Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan pembahasan yang telah dideskripsikan, pada bab ini akan menarik kesimpulan sebagai berikut. A.Simpulan
1. Pembelajaran dilaksankan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen mengaplikasikan media cerita fabel dalam pembelajaran berbicara dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Kegiatan pembelajaran dalam perlakuan menggunakan media cerita fabel dibantu dengan alat peraga berupa gambar seri dan tanpa alat peraga. Gambar seri yang berbentuk tokoh-tokoh hewan yang berperan dalam cerita tersebut. Penggunaan alat peraga dalam bercerita untuk memudahkan siswa menyimak dan memahami cerita dan tidak hanya dapat menyimak atau secara audio tetapi dapat menyajikan cerita secara visual. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunkan sumber belajar buku Bahasa Indonesia dan dengan pembelajaran konvensional.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, maka memperoleh hasil pembelajaran pada pretest kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 41,63 dan kelas kontrol memperoleh rata-rata-rata-rata sebesar 43,44. Perolehan rata-rata kelas eksperimen lebih kecil dibanding kelas kontrol. Hal ini menandakan untuk memberikan perlakuan pada kelas eksperimen. Setelah diberikan perlakuan, hasil posttest kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 71, 96 dan dan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 53,22. Perolehan rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal yang demikian menunjukkan terdapat pengaruh pada peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dengan pembelajaran yang mengaplikasikan media cerita fabel. Pada hasil Hasil data yang telah dianalisis dengan menggunakan SPSS 21 for window melalui uji validitas, uji
83
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, uji t, ujianova, dan uji
scheffe dapat terlihat dari hasil belajar siswa.
3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 71, 96 dan dan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 53,22. Dari hasil perolehan rata-rata tersebut berbeda antara hasil kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terlihat dari uji kesamaan dua rata-rata pada data
posttest bahwa pada bagian Sig. (2-tailed) memperoleh nilai
signifikansi 0,000, maka �� ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran kelas eksperimen yang mengaplikasikan media cerita fabel dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Dan berdasarkan perhitungan uji Anova, hasil perbedaan rata-rata yang telah dibagi ke dalam 3 kelompok memperoleh nilai signifikansi 0,00, maka �� ditolak. Karena pada perolehan rata-rata dari ketiga kelompok tersebut adalah terbukti berbeda. Dan untuk menguatkan perbedaan rata-rata tersebut, dilakukan uji scheffe. Hasil perolehan nilai signifikansi 0,00 kurang dari taraf signifikansi. Maka benar terdapat perbedaan rata-rata antara ketiga kelompok tersebut.
B.Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.
1. Selama penelitian dilakukan dan memperoleh hasil temuan pada lokasi penelitian, menunjukkan bahwa perlu adanya pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan agar dapat memotivasi siswa untuk semangat dan sunguh-sungguh dalam belajar. Dalam penelitian ini menggunakan media karya sastra anak yaitu cerita fabel yang sudah terbukti hasilnya terhadap keterampilan berbicara. Mengetahui bahwa mengaplikasikan media bacaan karya sastra anak khususnya cerita fabel dalam pembelajaran berbicara adalah yang lebih tepat dan interaktif dibandingkan dengan pembelajaran
84
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konvensional. Maka disarankan untuk mengaplikasikan media cerita fabel dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya berbicara. Dan mengembangkan keterampilan tidak hanya berbicara, menulis, membaca dan menyimaktetapi juga menumbuhkan kepribadian yang baik.
2. Cerita dapat digunakan oleh orang tua dan guru sebagai media dalam pembelajaran berbicara, sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatann transmisi budaya. Keterampilan berbicara sangat penting bagi siswa untuk perkembangan bahasanya. Maka perlu ada penelitian mengenai media bacaan karya sastra anak lebih lanjut khususnya cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan pembelajaran lainnya yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan.
3. Pada penelitian aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara masih banyak kekurangan, kesalahan penulisan, dan berbagai kendala yang telah dialami peneliti. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat mengerjakan dengan baik, teliti, semangat dan dapat mengatur waktu dengan baik agar menghasilkan penelitian yang baik sesuai dengan harapan.
85
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BIBLIOGRAPHY
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Cahyani, I., & Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: PUI PRESS.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fitriyyah, D., & Zuchidi, D. (2014). Pendidikan Karakter melalui Kegiatan
Mendongeng di TK ABA Karangduwur & TK Masyitoh Petanahan Kebumen. Ling Tera, 66-75.
Hanapiah, J., & Suwadi. (2010-2011). Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik Bermain Peran bagi Siswa Kelas V SDN 2 Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima. J-TEQIP, 53-60.
KEBUDAYAAN, D. P. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Kurniawan, H. (2013). Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi,
Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
LenteraK. (2011, September 21). Pembelajaran Berbicara di Sekolah Dasar. Retrieved from www.lenterakecil.com:
http://lenterakecil.com/pembelajaran-berbicara-sekolah-dasar/
Musfiroh, T. (2005). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN PERGURUAN TINGGI . Novianti, B. (2014). Kumpulan Dongeng Origami. Yogyakarta: Idea World Kidz. Nurcholis, h., & Mafrukhi. (2007). Saya Senang Berbahasa Indonesia. Jakarta:
86
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nurgiyanto, B. (2013). Sastra Anak PengantarPemahaman Dunia Anak . Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas.
Raharjo, S. (2014, Agustus 18). Cara Melakukan Uji Validitas Product Momen
dengan SPSS. Retrieved from SPSS Indonesia:
http://www.spssindonesia.com
Raharjo, S. (2015, Mei 29). Cara Melakukan Uji Reliabilitas Alpha Cronbach's
dengan SPSS. Retrieved from SPSS Indonesia:
http://www.spssindonesia.com
Rampan, K. L. (2014). Teknik menulis Cerita Rakyat . Bandung: YRAMA WIDYA.
Resmini, N., & Djuanda, d. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Bandung : UPI PRESS.
Resmini, N., Djuanda, D., & Indihadi, D. (2006). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahsa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.
Riduwan. (2006). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Santoso. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.
Syamsudin, & Damaianti, V. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Trigan, H. G. (2011). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.
Yusnandar, E. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Serang: IKHWAN MANDIRI PRESS.