• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

MAYA DESI KUSUMAH NIM 1308053

PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN

TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Oleh

MAYA DESI KUSUMAH NIM 1308053

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana

© Maya Desi Kusumah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

MAYA DESI KUSUMAH

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing

Dr. Endang Herawan, M.Pd. NIP 19600810 198603 1 001

Mengetahui Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan SPs UPI

(4)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Cibatu

Kabupaten Garut Maya Desi Kusumah

NIM. 1308053 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja kepala sekolah, motivasi kerja dan pelatihan kepala sekolah serta pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini di harapkan memberikan kontribusi bagi kepentingan akademis dan untuk dijadikan informasi bagi pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja Kepala Sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Populasinya adalah seluruh kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang ber jumlah 47 orang. sampel penelitian diambil berdasarkan total sampling dari seluruh Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan motivasi kerja, pelatihan, dan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut berada pada katagori cukup kuat. Motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah, dan secara bersama-sama motivasi kerja dan pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Untuk memperbaiki kinerja kepala sekolah perlu diperhatiannya dimensi supervisor yaitu dalam merencanakan program supervisi. Untuk memperbaiki motivasi kerja indikator paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Untuk memperbaiki pelatihan indikator paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. Besarnya pengaruh Motivasi Kerja dan pelatihan terhadap kinarja kepala sekolah dapat di jadikan pertimbangan bagi sekolah dalam usaha meningkatkan kinerja kepala sekolah.

(5)

Effect Of Working Motivation And Training On The Principal’s

Performance In All Elementary School In Cibatu Sub Districts Garut Regency

Maya Desi Kusumah NIM. 1308053

ABSTRACT

This study aims to know how the performance of the principal, the working motivation and the principal’s training as well as the influence of Working Motivation and Training toward the principal’s performance in all elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The result of this study is expected to give contribution for academic interest and become information for educational administrator in the effort to improve and increase the principal’s performance. The approach used in this study is quantitative with survey method. The population is 47 principal of elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The sample was taken by total sampling from all elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The data was collected by questionnaire and analysed by correlation and regression. The result of the study shows that the presence of the working motivation, training, and the principal’s performance is at strong enough category. Both the working motivation and the training positively and significantly influential toward the principal’s performance, and collectively the working motivation and the training positively and significantly influential toward the principal’s performance. To improve the principal’s performance, the supervisor dimension need to be considered in planning the supervision program. To improve the working motivation, the lowest indicator that need to be seriously considered is the indicator of performing the job seriously. To improve the training, the lowest indicator that need to be seriously considered is the indicator of information technology and communication training. The great influence of working motivation and training toward the principal’s performance may become consideration for school in the effort to improve the principal’s performance.

(6)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

DAFTAR ISI

Hlm

PERNYATAAN……….………...

ABSTRAK ………

KATA PENGANTAR ……….……….

UCAPAN TERIMA KASIH …..……….

DAFTAR ISI ……….

DAFTAR TABEL ………

DAFTAR GAMBAR ………

DAFTAR GRAFIK …...……… i ii iii iv vi ix x xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ………..……. B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ……..…….. C. Tujuan Penelitian ………...……. D. Manfaat Penelitian ………..…… E. Struktur Organisasi Tesis ………...…….

1 8 10 11 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka ………...……….. 1. Kinerja Kepala Sekolah dalam Administrasi

Pendidikan …...………..……….... a. Pengertian Kinerja Kepala Sekolah ……...…… b. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ………... c. Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah …………... d. Indikator Kinerja Kepala Sekolah ………...

2. Kajian Motivasi Kerja dalam Administrasi Pendidikan a. Pengertian Motivasi Kerja …..……… b. Pentingnya Motivasi Kerja ... c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja d. Teori-teori Motivasi Kerja ... e. Pola Motivasi ... f. Model Harapan ... g. Hubungan anatara Motivasi Kerja terhadap Kinerja

Karyawan ... h. Cara Meningkatkan Motivasi Kerja ... i. Indikator Motivasi Kerja ………...……

3. Kajian Pelatihan dalam Administrasi Pendidikan …... a. Pengertian Pelatihan …...……….. b. Asas-asas Pelatihan ... c. Pengembangan Program Pelatihan ...

(7)

d. Mekanisme Pelatihan ... e. Efektivitas Pelatihan ... f. Manajemen Pelatihan ... g. Penerapan Hasil Pelatihan ... h. Pelatihan untuk Meningkatkan Kinerja ... i. Indikator Pelatihan ……...……..

B. Kerangka Penelitian ……….... 1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah ... 2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah 3. Motivasi Kerja dan Pelatihan Kepala Sekolah

Bersama-sama Berpengaruh Terhadap Kinerja Kepala Sekolah ...

C. Hipotesis Penelitian ……….……… 56 57 59 60 62 62 65 65 66 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….………… B. Metode Penelitian …...……… C. Definisi Operasional ………...……… D. Proses Perumusan Instrumen Penelitian …...…………. E. Proses Pengembangan Instrumen ………... 1. Kisi-kisi Instrumen …...………… 2. Uji Validitas………...……….. 3. Uji Reliabilitas ……...………..

F. Teknik Pengumpulan Data………...….. G. Teknik Analisis Data ………...…

69 71 72 73 74 74 80 81 83 84

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian ………….……….. 1. Analisis Deskriptif …………...………....

a. Gambaran Motivasi Kerja pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut... b. Gambaran Pelatihan pada Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... c. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut...

2. Pengujian Persyaratan Analisis ………... a. Uji Normalitas Data ……….... b. Uji Linieritas ………...

3. Pengujian Hipotesis ………

(8)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

Sekolah ……...………. b. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Kepala

Sekolah …... c. Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan terhadap

Kinerja Kepala Sekolah ……...

4. Interpretasi Hasil Analisis Data ………..…..

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….…. 1. Analisis Deskripsi Data Penelitian ... a. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah

Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...……….. b. Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...……….. c. Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...………..

2. Analisis Pengujian Hipotesis ... a. Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Kepala Sekolah ... b. Pengaruh Pelatihan Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Kepala Sekolah ... c. Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan

Pelatihan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Kepala Sekolah ...

97

101

104

108

111 111

111

114

117

120

120

122

123

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ……….

B. Rekomendasi ………..

125 126

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..……… RIWAYAT HIDUP ………...

(9)

DAFTAR TABEL Tabel Hlm 1.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34

Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ………... Populasi Penelitian ……...…….. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah ……… Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Kepala Sekolah …………... Kisi-kisi Instumen Pelatihan Kepala Sekolah ……... Model dan Bobot Alternatif Jawaban ………... Kategori Penilaian Presentase Skor Tanggapan Responden …...…. Rekafitulasi Pengumpulan Angket keseluruhan Variabel ………… Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r …...………. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Motivasi Kerja ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Pelatihan ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Kinerja Kepala Sekolah ... Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ... Hasil Uji Normalitas Data Y ... Hasil Uji Normalitas Data X1 ... Hasil Uji Normalitas Data X2 ... Hasil Uji Data Y terhadap X1 ... Hasil Uji Linieritas Y terhadap X2 ... Rekafitulasi Hasil Uji Linieritas Data Y terhadap X1 dan X2 ... Tolak Ukur Koefisien Korelasi ... Koefisien Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X1 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X1 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X2 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Ganda ... Signifikansi Korelasi Ganda ... Analisis Koefisien Determinasi ... Analisis Regresi Ganda ... Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ...

(10)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hlm

1.1 2.2 2.3 2.4 3.5 4.6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah ... Kinerja Sekolah ... Daur Managing Training ... Kerangka Berpikir Penelitian ... Hubungan Variabel Bebas dan Terikat ... Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y ...

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hlm

4.1 4.2 4.3 4.4

4.5

4.6

Normalitas data Y ... Normalitas data X1 ... Normalitas data X2 ... Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ...

92 93 94

112

114

(12)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Otonomi daerah memberikan kewenangan yang besar kepada Pemerintah

Daerah dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Salah satu

kewenangan tersebut adalah dalam pembinaan karir pendidik dan tenaga

kependidikan, termasuk rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Implementasi

kewenangan tersebut selama ini menunjukkan dua kecenderungan yaitu: (1)

adanya perbedaan proses rekrutmen antara daerah yang satu dengan yang lain, dan

(2) ditemukannya indikasi penyimpangan dari prinsip-prinsip profesionalisme

dalam proses rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Dalam konteks ini pemerintah

pusat memiliki kewenangan membuat regulasi agar dua hal tersebut dapat

dikurangi/ditekan melalui berbagai peraturan dan kebijakan antara lain Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah/Madrasah dan Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Permendiknas tersebut

mengamanatkan perlunya penataan kembali sistem rekrutmen dan pembinaan

karir kepala sekolah/madrasah agar diperoleh kepala sekolah/madrasah yang

kredibel dan berkompeten. Karena itu semua pihak yang terkait, terutama

pemerintah daerah dalam hal rekrutmen kepala sekolah/madrasah harus memiliki

komitmen yang sama dalam melaksanakan Permendiknas No. 28 Tahun 2010

tersebut.

Pasal 1 dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009, ini yang dimaksud dengan:

Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang

lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Kehadiran kepala sekolah sangat penting karena merupakan motor

(13)

Begitu besarnya peranan sekolah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan,

sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya inovasi pendidikan dan kegiatan

sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh

kepala sekolah. Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan seorang pemimpin

dalam melaksanakan tugasnya, tidak ditentukan oleh tingkat keahliannya dibidang

konsep dan teknik kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak ditentukan oleh

kemampuannya dalam memilih dan menggunakan teknik atau gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dipimpin.

Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolahnya harus mempunyai kinerja

yang efektif yang mampu mencapai keberhasilan kepala sekolah yang produktif di

sekolah. Hal tersebut sebagaimana Martin, dkk. (dalam Mulyasa, 2011, hlm. 63)

bahwa kepala sekolah yang efektif setidaknya memiliki indikator yaitu:

1) Memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya dan mampu mendorong semua warga sekkolahnya untuk mewujudkannya. 2) Memiliki harapan tinggi terhadap prestasi peserta didik dan kinerja seluruh warga sekolah. 3) Senantiasa memprogramkan dan menyempatkan diri untuk mengadakan pengamatan terhadap berbagai aktifitas guru dan pembelajaran di kelas serta memberikan umpan balik (feedback) yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah daan memperbaiki pembelajaran. 4) Mendorong manfaat waktu secara efisien dan merancang prosedur untuk meminimalisir stress dan komplik negatif. 5) Mendayagunakan berbagai sumber belajar dan melibatkan seluruh warga sekolah secara kreatif, produktif, akuntabel. 6) Memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun kelompok, serta memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan pembelajaran. 7) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.

Dalam rangka menciptakan kinerja kepala sekolah yang dapat dikatagorikan

baik maka salah satu usaha pemerintah adalah menseleksi, calon kandidat kepala

sekolah sesuai dengan syarat yang telah ditentukan, kemudian ditempatkan,

selanjutnya diadakan pelatihan jabatan, baik sesudah menduduki jabatan maupun

sebelum menduduki jabatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi,

setelah mempunyai kompetensi yang memadai atau paling tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 mengenai standar

kompetensi bagi kepala sekolah, ada lima aspek kompetensi yang harus ada dalam

diri seorang kepala sekolah yakni, kompetensi kepribadian yang menyangkut

(14)

3

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusia dan hubungan baik dengan sesama, kompetensi manajerial yang terkait

kemampuan kepala sekolah mengelola sekolah dan sumber daya yang ada di

sekolah, sehingga diharapkan dengan memiliki kompetensi yang memadai,

kompetensi supervisi dan kompetensi kewirausahaan.

Menurut pendapat Karwati (2013, hlm. 83) mengungkapkan bahwa:

Kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah merupakan tingkatan dimana kepala sekolah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan. Kinerja kepala sekolah merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material dalam suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja kepala sekolah dapat ditafsirkan dalam arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan yang diperlukan kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu pekerjaan yang diemban kepala sekolah.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah, faktor-faktor

tersebut ada yang sifatnya aksternal dan internal. Newstron (2005, hlm. 219) menyatakan bahwa “kinerja dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan, tujuan, motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen, kebutuhan, keinginan,

kepuasan, dan penghargaan baik dari lingkungan internal maupun eksternal organisasi”. Simanjuntak (dalam Sedarmayanti, 2001, hlm. 15) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap kinerja yaitu: pelatihan, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi dan kesehatan, tingkat

penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan individual,

tehnologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan”.

Menurut Hennry Simamora (dalam Mangkunegara, 2012, hlm. 14) “kinerja

dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) Faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan

keahlian, latar belakang, demografi. (2) Faktor psikologis yang terdiri dari

persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi. (3) Faktor organisasi yang

terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, job design”.

Mulyasa (2011, hlm. 16) mengatakan “dengan adanya pelatihan diharapkan

kepala sekolah memiliki keinginan untuk berprestasi yang lebih besar sehingga

(15)

dikaitkan dengan pemberdayaan pegawai, maka pemberdayaan pegawai

merupakan kunci untuk meningkatkan motivasi kerja”.

Sedangkan Sedarmayanti (2001, hlm. 123) mengemukakan bahwa:

Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen, meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif, harus dilakukan secara terus menerus sehingga tetap menjadikan sumber daya manusia yang produktif.

Pengembangan (development) merupakan proses yang dibuat untuk

memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk memecahkan

berbagai macam persoalan dalam pencapaian tujuan lembaga, yang dititikberatkan

pada self relization atau self development. Castetter (1996, hlm. 232) “... strategic

planning for human recources, recruitmen, selestion, induction, development

personel, perfomance, apprasial, employ-ment justice and continuity, information

technology, compensation, and bargaining”. Oleh karena itu dalam merencanakan

pengembangan personil tidaklah mudah, ada beberapa prosedur yang harus

ditempuh dan harus dipertimbangkan. Begitu eratnya rencana strategis dengan

pengembangan tenaga kependidikan khususnya pelatihan kepala sekolah.,

khususnya pelatihan di bidang kinerja kepala sekolah.

Pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang

amat strategis, sebab dalam program pelatihan selalu berkaitan dengan masalah

nilai, norma dan perilaku individu maupun kelompok. Dengan program pelatihan

selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti pengembangan pribadi,

pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan remedial, motivasi,

meningkatkan mobilitas dan keamanan anggota masyarakat. Menurut

Wahjosumidjo (2003, hlm. 381), “tujuan utama pelatihan adalah untuk

memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka

pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan sekolah”. Melalui pelatihan baik dalam

jabatan maupun diluar jabatan yang pada akhirnya, kinerja kepala sekolah akan

bertambah baik.

(16)

5

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terjadi di lapangan. Departemen Pendidikan Nasional baru-baru ini

melakukan uji kompetensi kepala sekolah berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Setelah diadakan uji kompetensi,

hasilnya dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia sebanyak 70% tidak kompeten.

Berdasarkan hasil uji kompetensi, hampir semua kepala sekolah lemah di bidang

kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan

kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik Depdiknas (dalam

Sedarmayanti, 2001, hlm. 15)

Disamping itu, menurut Suhardiman (2008, hlm. 32) “banyaknya kepala

sekolah yang kurang memenuhi standar, kondisi ini tidak lepas dari proses

rekrutmen dan pengangkatan kepala sekolah yang berlaku saat ini”. Lebih jauh

Suhardiman mengatakan bahwa “kelemahan tersebut karena di sejumlah daerah

penunjukan kepala sekolah asal comot saja”. Di beberapa daerah, termasuk di

kabupaten Garut posisi kepala sekolah tergantung bupati/walikota. Proses dari

guru untuk menjadi kepala sekolah di kabupaten Garut hanya beberapa hari saja,

bahkan beberapa jam melalui seleksi biasa, seperti seleksi Calon Pegawai Negeri

Sipil. Tidak didahului melalui pendidikan dan latihan.

Begitu pula kinerja kepala sekolah di wilayah Kecamatan Cibatu sudah

optimal akan tetapi masih ada sekolah yang perlu meningkatkan kinerja kepala

sekolahnya. Ini berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dan

diperoleh data dari penilaian kinerja kepala sekolah yang telah dilakukan oleh

pengawas binaan masing-masing sekolah kecamatan Cibatu. Berdasarkan

Permendiknas No. 35 tahun 2010 tentang penilaian kinerja kepala sekolah terdiri

dari 6 komponen, 40 kriteria, dan 162 indikator, yang nilainya dinyatakan dalam

skala 1-100. Adapun kategorinya adalah sebagai berikut: skor 91-100 termasuk

kategori amat baik, skor 76-90 termasuk kategori baik, skor 61-75 termasuk

kategori cukup, skor 51-60 termasuk kategori sedang, dan skor yang kurang dari

50 termasuk kategori kurang. Sementara kalau kita melihat data tersebut bahwa

nilai kinerja kepala sekolah tertinggi hanya 83,80 dan nilai kinerja kepala sekolah

terendah mencapai 65,70, dan rata-rata nilai kinerja kepala sekolah di Kecamatan

Cibatu 76,10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah di

(17)

sekolah di Kecamatan Cibatu dapat dikatakan sudah optimal. Akan tetapi masih

banyak sekolah yang nilai kinerja kepala sekolahnya termasuk dalam kategori

cukup dan ada beberapa yang kategori sedang, begitu pula dari urutan nilai

rata-rata enam aspek, nilai yang terendah yang perlu ditingkatkan yaitu aspek supervisi

dan kepemimpinan pembelajaran, seperti yang tertera pada tabel berikut

Tabel 1.1

Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut No

Nama Sekolah Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai

Kinerja

1 2 3 4 5 6

1 SDN Cibatu 4 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

2 SDN Cibunar 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

3 SDN Cibunar 5 2,47 2,55 3,4 2,5 2,4 3,67 17 70,9

4 SDN Cibunar 6 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

5 SDN Cibatu 3 2,47 2,5 2,4 3,5 2,4 3,67 17 70,7

6 SDN Cibunar 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

7 SDN Cibatu 2 2,47 2,5 3,4 2,55 3 2,67 16,6 69,3

8 SDN Mekarsari 2 3 2,5 2,4 2,5 3,14 2,67 16,2 67,7

9 SDN Cibunar 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

10 SDN Sindangsuka 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

11 SDN Wanakerta 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

12 SDN Girimukti 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

13 SDN Sindangsuka 4 2,67 2,5 2,7 2,5 2,8 2,67 15,9 59,1

14 SDN Mekarsari 3 2,47 2,5 3 2,5 2,4 3 15,9 66,1

15 SDN Cibunar 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 59,9

16 SDN Kertajaya 1 2,8 2,5 2,3 2,5 3 2,67 15,8 65,8

17 SDN Kertajaya 2 3 2,5 2,4 2,5 2,56 2,77 15,8 65,7

18 SDN Padasuka 2 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

19 SDN Keresek 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

20 SDN Keresek 3 3 3,5 3 3,5 3 3,67 19,7 82

21 SDN Sindangsuka 5 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

22 SDN Wanakerta 1 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

23 SDN Sindangsuka 1 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

(18)

7

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 (Lanjutan)

Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut

No Nama Sekolah Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai

Kinerja

1 2 3 4 5 6

25 SDN Keresek 4 2,47 2,5 2,4 3 2,4 2,67 15,5 64,5

26 SDN Keresek 5 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

27 SDN Keresek 7 2,66 2,5 2,7 2,5 2,44 2,67 15,5 64,5

28 SDN Sukalilah 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

29 SDN Girimukti 2 2,47 2,5 2,4 2,5 2,8 2,67 15,4 64

30 SDN Sukalilah 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

31 SDN Cibatu 1 2,47 2,5 2,4 2,5 2,4 3 15,3 63,8

32 SDN Mekarsari 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

33 SDN Padasuka 4 2,47 3 2,4 2,5 2,4 2,47 15,3 63,6

34 SDN Sukalilah 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

35 SDN Sukalilah 4 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

36 SDN Keresek 6 2,47 2,5 2,4 2,5 2,66 2,67 15,2 63,5

37 SDN Padasuka 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

38 SDN Sindangsuka 3 2,47 2,5 2,4 2,5 2,6 2,67 15,2 63,2

39 SDN Padasuka 3 2,47 2,56 2,4 2,5 2,4 2,8 15,2 63,2

40 SDN Sindangsuka 6 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

41 SDN Wanakerta 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

42 SDN Kertajaya 3 2,67 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18,2 75,7

43 SDN Karyamukti 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

44 SDN Karyamukti 2 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

45 SDN Keresek 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

46 SDN Mekarsari 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

47 SDN Wanakerta 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

Rata-rata 2,8 3,17 3 3,19 2,8 3,39 18,3 76,1

Keterangan:

Aspek 1 : Kepemimpinan Pembelajaran Aspek 2 : Kepribadian dan Sosial Aspek 3 : Manajemen Sumber Daya Aspek 4 : Pengembangan Sekolah Aspek 5 : Supervisi Pembelajaran Aspek 6 : Kewirausahaan

Sumber: PKKS dari pengawas sekolah dasar Kecamatan Cibatu Kabupaten

(19)

Berdasarkan penelitian terdahulu, Dody (2011, hlm. 125) penelitian tersebut

menunjukkan bahwa faktor kinerja kepala sekolah menjadi faktor yang layak

diteliti secara berkesinambungan dan terencana untuk mengukur tingkat

keberhasilan pencapaian mutu sekolah yang baik melalui kinerja kepala sekolah

yang dipengaruhi oleh motivasi kerja dan pelatihan kepala sekolah. Oleh karena

hal tersebut di atas, maka penulis tertarik meneliti pengaruh motivasi kerja dan

pelatihan sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah di Sekolah

Dasar Negeri Se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Sehingga sesuai dengan hal

tersebut diatas, maka penulis mengambil judul penelitian yaitu: ”Pengaruh

Motivasi Kerja Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar

Negeri Se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Karwati (2013, hlm. 83) mengungkapkan bahwa: “Kinerja kepala sekolah

adalah unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah.

Kinerja kepala sekolah merupakan tingkatan dimana kepala sekolah

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan”. Kinerja kepala

sekolah merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material

maupun non fisik/non material dalam suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja

kepala sekolah dapat ditafsirkan dalam arti penting suatu pekerjaan; tingkat

keterampilan yang diperlukan kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu

pekerjaan yang diemban kepala sekolah.

Pada kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor-faktor tersebut ada

yang sifatnya aksternal dan internal. Newstron (2005, hlm. 219) menyatakan

bahwa “kinerja dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan, tujuan,

motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan

penghargaan baik dari lingkungan internal maupun sksternal organisasi”.

Simanjuntak (dalam Sedarmayanti, 2001, hlm. 15) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap kinerja yaitu: pelatihan, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi dan kesehatan, tingkat

(20)

9

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tehnologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan

pemerintah secara keseluruhan”. Hennry Simamora (dalam Mangkunegara, 2012,

hlm. 14) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor: “Faktor individu yang terdiri dari

kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi, Faktor psikologis yang

terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi, Faktor

organisasi yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur,

job design”.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kinerja maka penulis membatasi hanya dua faktor saja dalam

penelitian ini yaitu motivasi kerja dan bentuk pelatihan terhadap kinerja kepala

sekolah, sebab merupakan penelitian yang baru dengan kajian tersebut terutama di

Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Dengan variabel tersebut penulis ingin

mengetahui bagaimana signifikannya motivasi kerja dan Pelatihan mampu

mempengaruhi kinerja kepala sekolah dan seberapa besar pengaruhnya.

Faktor-faktor tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah dari: Wahjosumidjo (1999), Hennry Simamora(2012), Dody (2011)

Simanjuntak (2001) KINERJA

PENGHARGAAN

ATTITUDE

MOTIVASI KERJA

KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN

KEAHLIAN

PELATIHAN KOMPETENSI

PEMBELAJARAN

DEMOGRAFI

LATAR BELAKANG JOB DESIGN

(21)

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

rumusan masalah yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala

sekolah di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Secara

rinci rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

3. Bagaimana gambaran Pelatihan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

4. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah di

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

5. Seberapa besar pengaruh Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

6. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap kinerja

kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten

Garut?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah

kinerja dipengaruhi oleh faktor motivasi kerja kepala sekolah dan faktor pelatihan

di sekolah dasar negeri di Kecamatan Cibatu

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Terdeskripsikannya kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

2. Terdeskripsikannya motivasi kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

(22)

11

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Terdeskripsikannya Pelatihan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

4. Teranalisanya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah di

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

5. Teranalisanya pengaruh Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah

Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

6. Teranalisanya pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala

sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap

kinerja kepala sekolah ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi:

1. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah untuk meningkatkan kinerja

nya, meningkatkan motivasi kerjanya dan pelatihan kepala sekolah.

2. Pengawas TK/SD dan UPTD memberikan pembinaan dan pelatihan yang

dapat mendukung kepala sekolah melaksanakan peran dan fungsinya di

sekolah sehinggga dapat memotivasi kerja kepala sekolah dan

meningkatkan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

3. Pengelola pendidikan dan pengambil keputusan perlu menyusun rencana

induk pelatihan yang dapat mendukung kepala sekolah melaksanakan peran

dan fungsinya di sekolah sehinggga dapat memotivasi kerja kepala sekolah

dan meningkatkan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri

se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.hbk

4. Peneliti untuk menambah wawasan, pengembangan ilmu dan memotivasi

(23)

E. Struktur Organisasi Tesis

Dalam tesis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab yang

rinci sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya berisi latar belakang

penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, serta struktur organisasi tesis.

Bab II, berisi tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis

penelitian, didalamnya berisikan tentang: kajian pustaka, kinerja kepala sekolah

dalam administrasi pendidikan, motivasi kerja, pelatihan, kerangka pemikiran dan

hipotesis penelitian.

Bab III, berisi tentang metodologi penelitian, didalamnya berisikan: lokasi,

populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen (pengujian validasi,

reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran), teknik pengumpulan data, dan analisis

data.

Bab IV, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, didalamnya

berisikan: pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab V, di dalamnya berisikan: kesimpulan dan rekomendasi. Menyajikan

penafsiran pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian serta

memberikan rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan,

para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, serta kepada yang berminat

melakukan penelitian selanjutnya. Di akhir tesis ini terdapat daftar pustaka dan

(24)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi , Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan pada sekolah dasar negeri yang berada di Kecamatan

Cibatu Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini

berdasarkan variabel terikatnya yaitu kinerja kepala sekolah maka yang dijadikan

responden untuk menjawab adalah kepala sekolah di sekolah itu sendiri. Untuk

menjawab pada variabel bebasnya yaitu motivasi kerja dan pelatihan kepala

sekolah maka yang dijadikan responden untuk memberikan jawaban adalah

kepala sekolah itu sendiri.

Sugiyono (2004, hlm. 90) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan

kerakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Sementara Sudjana (1996, hlm. 6) berpendapat bahwa “populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari

semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

sifat-sifatnya”. Sedangkan Riduan (2002, hlm. 30) mengatakan bahwa “popupasi

adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi

objek penelitian”.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dengan demikian maka faktor yang

perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati.

Oleh kerena itu penentuan kerakteristik populasi yang tepat merupakan faktor

penting dalam suatu penelitian, kerena pada hakekatnya suatu permasalahan itu

baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk mendapatkan data yang

representatif penulis mengambil populasi kepala sekolah SDN Negeri

se-kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang berjumlah 47 sekolah yang berarti 47

kepala sekolah Pertimbangan ini diambil karena kepala sekolah yang mengetahui

dan mengalami langsung indikator-indikator yang penelitian yang dicantumkan

(25)

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. Nama SD Jumlah Kepala Sekolah

1 SDN Cibatu 1 1

2 SDN Cibatu 2 1

3 SDN Cibatu 3 1

4 SDN Cibatu 4 1

5 SDN Cibunar 1 1

6 SDN Cibunar 2 1

7 SDN Cibunar 3 1

8 SDN Cibunar 4 1

9 SDN Cibunar 5 1

10 SDN Cibunar 6 1

11 SDN Girimukti 1 1

12 SDN Girimukti 2 1

13 SDN Girimukti 3 1

14 SDN Karyamukti 1 1

15 SDN Karyamukti 2 1

16 SDN Keresek 1 1

17 SDN Keresek 2 1

18 SDN Keresek 3 1

19 SDN Keresek 4 1

20 SDN Keresek 5 1

21 SDN Keresek 6 1

22 SDN Keresek 7 1

23 SDN Kertajaya 1 1

24 SDN Kertajaya 2 1

25 SDN Kertajaya 3 1

26 SDN Mekarsari 1 1

27 SDN Mekarsari 2 1

28 SDN Mekarsari 3 1

29 SDN Mekarsari 4 1

30 SDN Padasuka 1 1

31 SDN Padasuka 2 1

32 SDN Padasuka 3 1

33 SDN Padasuka 4 1

34 SDN Sindangsuka 1 1

35 SDN Sindangsuka 2 1

36 SDN Sindangsuka 3 1

37 SDN Sindangsuka 4 1

38 SDN Sindangsuka 5 1

39 SDN Sindangsuka 6 1

40 SDN Sukalilah 1 1

41 SDN Sukalilah 2 1

42 SDN Sukalilah 3 1

43 SDN Sukalilah 4 1

44 SDN Wanakerta 1 1

45 SDN Wanakerta 2 1

46 SDN Wanakerta 3 1

47 SDN Wanakerta 4 1

Jumlah 47

(26)

71

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2003, hlm. 91) mendefinisikan “sampel sebagai bagian dari

jumlah dan karaketristik yang dimiliki”. Sementara Sudjana (1996, hlm. 6)

mendefinisikan “sampel sebagai bagian yang diambil dari populasi. Dengan

demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili

jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi”.

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

sampel total (total sampling) yaitu seluruh sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Cibatu Kabupaten Garut sebanyak 47 sekolah.Sedangkan yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah di 47 Sekolah Dasar Negeri tersebut.

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005, hlm. 120)

mengemukakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang

dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% -

15% atau 20% - 25% atau lebih dari jumlah populasi”. Sampel pada penelitian ini

merupakan sampel populasi dan bersifat homogen dimana sumber data memiliki

sifat yang sama yaitu kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu

Kabupaten Garut yang berjumlah 47 orang seperti yang tertera pada tabel 3.2.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan

pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Cibatu. “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”, Sugiono (2003, hlm. 3). Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini merupakan upaya

pembuktian teori yang telah ada. Metode kuantitatif digunakan bila masalah

penelitian sudah jelas, bermaksud menguji hipotesis dan mendapatkan data yang

akurat berdasarkan fenomena empiris dan terukur.

Jenis metode kuantitatif yang akan digunakan adalah survey, karena data

yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi sehingga

ditemukan distribusi hubungan antar variabel yang diteliti. Menurut Riduan

(2010, hlm. 49), “Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada

(27)

yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian- kejadian relatif,

distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.

Dengan demikian penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survey

sehingga ditemukan pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja

kepala sekolah dasar. Untuk melihat hubungan antar variabel dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 3.5

Hubungan Variabel Bebas dan Terikat

Informasi-informasi untuk keperluan tersebut dihimpun/dijaring melalui

instrumen angket (kuisioner) digunakan untuk menggali kenyataan motivasi kerja

kepala sekolah, bentuk pelatihan kepala sekolah dan kinerja kepala sekolah. Data

yang diperoleh melalui angket tersebut digunakan sebagai data faktual untuk

mendukung/ menguatkan teori bahwa motivasi kerja dan pelatihan mempengaruhi

terhadap kinerja kepala sekolah.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksud untuk memberikan kesamaan persepsi agar

terdapat kesamaan persepsi sehingga pemahaman terhadap istilah-istilah yang

dipergunakan dalam penelitian ini tidak terjadi perbedaan. Pentingnya definisi

operasional ini dibahas kerena banyaknya istilah-istilah yang sama dipergunakan

untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda.

Nazir (2003, hlm. 152) mengemukakan “definisi operasional adalah definisi

yang memberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan

arti, atau menspesifikasikan kegiatan, apapun memberikan suatu operasionalisasi

yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu”. MOTIVASI

KERJA

KINERJA KEPALA SEKOLAH

(28)

73

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan pendapat di atas maka definisi operasional tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Motivasi Kerja (X1)

Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor

pendorong atau mempengaruhi gairah kepala sekolah dalam bekerja. Faktor-faktor

tersebut diantaranya adalah disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi,

kreativitas, prestasi.

2. Pelatihan (X2)

Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan

penguasaan tentang keterampilan dalam memutuskan persoalan-persoalan yang

menyangkut bidang tugas dan tujuan lembaga yang telah ditetapkan dan bentuk

pelatihan kepala sekolah yang dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah

tersebut.

3. Kinerja Kepala Sekolah (Y)

Kinerja kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemimpin

sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan dan peranannya

sebagai manajer, leader, supervisor.

D. Proses perumusan Instrumen Penelitian

Dalam merumuskan instrumen penelitian diperlukan langkah-langkah

berikut:

1. Mempedomani teori motivasi kerja, pelatihan dan kinerja kepala sekolah yang

dijadikan dasar perumusan item angket.

2. Membuat kisi-kisi motivasi kerja, pelatihan dan kinerja kepala sekolah.

3. Kisi-kisi terdiri dari nama variable dan sumber teori, dimensi, indikator dan

sub indikator.

4. Dari sub indikator, diambil jadi pernyataan dalam angket.

5. Pernyataan dalam angket disesuaikan dengan maksud setiap variabel agar

(29)

E. Proses Pengembangan Instrumen

Langkah-langkah pengembangan instrumen adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah menganalisis kembali pemyataan instrumen

penelitian agar butir-butir yang dikembangkan sesuai dengan defmisi

operasional yang telah dirumuskan.

2. Langkah kedua adalah menetapkan instrumen penelitian yang akan dipakai.

3. Langkah ketiga adalah menguji coba instrumen penelitian. Pada tahap ini

instrumen yang dikembangkan untuk semua variabel diuji cobakan terlebih

dahulu sesuai dengan karakteristik populasi yang diteliti.

4. Langkah berikutnya adalah analisis hasil ujicoba untuk mengetahui validitas,

maupun realibilitasnya. Kemudian item yang dianggap valid dan realibel

dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sedangkan item yang dianggap

tidak valid, dibuang atau diperbaiki menyesuaikan dengan tingkat

validitasnya.

a. Kisi-kisi Instrumen

Butir pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dikembangkan atas dasar

definisi operasional dari masing-masing variabel mengacu pada indikator yang

telah dituangkan dalam kisi-kisi instrumen (Riduan, 2010, hlm. 32) yang

ditunjukan dalam tabel:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah

No Sub

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Kinerja Kepala Sekolah (Masaong, 2011, hlm. 44) dan (Mulyasa, 2011, hlm. 56)

Manajer Merencanakan Merencanakan rencana tahunan sekolah yang berlaku pada tahun ajaran berikutnya Menjabarkan program tahunan ke dalam program semester 1 dan II

Mengorganisasikan Mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru dan staf

Memberikan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat

Mengkomunikasikan visi, misi tujuan dan program strategis sekolah guru dan staf Memberikan pengarahan penugasan guru dan staf dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing

(30)

75

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memimpin rapat dengan guru, staf, orang tua dan siswa komite sekolah

Mengambil keputusan dengan menggunakan stategi yang tepat

Melaksanakan Selalu memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung

Pembagian wewenang dan tanggung jawab jelas

Kompromi merupakan penyelesaian masalah

Mengevaluasi Menentukan apa yang telah dicapai Mengadakan evaluasi atas yang sudah dicapai

Mengambil tidakkan korelatif bila diperlukan agar menjamin hasil sesuai dengan rencana

Leader Memberikan petunjuk dan pengawasan

Memberikan petunjuk dan pengawasan kepada guru dan staf

Meningkatkan kemauan tenaga kependidikan

Memotivasi guru dan staf untuk mengembangkan potensi untuk kemajuan sekolah

Membuka

komunikasi dua arah

Terbuka dengan guru dan staf

Pembicaraan individu untuk memajukan sekolah

Mendelegasikan tugas

Menugaskan guru dalam suatu kegiatan/pelatihan untuk meningkatkan potensinya

Memberdayakan sumber daya manusia secara optimal

mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah

Menerapkan beberapa teknik pembaharuan dalam mengelola sekolah Mengelola

perubahan dan pengembangan menuju organisasi yang efektif

Membuat ide-ide baru untuk sebuah strategi pembelajaran sekolahnya

Menentukan keputusan kepentingan internal maupun eksternal sekolah dengancara musyawarah

Supervisi Merencanakan program supervisi

Sebelum melaksanakan supervisi kepala sekolah menyusun rencana supervisi terlebih dahulu dengan melibatkan guru Perencanaan supervisi oleh kepala sekolah senantiasa diketahui oleh guru-guru Perencanaan supervisi kepala sekolah senantiasa teradministrasi dengan baik yang diperlihatkan kepada guru

Melaksanakan program supervisi

Kepala sekolah minimal setiap bulan melakukan supervisi ke dalam kelas

Kepala sekolah senantiasa memeriksa kelengkapan RPP Guru dikelas

(31)

Kepala sekolah senatiasa memeriksa daftar kehadiran guru mengajar dikelas Kepala sekolah dalam setiap supervisi bukan saja mencari kesalahan dari guru tetapi senantiasa untuk meningkatkan perbaikan dalam pembelajaran

Kepala sekolah senantiasa melakukan supervisi dengan cara pendampingan individu pada guru untuk berbagi permasalahan yang dihadapi guru

Menindak lanjuti program supervisi

Proses evaluasi supervisi di lakukan bersama- sama kepala sekolah dan guru

[image:31.595.108.527.84.310.2]

Proses evaluasi supervisi senantiasa ditindaklanjuti dengan berbagai program perbaikan

Tabel 3.4

Kisi kisi Instrumen Motivasi Kerja

No Sub

Variabel Dimensi Indikator Sub indikator

1 Motivasi Kerja (X1) Mc. Celland’s dalam Hasibuan, (2008:149-164)

Disiplin Kehadiran tepat waktu

Kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu /sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Kepela sekolah datang terlambat ke sekolah kerena alasan kedinasan

Menjalankan tugas Kepala sekolah mentaati/ melaksanakan tugas yang di berikan oleh pengawas dengan sungguh-sungguh

Kepala sekolah mentaati/ melaksanakan tugas yang di berikan oleh dinas pendidikan dengan sungguh-sungguh Mentaati peraturan

yang berlaku

Kepala sekolah mentaati peraturan yang ada di sekolah baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis

Kepala sekolah mentaati tata tertib di sekolah

Pemberian sanksi Sanksi diberikan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah yang melanggar aturan/kedisiplinan

Sanksi diberikan oleh dinas pendidikan kepada kepala sekolah yang melanggar aturan/kedisiplinan

Semanga t kerja

Giat bekerja kepala sekolah memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan di sekolah

Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

Kepala sekolah menyusun target dalam melaksanakan pekerjaan

(32)

77

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menyukai

pekerjaan

Kepala sekolah merasa senang atas keberhasilan pencapaian sasaran kerja Mengembangkan

potensi dan kemampuan

kepala sekolah mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan diri

Mencari strategi untuk memajukan sekolah dengan bermusyawarah dengan guru Ambisi Sikap Kepala sekolah menerapakan cara baru

dalam bekerja di sekolah agar mendapatkan hasil yang lebih baik

Target individu Kepala sekolah memiliki keinginan mendapatkan citra yang baik dihadapan stake holder sekolah

Kompeti si

Promosi Kepala sekolah bekerja lebih giat agar mendapatkan promosi jabatan lebih baik Penghargaan/

reward

Kepela sekolah mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang telah dicapai dengan sungguh-sungguh

Kreatifita s

Para pegawai Kepala sekolah mempunyai kreatifitas dalam melakukan pekerjaan di sekolah Kepala sekolah meningkatkan keterampilan kerja berdasarkan inisiatif sendiri

Proses Kepala sekolah memikirkan cara cara terbaik agar bekerja lebih efektif

Kepala sekolah menjalankan cara-cara terbaik agar pekerjaan lebih efektif Produk yang di

hasilkan

Kepala sekolah menampilkan hasil pekerjaan dengan produk yang berbeda Prestasi Hasil Kepala sekolah bangga atas hasil

pekerjaan yang telah di capai

Kepala sekolah termotivasi oleh pekerjaan untukmencapai prestasi kerja

Aktualisasi diri Hasil kepala sekolah jauh lebih baik dari pada kepala sekolah yang lain

[image:32.595.109.528.82.578.2]

Kepala sekolah merasa bekerja sendiri lebih menunjukkan kemampuan dan prestasi

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Pelatihan Kepala Sekolah

No Variabel Dimensi Indikator Sub indicator

Pelatihan marzuki (2010, hlm. 54) Bentuk pelatihan kepala sekolah Pelatihan kurikulum

mengikuti pelatihan kurikulum dalam satu tahun

Pelatihan penelitian tindakan sekolah

(33)

Pelatihan

manajerial kepala sekolah

mengikuti Pelatiahan manajerial kepala sekolah dalam satu tahun

Pelatihan tehnologi Informasi Dan Komunikasi

Mengikuti pelatihan tehnologi Informasi dan komunikasidalam satu tahun

Pelatihan manajemen BOS,RKS,RKAS

mengikuti Pelatiahan manajemen BOS,RKS,RKAS dalam satu tahun

Pelatihan pengembangan keprofesian

berkelanjutan bagi kepala sekolah

mengikuti Pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi kepala sekolah dalam satu tahun

Pelatihan supervisi klinis

mengikuti Pelatihan supervisi dalam satu tahun

pelatihan kepemimpinan

mengikuti pelatihan kepemimpinan dalam satu tahun Tingkat penguasa an keteramp ilan, pengetah uan dan sikap

Tingkat kesungguhan

Setelah selasai pelatihan tingkat pengabdian terasa bertambah

Dapat merubah pola fikir yang lebih baik Pelatihan dapat menciptakan keutuhan organisasi

Semangat pengabdian akan bertambah tinggi pada organisasi

Pelatihan merupakan salah satu cara penyegaran dalam kinerja

Disiplin Terdapat perubahan sikap setelah mengikuti pelatihan

mengembangkan inovasi setelah mengikuti pelatihan

Pelatihan dapat meningkatkan pelayanan bagi masyarakat

Guru sebelum di promosikan menduduki jabatan kepala sekolah harus mengikuti diklat terlebih dahulu

Keahlian Disiplin diri semakin bertambah setelah mengikuti pelatihan

Mutu kerja semakin meningkat setelah mengikuti pelatihan

Lebih mampu melaksanakan tugas dengan tepat waktu

Pelatihan merupakan pengembangan potensi yang dimiliki

Kemampuan dan keterampilan

(34)

79

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semakin bertambah pengetahuan sikap setelah mengukiti pelatihan

Lebih terampil mengerjakan tugas setelah mengikuti pelatihan

Etika serta moral semakin bertambah baik setelah mengikuti pelatihan

Dapat menciptakan visi dan misi dalam jabatan

Dengan program pelatihan dapat meningkatkan kompetensi setiap individu

Terdapat berbagai jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai

acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini

menggunakan jenis skala Likert. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 134) menjelaskan

bahwa: "Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial."

Adapun kategori penskoran untuk setiap alternatif jawaban item instrumen

menurut Sugiyono (2009, hlm. 135) dengan menggunakan skala likert dengan

alternatif jawabannya adalah selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD),

[image:34.595.108.526.83.271.2]

Jarang (JR) atau tidak pemah (TP), sebagai berikut:

Tabel 3.6

Model dan Bobot Alternatif Jawaban

ALTERNATIF JAWABAN BOBOT

SL 5

SR 4

KD 3

JR 2

TP 1

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan

cara checklist (√), dimana responden memberikan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan. Instrumen ini

digunakan menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket,

karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

(35)

b. Uji Validitas

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab

data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus

memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas

penelitian. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan

peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Suriri (2007, hlm. 51)

berpendapat bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka

instrumen tersebut kurang valid”.

Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan

mengorelasikan antar skor butir instrumen dalam suatu faktor, dan

mengorelasikan skor faktor dengan skor total. Hasil perhitungan korelasi (thitung)

dilihat dari butir instrumen total correlation kemudian diinterpretasikan dengan

cara membandingkan (rtabel) yaitu untuk menentukan valid tidaknya instrumen.

Hasil yang telah diperoleh dari uji instrumen kemudian dihitung dengan

korelasi product moment. Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian

validitas instrument ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Person yang dikenal

dengan korelasi Product Moment.

Validitas butir menggunakan rumus Product Moment Sugiyono (dalam

Riduan, 2010, hlm. 110) yaitu :

r hitung

√ √

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

thitung =

2

1 2

r n r

 

Hasil uji validitas angket terhadap 30 responden, didapatkan sebagai

berikut:

1. Uji coba validitas variabel motivasi kerja kepala sekolah.

Jumlah item angket untuk variabel motivasi kerja kepala sekolah adalah 27

item, setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan

(36)

81

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua pihak 0,05 adalah 2,048 sehingga ke 27 item tersebut dinyatakan valid

keseluruhan.

2. Uji coba validitas variabel pelatihan kepala sekolah.

Jumlah item angket untuk variabel pelatihan kepala sekolah adalah 27 item,

setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan memiliki

thitung di atas ttabel. Ttabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan a untuk uji dua pihak

0,05 adalah 2,048 sehingga ke 27 item tersebut dinyatakan valid keseluruhan.

3. Uji coba validitas variabel kinerja kepala sekolah.

Jumlah item angket untuk variabel kinerja kepala sekolah adalah 35 item,

setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan memiliki

thitung di atas ttabel. Ttabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan a untuk uji dua pihak

0,05 adalah 2,048 sehingga ke 35 item tersebut dinyatakan valid keseluruhan.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6).

c. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu kuesioner dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena kuesioner

tersebut sudah dianggap baik. Kuesioner yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel

artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang

pun hasilnya akan tetap sama (konsisten). “Pengujian reliabilitas dapat dilakukan

secara eksternal (stability/testretest, equivalent atau gabungan keduanya) dan

secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada kuesioner)” Suriri

(2007, hlm. 52).

Sedangkan untuk menentukan reabilitas menggunakan rumus Spearman

Brown dalam Riduan ( 2010, hlm. 116), sebagai berikut:

   

 

 

rb rb rll

1 2

Hasil uji reliabelitas angket terhadap 30 responden, didapatkan sebagai berikut:

1. Uji coba reliabelitas variabel motivasi kerja kepala sekolah.

Sebanyak 27 item dinyatakan memiliki t hitung di atas Ttabel. Ttabel dengan N=

(37)

item tersebut dinyatakan reliabel.

2. Uji coba reliabelitas variabel pelatihan kepala sekolah.

Sebanyak 27 item dinyatakan memiliki t hitung di atas Ttabel. Ttabel dengan N =

30 - 2 = 28 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r = 0,374 sehingga ke 27

item tersebut dinyatakan reliabel.

3. Uji coba reliabelitas variabel kinerja kepala sekolah.

Sebanyak 35 item dinyatakan memiliki thitung di atas ttabel. Ttabel dengan N= 30

- 2 = 28 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r = 0,374 sehingga ke 35

item tersebut dinyatakan reliabel. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 1,2,3,4,5 dan 6).

Sebelum hipotesis diuji terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan

menggunakan rumus Chi Kuadrat Riduan (2010, hlm. 182) yaitu:

=

Koefisien korelasi diuji dengan menggunakan rumus korelasi ganda Riduan

(2010, hlm. 139) yaitu :

R X1X2Y = √

Setelah instrumen dinyatakan valid, reliabel, dan normal, maka instrumen

telah layak dipakai sebagai alat pengumpul data. Angket disebarkan kepada

responden dan dikumpulkan kembali untuk dianalisis. Data yang telah diskor

diinterpretasikan sesuai dengan tabel kategori penilaian persentase skor tanggapan

4 responden Sugiyono (2009, hlm. 56).

Tabel 3.7

Kategori Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden

No Rata-rata

Skor

Kategori

Motivasi Kerja Pelatihan Kinerja Kepala

(38)

Gambar

Tabel
Tabel 1.1  Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Tabel 1.1 (Lanjutan) Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Gambar 1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah dari:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Media Stik Es Cream Untuk Meningkatkan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun teh dapat digunakan sebagai inhibitor korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B ERW dengan nilai efisiensi inhibisi korosi terhadap

Dalam penelitian ini biji ketapang (Terminalia catappa L) diekstraksi menggunakan pelarut n-heksan selama tujuh jam pada suhu 63 dan diperoleh randemen minyak

Telah dilakukan penelitian tentang analisis Gas Kromatografi-Spektrometer Massa (GC-MS) dari kemenyan sumatera dengan teknik asap cair dan esterifikasi.. Dengan membandingkan

Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel (wire line) atau tanpa kabel(wireless) sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data,

telah menghasilkan komponen senyawa kimia dari kemenyan sumatera dengan berbagai metode dan instrument yang berbeda-beda berdasarkan hidrolisa basa dari getah kemenyan dan

Jenis-jenis pertemuan yang dipilih dalam melaksanakan pendidikan orang dewasa perlu diperhatikan karena pemilihan metoda mengajar yang tidak sesuai justru akan menurunkan

Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009- 2011”. 1.2