• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian sebagaimana dalam bab sebelumnya, adalah sebagai berikut, kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut diukur dengan empat dimensi: manager, leader, supervisor diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut kategorinya sangat tinggi.

Bagitu pula motivasi kerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang diukur dengan motivasi kerja kepala sekolah diukur dengan enam dimensi, yaitu disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, keratifitas dan prestasi, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa motivasi kerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut kategorinya tinggi.

Juga pelatihan Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang diukur dengan dua dimensi, yaitu bentuk pelatihan Kepala Sekolah dan tingkat penguasaan keterampilan, pengetahuan dan sikap Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut kategorinya tinggi.

Besarnya pengaruh antara variabel motivasi kerja (X1) terhadap Kinerja kepala sekolah (Y) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah kategori kuat. Hal ini menunjukkan pengaruh yang kuat di antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja kepala sekolah. Sedangkan untuk menyatakan besarnya besarnya pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja kepala sekolah diperoleh koefisien determinasi sebesar 43,20%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain.

Besarnya pengaruh antara variabel pelatihan (X2) terhadap Kinerja kepala sekolah (Y) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah kategori kuat. Hal ini menunjukkan pengaruh yang kuat dari pelatihan terhadap Kinerja kepala sekolah. Sedangkan untuk menyatakan besarnya besarnya pengaruh pelatihan terhadap Kinerja kepala sekolah diperoleh koefisien determinasi sebesar 50,20%, sedangkan sisanya

126

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dipengaruhi variabel lain.

Besarnya pengaruh antara variabel (X1) dan (X2) terhadap Kinerja kepala sekolah (Y) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah kategori kuat. Hal ini menunjukkan pengaruh yang kuat di antara Motivasi Kerja dan pelatihan secara bersama-sama terhadap Kinerja kepala sekolah. Sedangkan untuk menyatakan besarnya besarnya pengaruh Motivasi Kerja dan pelatihan secara bersama-sama (simultan) terhadap Kinerja kepala sekolah diperoleh koefisien determinasi sebesar 59,10%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi. Bagi dinas pendidikan perlu menyusun rencana induk tentang pelatihan kepala sekolah baik melalui pelatihan dan pengembangan. Cara ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja kepala sekolah, karena dari hasil penelitian ini di ketahui bahwa pelatihan berpengaruh sisnifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Selain itu, dinas pendidikan hendaknya berupaya secara terprogram meningkatkan kesejahteraan kepala sekolah melalui pemberian kompensasi yang di kemas dalam sistem reward and punishment yang objektif dan transparan. Cara ini akan meningkatkan motivasi kerja dan kinerja kepala sekolah, karena hasil penelitian membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kepala sekolah.

2. Kinerja Kepala Sekolah Dasar yang perlu dapat perhatian khusus adalah dimensi supervisor yaitu dalam merencanakan program supervisi. Dalam dimensi supervisor hendaknya kepala sekolah dapat mengambil solusi antar (1) melakukan supervisor harus direncanakan dan dikomunikasikan dengan guru, (2) adanya tindak lanjut yang berkelanjutan, (3) hasil supervisor dilakukan pengadministrasian yang baik.

3. Motivasi kerja Kepala Sekolah yang perlu dapat perhatian khusus adalah indikator motivasi kerja yang paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Di lapangan kepala sekolah masih kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan peran dan tugasnya. Hendaknya kepala sekolah Kepala sekolah (1) berusaha untuk selalu menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri untuk menjadi kepala sekolah yang mampu melaksanakan pekerjaan sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator, (2) bagi pihak lembaga pendidikan, disarankan untuk memberikan motivasi bagi kepala sekolah sebagai upaya untuk mendorong kepala sekolah agar memberikan semua kemampuan yang dimilikinya secara maksimal. Pemberian motivasi kerja dapat dilakukan, misalnya penambahan fasilitas pendukung proses belajar mengajar di sekolah, serta pemberian pelatihan bagi kepala sekolah.

4. Pelatihan kepala Sekolah yang perlu dapat perhatian khusus adalah indikator pelatihan kepala sekolah yang paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. Di lapangan kepala sekolah masih banyak yang kurang mahir menggunakan tehnologi misalnya leptop. Pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi seringnya dilaksanakan hanya untuk guru yang memperoleh tugas tambahan menjadi operator, sedangkan Kepala Sekolah jarang mendapatkan pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. Hendaknya dinas lebih sering serta fokus akan perlunya menyusun rencana tentang pembinaan Kepala Sekolah melalui kegiatan pelatihan dan pengembangan, hal ini ditujukan untuk mendukung kinerja Kepala Sekolah. Cara ini diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi dan kinerja para Kepala Sekolah.

5. Penelitian ini hanya meneliti dua variabel yang mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah, sementara masih banyak faktor lain yang juga ikut mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah tersebut yaitu job design, penghargaan, kepemimpinan, pembelajaran, attitude, demografi, SDM, kompetensi, keahlian, kebijakan, dan latar belakang. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat melengkapi kekurangan penelitian ini.

128

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, M. (2009). Armstrong’s Handbook Of Performance Manajemen. An Evi Dence-Based Quide To Delivering High Performance India: By Replika Press Pvt L Td.

Arep. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta :Grasindo.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. . (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Cestetter, W. B. (1996). The Human Resource Funtion in Education Administration. New jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.

Daryanto, H. M. (2013). Strategi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Renika Cipta. . (2006). Administrasi Dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Renika

Cipta.

Depdiknas. (2008). Kebijakan Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Direktorat Jenderal PMPTK. (2008). Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008,Buku 1 Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Fortopolio. Jakarta: Depdiknas.

Dodi. (2011). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pelaksanaan MBS Terhadap Kinerja Mutu Sekolah di SMA Kabupaten Subang. Jurnal Manajemen & Sistem Informasi UP.I6, (12).

Gomes, F. C. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi offset.

Hasibuan, S.P.M. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi aksara.

. (2001). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi aksara.

Handoko. (2001). Manajemen sumber daya manusia dan perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Irhan, F. (2011). Definisi Kinerja, Manajemen Kinerja Dan Kinerja Organisasi. Bandung: Alfabeta.

, (2010). Manajemen Kinerja Teori Dan Aplikasi. Bandung: Alfa Beta. Winardi. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi cetakan ke-2, Jakarta:Kencana. Prenada Media Group 2004, Hal. 347[2] J.Winardi. Manajemen Perilak.

Organisasi Cetakan Ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2004, Hal. 347 Jerry, H. M. (2011). Supervisi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Karwati, E. (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Keban, T. (2004) . Enam Dimensi Strategis. Yogyakarta: Gaya Media.

Mangkunegara, A. P. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.

. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marzuki, M.S. (1992). Strategi dan Model Pelatihan. Malang: IKIP Malang. . (2010). Supervisi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. (2007). Supervisi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Masaong, K . (2013). Supervisi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intellegence. Bandung: Alfabeta.

. (2011). Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moekijat. (1993). Pengembangan dan Motivasi. Bandung: Pionir Jaya. . (1991). Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan

Produktivitas Perusahaan. Bandung: Mandar Maju.

Mulyasa, E (2011). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

130

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Muslich, M. (2007). Manajemen Sekolah Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, M. (1994). Manajemen Personalia Jembatan Perubahan, Jakarta: PT Rajawali.

Newron, (2005). Organization behavior. International edition New York: MC Graw Hill.

Nawawi, H. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Nazir. (2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang fungsional guru dan angka kredit.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.

Prawiro, S. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPF.

Poerwadarminta, W.J.S. (2005). Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: Jasa Grafindo.

Riduan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. . (2002). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robert, L. (2006). Human Resource Management. Edisi Sepuluh, Penerbiot Salemba Empat.

Ruki, A. (2001). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Sarwono. (1999). Psikologi Organisasi. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Sa’ud, U. S. (2012). Pengembangan Kinerja Kepala Sekolah Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Sedarmayanti. (2001). Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung: Refika Aditama.

Siagian. (1994). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora, H. (2004). Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. Bagian Penerbitan STIE.

__________. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. Bagian

Penerbitan STIE. Sudarwan, D. (2009). Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana. (1996) . Tehnik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, R & D. Bandung: Alfa Beta. Cetakan ke-13.

. (2003). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, R & D. Bandung: Alfabeta. Cetakan ke-15.

Suhardiman, B. (2011). ”Studi Kinerja Kepala Sekolah (Analisis Pengaruh Faktor Rekrutmen, Kompensasi, dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala

SMP dan Dampaknya terhadap Kinerja Sekolah di Kabupaten Garut”. Junal Manajemen & Sistem Informasi UP.I6, (12).

. (2008). Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep Dan Aplikasi. Jakarta : PT. Prenada Media Grup.

Sumantri, S. (2000). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Fakultas Psikologi Unpad.

Supriadi, A. (2012). Kontribusi Motivasi Kerja dan Pendidikan Dan Latihan. Jurnal Administrasi Pendidikan. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.. Suriri, (2007). Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta

Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung: Refika Aditama.

Syaiful, S. (2005). Manajemen Strategik Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

132

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Timpe, D. A. (2000). Performance Facts on File Inc. New York. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com. Diakses tanggal 26 Januari 2015, pukul 18.30 WIB.

Tjiptono, F. (1998). Kepemimpinan Dan Motivasi . Yogyakarta: Andi offset __________. (1996). Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja. Yogyakarta:

Andi offset.

Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen.

Undang-undang No 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian Negara.

Wahjosumidjo. (2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Dokumen terkait