• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan dari analisis yang dilakukan serta saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

✻✼ ✻✽ ✽

✾✼✿✽ ✼❀❁❂❃❄✼✾✼❅✼❀❆✽❁❇ ❄❈ ❃✽❃❁❈❀ ❈❉✽❄✽✼❀

❊❋● ❉❍ ■❏❍ ❑ ❍ ■❄▲▼ ◆❖ ❊❋● ❋● ❄▲▼ ◆❖ ❁▲ ■P▼◆◗❍ ■❍■

Menurut Hasibuan (1997:65) teori pengorbanan didasarkan atas pemikiran bahwa pengorbanan yang diberikan seharusnya mendapatkan pembayaran. Teori ini menyatakan bahwa jika seseorang atau bank meminjamkan uangnya kepada debitur berarti selama uang itu belum dikembalikan oleh debitur, maka kreditur tidak dapat mempergunakannya untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya. Pengorbanan kreditur inilah yang harus dibayar oleh debitur, pembayaran ini disebut dengan bunga (Negara, 2013). Bunga merupakan balas jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayar oleh debitur kepada kreditur (Afandy, 2011).

Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank baik dalam penghimpunan dana ataupun penyaluran dana. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya (❘❙❚ ❯❙ ❱❱❲❳ ❨) yang harus dibayarkan kepada penabung, tetapi di lain sisi bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari debitur jarena kredit yang diberikan (Afandy, 2011). Bank dan para pelaku ekonomi bersedia untuk membayarkan sejumlah bunga atas deposito dan jenis tabungan lainnya karena bank akan menerima bunga dari kredit yang disalurkan ( Hasibuan, 1997: 68). Menurut teori pengorbanan, penyaluran kredit yang diberikan akan memperoleh balas jasa berupa bunga, jadi bunga disini merupakan pendapatan bagi bank.

❬❭❪ ❭ ❬ ❫❴ ❵❛

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dala bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2012:24) bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Bank memiliki fungsi dasar sebagai lembaga perantara (❜❝❞❡❢ ❣❡❤❜ ✐❢ ❥) (Zakaria, 2015). Bank memiliki dua aktivitas pokok yaitu aktivitas menghimpun dana (❦❧ ❝❤❜ ❝♠) dan aktivitas menyalurkan dana (♥❡ ❝❤ ❜ ❝♠). Pengertian menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas, sedangkan penyaluran dana merupakan aktivitas memutar kembali atau menjual dana yang telah terhimpun dari masyakat dalam bentuk kredit (Kasmir, 2012:24-25).

❬❭❪ ❭♦ ♣❴qrs❴ ❵t✉u❴ ❵✈❴ ❵

Laporan keuangan memberikan banyak informasi yang berguna bagi para pengambil keputusan. Laporan keuangan dibuat karena adanya kebutuhan dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk pengambilan keputusan. Beberapa pihak yang membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan antara lain: pemegang saham, investor, analis sekuritas, manajer, karyawan, su r , kreditur, dan pemerintah (Murhadi, 2013:6).

Laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu dan kegiatan operasinya selama beberapa periode lalu (Brigham dan Houston, 2010:133).

Laporan keuangan perusahaan baik itu perusahaan jasa yang bergerak dibidang perbankan maupun perusahaan lain, pada prinsipnya memiliki persamaan, karena laporan keuangan suatu perusahaan pada masa tertentu menggambarkan laba rugi perusahaan pada periode tertentu (Faud dan Rustan, 2005:17). Laporan keuangan tersebut dibuat oleh manajemen untuk tujuan mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan (Baridwan, 2004:17). Tujuan utama dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan dalam posisi keuangan (Murhadi,2013:8). Laporan yang disajikan suatu perusahaan, yang dalam hal ini lembaga perbankan pada periode tertentu bertujuan ( Faud dan Rustan, 2005:13):

1) Memberikan informasi tentang posisi keuangan bank menyangkut harta bank, kewajiban bank.

2) Modal bank pada periode tertentu.

3) Memberikan informasi menyangkut laba rugi suatu bank pada periode tertentu.

4) Memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang disajikan suatu bank.

Menurut IAI (2002:7-12) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai yaitu : 1) Dapat Dipahami

Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya.

2) Relevan

Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3) Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (r❷❸❹❺ ❻❸❷ ).Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (❼❺ ❹t❽❼ ❾❸❿❷ ➀ ❿❷ ➁❷ ➂➃❺➃❹ ➄ ➂) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Keandalan informasi dipengaruhi oleh :

a. Penyajian Jujur

Agar dapat diandalkan informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Substansi Mengungguli Bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. c. Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

d. Pertimbangan Sehat

Ketidakpastian yang dihadapi dalam penyususnan laporan keuangan diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (➆➇ ➈ ➉➊➋ ➌➊) dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

e. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

4) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (➇ ➊➋➉t ) posisi dan kinerja

keuangan.Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karenanya pengukuran dan penyajian transaksi yang sama harus dilakukan secara konsisten.

➍➎➏ ➎➐ ➑➒➓➔→➣→s ↔ ➓↕ ➙➓ ➒p ➛ ➜u➓ ➒➝ ➓ ➒

Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan (Kasmir, 2012:66). Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil, dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2010:190). Menurut Wiagustini (2010:37) analisis laporan keuangan mencakup apakah suatu aktiva dan pasiva perusahaan dikelola secara benar, termasuk juga aktivitas pendanaannya untuk meningkatkan nilai perusahaan (v➞ ➟➠➡ ➢ ➤ t➥➡ ➤➦r ). Menurut Kasmir (2012:68) secara umum tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

➩➫➭ ➫➯ r➳➵➸t

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam atara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit berarti ➺➻ ➼➽ ➼➻ ➼ dalam bahasa latin yang artinya percaya. Arti percaya bagi pemberi kredit adalah percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan akan dikembalikan sesuai perjanjian yang telah disepakati. Sedangkan bagi penerima, kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu yang telah ditentukan (Kasmir, 2012:86). Kredit perbankan membantu tersedianya dana untuk membiayai kegiatan produksi nasional, penyimpanan bahan, pembiayaan kredit penjualan, transportasi barang, kegiatan perdagangan dan sebagainya (Sutojo,1995:3).

➾➚➪ ➚➶ uu➴➷ ➬➴➷➮u➷➱ ✃ ❐❒r❮➬❐t

Penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank mempunyai tujuan tertentu.Tujuan penyaluran kredit tersebut berhubungan dengan misi dari bank tersebut. Menurut Kasmir (2012:88-89) tujuan utama pemberian suatu kredit yaitu :

1) Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.Hal tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2) Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3) Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik ,semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Menurut Kasmir (2012:89-90) suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang

Kredit dapat meningkatkan daya guna uang, karena dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si pennerima kredit.

2) Untuk Meningkatkan Peredaran Lalu Lintas Uang

Uang yang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3) Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4) Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah, atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5) Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat serta kredit dapat membantu dalam kegiatan ekspor guna menambah devisa Negara.

6) Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Kredit yang diberikan akan meningkatkan gairah debitur untuk berusaha menjalankan bisnisnya.

7) Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan akan meningkatkan pendapatan, karena kredit yang diberikan dapat digunakan untuk membuka lapangan pekerjaan baru sehingga dapat meyerap tenaga kerja.

8) Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional

Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan hubungan kerja sama dibidang lainnya.

ÏÐÑ ÐÒ ÓÔsur ÕÓÔsur Ör×ØÙt

Menurut Kasmir (2012:87-88) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :

1) Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.

2) Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak manandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3) Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

4) Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya.Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja.

5) Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yaitu berupa bunga.Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil.

ÛÜÝ ÜÞ ßàáâsã ßàáâs äràåât

Menurut Taswan (2008:218), jenis kredit yang diberikan oleh bank secara umum dapat dilihat dari bentuk, jangka waktu, dan kegunaan kredit. Jenis-jenis kredit tersebut:

1) Jenis Kredit Menurut Bentuknya a. Kredit Rekening Koran

Dalam hal ini, debitur diberi hak untuk menarik dana dalam rekening korannya sampai dengan sebesar plafon yang ditetapkan bank. Pelunasan pokok kredit dilaksanakan pada saat jatuh tempo, dengan bunga kredit secara umum dihitung secara harian berdasrkan baki debet (æ çèstéê ëìê í îïðëìt) atau dengan nilai rata-rata baki debet setiap bulannya.

b. óôõ ö÷ øøùúô öûü÷ ô

óôõ ö÷ øøùúô ö ûü÷ ô adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya dilakukan secara teratur menurut jadwal waktu yang telah disepakati antara bank dengan debitur, dengan nilai konstan selama berlangsunganya masa kredit tersebut. Pada kredit ýô õ ö÷ øøùúô öþ angsuran pokok meningkat dan angsuran bunga menurun, sehingga total angsuran menjadi konstan sepanjang masa kredit.

2) Jenis Kredit Menurut Jangka Waktunya

a) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun

b) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 tahun sampai 3 tahun

c) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

3) Jenis Kredit Menurut Kegunaannya

a) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai modal kerja usaha, misalnya untuk pembelian barang dagangan.

b) Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha, misalnya untuk pembangunan pabrik, pembelilan mesin, dan penyiapan infrastruktur lainnya.

c) Kredit konsumsi atau ✁✂✄ ☎ ✆✝ ✞✟ ✟ ✆ ✞✝ ✠ yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi, misalnya kredit pemilikan rumah (KPR), kredit untuk pembelian kendaraan, kredit untuk pendidikan, dan sebagainya.

✡☛☞ ☛✌ ✍✎✏✑✒✓✒s ✔✕✖✒r t

Analisis Kredit dapat dilakukan dengan analisis 5 C dan 7P guna memastikan penyaluran kredit yang benar-benar menguntungkan bagi bank. Menurut Kasmir (2012:95-96) adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut :

1) ✗ ✘✞✄ ✞✙tr

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan social studingnya. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar.

2) ✗✞ ✁✞✙✚ty

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3) ✢ ✣✤ ✥t✣✦

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4) ✢✧✦✦★★✩✣✦t

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5) ✢✧✪ ✫ ✥t✥✧✪

Penilaian kredit hendaknya juga mencangkup kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing , serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Menurut Kasmir (2012:96-97) penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut :

1) ✬★✩ ✭ ✧✪ ✣✦ ✥ty

Menilai nasabah dari segi keperibadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.✬★ ✩✭ ✧✪ ✣✦ ✥tyjuga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2) ✰✱ ✲ ✳y

Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank.

3) ✰✴✲✵ ✶✷✴

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam.

4) ✰✲✶✷ ✵✴ ✸t

Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5) ✰✱ ✹✺✴✻ ✳

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk npengembalian kredit.

6) ✰✲✶✼✽✱ ✾ ✽✿✽t ty

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. 7) ✰✲✶✳✴ ✸t✽✶✻

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.Perlindungandapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

❁❂❃ ❂❃ ❄ u❆ ❇❈❆ ❉t r❊❋ ❈t

Penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank juga harus memerhatikan kualitas kredit tersebut. Semakin berkualitas kredit maka akan memperkecil resiko timbulnya kredit bermasalah. Bank dalam menerapan prinsip kehati-hatian saat menyalurkan kredit perlu memerhatikan kualitas kredit. Bank dalam melepas kreditnya agar berkualitas perlu memerhatikan dua unsur yaitu (Kasmir,2012: 104-108) :

1. Tingkat perolehan laba (● ❍t■● ❏ ), artinya jumlah laba yang akan diperoleh atas penyaluran kredit. Jumlah perolehan laba tersebut harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

2. Tingkat risiko (●❑▲▼), artinya tingkat risiko yang akan dihadapi terhadap kemungkinan melesetnya perolehan laba bank dari kredit yang disalurkan.

Penentuan suatu kredit berkualitas atau tidak perlu dinilai melalui ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut :

1. Lancar (◆❖▲)

Suatu kredit dikatakan lancar apabila :

a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu, dan b. Memiliki mutasi rekening yang aktif atau

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (P❖ ▲◗P❘ ❙❙❖ ❚❍●❖❙). 2. Dalam Perhatian Khusus

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari, atau

b. Kadang-kadang terjadi cerukan, atau

c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan, atau d. Mutasi rekening relatif aktif , atau

e. Didukung dengan pinjaman baru. 3. Kurang Lancar

Kredit yang tergolong kurang lancar apabila :

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari, atau

b. Sering terjadi cerukan, atau

c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah, atau

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur, atau f. Dokumen pinjaman yang lemah

4. Diragukan (❲❳ ❨❩ ❬❭❨ ❪)

Kredit dikatakan diragukan apabila :

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari, atau

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen, atau c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari, atau d. Terjadi kapitalisasi bunga

e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.

5. Macet (❴❵❛ ❛)

Kredit dikatakan macet apabila :

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, atau

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

c. Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar dari segi hukum dan kondisi pasar.

❜❝❞ ❝❞❞ r❢❣❤t ✐ ❥❦❧♠❤ ♥ ❥♦ur♣ ❥❦

Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank salah satunya dalam bentuk kredit yang diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Melalui penyaluran kredit berarti bank telah melaksanakan fungsinya sebagai lembaga perantara. Bank harus dapat menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, karena dengan mengimplementasikan aktivitas intermediasi keuangan dengan baik akan memberikan efek pada kinerja perbankan tersebut (Buchory, 2014).

Salah satu rasio perbankan yang menggambarkan berjalan tidaknya fungsi bank sebagai lembaga intermediasi adalah rasio q❵rs t t✉✈❵❛✇t ①r②✇❵ (LDR). Kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat melalui LDR. Selain mengukur kredit yang disalurkan LDR juga berkaitan dengan likuiditas sebuah industri

perbankan. LDR merupakan indikator kemampuan bank dalam mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Margaret, dkk. 2014).

LDR merupakan rasio yang menunjukan tingkat efektivitas bank dalam menyalurkan dana dalam bentuk kredit dari dana yang berhasil dihimpunnya dari masyarakat (DPK) (Agustina dan Wijaya, 2013). Menurut Hidayat, dkk. (2012) rasio LDR mengukur kredit yang disalurkan dibandingkan dengan dana pihak ketiga (giro, tabungan dan deposito). Semakin tinggi rasio LDR maka memperlihatkan semakin bagus kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dimilikinya ke dalam bentuk kredit yang diberikan (Budiwati dan Jariah, 2012) dan kenaikan LDR dapat meningkatkan fungsi intermediasi perbankan (Ariyanto,2011), serta semakin tinggi rasio LDR maka semakin rendah likuiditas bank yang bersangkutan (Hidayat, dkk. 2012). Semakin tinggi likuiditas suatu bank akan mengurangi keuntungan bank tersebut karena semakin banyak uang yang menganggur atau tidak disalurkan.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 tentang perubahan kedua atas PBI No. 12/19/PBI/2010 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing menetapkan bahwa batas bawah dari LDR suatu bank adalah 78% dan batas atas LDR sebesar 92% . Bank dengan rasio LDR yang melebihi 92% akan mengalami kesulitan likuiditas dan bank dengan LDR yang lebih rendah dari 78% akan mengurangi keuntungan bank tersebut karena semakin banyak dana yang tidak disalurkan. Menurut Saeed

(2014) kesuksesan sebagaian besar bisnis berasal dari kekuatan likuiditasnya. Maka bank harus dapat menjaga rasio LDR pada batas normal agar mampu memperoleh keuntungan dengan tetap menjaga likuiditas bank tersebut guna memenuhi penarikan dana oleh masyarakat. LDR merupakan indikator dalam pengukuran fungsi intermediasi perbankan (Buchory, 2014).

⑤⑥⑦ ⑥⑦ ⑤ ⑧⑨⑩❶ ❷❸❹ ⑨ ❸❺ ❻⑩ ❼❽ ⑨❾⑩❿➀➁➂ ➃

Kegiatan penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan mengandung resiko.Semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank maka semakin besar pula resiko kredit yang akan dihadapi oleh bank tersebut. Resiko tersebut berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau kredit bermasalah yang dalam istilah perbankan dikenal dengan rasio ➄ ➅➆ ➇➈➉ ➊➅ ➉➋➌➆ ➍ ➎➅➏➆ (NPL). Menurut Saba Irum t ➏ ➐., (2012) rasio NPL merupakan yang paling penting untuk menentukan kelangsungan hidup suatu bank. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank (Syarif, 2006).

Dokumen terkait