• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan teori analisis kontrastif dan tata bahasa, ditemukan beberapa perbedaan dan persamaan yang terdapat pada kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang yang meliputi perbedaan jenis, perbedaan struktur, persamaan jenis, dan persamaan struktur.

1. Perbedaan jenis

Dalam bahasa Mandarin terdapat lima jenis kalimat tanya, yaitu是非 句(shì fēi wèn jù) atau kalimat tanya ya atau tidak, 特指 句(tè zhǐ wèn jù) atau kalimat tanya dengan kata tanya, 正反 句(zhèng fǎn wèn jù) atau kalimat tanya negatif,

选择 句(xuǎn zé wèn jù) atau kalimat tanya pilihan, dan反 句(fǎn wèn jù) atau kalimat tanya retorik. Sedangkan dalam bahasa Jepang terdapat dua jenis kalimat tanya yaitu kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak dan kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan.

Berdasarkan penggunaan kata tanya dalam kalimat tanya, jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin yaitu kalimat tanya ya atau tidak dan kalimat tanya negatif termasuk dalam jenis kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Jepang. Sedangkan tiga jenis kalimat tanya lainnya dalam bahasa Mandarin yaitu kalimat tanya dengan kata tanya, kalimat tanya pilihan, dan kalimat tanya retorik termasuk dalam jenis kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam bahasa Jepang. Bahasa Mandarin dalam mengakhiri sebuah kalimat tanya menggunakan tanda tanya, sedangkan bahasa Jepang mengakhiri kalimat tanya dengan partikel tanya

(ka) sebagai pengganti tanda tanya.

2. Perbedaan struktur

Pada kalimat tanya dengan kata tanya, bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki perbedaan struktur kalimat tanya. Kata tanya yang memiliki perbedaan struktur dalam kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang yaitu apa, mengapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Kata tanya apa dalam bahasa Mandarin diletakkan setelah predikat, sedangkan dalam bahasa Jepang diletakkan sebelum predikat. Kata tanya dimana dalam bahasa Mandarin dapat diletakkan sebelum dan sesudah predikat, namun dalam bahasa Jepang kata tanya tersebut diletakkan sebelum predikat. Penggunaan kata tanya mengapa dalam bahasa Mandarin lebih fleksibel karena dapat diletakkan sebelum atau sesudah subjek, sedangkan dalam bahasa Jepang diletakkan di awal kalimat sebelum subjek. Kata

tanya kapan dalam bahasa Mandarin diikuti dengan predikat kemudian objek. Sebaliknya, dalam bahasa Jepang setelah kata tanya kapan diletakkan objek kemudian predikat. Kata tanya bagaimana memiliki dua fungsi, yaitu untuk menanyakan cara dan untuk menanyakan pendapat. Untuk fungsi kata tanya bagaimana yang menanyakan cara, terdapat perbedaan peletakan kata. Dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, kata tanya bagaimana terdapat di awal kalimat. Namun dalam bahasa Mandarin, kata tanya tersebut diikuti dengan predikat kemudian objek, dalam bahasa Jepang, kata tanya diikuti oleh objek kemudian predikat.

Kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang menggunakan konjungsi „atau‟. Konjungsi diletakkan di antara dua pilihan jawaban yang terdapat dalam kalimat. Hal ini berlaku di kedua bahasa. Namun perbedaan terletak pada penempatan partikel tanya dalam kalimat tanya. Dalam bahasa Mandarin tidak terdapat partikel tanya di akhir kalimatnya sedangkan dalam bahasa Jepang partikel tanya (ka) digunakan dua kali. Partikel tanya tersebut diletakkan setelah pilihan jawaban pertama dan pilihan jawaban kedua sekaligus untuk menutup kalimat tanya.

Pada kalimat tanya negatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang terdapat perbedaan bentuk kata tanya yang digunakan. Kalimat tanya negatif dalam bahasa Mandarin memiliki pengulangan kata kerja atau predikat yang mengapit negasi (bu). Kata tersebut kemudian menjadi kata tanya dalam struktur kalimat tanya

negatif. Sedangkan kata tanya dalam bahasa Jepang tidak terdapat pengulangan predikat. Kata tanya yang digunakan dalam bahasa Jepang ialah predikat yang diikuti oleh negasi.

Jenis kalimat tanya retorik dalam bahasa Mandarin memiliki pertikel khusus sebagai ciri jenis kalimat tanya ini. Partikel tersebut diletakkan di awal kalimat. Sedangkan kalimat tanya retorik bahasa Jepang tidak memiliki partikel khusus. Bahasa Jepang menggunakan negasi sebagai penegas kalimat tanya dan diletakkan di akhir kalimat.

3. Persamaan jenis

Terdapat satu jenis kalimat tanya yang sama dalam kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang yaitu jenis kalimat tanya ya atau tidak. Dalam kalimat tanya dengan kata tanya, kedua bahasa juga memiliki persamaan enam (6) jenis kata tanya, yaitu kata tanya apa, siapa, dimana, mengapa, kapan, dan bagaimana.

4. Persamaan struktur

Persamaan pertama terdapat dalam jenis kalimat tanya ya atau tidak, baik dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, jika partikel tanya dihilangkan, kalimat tanya akan berubah bentuk menjadi kalimat berita.

Dalam kalimat tanya dengan kata tanya terdapat penggunaan kata tanya siapa dan bagaimana. Kata tanya siapa diletakkan di akhir kalimat tanya. Jika kata tanya siapa diikut dengan partikel kepunyaan, kata tanya diletakkan sebelum objek. Kata tanya bagaimana memiliki dua fungsi, yaitu untuk menanyakan cara dan untuk menanyakan pendapat. Dalam fungsinya untuk menanyakan pendapat, kata tanya bagaimana dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki persamaan yaitu peletakkannya di akhir kalimat.

Berdasarkan hasil analisis perbedaan dan persamaan dalam kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak perbedaan dibandingkan persamaan antara kalimat tanya kedua bahasa. Hal ini dapat dijadikan salah satu acuan untuk membuktikan bahwa bahasa Mandarin dan bahasa Jepang tidak berasal dari satu rumpun bahasa yang sama. Perbedaan-perbedaan yang ditemukan pada jenis dan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan atau kendala belajar berbahasa Mandarin bagi penutur bahasa Jepang dan belajar berbahasa Jepang bagi penutur bahasa Mandarin (Tarigan, 1992:4).

Dokumen terkait