah mereduksi data. Mereduksi data bertujuan
untuk memilih hal-hal pokok dari semua data yang telah terkumpul dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Setelah mereduksi data, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplaykan data (penyajian data). Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data yang sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan menggunakan uraian
48
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
adalah penarikan kesimpulan, dengan demikian kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
92
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
1. Pembelajaran drama musikal di TK Bianglala ini melibatkan banyak pihak,
mulai dari anak-anak kelas TK A dan TK B, guru-guru, kepala sekolah, dan
juga staff. Skenario yang dibuat oleh guru akan lebih memudahkan guru
untuk memahami jalan cerita sehingga dapat dengan tepat disampaikan
kepada anak (pemeran drama musikal). Kecerdasan dan kesabaran guru
sangat diperlukan lebih besar dibandingkan hari-hari belajar biasa karena
dalam melatih anak dapat bermain drama diperlukan proses pembelajaran
yang menyenangkan bagi anak sehingga anak mau mengikuti jalannya proses
latihan dengan benar sebelum hari pementasan drama musikal tersebut.
2. Kegiatan latihan yang diberikan oleh guru-guru kepada anak-anak ditanggapi
dengan senang dan ceria oleh anak, semua itu terjadi karena guru
memberikan instruksi yang jelas kepada anak dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh anak. Di dalam drama musikal ini terdapat banyak tarian
yang membuat anak senang dan ceria saat latihan tiba. Banyaknya tarian
dapat secara langsung mengasah kemampuan gerak motorik anak di TK
Bianglala ini. Pemilihan adegan dan tarian harus disesuaikan dengan
karakteristik anak usia dini, adegan atau tarian tidak boleh terlalu rumit
karena akan membuat anak sulit mengikuti atau mempelajari gerakan
tersebut.
3. Rutinitas kegiatan drama musikal yang berlangsung setiap tahun di TK
Bianglala ini secara efektif dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak,
hal ini terbukti dengan perkembangan kecerdasan kinestetik yang sangat baik
di TK Bianglala ini bahkan untuk anak berkebutuhan khusus yang ada di sini
sekalipun. Sejak tahun 2000 TK ini mengadakan pentas drama musika,
sehingga guru-guru dan kepala sekolah sudah paham betul tujuan apa saja
yang harus tercapai dalam kegiatan ini, seperti meningkatkan kecerdasan
93
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia D ini
kinestetik pada anak, kemampuan bahasa, kecerdasan musikalitas anak, dan
kecerdasan jamak lainnya.
B. REKOMENDASI
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan mengemukakan
rekomendasi terkait implementasi pembelajaran drama musikal sebagai stimulasi
kecerdasan kinestetik pada anak usia dini, yaitu:
1. Anak-anak harus diperkenalkan terlebih dahulu pembelajaran drama
secara sederhana, seperti bermain peran sederhana sehingga anak dapat
terbiasa mendalami peran yang dimainkan.
2. Biasakan anak mendengarkan musik sehingga tingkat musikalitas anak
dalam bermain drama sudah terasah sebelumnya.
3. Buatlah skenario yang tidak rumit namun menarik untuk anak.
4. Adegan dan tarian yang terdapat di dalam drama musikal harus dibuat
sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini.
5. Tingkat kreativitas dan kesabaran guru harus lebih ditingkatkan untuk
mengajarkan anak bermain drama musikal karena keberhasilan saat
pementasan drama yang akan didapat pun bisa membuat bangga seluruh
pihak terkait.
6. Orang tua harus mau memaklumi kegiatan tambahan sepulang sekolah
minimal satu bulan sebelum pentas karena latihan ekstra sangat diperlukan
untuk hasil yang memuaskan.
7. Kerjasama seluruh guru-guru sangat berperan penting, selain itu dukungan
pihak sekolah atau yayasan sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya
pementasan drama musikal.
8. Penelitian ini terbatas, sehingga penelitian untuk meningkatkan kecerdasan
kinestetik ini dapat dikembangkan kembali oleh peneliti selanjutnya
dengan model pembelajaran lainnya sehingga dapat menambahkan
referensi untuk guru-guru pengajar anak usia dini dalam meningkatkan
94
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Pada
DAFTAR PUSTAKA
Adjib, H. (1985). Pengantar bermain drama. Bandung. CV Rosda.
Anwar. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung. Alfabeta.
Armstrong, T. (2013). Kecerdasan Multipel di Dalam Kelas. Jakarta. Indeks.
Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Kencana.
Carner, K. (2006). Aktivitas Pintar untuk Anak Prasekolah. Jakarta. Erlangga.
Campbell, D. (2001). Efek Mozart Bagi Anak-Anak Meningkatkan Daya
Pikir, Kesehatan dan Kreativitas Anak Melalui Musik. Jakarta.
Gramedia.
Claudia, H. (2013). Model Pembelajaran Bernyanyi Untuk Meningkatkan
Artikulasi Bicara Anak Autis. Tesis Pada Pasca Sarjana UPI
Bandung: Tidak diterbitkan.
Decaprio, R. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta. Diva Press (Anggota IKAPI).
Djohan. (2006). Terapi Musik (teori dan aplikasi). Yogyakarta. Galangpress.
Esslin, M. (1985). Anatomi Drama I Proyek Pengembangan Institut
Kesenian Indonesia Sub Proyek Akademi Seni Tari Indonesia.
Bandung.
Hasan, M. (2012). Pendidikan Anak Usia Dini, Panduan Lengkap
Manajemen Mutu Pendidikan Anak Untuk Para Guru dan Orang Tua. Jogjakarta. Diva Press.
Izzaty, E. (2013). Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal Pada
95
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada Anak Usia D ini
Nasution, S. (1996). MetodePenelitianNaturalistikKualitatif. Bandung. Tarsita.
Mahmud, AT.(1996). MusikdanAnak 1 dan 2.Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
McNeill. (1998). Sejarah Musik I Musik Awal Sejak Masa Yunani Kuno
Sampai Akhir Masa Barok. Jakarta. PT BPK Gunung Mulia.
Moleong, L. (2000) Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung. RosdaKarya.
Morrison, G. (2012). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. Indeks.
Musfiroh, T. (2004). Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta.
Rahardian, N. (2005). Musik dan Kecerdasan Otak bayi. Bogor. KH Kharisma Buka Aksara.
Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk PAUD. Jakarta. Grasindo.
Pratiwi, Y. (2013). Seni Tari dan Drama Untuk Anak Usia Dini. Semarang
Proceedings The International 2011 Early Childhood Studies Conference. (2011). Current Issues In Early Childhooh. Bandung. PGPAUD FIP UPI.
Saptaria, E. (2006). Acting handbook, Panduan praktis akting untuk film
dan teater. Bandung. Rekayasa Sains.
Sheppard, P. (2007) Music makes your child smarter. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Soeharto. M. (1992). Kamus musik. Jakarta
96
Octavia Givanny, 2014
Implementasi Pembelajaran D rama Musikal Sebagai Stimulasi Kecerdasan K inestetik Pada Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada
Sugiono. (2012). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
Sujiono, dkk. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak . Jakarta. PT Indeks.
Suyadi. (2009). Anak yang Menakjubkan. Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI).
Wati, A. (2008). Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Kecerdasan
Majemuk. PPSD FIP UNY. Tidak diterbitkan
Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-kanak. Jakarta. Kencana.
97
Octavia Givanny, 2014