• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada peserta didik kelas VIII-7 di SMPN 9 Bandung sangat membantu dalam meningkatkan keterampilan kerjasama peserta didik baik di dalam kelompok kecil maupun kelompok yang lebih kompleks. Peserta didik lebih dapat memahami perbedaan yang ada di dalam kelompok, baik itu perbedaan jenis kelamin, agama, keterampilan dan kecakapan memahami materi, dan pendapat. Peserta didik juga mampu menjadi pemimpin dalam kelompok serta mampu menjadi guru bagi teman-teman kelompoknya. Selain itu, kemampuan saling memahami, saling mendengarkan, dan memberikan masukan atau pendapat kepada temannya pun meningkat. Karena pada prinsipnya guru memberikan tanggung jawab secara personal dan tanggung jawab kelompok kepada setiap anggota kelompok, agar setiap anggota kelompok dapat memahami dengan jelas materi yang sedang diberikan, sehingga menjadikan pembelajaran IPS di kelas menjadi lebih bermakna.

Penerapan model Jigsaw ini bermaksud memberikan latihan mengenai salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap individu dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial yakni dengan bekerjasama. Tidak hanya dalam pembelajaran IPS saja, peserta didik diharapkan mampu bekerjasama dengan siapa saja baik itu di dalam kelas, di sekolah, lingkungan rumah, dan di lingkungan masyarakat luas.

5.2 Kesimpulan Khusus

1. Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan keterampilan bekerjasama peserta didik yakni dengan pengembangan Silabus yang sudah

67

Millaty Anggana Puri, 2014

Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam pembelajaran ips dengan menggunakan Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disiapkan sebelumnya, menentukan Kompetisi Dasar berdasarkan silabus dan Program Semester serta pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pengembangan materi dan pemilihan media pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik harus sesuai sehingga peserta didik tidak jenuh saat proses KBM.

2. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan keterampilan bekerjasama peserta didik dilaksanakan dalam 10 kelompok kecil (kelompok inti) dan 4 kelompok besar (kelompok ahli), setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab individu serta mewakili kelompok. Ketika berada di kelompok kecil, peserta didik diharapkan bisa menjadi guru bagi teman sekelompoknya dan bekerjasama agar seluruh anggota kelompok dapat mengerti dan paham dengan materi yang berbeda dari setiap orang. Begitu pula pada saat berada di kelompok besar (kelompok inti) para anggota bekerjasama agar setiap anggota dapat lebih mendalami materi yang ditugaskan.

3. Refleksi yang dilakukan lebih kepada kemampuan mengelola keadaan kelas dan mengembangkan media pembelajaran agar lebih menarik saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Kendala yang dihadapi peneliti saat melaksanakan penelitian yakni pada keterbatasan waktu yang ada serta ruangan yang cukup sempit untuk mobilitas perpindahan kelompok dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Pada awal pembelajaran tepat duduk dirancang untuk 10 kelompok yang terdiri dari 4 orang, selanjutnya berpindah dengan mengubah pengaturan tempat duduk menjadi 4 kelompok besar yang terdiri dari 10 orang, dan kembali lagi kepada kelompok kecil. Untuk menggeser kursi dan meja selama dua kali dalam waktu yang terbatas dan ruangan yang terbatas cukup sulit.

67

Millaty Anggana Puri, 2014

Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam pembelajaran ips dengan menggunakan Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.3 Saran-saran

Berikut ini adalah saran-saran dari peneliti bagi pihak yang akan melakukan penelitian sejenis dan di tempat yang sama sehubungan dengan hasil penelitian yakni:

1. Bagi peneliti lain, dalam meningkatkan keterampilan bekerjasama peserta didik pada pembelajaran IPS dapat dikembangkan melalui metode penelitian yang lain yang memfokuskan pada pembelajaran di dalam sebuah kelompok beranggotakan minimal 4 orang, serta pembentukan kelompok secara acak agar memaksimalkan latihan peserta didik dalam berinteraksi dan bekerjasama dengan banyak orang yang belum terlalu mengeal sebelumnya,

2. Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran Jigsaw agar lebih dapat mengembangkan materi awal menjadi lebih ringan dan lebih berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pemilihan media pembelajaran yang menarik dan selalu berbeda pada setiap pembelajaran dapat membantu peserta didik lebih fokus dan tidak merasa bosan. Serta yang lebih penting adalah kendala ruangan, jika dimungkinkan guru dapat melaksanakan pembelajaran di luar ruang kelas, seperti taman atau lapangan yang teduh. Selain udara di luar lebih nyaman dibandingkan dengan berada di dalam ruang kelas yang terkesan kaku, space dalam perpindahan kelompok juga lebih leluasa.

3. Bagi pengambil kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya Dinas Pendidikan Kota Bandung agar dapat lebih mensosialisasikan model-model pembelajaran kooperatif khususnya jigsaw pada guru-guru SMP khususnya pada guru mata pelajaran IPS. Dengan demikian diharapkan kinerja guru dalam proses pembelajaran IPS dapat meningkat.

Millaty Anggana Puri, 2014

Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam pembelajaran ips dengan menggunakan Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Adi, R. (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit

Asna, A. (2010). “Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok”. Jurnal Psikologi. 37, (2), 165-175.

pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Budiningsih, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Eggen, P. dan Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten

dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: PT. Indeks

Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisus

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama

Lie,A. (2000). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.

Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi

Mukyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Somantri, N. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung : Rizqi Press.

Suderajat, Hari. (2003). Landasan Konseptual Teoritis dan ImplementasiPendidikan Berbasis

Luas (BBE) yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup (Life Skill). Bandung: CV.

Cipta Cekas Grafika

Sukardi. (2007). Metode Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara

Yamin, M. (2013). Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group ---. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik,. Jakarta: Referensi

Yunita, T. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Student Facilitator and

Explaining Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Hak Asasi Manusia Pada Mata Pelajaran PKn. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Millaty Anggana Puri, 2014

Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam pembelajaran ips dengan menggunakan Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Internet

Haryanto. (2011). Pengertian Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/ [16 Juni 2013]

Ishaqmadeamin. (2012) Model Spiral Dari Kemmis & Taggart. [Online]. Tersedia:

http://www.ishaqmadeamin.com/2012/11/model-ptk-3-model-spiral-dari-kemmis.html [20 Oktober 2014]

Santosa. (1992). Teori Kerjasama dan Persaingan Kelompok. [Online]. Tersedia: http://www.imadiklus.com/2012/07/teori-kerjasama-dan-persaingan-kelompok.html [16 Juni 2013]

Risal, M. (2011). Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia : http://www.artikelbagus.com/2011/06/langkah-langkah-pembelajaran-kooperatif.html [29 Juni 2014]

Triharyadi, R. (2013). Pembelajaran Kontekstual CTL Lebih Bermakna. [Online]. Tersedia: http://dikporapapua.org/index.php/component/k2/item/331-pembelajaran-kontekstual-ctl-lebih-bermakna [16 Juni 2013]

Umar, T. (2011). Pengaruh Outbond training Terhadap Peningkatan Rasa percaya Diri Kepemimpinan Dan Kerjasama Tim. Dalam Jurnal Ilmiah SPIRIT [Online],11 (3), 11 Suyadi (2012). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : DIVA Press

halaman. Tersedia: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja& ved=0CDgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fejournal.utp.ac.id%2Findex.php%2FJIS%2 Farticle%2Fview%2F39%2F37&ei=-E5IUt1-g- ysB9rSgcAC&usg=AFQjCNG2Ka5nowoYv54B-1q7iFps-av3UA&bvm=bv.53217764,d.bmk [26 September 2013]

Dokumen terkait