• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat ditarik beberapa simpulan yakni sebagai berikut:

1. Proses dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak

Dodoy merupakan media yang digunakan oleh orang tua ketika menidurkan

anak. Dodoy biasanya dilakukan ketika menidurkan anak baik diwaktu malam maupun disiang hari, akan tetapi dodoy lebih sering berlangsung ketika siang hari.

Dodoy biasanya berlangsung di dalam rumah dan tidak ada tempat khususnya.

Orang yang melantunkan dodoy adalah ibu dan orang yang mendengar ketika

dodoy didendangkan adalah anak yang didodoykan itu sendiri. Dalam

mendodoykan anak biasanya sang ibu melakukannya dengan dua cara, pertama

dengan menggendong sambil menimang-nimang sang anak, dan yang kedua dengan memasukkan anak ke dalam buaian. Buaian yang biasa digunakan terdiri dari dua jenis, yakni buaian kain dan buaian jaring dengan menggunakan alat bantu per. Fungsi kedua jenis buaian ini sama, yakni sama-sama untuk menidurkan anak. Penggunaan buaian ini banyak manfaatnya, antara lain: (a) membuat kenyamanan di saat anak tidur, (b) memudahkan sang Ibu dalam menidurkan anaknya sehingga ia dapat melakukan aktivitas lainnya, dan (c) dapat membuat tidur anak menjadi lama dan nyenyak sehingga anak tidak terlalu rewel nantinya.

2. Struktur teks dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Struktur teks dodoy mengacu pada tataran linguistik seperti bentuk, bunyi dan gaya bahasa. Tataran bentuk mengacu pada jumlah kalimat dan hubungan antarkalimat; tataran bunyi mengacu pada rima, asonansi aliterasi, dan irama; sedangkan tataran gaya bahasa mengacu pada pilihan kata (diksi), paralelisme dan bahasa kiasan (figuratif).

Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV dapat dilihat bahwa dari segi bentuknya setiap dodoy memiliki kesamaan baik dalam jumlah bait maupun jumlah kalimat. Dodoy pertama dan kedua memiliki kesamaan yakni sama-sama terdiri dari enam bait, sedangkan pada dodoy ketiga, keempat dan kelima juga memiliki kesamaan yakni sama-sama terdiri dari tiga bait. Selain memiliki kesamaan dodoy tersebut juga memiliki perbedaan hanya saja yang membedakannya adalah jumlah kalimat setiap baitnya karena jumlah kalimatnya bervariasi. Selanjutnya, dari segi hubungan antarkalimatnya juga bervariasi dan lebih kompleks yakni adanya persamaan makna kalimat.

Dari segi tataran bunyi, rima yang terdapat dalam dodoy tersebut adalah rima dalam, rima akhir, rima sempurna dan rima identik. Asonansi dan aliterasi sangat bervariasi. Kombinasi dari asonansi vokal yang mendominasi adalah /a/, /i/, /u/, /e/ dan /o/, sedangkan aliterasi yang mendominasi adalah pengulangan konsonan /b/, /d/, /g/, /h/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /t/, /s/ dan /ng/. Kombinasi-kombinasi tersebutlah yang menghasilkan bunyi efoni. Bunyi efoni ini menggambarkan serta melambangkan perasaan bahagia, cinta dan kasih sayang yang dicurahkan oleh ibu kepada anaknya. Irama pada dodoy juga bervariasi, karena secara keseluruhan irama pada dodoy adalah irama metrum dan irama ritme. Dengan adanya kedua jenis irama ini maka bunyi yang dihasilkan menjadi semakin indah.

Tataran gaya bahasa meliputi pilihan kata (diksi), paralelisme dan bahasa kiasan/majas. Pilihan kata/diksi yang digunakan dalam dodoy adalah kata-kata sederhana yang lazim digunakan oleh masyarakat pada umumnya (dalam kesehariannya). Kata-kata sederhana tersebut merujuk pada makna kata denotatif.

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam dodoy tersebut juga terdapat paralelisme, paralelisme tersebut meliputi paralelisme struktur, paralelisme dengan perulangan satu atau dua kata atau frasa pada posisi yang sama dan paralelisme berselang. Sedangkan bahasa kiasan/majas yang terdapat dalam dodoy tersebut adalah majas perbandingan atau perumpamaan dan majas metonimia.

3. Konteks penuturan dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak

Dodoy digunakan sebagai media untuk penghantar tidur anak. Dodoy

biasanya dilakukan ketika menidurkan anak baik diwaktu siang maupun diwaktu malam hari, akan tetapi dodoy lebih sering dilakukan pada waktu siang hari karena biasanya pada waktu malam hari hari anak lebih sering di bawa tidur ke dalamm kamar seraya disusui oleh ibunya. Dodoy biasanya berlangsung di dalam rumah dan didendangkan oleh ibu untuk anaknya. dodoy dapat dilakukan dengan dua macam cara, pertama dengan menggendong sambil menimang-nimang anaknya dan yang kedua dengan memasukkan anak ke dalam buaian. Buaian yang digunakan juga terdiri dari dua jenis yakni buaian kain dan buaian jaring dengan alat bantu per. buaian kain ini lebih diperuntukkan bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah, sedangkan buaian jaring dengan alat bantu per diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke atas. Ketika berlangsungnya dodoy suasana yang tercipta adalah suasana yang sunyi dan tenang karena dalam menidurkan anak dibutuhkan suasana yang sunyi dan tenang sehingga anak dengan mudah dapat tertidur dengan nyenyak.

4. Nilai-nilai yang terkandung dari dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak

Dalam kebudayaan biasanya terkandung nilai-nilai yang bermanfaat bagi masyarakat pemakai budaya tersebut. Begitu pula pada dodoy dalam menidurkan anak. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam dodoy adalah nilai religi, nilai

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

moral, dan nilai pendidikan. Nilai-nilai religi yang terdapat pada dodoy adalah petuah-petuah agar sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa beserta para nabi dan rasulnya dengan cara selalu melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun perintah-Nya yang harus dipatuhi dan dijalankan adalah salat lima waktu dan membaca kitab suci Al-quran. Kemudian, nilai moral yang terdapat pada dodoy berupa pesan agar dalam hidup manusia haruslah selalu berbuat adil dan berkata benar. Keadilan dan kebenaran merupakan suatu hal yang patut dijunjung tinggi dan diutamakan, karena orang yang adil tentulah akan menjadi orang yang bijaksana. Nilai pendidikan yang terdapat dalam dodoy berupa pesan bahwasanya ilmu itu harus selalu dikejar karena menuntut ilmu tidak ada batasnya. Menjadi orang yang berilmu dan berpendidikan semakin mendekatkan pribadi orang tersebut ke arah kebajikan.

5. Fungsi dodoy dalam pengasuhan anak usia dini masyarakat Melayu Siak

Dodoy berfungsi sebagai media, baik itu media penghibur anak, media

untuk menyampaikan pesan, media untuk menyampaikan doa dan harapan untuk anak, media untuk belajar bagi anak, media untuk penguat tali kasih sayang antara orang tua dan anak dan juga media untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa sebagai sastra lisan fungsi dodoy adalah: (1) sebagai bentuk hiburan; (2) sebagai alat pendidikan anak; (3) sebagai alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial dan pengendali sosial; dan (4) berfungsi sebagai penguat ikatan persaudaraan.

6. Model pelestarian dodoy dalam pengasuhan anak usia dini pada masyarakat Melayu Siak

Model pelestarian yang cocok dan sesuai digunakan dalam melestarikan

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembentuk karakter anak usia dini. Ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari model pelestarian ini, antara lain:

a. Sasaran pembaca buku bisa siapa saja dan tidak mengenal batas-batas usia; b. Dapat memberikan dampak yang positif bagi semua kalangan masyarakat

Melayu Siak khususnya para generasi-generasi muda agar mereka dapat dengan mudah menemukan literatur-literatur yang di dalamnya memuat perihal dodoy beserta lirik-lirik dodoy tersebut;

c. Dapat terus terjaga dalam jangka waktu yang cukup panjang karena kerusakan dalam bentuk buku terasa lebih minim.

d. Dengan adanya pelatihan maka pengetahuan dan wawasan para orang tua mengenai dodoy tersebut bertambah dan berkembang.

e. Pemahaman orang tua mengenai dodoy lebih dalam dengan adanya pelatihan tersebut karena mereka langsung dapat mempraktekkannya disaat itu juga sehingga pengalaman mereka juga bertambah.

B. Saran

Tujuan penelitian ini adalah untuk melestarikan salah satu tradisi atau budaya daerah yang hampir terlupakan khususnya oleh generasi muda. Berdasarkan hal tersebutlah maka penulis menyarankan beberapa hal kepada pihak-pihak terkait demi menjaga keutuhan salah satu budaya yang saat ini sudah hampir punah terkikis oleh zaman. Dodoy merupakan suatu khazanah budaya yang harus terus dilestarikan agar dapat dinikmati oleh anak cucu atau pun generasi-generasi berikutnya, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, orang tua hingga para generasi muda untuk saling bahu membahu dalam usaha melestarikan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Siak. Usaha-usaha tersebut meliputi:

1) Pemerintah daerah agar lebih gesit dan cekatan lagi dalam upaya pelestarian

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diwariskan secara turun temurun tetap terjaga dan terjauh dari ambang kepunahan. Hal ini penting karena sebuah tradisi atau budaya merupakan jati diri dan ciri khas suatu daerah yang membedakannya dengan daerah lainnya.

2) Adanya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah daerah untuk terus melestarikan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Siak, karena kebudayaan tersebut merupakan aset sejarah yang harus dijaga sekaligus merupaka jati diri masyarakat Melayu Siak.

3) Orang tua agar selalu menggunakan dodoy sebagai media pengantar tidur anak karena selain sebagai media pengantar tidur anak, dodoy sarat akan nilai-nilai agama dan kehidupan yang dapat membentuk perilaku karakter anak menjadi manusia yang lebih baik. Selain itu juga bagi orang tua juga harus lebih aktif lagi dalam memberikan pemahaman tentang apa itu dodoy kepada anak-anak yang masih muda agar para generasi muda ini juga mengetahui perihal dodoy tersebut.

4) Para generasi muda sebagai penerus bangsa haruslah selalu berusaha untuk memperoleh informasi-informasi mengenai tradisi dodoy tersebut.

211 Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Kepustakaan

Adams, K. (2006). Semua Anak Jenius: Aktivitas Seru untuk Mengembangkan

Kecerdasan Anak Usia 0-11 Tahun. Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Ahmadi, A. dan Salimi, N. (2008). MKDU: Dasar-dasar Pendidikan Agama

Islam : Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ali, M, dkk. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Badrun, A. (2003). Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses

Penciptaan, dan Fungsi. Disertasi Doktor pada FIPB UI Jakarta: tidak

diterbitkan.

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: PT Temprint.

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi

TK dan RS. Jakarta: Depdiknas.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamaris, E. (1993). Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka.

Endraswara, S. (2002). Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan

Aplikasi. Yogyakarta: Media Pesindo.

Gerungan, W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Hartati, S. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hutomo, S.S. (1991). Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Jawa Timur.

Keraf, G. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kridalaksana, H. (2009). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia. Luxemburg. (1989). Tentang Sastra. Jakarta: Intermesa.

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maliudin. (2012). Nyanyian Rakyat Kau-Kaudara dalam Masyarakat Muna:

Kajian Struktur Teks, Konteks, dan Fungsi serta Upaya Pelestariannya.

Tesis pada PBI UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Marni, T. (2009). Yang Berfaedah Dalam Kasih: Nilai-nilai Pendidikan Dalam

Cerita Burung Gasing Daerah Kampar. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Riau.

Masitoh, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Pemerintah Daerah Kabupaten Siak. (2006). Siak Membangun. Jakarta: PT

Sangraha Dewata Printaudio.

Pradopo, R. (2010). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sibarani, R. (2012). Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Sjarkawi. (2009). Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral Intelektual,Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun

Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara.

Somelok, G. (2011). Kajian Etnografi terhadap Makna dalam Syair Lagu pada Ritual Daur Hidup Masyarakat Suku Naulu di Pulau Seram Kabupaten

Maluku Tengah dan Model Pelestariannya. Tesis pada PBI UPI.Bandung:

tidak diterbitkan.

Sudikan, S.Y. (2007). Antropologi Sastra. Surabaya: Unesa University Press. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sujiono, B. (2007). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukatman. (2009). Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori dan

Pembelajarannya. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Sedyawati, E. (2008). Keindonesiaan Dalam Budaya (Edisi Kedua). Jakarta: WedatamaWidya Sastra.

Taum, Y.Y. (2011). Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan

Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit Lamalera.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Teeuw. (2003). Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.

Tim Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau. (2005).

Violeta Inayah Pama, 2013

Dodoy Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini (Kajian Struktur Teks,Konteks,Penuturan,Nilai,Fungsi, Dan Model Pelestariannya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesenian, dan Pariwisata dengan Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau.

Thoha, C. (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Waluyo, H.J. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga Wellek, R. and Waren, A. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Yuniwati. (2012). Strategi Menyiapkan Bahan Ajar.

[Online].

Dokumen terkait