5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan evaluasi manajemen teaching factory pada unit produksi training hotel SMK Kridawisata Bandar lampung menggunakan model analisis CIPP, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Evaluasi Konteks (Context), meliputi;
a. Dukungan lingkungan fisik terhadap program teaching factory, sangat baik, yang dibuktikan dengan hasil penelitian menunjukan bahwa SMK Kridawisata Bandar Lampung, memiliki lokasi yang strategis, berada di jalur industri dan perkotaan Bandar Lampung, prasarana gedung sekolah dan unit produksi merupakan hak miliki, akses sekolah sangat mudah untuk dijangkau.
b. Dukungan budaya sekolah terhadap program teaching factory, sangat baik, yang dibuktikan dengan pemanfaatan unit produksi sebagai sumber belajar kewirausahaan dan praktik produktif bagi siswa. Pemanfaatan unit produksi tersebut menciptakan budaya industri bagi warga sekolah. Budaya industri dikembangkan melalui pemanfaatan lingkungan sekolah
industri seperti; kebersihan, ketertiban, disiplin dan bersikap ramah. 2. Evaluasi Masukan (Input), terdiri dari:
a. Kepemimpinan kepala SMK Kridawisata Bandar Lampung sudah sangat baik untuk mendukung program teaching factory, yang dibuktikan dengan kepala sekolah mampu menjadi figur keteladanan bagi warga sekolah. b. Pedoman pelaksanaan teaching factory masih kurang maksimal, yang
dibuktikan dengan tidak tersedianya dokumen yang dijadikan acuan pelaksanaan program teaching factory.
c. Akses dan mutu siswa baru kurang maksimal dalam mendukung program teaching factory, yang dibuktikan dengan tidak adanya kriteria khusus dalam penerimaan siswa baru.
d. Standar akademik tenaga pendidik kurang maksimal, untuk mendukung program teaching factory, yang dibuktikan dengan masih rendahnya standar kualifikasi akademik bagi tenaga pendidik khususnya guru produktif yang berhubungan dengan pelaksanaan program teaching factory. Begitupula tenaga belum menjalankan tugasnya dengan maksimal, yang dibuktikan dengan buruknya pendokumentasian program teaching factory.
e. Kecukupan efektifitas dan efesiensi sarana prasarana sangat baik, yang dibuktikan dengan kelengkapan sarana dan prasarana unit produksi.
dibuktikan dengan proses perencanaan belum melibatkan komite sekolah. b. Pelaksanaan program teaching factory kurang maksimal, yang dibuktikan
dengan pengkoordinasian kegiatan dilaksanakan hanya melalui penempelan dan pembagian jadwal kegiatan kepada siswa, sedangkan pendampingan guru produktif saat kegiatan kurang terutama saat malam hari.
c. Pengawasan program teaching factory kurang mendukung standar pengelolaan program, yang dibuktikan dengan tidak terlibatnya stakeholder ekstern (komite) dalam pengawasan program teaching factory.
4. Evaluasi Produk (Product), terdiri dari:
a. Mutu lulusan SMK Kridawisata Bandar Lampung tergolong baik, dibuktikan dengan mampu memenangkan berbagai kompetisi mengenai kompetensi kejuruan pariwisata, dan keterserapan lulusan dalam dunia kerja/industri.
b. Kerjasama industri untuk perluasan lapangan kerja tergolong baik, dibuktikan dengan hasil temuan penelitian SMK Kridawisata Bandar Lampung memiliki mitra industri/industri rekanan sejenis yang tersebar di berbaggai wilayah termasuk Malaysia dan Belanda. Upaya yang dilakukan untuk menjalin kemitraan dengan industri di lingkungan kota Bandar Lampung adalah melalui program ”casual”.
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ketua Yayasan Krida Utama Bandar Lampung hendaknya mendesain ulang program teaching factory dengan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hal ini didasarkan pada hasil penelitian bahwa pengelolaan teaching factory belum menerapkan prinsip-prinsip MBS terutama prinsip, akuntabilitas, transparan dan partisipasi.
2. Kepala SMK Kridawisata Bandar Lampung hendaknya meningkatkan kualitas input program, terutama sumberdaya manusia. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian bahwa sumberdaya manusia penunjang program teaching factory masih rendah dalam bidang akademik.
3. Sesegera mungkin dilakukan pembentukan ulang manajemen teaching factory, dengan mengacu pada prinsip-prinsip MBS dan yang paling penting adalah dalam pembentukan manajemen tersebut melibatkan peranserta masyarakat (komite) seperti yang diamanatkan Kepmendiknas No.044/U/2002. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada peran komite dalam pengelolaan program teaching factory
Arifin, Anwar, 2005. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta. Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam
Arikunto, Suharsimi. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Edisi ke dua. Jakarta. Bumi Aksara
Burhanuddin, 2002. Manajemen Pendidikan Konsep dan Penerapannya di Sekolah dalam Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang, Manajemen Pendidikan, Wacana, Proses dan Apikasinya di Sekolah. Malang. Universitas Malang
Dedy Dharmawan, 2012. http//: dedi_indrayana.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 November 2012
Depdiknas, 2007. Manajemen Unit Produkssi/Jasa Sebagai Sumber Belajar Siswa dan Penggalian Dana Pendidikan Persekolahan. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas, 2006. Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. DPSMK
Depdiknas, 2007. Garis-Garis Besar Program SMK Tahun 2007. Jakarta. DPSMK
Direktorat PSMK, 2009. Road Map Pengembangan SMK 2010-2014. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
Erlina, 2011. Evaluasi Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan (Tesis). Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila. Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Griffin Ricky.W, 2006. Business, 8th Edition. NJ. Prentice Hall
Handayani Titin, Herawati, 2009. Optimalisasi Pengelolaan Unit Produksi SMK Guna Mendukung Pengembangan Sekolah. Yogyakarta. Fakultas Teknik UNY
Hasbullah, 2009. Implementasi Pabrik Pengajaran (Teaching Factory) untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK (Jurnal). Jakarta. APTEKINDO Husaini Husman, (2007). Manajemen Pendidikan Terpadu Anak Berbakat.
Kompetensi dan Jiwa Kewirausahaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (Jurnal). Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta
Joko Sutrisno, 2012. http//: tve.depdiknas.go.id/index.php/berita.html. Diakses pada tanggal 20 November 2012
Komariyah, Aan dan Cepi Triana, 2005. Visionary Leadersip Menuju Sekolah Efektif. Jakarta. Bumi Aksara
Miles, M. & M. Huberman, 1992. Qualitative Data Analysis. Thousand Oaks. CA. Sage
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya
Nanang Fatah, 2003. Manajemen berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung. Remaja Rosdakarya
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Puskur Balitbang, 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK.
Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
SMK Kridawisata Bandar Lampung, 2012. Profil Sekolah SMK Kridawisata Bandar Lampung. Tahun 2012
SMK Kridawisata Bandar Lampung, 2012. Kurikulum SMK Kridawisata Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011-2012. Tahun 2012
Subroto, Heru, 2004. Kinerja Unit Produksi SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Industri di Jawa Tengah (Tesis). Yogyakarta. Program Pascasarjana UNY
Sudjana, 2000. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung. Falah Production Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 78. Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia No. 4301)
Unila, 2010. Format Penulisan karya Ilmiah. Bandar Lampung. Universitas Lampung
Wirawan, 2011. Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta. Rajawali Pers. PT Raja Grafindo Persada