5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan kesimpulan :
1. Berdasarkan nilai Indeks keanekaragaman makrozoobentos yang
diperoleh pada tiap stasiun pengamatan, Perairan Sungai Sumber Bulu
dapat dikategorikan tercemar sedang.
2. Hasil perhitungan parameter COD, BOD dan nitrat pada stasiun II, III dan
VI tidak sesuai dengan baku mutu air kelas IV. Maka pada stasiun
tersebut tidak sesuai untuk irigasi.
3. Hasil Korelasi indeks keanekaragaman makrozoobentos terhadap faktor
fisik kimia air di Perairan Sumber Bulu berhubungan sangat rendah.
5.2 Saran
Penelitian ini dilakukan pada musim hujan sehingga untuk mendapatkan data kualitas air Sungai Sumber Bulu yang lebih lengkap perlu dilakukan penelitian pada musim kemarau. Penelitian berulang pada tahun-tahun berikutnya juga perlu dilakukan mengingat kecendrungan peningkatan aktivitas manusia di DAS Sumber Bulu Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.
Strategi pengendalian pencemaran air sungai diprioritaskan pada peningkatan peran masyarakat baik masyarakat umum, petani maupun industri dalam upaya pengendalian pencemaran air melalui kegiatan sanitasi berbasis masyarakat, dan pengelolaan limbah industri sehingga mutu air limbah yang dibuang tidak melampaui baku mutu air limbah sesuai dengan perundangan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Angelier.2003. Ecology ofstreams and rivers Science Publishers, Inc., Enfield & Plymouth
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,Edisi Revisi V Cetakan Keduabelas. Bandung Rineka Cipta.
Asra, R. 2009. Makrozoobentos Sebagai Indikator Biologi Dari Kualitas Air Di Sungai Kumpeh dan Danau Arang-Arang Kabupaten Muaro Jambi. Biospesies 2 (1): 23-25.
Badrus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU Press.
Barnes RSK. 1999. An Introduction to Marine Ecology 3rd Edition. Blackwell Science Ltd. London
Barnes, dan Mann. 1994. Fundamental of Aquatic Ecology. Blackwell Scientific Publications Oxford
Barus, T.A. 2004. Faktor-faktor Lingkungan Abiotik dan Keanekaragaman Plangton sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba. Jurnal Manusia dan Lingkungan. XI: 61 – 70.
Bengen, D.G. 2000. Sinopsis Analisis Statistik Multivariabel/Multidimensi. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Duggeon, Dafid. 1998. Tropical Asian Streams Makrozoobentos, Ecologi and Conservation. Suputra HPT FPN. UGM. Jogyakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualita Air : Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Fachrul. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta
Guntur.1993. Studi Kasus Perairan Sungai Brantas Dengan Menggunakan Makrozoobenthos Sebagai Indikator Pencemaran Lingkungan Perairan.Laporan Penelitian. Pusat Studi Lingkungan Universitas Brawijaya Malang.
Hadi, Sudharto. 2005. Dimensi Lingkungan Perencanaaan Pembangunan. Jogyakarta : gadjah Mada University Press.
Handayani, Suharto dan Marsoedi. 2001. Penentuan Status Kualitas Perairan Sungai Brantas Hulu dengan Biomonitoring Makrozoobentos: Tinjauan dari Pencemaran Bahan Organik. Jurnal. Biosain. No: 1.
Hutchinson, G.E. 1993. A Treatise on Limnology. Volume IV The Zoobentos. Edited by Y vette H. Edmonson. John Willey and Sons, Inc. New York. Hlm. 1-6, 127-275.
50
Jana, Pahari, Dutta, Bhattacharya, 2009. Diversity and community structure of aquatic insects in a pond in Midnapore town, West Bengal, India.
Jati. 2003. Studi Komparasi Keanekaragaman Bentos di Waduk Sempor, Waduk Kedungombo dan Waduk Gajah Mungkur Jawa Tengah. Fakultas Biologi Universitas Atmaja. Yogyakarta. Hlm. 123-127.
Jeffries, M., D. Mills. 1996. Freshwater Ecology, Principles and Applications.
Knox, G.A. 2001. The Ecology of Seashores. CRC Press. London. 475 pp.
Krebs J.G., 1989, Ecology; The Experimental Analysis of Distribution and Abudance (2nd ed.), Harper and Raw Publisher, New York, 678pp
Mackentum, K.M. 1969. The Practice of Water Pollution Biology. United States Departement of Interior, Federal Water Pollution Control Administration, Division of Technical Support. 411 p
Maguran. 1988. Ecologi diversity and its measurement. Princeton University Press, New Jersey: 179 hlm.
Mason, C.F. 2002. Biology of Freshwater Pollution. Second edition. Longman Scientific and Technical, New York
Mattjik, A.A. dan I.M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan Jilid I. Edisi ke-2. IPB Press, Bogor.
Michael, P. 1984. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI Pre s, Jakarta. hlm. 140,168.
Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Nontji, A., 1986. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
Odum, EP.1971. Fundamentals of Ecology, 3rd edition. W.B.Saunders Co., Philadelphia. 544 h.
Odum, E.P. 1988. Dasar-dasar ekologi. (Terjemahan) Edisi 3. Gadjah Mads Univ. Perss. Yogyakarta
Odum, EP. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gadjah Mada University Pres. Yogyakarta. hlm. 373-397.
Odum, EP.1996. Dasar-Dasar Ekologi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Odum dan Barrett. 2005. Fundamentals of Ecology . Brooks Cole. 5 edition. Sounders Company , Toronto.
Pennak RW (1953). Fresh-water Invertebrates of the United States. Edisi ke- 2. John Wiley & Sons, New York
51
Popoola and Otalekor. 2011. Analysis of Aquatic Insects’ Communities of Awba Reservoir and its Physico-Chemical Properties. Department of Zoology, University of Ibadan, Oyo State, Nigeria. StatSoft 2001.
PP. No. 82. 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Pramitha, Soraya. 2010. Analisis Kualitas Air Sungai Aloo, Sidoarjo Berdasarkan Keanekaragaman Dan Komposisi Fitoplankton. Skripsi. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.
Quijon, P. 1993. T emporal variability in the intertidal macroinfauna in the Queule Rever Estuary, South-Central Chilie. Estuarin Coastal and Shelf Science.37:655-667
Rini, D. A. 2007. Mengenal Makroinvertebrata Bentos. Warta Konversi Lahan Basah. http://www.onrizal.files.com (26 desember 2013)
Rini Wahyu Sayekti, Riyanto Haribowo, Yohana Vivit dan Agung Prabowo.2010. Studi Efektifitas Penurunan Kadar Bod, Cod Dan Nh3 Pada Limbah Cair Rumah Sakit Dengan Rotating Biological Contactor. Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Rizky H. 2007. Indikator Biologis. On line at http://rizky .wordpress.com/2007/06/09/makrozoobentos-indikator-perairan-air-tawar/ [diakses tanggal 29 November 2013]
Roback, S.S., 1974, Arthropoda: insecta, in pollution Ecology of Freshwater Invertebrates. Academic Press, New York-San Francisco-London.
Rosenberg, D.M. dan V.H. Resh. 1993. Freshwater Biomonitoring and Benthic Macroinvertebrates. Chapman and Hall. New York.
Rosyadi, Nasution, dan Thamrin. 2009. Distribusi dan Kelimpahan Makrozoobenthos di Sungai Singingi Riau. J. Environmental Science, 3(1):58-74.
Sastrawijaya. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 35, 83-87
Sastrawijaya, 2000. Pencemaran Lingkungan. Penerbit. Rineka Cipta. Jakarta. 274 halaman
Setiawan, D. 2007. Struktur Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi. Tesis. Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Sinaga, 2009. Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba Balige di Kabupaten Toba Samosir. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatra Utara, Medan, 93 hlm
52
Sudarso Y. 2002. Chironomidae Sebagai Indikator Biologis Perairan dan Hama Potensial. Warta Limnologi 35:4-10
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Suriani, N. L. 2000. Kualitas Air Magrove Ditinjau dari Sifat Fisika Kimia di Hutan Magrove Patung Ngurah Rai Tuban Den Pasar Selatan Bali. jurnal Ecotropic 3: 7-9.
Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Andi Offset. Yogyakarta
Sutapa, I dan S. U. Purwati. 1999. Menilai Kesehatan Sungai Berdasarkan Indikator Biologis: Studi Kasus Sungai Babon. Studi Pembangunan, Kemasyarakatan dan Lingkungan 3: 1-11
Suwondo, Febrita & Sumanti. 2004. Struktur Komunitas Gastropoda Pada Hutan Mangrove di Pulau Sipora, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat. Jurnal Biogenesis 2 (1):25-29
Tesky, D. 2002. Biological Indikators. http
://www.suite.1001.com/article.Cm/ecologi/57858/2013. Diakses tanggal 23 Desember 2013.
Trihadiningrum, Y.dan I. Tjondronegoro, 1998. Makroinvertebrata Sebagai Bioindikator Badan Air Tawa Indonesia. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan. 18 (1): 1 -7
Warlina. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. Makalah Pengantar ke falsafah Sains. Bogor: IPB.
Wijayanti, H. 2007. Kajian Kualitas Perairan di Pantai Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrobenthos. [Tesis]. Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro, Semarang, 89 hlm.
Zulkifli, H dan Setiawan, D. 2011. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Musi Kawasan Pulokerto sebagai Instrumen Biomonitoring. Jurnal Natur Indonesia, 14(1): 95-99.