• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang didapatkan melalui penelitian yang dilakukan pada salah satu SMP Negeri di kota Bandung kelas VII, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa pada ranah kognitif setelah diterapkan model inquiry lab memiliki nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,56 berada pada kategori sedang. Sedangkan untuk tiap kategori proses kognitifnya pada kategori mengingat (C1) memiliki gain yang dinormalisasi sebesar 0,7 berada pada kategori tinggi, memahami (C2) memiliki gain yang dinormalisasi 0,3 pada kategori sedang, menerapkan (C3) memiliki gain yang dinormalisasi sebesar 0,4 pada kategori sedang, menganalisis (C4) memiliki gain yang dinormalisasi sebesar 0,58 pada kategori sedang. Berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi tersebut model inquiry lab

dianggap dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif. 2. Peningkatan kegiatan OSEAN siswa selama proses pembelajaran dengan

model inquiry lab pada kegiatanObservingmengalami peningkatan prosentase jumlah siswa pada pertemuan kedua sebesar 10,7% dan pertemuan ketiga sebesar 4,7% dibandingkan dengan peretemuan pertama. Kegiatan queStioning pada pertemuan kedua dan ketiga mengalami peningkatan sebesar 14,6% dan 8,6% dibandingkan dengan pertemuan pertama. Kegiatan collEcting informationpada pertemuan kedua dan ketiga mengalami peningkatan sebesar 12% dan 8% dibandingkan dengan pertemuan pertama. KegiatanAssociating mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dan ketiga sebesar 33,3% dan 20%, dibandingkan dengan pertemuan pertama. KegiatancommuNicating mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dan ketiga sebesar 16% dan 8,6%, dibandingkan dengan pertemuan pertama.

Nida Fiqroh Fithriyah, 2014

Implementasi Model Inquiry Lab untuk meningkatkan Prestasi Belajar dan Kegiatan OSEAN Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun, pada pertemuan ketiga bila dibandingkan dengan pertemuan kedua mengalami penurunan pada tiap kegiatan OSEAN secara berurutan sebesar, 6%, 6%, 4%, 13,3%, dan 7,4%.

3. Kegiatan OSEAN pada open guided inquiry lab worksheet berdasarkan prosentase ketuntasan siswa dalam menyelesaikan permasalahan diperoleh pada pertemuan pertama sebesar 67%, pertemuan kedua sebesar 100% dengan peningkatan sebesar 33% mencapai prosentase maksimum, pada pertemuan ketiga juga mencapai prosentase maksimum 100%.

B.Saran

Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Dalam pembagian kelompok, selain memperhatikan jumlah siswa pada tiap kelompok, yaitu sebaiknyapada tiap kelompok beranggotakan kurang dari lima orang, agar dalam kelompok itu setiap siswa dapat turut aktif dalam berdiskusi. Dalam pembentukan kelompok juga diperhatiakan kenyamanan anggota kelompoknya. Jika siswa kurang nyaman dalam pembagian kelompok yang diberikan oleh guru, siswa enggan untuk berinteraksi dengan anggota kelompoknya.

2. Sebelum diberikan open guided inquiry woorksheet pada saat pembelajaran, sebaiknya siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai metode ilmiah seperti mengajukan pertanyaan, variabel penelitian, hipotesis, tabel, grafik, analisis, dan kesimpulan, sehingga dalam pembelajaran siswa sudah terfokus pada permasalahan yang diberikan, tidak lagi kebingungan dengan cara pengisian.

3. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran, sampai pada mengasah keterampilan siswa dalam kegiatan OSEAN.

64

Nida Fiqroh Fithriyah, 2014

Implementasi Model Inquiry Lab untuk meningkatkan Prestasi Belajar dan Kegiatan OSEAN Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abadi, H.M. (2013). Peningkatan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dengan Model Inkuiri disertai Metode Eksperimen pada Mata Pelajaran

Fisika Siswa Kelas IX F SMP Negeri 1 Rogojampi. (Skripsi). Jurusan

Pendidikan MIPA FKIP. Universitas Jember.

Anderson, L.W., Krahtwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Mengajar, dan Assesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan

Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Ango, Marry L. (2002). Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educologi, 16 (1), hlm. 11-30. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Annisa, Nuri. (2013). Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Tanah di

Sekolah Dasar. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Depdiknas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Etherington, Metthew B. (2011). Investigative Primary Science: A Problem-based Learning Approach. Australian Journal of Teacher, 36, (4), hlm. 36-57.

Nida Fiqroh Fithriyah, 2014

Implementasi Model Inquiry Lab untuk meningkatkan Prestasi Belajar dan Kegiatan OSEAN Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Feng, H., Fan , J., & Yang, H. (2013). “The Relationship of Learning Morivation and Achievement in EFL: Gender as an Intermediated Variable”.

Education Research International. 2, (2). Hlm. 50-58

Hake, R. R. (1998). Analizing Change/Gain Score. USA: Dept: Of Physics, Indiana University.

Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan

Contoh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

McLelland, C. V. (2006). Nature of Science and the Scientific Method. The

Geological Society of America. Tersedia :

http://wwwgeosociety.org/educate/naturescience.pdf

Maretasari, Esti. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap

Ilmiah Siswa. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Maulana, Slamet. (2012). Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar

Peserta didik di SMK Negeri Bisnis Manajemen Se-Kota Bandung.

(Skripsi). Jurusan Pendidikan Manajemen Bisnis FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mundilarto. (2012). Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY Press. National Researh Council. (1996). National Science Education Standards.

Washington, DC: The National Academies Press.

Novians, M.I. (2011). Penerapan Model Inkuiri Laboratorium Terbimbing pada Pembelajaran Fisika dalam Meningkatkan Prestasi Belajar dan

Nida Fiqroh Fithriyah, 2014

Implementasi Model Inquiry Lab untuk meningkatkan Prestasi Belajar dan Kegiatan OSEAN Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan Proses Sains pada Siswa SMP. (Skripsi). Jurusan

Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 68

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 68 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, 2013.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 81A tentang Implementasi Kurikulum, 2013.

Permata, Evita. (2012). Penerapan Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Fisika SMA Kelas X untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

dan Mengetahui Profil Keterampilan Proses Sains. (Skripsi). Jurusan

Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Raningsih, Imas. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

sebagi Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi

Belajar Fisika Siswa SMA. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Silberman, M.L. (2004). Active Learning. 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Bandung: Nusamedia dan Nuansa.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Supriatin, Tutut. (2013). Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas

Siswa dalam Pembelajaran IPA di SD. (Skripri). Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Surapranata, S. (2004). Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nida Fiqroh Fithriyah, 2014

Implementasi Model Inquiry Lab untuk meningkatkan Prestasi Belajar dan Kegiatan OSEAN Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tanti, T. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Interferensi dan Difraksi Gelombang. Edu-Physics, 3.

Tayim. (2008). Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa sma kelas XI pada pokok bahasan getaran (penelitian

kuasi eksperimen di kelas XI-2 SMA negeri 1 Sliyeg indramayu). (Skripsi).

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wenning Carl J. (2010). “Levels of inquiry: Using inquiry spectrum learning

sequences to teach science”. Journal Physics Teacher of Education

Online. 5, (4), hlm. 11-19.

Wenning, C.J. (2005). “Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical

practices and inquiry processes”. Journal of Physics Teacher Education

Online. 2, (3), hlm. 3-11.

Wenning, C.J. (2011). “The Levels of Inquiry of Science Teaching”. Journal of

Dokumen terkait