PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH
DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
MAYA DESI KUSUMAH NIM 1308053
PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN
TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH
DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Oleh
MAYA DESI KUSUMAH NIM 1308053
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Sekolah Pascasarjana
© Maya Desi Kusumah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
MAYA DESI KUSUMAH
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH
DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing
Dr. Endang Herawan, M.Pd. NIP 19600810 198603 1 001
Mengetahui Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan SPs UPI
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Cibatu
Kabupaten Garut Maya Desi Kusumah
NIM. 1308053 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja kepala sekolah, motivasi kerja dan pelatihan kepala sekolah serta pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini di harapkan memberikan kontribusi bagi kepentingan akademis dan untuk dijadikan informasi bagi pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja Kepala Sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Populasinya adalah seluruh kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang ber jumlah 47 orang. sampel penelitian diambil berdasarkan total sampling dari seluruh Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan motivasi kerja, pelatihan, dan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut berada pada katagori cukup kuat. Motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah, dan secara bersama-sama motivasi kerja dan pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Untuk memperbaiki kinerja kepala sekolah perlu diperhatiannya dimensi supervisor yaitu dalam merencanakan program supervisi. Untuk memperbaiki motivasi kerja indikator paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Untuk memperbaiki pelatihan indikator paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. Besarnya pengaruh Motivasi Kerja dan pelatihan terhadap kinarja kepala sekolah dapat di jadikan pertimbangan bagi sekolah dalam usaha meningkatkan kinerja kepala sekolah.
Effect Of Working Motivation And Training On The Principal’s
Performance In All Elementary School In Cibatu Sub Districts Garut Regency
Maya Desi Kusumah NIM. 1308053
ABSTRACT
This study aims to know how the performance of the principal, the working motivation and the principal’s training as well as the influence of Working Motivation and Training toward the principal’s performance in all elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The result of this study is expected to give contribution for academic interest and become information for educational administrator in the effort to improve and increase the principal’s performance. The approach used in this study is quantitative with survey method. The population is 47 principal of elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The sample was taken by total sampling from all elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The data was collected by questionnaire and analysed by correlation and regression. The result of the study shows that the presence of the working motivation, training, and the principal’s performance is at strong enough category. Both the working motivation and the training positively and significantly influential toward the principal’s performance, and collectively the working motivation and the training positively and significantly influential toward the principal’s performance. To improve the principal’s performance, the supervisor dimension need to be considered in planning the supervision program. To improve the working motivation, the lowest indicator that need to be seriously considered is the indicator of performing the job seriously. To improve the training, the lowest indicator that need to be seriously considered is the indicator of information technology and communication training. The great influence of working motivation and training toward the principal’s performance may become consideration for school in the effort to improve the principal’s performance.
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
DAFTAR ISI
Hlm
PERNYATAAN……….………...
ABSTRAK ………
KATA PENGANTAR ……….……….
UCAPAN TERIMA KASIH …..……….
DAFTAR ISI ……….
DAFTAR TABEL ………
DAFTAR GAMBAR ………
DAFTAR GRAFIK …...……… i ii iii iv vi ix x xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ………..……. B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ……..…….. C. Tujuan Penelitian ………...……. D. Manfaat Penelitian ………..…… E. Struktur Organisasi Tesis ………...…….
1 8 10 11 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka ………...……….. 1. Kinerja Kepala Sekolah dalam Administrasi
Pendidikan …...………..……….... a. Pengertian Kinerja Kepala Sekolah ……...…… b. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ………... c. Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah …………... d. Indikator Kinerja Kepala Sekolah ………...
2. Kajian Motivasi Kerja dalam Administrasi Pendidikan a. Pengertian Motivasi Kerja …..……… b. Pentingnya Motivasi Kerja ... c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja d. Teori-teori Motivasi Kerja ... e. Pola Motivasi ... f. Model Harapan ... g. Hubungan anatara Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan ... h. Cara Meningkatkan Motivasi Kerja ... i. Indikator Motivasi Kerja ………...……
3. Kajian Pelatihan dalam Administrasi Pendidikan …... a. Pengertian Pelatihan …...……….. b. Asas-asas Pelatihan ... c. Pengembangan Program Pelatihan ...
d. Mekanisme Pelatihan ... e. Efektivitas Pelatihan ... f. Manajemen Pelatihan ... g. Penerapan Hasil Pelatihan ... h. Pelatihan untuk Meningkatkan Kinerja ... i. Indikator Pelatihan ……...……..
B. Kerangka Penelitian ……….... 1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah ... 2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah 3. Motivasi Kerja dan Pelatihan Kepala Sekolah
Bersama-sama Berpengaruh Terhadap Kinerja Kepala Sekolah ...
C. Hipotesis Penelitian ……….……… 56 57 59 60 62 62 65 65 66 68
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….………… B. Metode Penelitian …...……… C. Definisi Operasional ………...……… D. Proses Perumusan Instrumen Penelitian …...…………. E. Proses Pengembangan Instrumen ………... 1. Kisi-kisi Instrumen …...………… 2. Uji Validitas………...……….. 3. Uji Reliabilitas ……...………..
F. Teknik Pengumpulan Data………...….. G. Teknik Analisis Data ………...…
69 71 72 73 74 74 80 81 83 84
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian ………….……….. 1. Analisis Deskriptif …………...………....
a. Gambaran Motivasi Kerja pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut... b. Gambaran Pelatihan pada Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... c. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut...
2. Pengujian Persyaratan Analisis ………... a. Uji Normalitas Data ……….... b. Uji Linieritas ………...
3. Pengujian Hipotesis ………
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
Sekolah ……...………. b. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Kepala
Sekolah …... c. Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan terhadap
Kinerja Kepala Sekolah ……...
4. Interpretasi Hasil Analisis Data ………..…..
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….…. 1. Analisis Deskripsi Data Penelitian ... a. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah
Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...……….. b. Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada
Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...……….. c. Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada
Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...………..
2. Analisis Pengujian Hipotesis ... a. Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Kepala Sekolah ... b. Pengaruh Pelatihan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Kepala Sekolah ... c. Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan
Pelatihan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Kepala Sekolah ...
97
101
104
108
111 111
111
114
117
120
120
122
123
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ……….
B. Rekomendasi ………..
125 126
DAFTAR PUSTAKA ……….……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..……… RIWAYAT HIDUP ………...
DAFTAR TABEL Tabel Hlm 1.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34
Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ………... Populasi Penelitian ……...…….. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah ……… Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Kepala Sekolah …………... Kisi-kisi Instumen Pelatihan Kepala Sekolah ……... Model dan Bobot Alternatif Jawaban ………... Kategori Penilaian Presentase Skor Tanggapan Responden …...…. Rekafitulasi Pengumpulan Angket keseluruhan Variabel ………… Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r …...………. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Motivasi Kerja ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Pelatihan ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Kinerja Kepala Sekolah ... Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ... Hasil Uji Normalitas Data Y ... Hasil Uji Normalitas Data X1 ... Hasil Uji Normalitas Data X2 ... Hasil Uji Data Y terhadap X1 ... Hasil Uji Linieritas Y terhadap X2 ... Rekafitulasi Hasil Uji Linieritas Data Y terhadap X1 dan X2 ... Tolak Ukur Koefisien Korelasi ... Koefisien Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X1 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X1 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X2 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Ganda ... Signifikansi Korelasi Ganda ... Analisis Koefisien Determinasi ... Analisis Regresi Ganda ... Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ...
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hlm
1.1 2.2 2.3 2.4 3.5 4.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah ... Kinerja Sekolah ... Daur Managing Training ... Kerangka Berpikir Penelitian ... Hubungan Variabel Bebas dan Terikat ... Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y ...
DAFTAR GRAFIK
Grafik Hlm
4.1 4.2 4.3 4.4
4.5
4.6
Normalitas data Y ... Normalitas data X1 ... Normalitas data X2 ... Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ...
92 93 94
112
114
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Otonomi daerah memberikan kewenangan yang besar kepada Pemerintah
Daerah dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Salah satu
kewenangan tersebut adalah dalam pembinaan karir pendidik dan tenaga
kependidikan, termasuk rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Implementasi
kewenangan tersebut selama ini menunjukkan dua kecenderungan yaitu: (1)
adanya perbedaan proses rekrutmen antara daerah yang satu dengan yang lain, dan
(2) ditemukannya indikasi penyimpangan dari prinsip-prinsip profesionalisme
dalam proses rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Dalam konteks ini pemerintah
pusat memiliki kewenangan membuat regulasi agar dua hal tersebut dapat
dikurangi/ditekan melalui berbagai peraturan dan kebijakan antara lain Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah dan Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Permendiknas tersebut
mengamanatkan perlunya penataan kembali sistem rekrutmen dan pembinaan
karir kepala sekolah/madrasah agar diperoleh kepala sekolah/madrasah yang
kredibel dan berkompeten. Karena itu semua pihak yang terkait, terutama
pemerintah daerah dalam hal rekrutmen kepala sekolah/madrasah harus memiliki
komitmen yang sama dalam melaksanakan Permendiknas No. 28 Tahun 2010
tersebut.
Pasal 1 dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009, ini yang dimaksud dengan:
Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
Kehadiran kepala sekolah sangat penting karena merupakan motor
Begitu besarnya peranan sekolah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan,
sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya inovasi pendidikan dan kegiatan
sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh
kepala sekolah. Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan seorang pemimpin
dalam melaksanakan tugasnya, tidak ditentukan oleh tingkat keahliannya dibidang
konsep dan teknik kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak ditentukan oleh
kemampuannya dalam memilih dan menggunakan teknik atau gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dipimpin.
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolahnya harus mempunyai kinerja
yang efektif yang mampu mencapai keberhasilan kepala sekolah yang produktif di
sekolah. Hal tersebut sebagaimana Martin, dkk. (dalam Mulyasa, 2011, hlm. 63)
bahwa kepala sekolah yang efektif setidaknya memiliki indikator yaitu:
1) Memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya dan mampu mendorong semua warga sekkolahnya untuk mewujudkannya. 2) Memiliki harapan tinggi terhadap prestasi peserta didik dan kinerja seluruh warga sekolah. 3) Senantiasa memprogramkan dan menyempatkan diri untuk mengadakan pengamatan terhadap berbagai aktifitas guru dan pembelajaran di kelas serta memberikan umpan balik (feedback) yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah daan memperbaiki pembelajaran. 4) Mendorong manfaat waktu secara efisien dan merancang prosedur untuk meminimalisir stress dan komplik negatif. 5) Mendayagunakan berbagai sumber belajar dan melibatkan seluruh warga sekolah secara kreatif, produktif, akuntabel. 6) Memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun kelompok, serta memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan pembelajaran. 7) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.
Dalam rangka menciptakan kinerja kepala sekolah yang dapat dikatagorikan
baik maka salah satu usaha pemerintah adalah menseleksi, calon kandidat kepala
sekolah sesuai dengan syarat yang telah ditentukan, kemudian ditempatkan,
selanjutnya diadakan pelatihan jabatan, baik sesudah menduduki jabatan maupun
sebelum menduduki jabatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi,
setelah mempunyai kompetensi yang memadai atau paling tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 mengenai standar
kompetensi bagi kepala sekolah, ada lima aspek kompetensi yang harus ada dalam
diri seorang kepala sekolah yakni, kompetensi kepribadian yang menyangkut
3
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
manusia dan hubungan baik dengan sesama, kompetensi manajerial yang terkait
kemampuan kepala sekolah mengelola sekolah dan sumber daya yang ada di
sekolah, sehingga diharapkan dengan memiliki kompetensi yang memadai,
kompetensi supervisi dan kompetensi kewirausahaan.
Menurut pendapat Karwati (2013, hlm. 83) mengungkapkan bahwa:
Kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah merupakan tingkatan dimana kepala sekolah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan. Kinerja kepala sekolah merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material dalam suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja kepala sekolah dapat ditafsirkan dalam arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan yang diperlukan kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu pekerjaan yang diemban kepala sekolah.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah, faktor-faktor
tersebut ada yang sifatnya aksternal dan internal. Newstron (2005, hlm. 219) menyatakan bahwa “kinerja dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan, tujuan, motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen, kebutuhan, keinginan,
kepuasan, dan penghargaan baik dari lingkungan internal maupun eksternal organisasi”. Simanjuntak (dalam Sedarmayanti, 2001, hlm. 15) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap kinerja yaitu: pelatihan, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi dan kesehatan, tingkat
penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan individual,
tehnologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan”.
Menurut Hennry Simamora (dalam Mangkunegara, 2012, hlm. 14) “kinerja
dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) Faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan
keahlian, latar belakang, demografi. (2) Faktor psikologis yang terdiri dari
persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi. (3) Faktor organisasi yang
terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, job design”.
Mulyasa (2011, hlm. 16) mengatakan “dengan adanya pelatihan diharapkan
kepala sekolah memiliki keinginan untuk berprestasi yang lebih besar sehingga
dikaitkan dengan pemberdayaan pegawai, maka pemberdayaan pegawai
merupakan kunci untuk meningkatkan motivasi kerja”.
Sedangkan Sedarmayanti (2001, hlm. 123) mengemukakan bahwa:
Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen, meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif, harus dilakukan secara terus menerus sehingga tetap menjadikan sumber daya manusia yang produktif.
Pengembangan (development) merupakan proses yang dibuat untuk
memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk memecahkan
berbagai macam persoalan dalam pencapaian tujuan lembaga, yang dititikberatkan
pada self relization atau self development. Castetter (1996, hlm. 232) “... strategic
planning for human recources, recruitmen, selestion, induction, development
personel, perfomance, apprasial, employ-ment justice and continuity, information
technology, compensation, and bargaining”. Oleh karena itu dalam merencanakan
pengembangan personil tidaklah mudah, ada beberapa prosedur yang harus
ditempuh dan harus dipertimbangkan. Begitu eratnya rencana strategis dengan
pengembangan tenaga kependidikan khususnya pelatihan kepala sekolah.,
khususnya pelatihan di bidang kinerja kepala sekolah.
Pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang
amat strategis, sebab dalam program pelatihan selalu berkaitan dengan masalah
nilai, norma dan perilaku individu maupun kelompok. Dengan program pelatihan
selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti pengembangan pribadi,
pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan remedial, motivasi,
meningkatkan mobilitas dan keamanan anggota masyarakat. Menurut
Wahjosumidjo (2003, hlm. 381), “tujuan utama pelatihan adalah untuk
memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka
pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan sekolah”. Melalui pelatihan baik dalam
jabatan maupun diluar jabatan yang pada akhirnya, kinerja kepala sekolah akan
bertambah baik.
5
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terjadi di lapangan. Departemen Pendidikan Nasional baru-baru ini
melakukan uji kompetensi kepala sekolah berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Setelah diadakan uji kompetensi,
hasilnya dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia sebanyak 70% tidak kompeten.
Berdasarkan hasil uji kompetensi, hampir semua kepala sekolah lemah di bidang
kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan
kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik Depdiknas (dalam
Sedarmayanti, 2001, hlm. 15)
Disamping itu, menurut Suhardiman (2008, hlm. 32) “banyaknya kepala
sekolah yang kurang memenuhi standar, kondisi ini tidak lepas dari proses
rekrutmen dan pengangkatan kepala sekolah yang berlaku saat ini”. Lebih jauh
Suhardiman mengatakan bahwa “kelemahan tersebut karena di sejumlah daerah
penunjukan kepala sekolah asal comot saja”. Di beberapa daerah, termasuk di
kabupaten Garut posisi kepala sekolah tergantung bupati/walikota. Proses dari
guru untuk menjadi kepala sekolah di kabupaten Garut hanya beberapa hari saja,
bahkan beberapa jam melalui seleksi biasa, seperti seleksi Calon Pegawai Negeri
Sipil. Tidak didahului melalui pendidikan dan latihan.
Begitu pula kinerja kepala sekolah di wilayah Kecamatan Cibatu sudah
optimal akan tetapi masih ada sekolah yang perlu meningkatkan kinerja kepala
sekolahnya. Ini berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dan
diperoleh data dari penilaian kinerja kepala sekolah yang telah dilakukan oleh
pengawas binaan masing-masing sekolah kecamatan Cibatu. Berdasarkan
Permendiknas No. 35 tahun 2010 tentang penilaian kinerja kepala sekolah terdiri
dari 6 komponen, 40 kriteria, dan 162 indikator, yang nilainya dinyatakan dalam
skala 1-100. Adapun kategorinya adalah sebagai berikut: skor 91-100 termasuk
kategori amat baik, skor 76-90 termasuk kategori baik, skor 61-75 termasuk
kategori cukup, skor 51-60 termasuk kategori sedang, dan skor yang kurang dari
50 termasuk kategori kurang. Sementara kalau kita melihat data tersebut bahwa
nilai kinerja kepala sekolah tertinggi hanya 83,80 dan nilai kinerja kepala sekolah
terendah mencapai 65,70, dan rata-rata nilai kinerja kepala sekolah di Kecamatan
Cibatu 76,10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah di
sekolah di Kecamatan Cibatu dapat dikatakan sudah optimal. Akan tetapi masih
banyak sekolah yang nilai kinerja kepala sekolahnya termasuk dalam kategori
cukup dan ada beberapa yang kategori sedang, begitu pula dari urutan nilai
rata-rata enam aspek, nilai yang terendah yang perlu ditingkatkan yaitu aspek supervisi
dan kepemimpinan pembelajaran, seperti yang tertera pada tabel berikut
Tabel 1.1
Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut No
Nama Sekolah Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai
Kinerja
1 2 3 4 5 6
1 SDN Cibatu 4 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
2 SDN Cibunar 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
3 SDN Cibunar 5 2,47 2,55 3,4 2,5 2,4 3,67 17 70,9
4 SDN Cibunar 6 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
5 SDN Cibatu 3 2,47 2,5 2,4 3,5 2,4 3,67 17 70,7
6 SDN Cibunar 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
7 SDN Cibatu 2 2,47 2,5 3,4 2,55 3 2,67 16,6 69,3
8 SDN Mekarsari 2 3 2,5 2,4 2,5 3,14 2,67 16,2 67,7
9 SDN Cibunar 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
10 SDN Sindangsuka 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
11 SDN Wanakerta 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9
12 SDN Girimukti 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
13 SDN Sindangsuka 4 2,67 2,5 2,7 2,5 2,8 2,67 15,9 59,1
14 SDN Mekarsari 3 2,47 2,5 3 2,5 2,4 3 15,9 66,1
15 SDN Cibunar 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 59,9
16 SDN Kertajaya 1 2,8 2,5 2,3 2,5 3 2,67 15,8 65,8
17 SDN Kertajaya 2 3 2,5 2,4 2,5 2,56 2,77 15,8 65,7
18 SDN Padasuka 2 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9
19 SDN Keresek 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
20 SDN Keresek 3 3 3,5 3 3,5 3 3,67 19,7 82
21 SDN Sindangsuka 5 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
22 SDN Wanakerta 1 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9
23 SDN Sindangsuka 1 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9
7
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 (Lanjutan)
Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut
No Nama Sekolah Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai
Kinerja
1 2 3 4 5 6
25 SDN Keresek 4 2,47 2,5 2,4 3 2,4 2,67 15,5 64,5
26 SDN Keresek 5 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
27 SDN Keresek 7 2,66 2,5 2,7 2,5 2,44 2,67 15,5 64,5
28 SDN Sukalilah 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
29 SDN Girimukti 2 2,47 2,5 2,4 2,5 2,8 2,67 15,4 64
30 SDN Sukalilah 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
31 SDN Cibatu 1 2,47 2,5 2,4 2,5 2,4 3 15,3 63,8
32 SDN Mekarsari 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
33 SDN Padasuka 4 2,47 3 2,4 2,5 2,4 2,47 15,3 63,6
34 SDN Sukalilah 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
35 SDN Sukalilah 4 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
36 SDN Keresek 6 2,47 2,5 2,4 2,5 2,66 2,67 15,2 63,5
37 SDN Padasuka 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
38 SDN Sindangsuka 3 2,47 2,5 2,4 2,5 2,6 2,67 15,2 63,2
39 SDN Padasuka 3 2,47 2,56 2,4 2,5 2,4 2,8 15,2 63,2
40 SDN Sindangsuka 6 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
41 SDN Wanakerta 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
42 SDN Kertajaya 3 2,67 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18,2 75,7
43 SDN Karyamukti 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
44 SDN Karyamukti 2 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9
45 SDN Keresek 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
46 SDN Mekarsari 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9
47 SDN Wanakerta 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8
Rata-rata 2,8 3,17 3 3,19 2,8 3,39 18,3 76,1
Keterangan:
Aspek 1 : Kepemimpinan Pembelajaran Aspek 2 : Kepribadian dan Sosial Aspek 3 : Manajemen Sumber Daya Aspek 4 : Pengembangan Sekolah Aspek 5 : Supervisi Pembelajaran Aspek 6 : Kewirausahaan
Sumber: PKKS dari pengawas sekolah dasar Kecamatan Cibatu Kabupaten
Berdasarkan penelitian terdahulu, Dody (2011, hlm. 125) penelitian tersebut
menunjukkan bahwa faktor kinerja kepala sekolah menjadi faktor yang layak
diteliti secara berkesinambungan dan terencana untuk mengukur tingkat
keberhasilan pencapaian mutu sekolah yang baik melalui kinerja kepala sekolah
yang dipengaruhi oleh motivasi kerja dan pelatihan kepala sekolah. Oleh karena
hal tersebut di atas, maka penulis tertarik meneliti pengaruh motivasi kerja dan
pelatihan sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah di Sekolah
Dasar Negeri Se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Sehingga sesuai dengan hal
tersebut diatas, maka penulis mengambil judul penelitian yaitu: ”Pengaruh
Motivasi Kerja Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Karwati (2013, hlm. 83) mengungkapkan bahwa: “Kinerja kepala sekolah
adalah unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah.
Kinerja kepala sekolah merupakan tingkatan dimana kepala sekolah
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan”. Kinerja kepala
sekolah merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material
maupun non fisik/non material dalam suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja
kepala sekolah dapat ditafsirkan dalam arti penting suatu pekerjaan; tingkat
keterampilan yang diperlukan kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu
pekerjaan yang diemban kepala sekolah.
Pada kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor-faktor tersebut ada
yang sifatnya aksternal dan internal. Newstron (2005, hlm. 219) menyatakan
bahwa “kinerja dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan, tujuan,
motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan
penghargaan baik dari lingkungan internal maupun sksternal organisasi”.
Simanjuntak (dalam Sedarmayanti, 2001, hlm. 15) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap kinerja yaitu: pelatihan, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi dan kesehatan, tingkat
9
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tehnologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan
pemerintah secara keseluruhan”. Hennry Simamora (dalam Mangkunegara, 2012,
hlm. 14) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor: “Faktor individu yang terdiri dari
kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi, Faktor psikologis yang
terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi, Faktor
organisasi yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur,
job design”.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja maka penulis membatasi hanya dua faktor saja dalam
penelitian ini yaitu motivasi kerja dan bentuk pelatihan terhadap kinerja kepala
sekolah, sebab merupakan penelitian yang baru dengan kajian tersebut terutama di
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Dengan variabel tersebut penulis ingin
mengetahui bagaimana signifikannya motivasi kerja dan Pelatihan mampu
mempengaruhi kinerja kepala sekolah dan seberapa besar pengaruhnya.
Faktor-faktor tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah dari: Wahjosumidjo (1999), Hennry Simamora(2012), Dody (2011)
Simanjuntak (2001) KINERJA
PENGHARGAAN
ATTITUDE
MOTIVASI KERJA
KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN
KEAHLIAN
PELATIHAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN
DEMOGRAFI
LATAR BELAKANG JOB DESIGN
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
rumusan masalah yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala
sekolah di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Secara
rinci rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?
2. Bagaimana gambaran motivasi kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?
3. Bagaimana gambaran Pelatihan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?
4. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah di
Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?
5. Seberapa besar pengaruh Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di
Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?
6. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap kinerja
kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten
Garut?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah
kinerja dipengaruhi oleh faktor motivasi kerja kepala sekolah dan faktor pelatihan
di sekolah dasar negeri di Kecamatan Cibatu
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Terdeskripsikannya kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.
2. Terdeskripsikannya motivasi kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
11
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Terdeskripsikannya Pelatihan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.
4. Teranalisanya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah di
Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.
5. Teranalisanya pengaruh Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah
Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.
6. Teranalisanya pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala
sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap
kinerja kepala sekolah ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi:
1. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah untuk meningkatkan kinerja
nya, meningkatkan motivasi kerjanya dan pelatihan kepala sekolah.
2. Pengawas TK/SD dan UPTD memberikan pembinaan dan pelatihan yang
dapat mendukung kepala sekolah melaksanakan peran dan fungsinya di
sekolah sehinggga dapat memotivasi kerja kepala sekolah dan
meningkatkan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.
3. Pengelola pendidikan dan pengambil keputusan perlu menyusun rencana
induk pelatihan yang dapat mendukung kepala sekolah melaksanakan peran
dan fungsinya di sekolah sehinggga dapat memotivasi kerja kepala sekolah
dan meningkatkan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.hbk
4. Peneliti untuk menambah wawasan, pengembangan ilmu dan memotivasi
E. Struktur Organisasi Tesis
Dalam tesis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab yang
rinci sebagai berikut:
Bab I, berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya berisi latar belakang
penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta struktur organisasi tesis.
Bab II, berisi tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis
penelitian, didalamnya berisikan tentang: kajian pustaka, kinerja kepala sekolah
dalam administrasi pendidikan, motivasi kerja, pelatihan, kerangka pemikiran dan
hipotesis penelitian.
Bab III, berisi tentang metodologi penelitian, didalamnya berisikan: lokasi,
populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen (pengujian validasi,
reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran), teknik pengumpulan data, dan analisis
data.
Bab IV, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, didalamnya
berisikan: pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan.
Bab V, di dalamnya berisikan: kesimpulan dan rekomendasi. Menyajikan
penafsiran pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian serta
memberikan rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan,
para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, serta kepada yang berminat
melakukan penelitian selanjutnya. Di akhir tesis ini terdapat daftar pustaka dan
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi , Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan pada sekolah dasar negeri yang berada di Kecamatan
Cibatu Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini
berdasarkan variabel terikatnya yaitu kinerja kepala sekolah maka yang dijadikan
responden untuk menjawab adalah kepala sekolah di sekolah itu sendiri. Untuk
menjawab pada variabel bebasnya yaitu motivasi kerja dan pelatihan kepala
sekolah maka yang dijadikan responden untuk memberikan jawaban adalah
kepala sekolah itu sendiri.
Sugiyono (2004, hlm. 90) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan
kerakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Sementara Sudjana (1996, hlm. 6) berpendapat bahwa “populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya”. Sedangkan Riduan (2002, hlm. 30) mengatakan bahwa “popupasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi
objek penelitian”.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dengan demikian maka faktor yang
perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati.
Oleh kerena itu penentuan kerakteristik populasi yang tepat merupakan faktor
penting dalam suatu penelitian, kerena pada hakekatnya suatu permasalahan itu
baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk mendapatkan data yang
representatif penulis mengambil populasi kepala sekolah SDN Negeri
se-kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang berjumlah 47 sekolah yang berarti 47
kepala sekolah Pertimbangan ini diambil karena kepala sekolah yang mengetahui
dan mengalami langsung indikator-indikator yang penelitian yang dicantumkan
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No. Nama SD Jumlah Kepala Sekolah
1 SDN Cibatu 1 1
2 SDN Cibatu 2 1
3 SDN Cibatu 3 1
4 SDN Cibatu 4 1
5 SDN Cibunar 1 1
6 SDN Cibunar 2 1
7 SDN Cibunar 3 1
8 SDN Cibunar 4 1
9 SDN Cibunar 5 1
10 SDN Cibunar 6 1
11 SDN Girimukti 1 1
12 SDN Girimukti 2 1
13 SDN Girimukti 3 1
14 SDN Karyamukti 1 1
15 SDN Karyamukti 2 1
16 SDN Keresek 1 1
17 SDN Keresek 2 1
18 SDN Keresek 3 1
19 SDN Keresek 4 1
20 SDN Keresek 5 1
21 SDN Keresek 6 1
22 SDN Keresek 7 1
23 SDN Kertajaya 1 1
24 SDN Kertajaya 2 1
25 SDN Kertajaya 3 1
26 SDN Mekarsari 1 1
27 SDN Mekarsari 2 1
28 SDN Mekarsari 3 1
29 SDN Mekarsari 4 1
30 SDN Padasuka 1 1
31 SDN Padasuka 2 1
32 SDN Padasuka 3 1
33 SDN Padasuka 4 1
34 SDN Sindangsuka 1 1
35 SDN Sindangsuka 2 1
36 SDN Sindangsuka 3 1
37 SDN Sindangsuka 4 1
38 SDN Sindangsuka 5 1
39 SDN Sindangsuka 6 1
40 SDN Sukalilah 1 1
41 SDN Sukalilah 2 1
42 SDN Sukalilah 3 1
43 SDN Sukalilah 4 1
44 SDN Wanakerta 1 1
45 SDN Wanakerta 2 1
46 SDN Wanakerta 3 1
47 SDN Wanakerta 4 1
Jumlah 47
71
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2003, hlm. 91) mendefinisikan “sampel sebagai bagian dari
jumlah dan karaketristik yang dimiliki”. Sementara Sudjana (1996, hlm. 6)
mendefinisikan “sampel sebagai bagian yang diambil dari populasi. Dengan
demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili
jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi”.
Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
sampel total (total sampling) yaitu seluruh sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Cibatu Kabupaten Garut sebanyak 47 sekolah.Sedangkan yang menjadi responden
dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah di 47 Sekolah Dasar Negeri tersebut.
Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005, hlm. 120)
mengemukakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang
dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% -
15% atau 20% - 25% atau lebih dari jumlah populasi”. Sampel pada penelitian ini
merupakan sampel populasi dan bersifat homogen dimana sumber data memiliki
sifat yang sama yaitu kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu
Kabupaten Garut yang berjumlah 47 orang seperti yang tertera pada tabel 3.2.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan
pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Cibatu. “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”, Sugiono (2003, hlm. 3). Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini merupakan upaya
pembuktian teori yang telah ada. Metode kuantitatif digunakan bila masalah
penelitian sudah jelas, bermaksud menguji hipotesis dan mendapatkan data yang
akurat berdasarkan fenomena empiris dan terukur.
Jenis metode kuantitatif yang akan digunakan adalah survey, karena data
yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi sehingga
ditemukan distribusi hubungan antar variabel yang diteliti. Menurut Riduan
(2010, hlm. 49), “Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada
yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian- kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.
Dengan demikian penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survey
sehingga ditemukan pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja
kepala sekolah dasar. Untuk melihat hubungan antar variabel dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.5
Hubungan Variabel Bebas dan Terikat
Informasi-informasi untuk keperluan tersebut dihimpun/dijaring melalui
instrumen angket (kuisioner) digunakan untuk menggali kenyataan motivasi kerja
kepala sekolah, bentuk pelatihan kepala sekolah dan kinerja kepala sekolah. Data
yang diperoleh melalui angket tersebut digunakan sebagai data faktual untuk
mendukung/ menguatkan teori bahwa motivasi kerja dan pelatihan mempengaruhi
terhadap kinerja kepala sekolah.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksud untuk memberikan kesamaan persepsi agar
terdapat kesamaan persepsi sehingga pemahaman terhadap istilah-istilah yang
dipergunakan dalam penelitian ini tidak terjadi perbedaan. Pentingnya definisi
operasional ini dibahas kerena banyaknya istilah-istilah yang sama dipergunakan
untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda.
Nazir (2003, hlm. 152) mengemukakan “definisi operasional adalah definisi
yang memberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan
arti, atau menspesifikasikan kegiatan, apapun memberikan suatu operasionalisasi
yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu”. MOTIVASI
KERJA
KINERJA KEPALA SEKOLAH
73
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan pendapat di atas maka definisi operasional tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Motivasi Kerja (X1)
Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor
pendorong atau mempengaruhi gairah kepala sekolah dalam bekerja. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi,
kreativitas, prestasi.
2. Pelatihan (X2)
Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan
penguasaan tentang keterampilan dalam memutuskan persoalan-persoalan yang
menyangkut bidang tugas dan tujuan lembaga yang telah ditetapkan dan bentuk
pelatihan kepala sekolah yang dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah
tersebut.
3. Kinerja Kepala Sekolah (Y)
Kinerja kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemimpin
sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan dan peranannya
sebagai manajer, leader, supervisor.
D. Proses perumusan Instrumen Penelitian
Dalam merumuskan instrumen penelitian diperlukan langkah-langkah
berikut:
1. Mempedomani teori motivasi kerja, pelatihan dan kinerja kepala sekolah yang
dijadikan dasar perumusan item angket.
2. Membuat kisi-kisi motivasi kerja, pelatihan dan kinerja kepala sekolah.
3. Kisi-kisi terdiri dari nama variable dan sumber teori, dimensi, indikator dan
sub indikator.
4. Dari sub indikator, diambil jadi pernyataan dalam angket.
5. Pernyataan dalam angket disesuaikan dengan maksud setiap variabel agar
E. Proses Pengembangan Instrumen
Langkah-langkah pengembangan instrumen adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah menganalisis kembali pemyataan instrumen
penelitian agar butir-butir yang dikembangkan sesuai dengan defmisi
operasional yang telah dirumuskan.
2. Langkah kedua adalah menetapkan instrumen penelitian yang akan dipakai.
3. Langkah ketiga adalah menguji coba instrumen penelitian. Pada tahap ini
instrumen yang dikembangkan untuk semua variabel diuji cobakan terlebih
dahulu sesuai dengan karakteristik populasi yang diteliti.
4. Langkah berikutnya adalah analisis hasil ujicoba untuk mengetahui validitas,
maupun realibilitasnya. Kemudian item yang dianggap valid dan realibel
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sedangkan item yang dianggap
tidak valid, dibuang atau diperbaiki menyesuaikan dengan tingkat
validitasnya.
a. Kisi-kisi Instrumen
Butir pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dikembangkan atas dasar
definisi operasional dari masing-masing variabel mengacu pada indikator yang
telah dituangkan dalam kisi-kisi instrumen (Riduan, 2010, hlm. 32) yang
ditunjukan dalam tabel:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah
No Sub
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator
Kinerja Kepala Sekolah (Masaong, 2011, hlm. 44) dan (Mulyasa, 2011, hlm. 56)
Manajer Merencanakan Merencanakan rencana tahunan sekolah yang berlaku pada tahun ajaran berikutnya Menjabarkan program tahunan ke dalam program semester 1 dan II
Mengorganisasikan Mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru dan staf
Memberikan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat
Mengkomunikasikan visi, misi tujuan dan program strategis sekolah guru dan staf Memberikan pengarahan penugasan guru dan staf dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing
75
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memimpin rapat dengan guru, staf, orang tua dan siswa komite sekolah
Mengambil keputusan dengan menggunakan stategi yang tepat
Melaksanakan Selalu memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung
Pembagian wewenang dan tanggung jawab jelas
Kompromi merupakan penyelesaian masalah
Mengevaluasi Menentukan apa yang telah dicapai Mengadakan evaluasi atas yang sudah dicapai
Mengambil tidakkan korelatif bila diperlukan agar menjamin hasil sesuai dengan rencana
Leader Memberikan petunjuk dan pengawasan
Memberikan petunjuk dan pengawasan kepada guru dan staf
Meningkatkan kemauan tenaga kependidikan
Memotivasi guru dan staf untuk mengembangkan potensi untuk kemajuan sekolah
Membuka
komunikasi dua arah
Terbuka dengan guru dan staf
Pembicaraan individu untuk memajukan sekolah
Mendelegasikan tugas
Menugaskan guru dalam suatu kegiatan/pelatihan untuk meningkatkan potensinya
Memberdayakan sumber daya manusia secara optimal
mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah
Menerapkan beberapa teknik pembaharuan dalam mengelola sekolah Mengelola
perubahan dan pengembangan menuju organisasi yang efektif
Membuat ide-ide baru untuk sebuah strategi pembelajaran sekolahnya
Menentukan keputusan kepentingan internal maupun eksternal sekolah dengancara musyawarah
Supervisi Merencanakan program supervisi
Sebelum melaksanakan supervisi kepala sekolah menyusun rencana supervisi terlebih dahulu dengan melibatkan guru Perencanaan supervisi oleh kepala sekolah senantiasa diketahui oleh guru-guru Perencanaan supervisi kepala sekolah senantiasa teradministrasi dengan baik yang diperlihatkan kepada guru
Melaksanakan program supervisi
Kepala sekolah minimal setiap bulan melakukan supervisi ke dalam kelas
Kepala sekolah senantiasa memeriksa kelengkapan RPP Guru dikelas
Kepala sekolah senatiasa memeriksa daftar kehadiran guru mengajar dikelas Kepala sekolah dalam setiap supervisi bukan saja mencari kesalahan dari guru tetapi senantiasa untuk meningkatkan perbaikan dalam pembelajaran
Kepala sekolah senantiasa melakukan supervisi dengan cara pendampingan individu pada guru untuk berbagi permasalahan yang dihadapi guru
Menindak lanjuti program supervisi
Proses evaluasi supervisi di lakukan bersama- sama kepala sekolah dan guru
[image:31.595.108.527.84.310.2]Proses evaluasi supervisi senantiasa ditindaklanjuti dengan berbagai program perbaikan
Tabel 3.4
Kisi kisi Instrumen Motivasi Kerja
No Sub
Variabel Dimensi Indikator Sub indikator
1 Motivasi Kerja (X1) Mc. Celland’s dalam Hasibuan, (2008:149-164)
Disiplin Kehadiran tepat waktu
Kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu /sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Kepela sekolah datang terlambat ke sekolah kerena alasan kedinasan
Menjalankan tugas Kepala sekolah mentaati/ melaksanakan tugas yang di berikan oleh pengawas dengan sungguh-sungguh
Kepala sekolah mentaati/ melaksanakan tugas yang di berikan oleh dinas pendidikan dengan sungguh-sungguh Mentaati peraturan
yang berlaku
Kepala sekolah mentaati peraturan yang ada di sekolah baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
Kepala sekolah mentaati tata tertib di sekolah
Pemberian sanksi Sanksi diberikan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah yang melanggar aturan/kedisiplinan
Sanksi diberikan oleh dinas pendidikan kepada kepala sekolah yang melanggar aturan/kedisiplinan
Semanga t kerja
Giat bekerja kepala sekolah memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan di sekolah
Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
Kepala sekolah menyusun target dalam melaksanakan pekerjaan
77
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menyukai
pekerjaan
Kepala sekolah merasa senang atas keberhasilan pencapaian sasaran kerja Mengembangkan
potensi dan kemampuan
kepala sekolah mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan diri
Mencari strategi untuk memajukan sekolah dengan bermusyawarah dengan guru Ambisi Sikap Kepala sekolah menerapakan cara baru
dalam bekerja di sekolah agar mendapatkan hasil yang lebih baik
Target individu Kepala sekolah memiliki keinginan mendapatkan citra yang baik dihadapan stake holder sekolah
Kompeti si
Promosi Kepala sekolah bekerja lebih giat agar mendapatkan promosi jabatan lebih baik Penghargaan/
reward
Kepela sekolah mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang telah dicapai dengan sungguh-sungguh
Kreatifita s
Para pegawai Kepala sekolah mempunyai kreatifitas dalam melakukan pekerjaan di sekolah Kepala sekolah meningkatkan keterampilan kerja berdasarkan inisiatif sendiri
Proses Kepala sekolah memikirkan cara cara terbaik agar bekerja lebih efektif
Kepala sekolah menjalankan cara-cara terbaik agar pekerjaan lebih efektif Produk yang di
hasilkan
Kepala sekolah menampilkan hasil pekerjaan dengan produk yang berbeda Prestasi Hasil Kepala sekolah bangga atas hasil
pekerjaan yang telah di capai
Kepala sekolah termotivasi oleh pekerjaan untukmencapai prestasi kerja
Aktualisasi diri Hasil kepala sekolah jauh lebih baik dari pada kepala sekolah yang lain
[image:32.595.109.528.82.578.2]Kepala sekolah merasa bekerja sendiri lebih menunjukkan kemampuan dan prestasi
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Pelatihan Kepala Sekolah
No Variabel Dimensi Indikator Sub indicator
Pelatihan marzuki (2010, hlm. 54) Bentuk pelatihan kepala sekolah Pelatihan kurikulum
mengikuti pelatihan kurikulum dalam satu tahun
Pelatihan penelitian tindakan sekolah
Pelatihan
manajerial kepala sekolah
mengikuti Pelatiahan manajerial kepala sekolah dalam satu tahun
Pelatihan tehnologi Informasi Dan Komunikasi
Mengikuti pelatihan tehnologi Informasi dan komunikasidalam satu tahun
Pelatihan manajemen BOS,RKS,RKAS
mengikuti Pelatiahan manajemen BOS,RKS,RKAS dalam satu tahun
Pelatihan pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi kepala sekolah
mengikuti Pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi kepala sekolah dalam satu tahun
Pelatihan supervisi klinis
mengikuti Pelatihan supervisi dalam satu tahun
pelatihan kepemimpinan
mengikuti pelatihan kepemimpinan dalam satu tahun Tingkat penguasa an keteramp ilan, pengetah uan dan sikap
Tingkat kesungguhan
Setelah selasai pelatihan tingkat pengabdian terasa bertambah
Dapat merubah pola fikir yang lebih baik Pelatihan dapat menciptakan keutuhan organisasi
Semangat pengabdian akan bertambah tinggi pada organisasi
Pelatihan merupakan salah satu cara penyegaran dalam kinerja
Disiplin Terdapat perubahan sikap setelah mengikuti pelatihan
mengembangkan inovasi setelah mengikuti pelatihan
Pelatihan dapat meningkatkan pelayanan bagi masyarakat
Guru sebelum di promosikan menduduki jabatan kepala sekolah harus mengikuti diklat terlebih dahulu
Keahlian Disiplin diri semakin bertambah setelah mengikuti pelatihan
Mutu kerja semakin meningkat setelah mengikuti pelatihan
Lebih mampu melaksanakan tugas dengan tepat waktu
Pelatihan merupakan pengembangan potensi yang dimiliki
Kemampuan dan keterampilan
79
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Semakin bertambah pengetahuan sikap setelah mengukiti pelatihan
Lebih terampil mengerjakan tugas setelah mengikuti pelatihan
Etika serta moral semakin bertambah baik setelah mengikuti pelatihan
Dapat menciptakan visi dan misi dalam jabatan
Dengan program pelatihan dapat meningkatkan kompetensi setiap individu
Terdapat berbagai jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai
acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini
menggunakan jenis skala Likert. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 134) menjelaskan
bahwa: "Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial."
Adapun kategori penskoran untuk setiap alternatif jawaban item instrumen
menurut Sugiyono (2009, hlm. 135) dengan menggunakan skala likert dengan
alternatif jawabannya adalah selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD),
[image:34.595.108.526.83.271.2]Jarang (JR) atau tidak pemah (TP), sebagai berikut:
Tabel 3.6
Model dan Bobot Alternatif Jawaban
ALTERNATIF JAWABAN BOBOT
SL 5
SR 4
KD 3
JR 2
TP 1
Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan
cara checklist (√), dimana responden memberikan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan. Instrumen ini
digunakan menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket,
karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
b. Uji Validitas
Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab
data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus
memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas
penelitian. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan
peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Suriri (2007, hlm. 51)
berpendapat bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka
instrumen tersebut kurang valid”.
Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengorelasikan antar skor butir instrumen dalam suatu faktor, dan
mengorelasikan skor faktor dengan skor total. Hasil perhitungan korelasi (thitung)
dilihat dari butir instrumen total correlation kemudian diinterpretasikan dengan
cara membandingkan (rtabel) yaitu untuk menentukan valid tidaknya instrumen.
Hasil yang telah diperoleh dari uji instrumen kemudian dihitung dengan
korelasi product moment. Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian
validitas instrument ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Person yang dikenal
dengan korelasi Product Moment.
Validitas butir menggunakan rumus Product Moment Sugiyono (dalam
Riduan, 2010, hlm. 110) yaitu :
r hitung
√ √
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
thitung =
2
1 2
r n r
Hasil uji validitas angket terhadap 30 responden, didapatkan sebagai
berikut:
1. Uji coba validitas variabel motivasi kerja kepala sekolah.
Jumlah item angket untuk variabel motivasi kerja kepala sekolah adalah 27
item, setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan
81
MAYA DESI KUSUMAH, 2015
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua pihak 0,05 adalah 2,048 sehingga ke 27 item tersebut dinyatakan valid
keseluruhan.
2. Uji coba validitas variabel pelatihan kepala sekolah.
Jumlah item angket untuk variabel pelatihan kepala sekolah adalah 27 item,
setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan memiliki
thitung di atas ttabel. Ttabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan a untuk uji dua pihak
0,05 adalah 2,048 sehingga ke 27 item tersebut dinyatakan valid keseluruhan.
3. Uji coba validitas variabel kinerja kepala sekolah.
Jumlah item angket untuk variabel kinerja kepala sekolah adalah 35 item,
setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan memiliki
thitung di atas ttabel. Ttabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan a untuk uji dua pihak
0,05 adalah 2,048 sehingga ke 35 item tersebut dinyatakan valid keseluruhan.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6).
c. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu kuesioner dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena kuesioner
tersebut sudah dianggap baik. Kuesioner yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel
artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang
pun hasilnya akan tetap sama (konsisten). “Pengujian reliabilitas dapat dilakukan
secara eksternal (stability/testretest, equivalent atau gabungan keduanya) dan
secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada kuesioner)” Suriri
(2007, hlm. 52).
Sedangkan untuk menentukan reabilitas menggunakan rumus Spearman
Brown dalam Riduan ( 2010, hlm. 116), sebagai berikut:
rb rb rll
1 2
Hasil uji reliabelitas angket terhadap 30 responden, didapatkan sebagai berikut:
1. Uji coba reliabelitas variabel motivasi kerja kepala sekolah.
Sebanyak 27 item dinyatakan memiliki t hitung di atas Ttabel. Ttabel dengan N=
item tersebut dinyatakan reliabel.
2. Uji coba reliabelitas variabel pelatihan kepala sekolah.
Sebanyak 27 item dinyatakan memiliki t hitung di atas Ttabel. Ttabel dengan N =
30 - 2 = 28 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r = 0,374 sehingga ke 27
item tersebut dinyatakan reliabel.
3. Uji coba reliabelitas variabel kinerja kepala sekolah.
Sebanyak 35 item dinyatakan memiliki thitung di atas ttabel. Ttabel dengan N= 30
- 2 = 28 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r = 0,374 sehingga ke 35
item tersebut dinyatakan reliabel. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 1,2,3,4,5 dan 6).
Sebelum hipotesis diuji terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan
menggunakan rumus Chi Kuadrat Riduan (2010, hlm. 182) yaitu:
=
Koefisien korelasi diuji dengan menggunakan rumus korelasi ganda Riduan
(2010, hlm. 139) yaitu :
R X1X2Y = √
Setelah instrumen dinyatakan valid, reliabel, dan normal, maka instrumen
telah layak dipakai sebagai alat pengumpul data. Angket disebarkan kepada
responden dan dikumpulkan kembali untuk dianalisis. Data yang telah diskor
diinterpretasikan sesuai dengan tabel kategori penilaian persentase skor tanggapan
4 responden Sugiyono (2009, hlm. 56).
Tabel 3.7
Kategori Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden
No Rata-rata
Skor
Kategori
Motivasi Kerja Pelatihan Kinerja Kepala