NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI
SISWA KELAS II
(Penelitian Eksperimen Kuasi di SD Negeri Taman Kota Serang Tahun 2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
NINA NURAMALINA
NIM 1101409
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI
SISWA KELAS II
(Penelitian Eksperimen Kuasi di SD Negeri Taman Kota Serang Tahun 2015)
Oleh
NINA NURAMALINA
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan
©NINA NURAMALINA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
iii
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
“Nina Nuramalina (1101409)” Aplikasi Cerita Fabel sebagai Media dalam
Pembelajaran Berbicara bagi Siswa Kelas II di SD Negeri Taman Kota Serang 2015.
Kurang tepatnya pemilihan media yang digunakan dalam pembelajaran berbicara yang menjadi latar belakang penelitian ini. Pembelajaran berbicara yang ideal mampu mengembangkan kreativitas, mengoprasikan media danmenciptakan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Namun fakta yang terjadi, terdapat kendala mengenai keterampilan berbicara siswa, diantaranya pelafalan yang kurang tepat,sulit mengungkapkan pendapat dan lain sebagainya. salah satu alternatif media yang mampu mengembangkan keterampilan berbicara adalah bacaan karya sastra anak khususnya cerita fabel.
Penelitian eksperimen kuasi ini mengaplikasikan media cerita fabel pada pembelajaran berbicara di kelas eksperimen. Dilakukannya penelitian ini dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara, mengetahui hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta mengetahui adanya perbedaan antara hasil pembelajaran dari kedua kelas tersebut.
Hasil penelitian yang ditemukan adalahterdapat pengaruh hasil belajar dengan menggunakan media cerita fabel dibanding dengan pembelajaran konvensional dengan menggunakan sumber belajar. Sesuai hasil data yang telah dianalisis bahwa hasil pretest kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 41,63 mengalami peningkatan pada hasil posttest menjadi 71, 96. Hasil pretest yang menunjukkan keterampilan berbicara siswa pada tahap awal sebelum diberi perlakuan dan pada hasil posttest menunjukkan setelah pemberian perlakuan dengan mengaplikasikan media cerita fabel dapat berpengaruh dan mengalami peningkatan secara signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa. Sedangkan hasil pretest kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 43,44 dan pada hasil posttest memperoleh rata-rata sebesar 53,22. Pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional terdapat sedikit peningkatan yang terlihat pada hasil posttest, namun tetap masih jauh di bawah perolehan rata-rata kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil belajar kelas kontrol.
iv
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
“Nina Nuramalina (1101409)” The Application of Fable Story as Media in Speaking to Grade II of SD Negeri Taman Serang City 2015
It is less precisely the selection of media used speaking that became the background of this research. Speaking is the ideal be able to improve the cretivity, operating media, and create good communication between the teacher and students. But in the fact, it is constraints regarding students speaking skill, such as less precise of pronunciation, difficult to express an opinion, and so on. One of the
media alternatives that are able to improve speaking skill is reading children’s
literature in particular thefable story.
This quasi experiment research apply fable story media on speaking in experimental group. This research was conducted with the aim of obtaining a description of the application of fable story as the media in speaking. Find out the results of study on the control group and experiment group, as well as knowing the difference between the learning outcomes of the both of group.
v NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakang ... 1
B. RumusanMasalah ... 2
C. TujuanPenelitian... 3
D. ManfaatPenelitian... 3
E. Sistematika Penulisan ... 4
F. DefinisiOperasional ... 4
BAB II CERITA FABEL, MEDIA PEMBELAJARAN, KETERAMPILAN BERBICARA, KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 6
A. Cerita Fabel ... 6
B. Media Pembelajaran ... 8
C. Keterampilan Berbicara ... 9
D. Kajian Penelitian Terdahulu ... 13
E. Kerangka Pemikiran ... 14
F. Hipotesis Penelitian ... 14
vi NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode Penelitian ... 15
B. Desain Penelitian ... 15
C. Teknik Pengumpulan Data ... 16
D. Instrumen Penelitian ... 16
E. Teknik Analisis Data ... 24
F. Lokasi Penelitian ... 26
G. Subjek dan Sampel Penelitian ... 27
H. Prosedur Penelitian ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82
A. Simpulan ... 82
B. Saran ... 83
vii NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
No. Nama Tabel
1. Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 15
2. Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas ... 18
3. Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas ... 19
4. Tabel 3.4 Alat Ukur Keterampilan Berbicara ... 20
5. Tabel 3.5 Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara ... 21
6. Tabel 3.6 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pembelajaran Berbicara ... 22
7. Tabel 3.7 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pembelajaran Berbicara ... 24
8. Tabel 3.8 Interpretasi N-Gain ... 26
9. Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 32
10.Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 34
11.Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Data Pretest ... 37
12.Tabel 4.4 Uji Validitas Data Pretest ... 38
13.Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Data Pretest ... 39
14.Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretest ... 40
15.Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Pretest ... 43
16.Tabel 4.8 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji T) Data Pretest ... 44
17.Tabel 4.9 Pengelompokkan Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 46
18.Tabel 4.10 Pengelompokkan Hasil PretestKelas Kontrol ... 48
19.Tabel 4.11 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 49
20.Tabel 4.12 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 51
21.Tabel 4.13 Deskriptif Statistik Data Posttest ... 53
22.Tabel 4.14 Uji Validitas Data Posttest ... 54
23.Tabel 4.15 Uji Reliabilitas Data Posttest ... 55
24.Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Posttest... 56
25.Tabel 4.17 Uji Homogenitas Data Posttest ... 58
26.Tabel 4.18 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji T) Data Posttest ... 59
27.Tabel 4.19 Rata-Rata Nilai Posttest ... 60
28.Tabel 4.20 Pengelompokkan Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 62
viii NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30.Tabel 4.22 Uji Anova Data Posttest ... 64
31.Tabel 4.23 Uji Scheffe Data Posttest ... 64
32.Tabel 4.24 N-Gain Kelas Eksperimen ... 66
33.Tabel 4.25 N-Gain Kelas Kontrol ... 68
34.Tabel 4.26 Deskriptif Statistik N-Gain ... 70
35.Tabel 4.27 Hasil Observasi kegiatan Guru ... 70
ix NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
No. Nama Gambar
x NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
No. Nama Diagram
1. Diagram 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 34
2. Diagram 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 36
3. Diagram 4.3 Q-Q Plots Pretest Kelas Eksperimen ... 41
4. Diagram 4.4 Q-Q Plots Pretest Kelas Kontrol ... 42
5. Diagram 4.5 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 50
6. Diagram 4.6 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 52
7. Diagram 4.7 Q-Q PlotsPosttestKelas Eksperimen ... 57
8. Diagram 4.8 Q-Q PlotsPosttestKelas Kontrol ... 57
9. Diagram 4.9 N-gain Kelas Eksperimen ... 67
xi NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SK Pengangkatan Dosen Pembimbing 1 dan II Lampiran 1 : Surat izin observasi
Lampiran 1 : Surat keterangan telah melaksanakan penelitian Lampiran 2 : RPP kelas eskperimen
Lampiran 2 : RPP kelas kontrol
Lampiran 3 : Cerita fabel tes awal dan akhir Lampiran 3 : Cerita fabel pada perlakuan I Lampiran 3 : Cerita fabel pada perlakuan II Lampiran 3 : Cerita fabel pada perlakuan III
Lampiran 4 : Penilaian keterampilan berbicara kelas eksperimen Lampiran 4 : Penilaian keterampilan berbicara kelas kontrol Lampiran 5 : Lembar observasi kelas eksperimen
1
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini akan membahas latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat dari penelitian dan sistematika penulisan.
A. Latar Belakang
Terampil berbahasa sangat penting dikuasai. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Masing-masing aspek berbahasa saling berkaitan. Misalnya keterampilan menyimak dengan berbicara saling berkaitan, pemberi pesan berbicara menyampaikan pesannya dan penerima menyimak pesan. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasarkelas rendah meliputi perkembangan bahasa anak, pembelajaran membaca dan menulis permulaan, pembelajaran sastra anak, pembelajaran terpadu atau pendekatan pembelajaran bahasa dan evaluasi pembelajaran membaca dan menulis. Salah satu Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II SD yaitumengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita.
Pembelajaran berbicara yang ideal harus dapatmengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, pembelajaran disusun mulai dari yang sederhana ke yang kompleks, memotivasi siswa untuk belajar, mengembangkan kreativitas, mengaplikaskan media yang mudah dan sederhana, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta mampu memberikan pemahaman yang baik, dan dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan mereka.
2
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah dasar masih belum dapat dikuasai oleh siswa. Kemampuan berbicara siswa beragam mulai dari rendah, sedang dan mahir. Berbicara di muka umum hal yang masih ditakuti oleh sebagian siswa. Adapun belum mampu tampil berani mengungkapkan pendapat, menyatakan perasaan yang ada di benak mereka, sering mengalami tersendat-sendat dalam berbicara dan masalah lainnya. Oleh karena itu sangatlah penting melatih keterampilan berbicara untuk sarana berkomunikasi.
Pada umumnya kesulitan berbicara pada siswa yaitu kurangnya percaya diri, struktur kalimat belum benar, pembendaharaan kata-kata yang belum tepat dan kurang bervariatif. Sering terjadi pula siswa sulit menentukan topik pembicaraan atau banyak dipengaruhi oleh dialek saat kegiatan bercerita. Dalam proses pembelajaran berbicara kurangnya penggunaan media yang mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam kegiatan berbicara. Sering kali dalam proses pembelajaran kurang tepatnya media yang digunakan atau hanya mengunakan sumber belajar. Pada posisi ini penggunaan media dalam pembelajaran sangat dibutuhkan. Media yang tepat dapat menunjang dan membantu dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan penelitian ini akan mencoba mengaplikasikan cerita fabel dalam pembelajaran berbicara sebagai salah satu alternatif media belajar. Cerita fabel yang sebagian besar disukai anak-anak dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran berbicara bahasa Indonesia.Dengan cerita binatang yang menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak dan cerita yang sesuai dengan perkembangan anak dapat menarik minat siswa untuk mencoba dan belajar berbicara. Penelitian eksperiman ini akan dilakukan dengan judul “Aplikasi Cerita Fabel Sebagai Media dalam Pembelajaran Berbicara bagi Siswa Kelas II di SD Negeri Taman Kota Serang Tahun 2015”.
B. Rumusan Masalah
3
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara bagi siswa kelas II di SDN Taman Kota Serang?
2. Bagaimana hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara bagi siswa kelas II di SDN Taman Kota Serang?
3. Apakah terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara bagi siswa kelas II di SDN Taman Kota Serang?
C. Tujuan Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah telah disebutkan, maka penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai antara lain:
1. memperoleh deskripsi aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara,
2. mengetahui hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan aplikasi cerita fabel sebagai media terhadap pembelajaran berbicara,
3. mengetahui adanya perbedaan antara hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara.
D. Manfaat Penelitian
Setelah tujuan penelitian yang telah disebutan, maka penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
4
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesiadi kelas II Sekolah Dasar dengan menggunakan fabel sebagai salah satu alternatif media yang sesuaidalam keterampilan berbahasa khususnya keterampilan berbicara.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam 5 bab. Bab I, merupakan pendahuluan diantaranya latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan dan definisi operasional. Bab II, merupakan landasan teori terdiri dari kajian-kajian teori yang terkait dengan penelitian ini. Bab III, merupakan metode penelitian. Bab IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bab V, merupakan penutup meliputi kesimpulan dan saran.
F. Definisi Operasional
Sebelum membahas lebih jauh dalam penelitian ini, ada baiknya jika penulis memaparkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini sebagai pemahaman dasar untuk membahas ke pembahasan selanjutnya. Berikut ini merupakan maksud dari istilah-istilah tersebut.
1. Cerita Fabel
Cerita fabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalahcerita tradisional tentang watak dan budi pekerti yang penokohannya oleh binatang dan menceritakan kehidupan manusia sehari-hari. Tokoh binatang yang dapat hidup dan beraktivitas layaknya manusia dan berperilaku, dapat berbicara, berpikir, memiliki karakter dan sebagainya. Mereka juga memiliki persoalan sosial layaknya manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Media Pembelajaran
5
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang dapat menyalurkan pesan sehingga merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa agar membantu proses pembelajaran dapat berlangsung.
3. Pembelajaran Berbicara
15
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, responden yang terlibat dan prosedur penelitian.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian jenis eksperimen kuasi dan pengambilan sampel secara acak. Penelitian eksperimen yang dilakukan guna untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan aplikasi cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara. Dan dilakukan pretest sebelum perlakuan dan terdapat posttest setelah perlakukan. Menurut Sugiyono (2009, hal. 114) metode jenis eksperimen kuasi dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Group Pretest Treatment Posttest
Eksperimen
X1 : Perlakuan dengan media cerita fabel X2 : Pembelajaran seperti biasa
O3 dan O4 : Posttest
B. Desain Penelitian
16
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) berpendapat bahwa
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesisyang telah ditetapkan (hlm. 14).
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pada teknik pengumpulan data menggunakan teknik test dan nontest.
1. Teknik tes
Pada teknik tes yaitu test lisan berupa tes kemampuan berbicara dengan bercerita sebuah cerita fabel. Tes kemampuan menggunakan kriteria penilaian keterampilan berbicara. Hasil data tes lisan tersebut yang dikumpulkan kemudian diolah dalam teknik analisis data.
2. Teknik nontes
Dan pada teknik nontes yaitu observasi terstruktur. “Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”
(Sugiyono, 2013, hlm. 205). Melakukan pengamatan dengan lembar pengamat dan langsung ke lokasi penelitian guna mendapatkan sejumlah data.
D. Instrumen Penelitian
Terdapat dua instrumen dalam penelitian ini yaitu: 1. Tes
17
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengevaluasi kemampuan berbicara siswa dibutuhkan format penilaian berbicara.
a. Uji validitas
Sebelum alat ukur digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara siswa, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dilakukan uji validitas untuk mengetahui data instrumen yang digunakan adalah valid. Menurut Sugiyono (2013, hlm.173) bahwa
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Cara
mengetahui validitas insttrumen dengan menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu teknik kolerasi product moment. “Rumus kolerasi product moment yang digunakan adalah kolerasi
product moment dengan angka kasar” (Arikunto, 2007, hlm.69). Rumus kolerasi sebagai berikut:
Keterangan:
rXY= Koefisienkorelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Banyaksubjek (testi)
x2 = Skoritem
y2 = SkorSoal
Nilai rata – rata rXY yang diperoleh dari korelasi Product momento diuji tingkat signifikansinya dengan uji – t untuk menentukan valid atau tidak instrumen yang akan digunakan. Kriteria pengujiannya adalah “taraf signifikansinya α = 0,05 maka tes tersebut valid secara signifikan” (Sudjana, 2002, hlm.380).
Pada penelitian ini, untuk menguji instrumen pada uji validitas dengan menggunakan aplikasi softwere SPSS 21 for
window. Dengan cara sebagai berikut.
18
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Persiapkan data dalam file doc. Ms. Exel 2) Buka prorgam SPSS 21 for window
3) Ketik variable view, pada bagian Name tuliskan item yang akan diuji dan pada Decimals ubah angka menjadi 0
4) Klik Data View dan masukkan data skornya 5) Klik Analyze, pilih Corrolate, dan pilih Bivariete.
6) Kemudian muncul kotak, masukkan semua item ke variables, lalu klik OK.
Interpretasi menurut Arikunto (2012, hlm.89) dibagi kedalam kategori sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas
KoefisienValiditas Klasifikasi
0,80 rXY 1,00 Sangat tinggi
0,60 rXY 0,80 Tinggi
0,40 rXY 0,60 Sedang
0,20 rXY 0,40 Rendah
0,00 rXY 0,20 Sangat rendah
b. Uji reliabilitas
Menurut Suherman (2001, hlm.153) “suatu alat evaluasi disebut reliabel jika alat evaluasi memberikan hasil yang relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama, dengan demikian reliabilitas disebut juga konsisten dan ajeg”. Dengan kata lain,
“jika kepada para siswa diberikan tes yang sama dalam waktu yang
berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
19
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60). Setelah instrumen valid, maka instrumen harus dapat realiabel. Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah bentuk uraian dikenal dengan rumus Crambach (Suherman, 2001) yaitu:
r = Nilai Reliabilitas yang dicari n = Banyak butir soal (item)
2 i
= Varians skor setiap item,dan 2
t
= Varians skor total
Pada penelitian ini, untuk menguji instrumen pada uji reliabilitas dengan menggunakan aplikasi softwere SPSS 21 for
window. Dengan cara sebagai berikut.
1) Persiapkan data dalam file doc. Ms. Exel 2) Buka prorgam SPSS 21 for window
3) Ketik variable view, pada bagian Name tuliskan item yang akan diuji dan pada Decimals ubah angka menjadi 0
4) Klik Data View dan masukkan data skornya
5) Klik Analyze, pilih Scale, lalu klik Reliability Analysis
6) Kemudian muncul kotak, masukkan semua item ke variables, lalu klik Statistik.
7) Kemudian beri tanda ceklis (√) pada scale if item deleted,
correlations, means, variances dan correlations, lalu klik OK.
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Klasifikasi
20
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,60 r1 1 0,80 Tinggi
0,40 r1 1 0,60 Sedang
0,20 r1 1 0,40 Rendah
0,00 r1 1 0,20 Sangat rendah
Setelah menguji instrumen dengan uji validitas dan uji reliabilitas, maka instrumen dapat digunakan. Berikut ini adalah alat ukur keterampilan berbicara siswa. Berikut merupakan format penilaian berbicara/bercerita yang dimodifikasi dari penilaian Jakovits dan Gordon (Nurgiyantoro, 2001, hlm. 290).
Tabel 3.4
Alat Ukur Keterampilan Berbicara
No Pembelajaran Berbicara Aspek yang Dinilai
1 Aspek kebahasaan a. Lafal b. Kosakata
c. Struktur kalimat
2 Aspek nonkebahasaan a. Kesesuaian gagasan dengan cerita
b. Kelancaran bercerita
Kriteria penilaian keterampilan berbicara terdiri dari aspek-aspek dengan skala nilai sebagai berikut:
a. Aspek kebahasaan 1) Lafal
3 : Pelafalan jelas, tidak terdapat pengaruh dialek dan dapat dipahami.
21
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 : Pelafalan tidak jelas, banyak dipengaruhi dialek dan sulit dipahami.
2) Kosakata
3 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan yang tepat, sesuai dan bervariasi.
2 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan kurang tepat, kurang sesuai dan kurang bervariasi.
1 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan tidak tepat, tidak sesuai dan sangat terbatas.
3) Struktur kalimat
3 : Hampir tidak terjadi kesalahan struktur. 2 : Kadang-kadang terjadi kesalahan struktur. 1 : Sering kali terjadi kesalahan struktur.
b. Aspek nonkebahasaan
1) Kesesuaian gagasan dengan cerita
3 : Topik dan uraian sesuai cerita, mudah dipahami dan unsur cerita lengkap.
2 : Topik dan uraian kurang sesuai cerita, hampir sulit dipahami dan unsur cerita kurang lengkap.
1 : Topik dan uraian tidak sesuai cerita, sulit dipahami dan unsur cerita tidak lengkap.
2) Kelancaranbercerita
3 : Lancar bercerita dari awal sampai akhir dan jeda tepat 2 : Kurang lancar becerita dan jeda kurang tepat.
1 : Tidak lancar bercerita dan jeda tidak tepat.
Tabel 3.5
Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara
22
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa I II III IV V
Jumlah
Rata-rata
∑ skor = 3 × 5
= 15
Nilai = � ℎ
∑ × 100
Keterangan :
3 : Skala penilaian
5 : jumlah aspek penilaian I : Lafal
II : Kosakata III : Struktur
IV : Kesesuaian gagasan dengan cerita V : Kelancaran bercerita
2. Lembar Pengamatan
Pada instrumen nontes melalui kegiatan observasi. Melakukan pengamatan berlandaskan aspek-aspek pengamatan.Pedoman observasi dibuat dengan bentuk tabel.
Tabel 3.6
Lembar Observasi Kegiatan Guru pada Pembelajaran Berbicara
23
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tanggal Observasi : Nama Observer :
Nama Guru :
Kelas / Semester :
Petunjuk :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom Ya sesuai aktivitas guru yang
terlihat dan beri tanda ceklis (√) pada kolom Tidakjika aktivitas guru tidak terlihat ketika diamati.
No Indikator Observasi Aplikasi Keterangan
Ya Tidak Kegiatan Awal
1 Mengajak siswa untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing.
2 Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3 Guru mempersiapkan alat atau media untuk digunakan pada saat pembelajaran
4 Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa untk belajar
5 Guru mengajak siswa untuk bertepuk semanagat
Kegiatan Inti
6 Guru membacakan sebuah wacana 7 Tanya jawab tentang isi wacana 8 Guru menceritakan kembali isi wacana
dengan bahasa sendiri.
9 Guru menugaskan siswa untuk memberi tanggapan tentang wacana tersebut
10 Guru menugaskan siswa untuk menceritakan kembali tentang cerita tersebut
11 Guru menjelaskan gagsan pokok wacana tersebut.
Kegiatan Akhir
12 Bersama-samasiswa dan gurumembuatkesimpulan/ rangkumanhasilbelajar.
13 Bertanyajawabtentangmateri yang telahdipelajari.
14 Melakukan penilaian hasil belajar. 15 Tindak lanjut, pemberian PR. 16 Mengkondisikan kelas
dansiswaberdo’amenurut agama
24
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria penilaian = ℎ �
16 × 100
Tabel 3.7
Lembar Observasi Kegiatan Siswapada Pembelajaran Berbicara
Nama Sekolah :
terlihat dan beri tanda ceklis (√) pada kolom Tidak jika aktivitas siswa
tidak terlihat ketika diamati.
No Indikator Observasi Aplikasi Keterangan
Ya Tidak 1 Siswa menyimak wacanatersebut.
2 Beberapa siswa memberi tanggapan tentang cerita tersebut
3 Beberapa siswa bercerita tentang wacana dengan kata-kata sendiri secara bergiliran
4 Bersama-samasiswa dan
gurumembuatkesimpulan/ rangkumanhasilbelajar.
5 Siswaberdo’amenurut agama
dankeyakinanmasing-masing.
Kriteria penilaian = ℎ �
5 × 100
E. Teknik Analisis Data
25
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut. Dan data hasil observasi diolah dan disajikan dengan deskripsi. Berikut ini langkah-langkah analisis data.
a. Uji normalitas
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistika, diantaranya dengan meghitung uji normalitas, uji homogenitas data dan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan agar data yang diperoleh dapat berdistribusi normal. Berdistribusi normal adalah sebaran data siswa yang diperoleh mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Oleh karena itu, sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data.
Adapun untuk menganalisis uji normalitas data pada penelitian ini digunakansoftware SPSS 21 for windows. Dengan cara memasukkan data yang akan diolah pada Ms. Exel, kemudian pilih analyze,
descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai
uji normalitas.Data dikatakan normal apabila taraf signifikansi > 0,05. b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui hasil uji homogenitas antara kedua sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 21 for
windows.
c. Uji kesamaan dua rata-rata (uji t)
26
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ℎ �=
Perhitungan uji t dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu program
SPSS 21 for window. Setelah mengetahui hasil normalitas dan
homogenitas data,dengan cara memasukan input(variabel view), kemudian klik analyze,lalu pilih compare means dan klikindependent–
samples t test. Setelah dimasukan data pada variebel view maka akan
keluar output berupa tabel uji t. d. Perhitungan N-Gain
PerhitnganN-Gain dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan keterampilan berbicara siswa selama penelitian ini baik dengan pembelajaran yang mengaplikasikan media cerita fabel maupun dengan pembelajaran konvensional. Adapun perhitungan N-Gain menggunakansoftware Ms. Exel dengan rumus (Melzer, 2003).
%
Untuk mellihat peningkatan N-Gain siswa, maka sebagai acuan menggunakan tabel sebagai berikut.
Tabel 3.8
Interpretasi N–Gain
Gain Klasifikasi
27
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,3<g≤0,7 gain sedang
g≤0,3 gain rendah
F. Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini di SDNegeri Taman yang beralamat di Kp. Sitauan, Kelurahan Umbul Tengah, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten. Lokasi yang tidak terlalu jauh dan dapat terjangkau. Pemilihan lokasi penelitian di SDNegeri Taman ini karena beberapa alasan yang dapat mempermudah pelaksanaan penelitian. Salah satunya yaitu dimana SD Negeri Taman memiliki 2 rombongan belajar pada kelas II diantaranya II A dan II B.
G. Subjek dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa-siswi kelas II A dan B di SDNegeri Taman. Kelas II A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah keseluruhan 37 siswa yang terdiri dari 21siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan dan dengan wali kelas adalah Ibu Herawati, S.Pd.i.Sedangkan kelas II B sebagai kelas kontrol dengan jumlah keseluruhan 36 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan dan dengan wali kelas adalah Ibu Dewi Ratnaningsih, S.Pd.i.
Pengambilan sampel penelitian hanya 27 siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan sampel secara acak ini dilakukan karena terdapat siswa yang tidak selalu hadir saat penelitian berlangsung. Hal ini bermaksud untuk mempermudah pelaksanaan penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian ini dimulai dengan dilakukan observasi guna untuk mendapatkan data pada subjek penelitian. Selanjutnya pretest guna memperoleh data subjek sebelum dilakukan penerapan. Melaksanakan
pretest di kelas eksperimen dan kelas kontrol serta dikenakan tes bercerita
28
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dengan menerapkan media cerita fabel. Dan yang terakhir adalah posttest guna mengetahui hasil setelah dilakukan perlakuan. Sama halnya pretest, dilakukannya posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol serta terdapat tes.
Adapun penelitian kuantitatif memiliki langkah-langkah dalam
pelaksanaannya. “Proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana
langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat kesimpulan” (Sugiyono, 2013, hlm. 27). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 49) prosedur penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dapat diperjelas dengan bagan sebagai berikut.
Gambar 3.1
Bagan Prosedur Penelitian Kuantitatif
82
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan pembahasan yang telah dideskripsikan, pada bab ini akan menarik kesimpulan sebagai berikut. A.Simpulan
1. Pembelajaran dilaksankan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen mengaplikasikan media cerita fabel dalam pembelajaran berbicara dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Kegiatan pembelajaran dalam perlakuan menggunakan media cerita fabel dibantu dengan alat peraga berupa gambar seri dan tanpa alat peraga. Gambar seri yang berbentuk tokoh-tokoh hewan yang berperan dalam cerita tersebut. Penggunaan alat peraga dalam bercerita untuk memudahkan siswa menyimak dan memahami cerita dan tidak hanya dapat menyimak atau secara audio tetapi dapat menyajikan cerita secara visual. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunkan sumber belajar buku Bahasa Indonesia dan dengan pembelajaran konvensional.
83
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, uji t, ujianova, dan uji
scheffe dapat terlihat dari hasil belajar siswa.
3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 71, 96 dan dan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 53,22. Dari hasil perolehan rata-rata tersebut berbeda antara hasil kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terlihat dari uji kesamaan dua rata-rata pada data
posttest bahwa pada bagian Sig. (2-tailed) memperoleh nilai
signifikansi 0,000, maka �� ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran kelas eksperimen yang mengaplikasikan media cerita fabel dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Dan berdasarkan perhitungan uji Anova, hasil perbedaan rata-rata yang telah dibagi ke dalam 3 kelompok memperoleh nilai signifikansi 0,00, maka �� ditolak. Karena pada perolehan rata-rata dari ketiga kelompok tersebut adalah terbukti berbeda. Dan untuk menguatkan perbedaan rata-rata tersebut, dilakukan uji scheffe. Hasil perolehan nilai signifikansi 0,00 kurang dari taraf signifikansi. Maka benar terdapat perbedaan rata-rata antara ketiga kelompok tersebut.
B.Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.
84
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konvensional. Maka disarankan untuk mengaplikasikan media cerita fabel dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya berbicara. Dan mengembangkan keterampilan tidak hanya berbicara, menulis, membaca dan menyimaktetapi juga menumbuhkan kepribadian yang baik.
2. Cerita dapat digunakan oleh orang tua dan guru sebagai media dalam pembelajaran berbicara, sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatann transmisi budaya. Keterampilan berbicara sangat penting bagi siswa untuk perkembangan bahasanya. Maka perlu ada penelitian mengenai media bacaan karya sastra anak lebih lanjut khususnya cerita fabel sebagai media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan pembelajaran lainnya yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan.
85
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BIBLIOGRAPHY
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Cahyani, I., & Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: PUI PRESS.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fitriyyah, D., & Zuchidi, D. (2014). Pendidikan Karakter melalui Kegiatan
Mendongeng di TK ABA Karangduwur & TK Masyitoh Petanahan Kebumen. Ling Tera, 66-75.
Hanapiah, J., & Suwadi. (2010-2011). Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik Bermain Peran bagi Siswa Kelas V SDN 2 Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima. J-TEQIP, 53-60.
KEBUDAYAAN, D. P. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Kurniawan, H. (2013). Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi,
Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
LenteraK. (2011, September 21). Pembelajaran Berbicara di Sekolah Dasar. Retrieved from www.lenterakecil.com:
http://lenterakecil.com/pembelajaran-berbicara-sekolah-dasar/
Musfiroh, T. (2005). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN PERGURUAN TINGGI . Novianti, B. (2014). Kumpulan Dongeng Origami. Yogyakarta: Idea World Kidz. Nurcholis, h., & Mafrukhi. (2007). Saya Senang Berbahasa Indonesia. Jakarta:
86
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nurgiyanto, B. (2013). Sastra Anak PengantarPemahaman Dunia Anak . Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas.
Raharjo, S. (2014, Agustus 18). Cara Melakukan Uji Validitas Product Momen
dengan SPSS. Retrieved from SPSS Indonesia:
http://www.spssindonesia.com
Raharjo, S. (2015, Mei 29). Cara Melakukan Uji Reliabilitas Alpha Cronbach's
dengan SPSS. Retrieved from SPSS Indonesia:
http://www.spssindonesia.com
Rampan, K. L. (2014). Teknik menulis Cerita Rakyat . Bandung: YRAMA WIDYA.
Resmini, N., & Djuanda, d. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Bandung : UPI PRESS.
Resmini, N., Djuanda, D., & Indihadi, D. (2006). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahsa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.
Riduwan. (2006). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Santoso. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.
Syamsudin, & Damaianti, V. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Trigan, H. G. (2011). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.