• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT TANYA

BAHASA MANDARIN DAN BAHASA JEPANG

汉日语疑

句对比

(

hàn rì yŭ yí wèn jù duì bĭ fēn xī

)

Skripsi Sarjana

Oleh:

Angelika Surya Veronika

100710014

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CINA

MEDAN

(2)

ABSTRACT

The title of this thesis is Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Generally, students always make errors in using interrogative sentences in Mandarin and Japanese languages as well. The aim of this writing is to find the differences and maybe the similarities of interrogative sentences in both languages. This thesis describes the differences and similarities of Mandarin dan Japanese interrogative sentences in terms of the structure. The theroy used to analyze the differences and the similarities of interrogative sentences is contrastive analysis and the structure of both languages, especially the structure of interrogative sentence. The research method used in this thesis is descriptive analysis. The result shows that there are some differences and similarities as well between Mandarin and Japense. The result shows that Mandarin has 5 kinds of interrogative senctences and Japanese only has 2 kinds of interrogative sentences. The analyzes shows that both languages has big differences in structure.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat

Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang” sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan doa. Pada

kesempatan ini penulis terlebih dahulu mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orangtua saya Drs. Parulian Panjaitan dan Dra. Eva Marcella yang telah mendukung dan memberikan doa, motivasi, perhatian kasih sayang tanpa batas kepada penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing I saya yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritikan yang membangun saya selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini.

4. Sheyra Silvia S, S.S, MTCSOL laoshi selaku dosen pembimbing II saya yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritikan, yang membangun saya selama menulis skripsi ini. 5. Bapak Muhammad Pujiono, M.Hum selaku dosen penguji sekaligus

informan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini yang telah bersedia meluangkan waktu serta membagikan ilmunya kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan staff di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan ini: Ibu Julina, MTCSOL, dan Kak Sheyla Silvia S, S.S, M.Si.

(5)

8. Kedua adik saya Jeremy Petrick Panjaitan dan Jerico Dennis Panjaitan yang selalu mendukung saya melalui semangat dan doanya, semoga peran saya sebagai kakak dapat dijadikan contoh agar kalian dapat lebih baik dari saya.

9. Sahabat-sahabat saya yang selalu menemani selama proses perkuliahan hingga pengerjaan skripsi, yang telah membantu memberi saran, kritik, dan semangat melalui canda dan tawa yang menghibur: Devi Atsari, Jhoy Melvin Sinuhaji, Graciella Dominica Purba, Anastasia Rianilda Panjaitan, Donna Sitepu, Ivo Deka Tarigan, dan Patricia Purba.

10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 yang membantu memberikan dukungan semangat selama masa perkuliahan hingga pengerjaan skripsi: Puchan, Grace, Amel, Iring, Rommel, Jems, Daniel, Yati, Zura, Ade, Annisa, Feby, Rudi, Nova. Serta kepada kakak-kakak dan abang-abang stambuk 2007 hingga 2009 (Bang Roney, Bang Dedy, Kak Lasma) dan adik-adik stambuk 2011 hingga 2014 yang tidak dapat saya tuliskan satu per satu, terimakasih atas segala semangat dan dukungannya.

(6)

12.Sahabat-sahabat SMA saya yang selalu memberi semangat, hiburan, canda, dan tawa yang tak henti: Agalliso Mario Raintung, Nia Angjaya, Darrell Setyasena Sugiarta, Nita Kusuma Sugiono, Marsya Yasinthia, dan Billy Surya Atmaja.

13.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terimakasih atas doa dan dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang saya sajikan ini sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini.

Akhir kata, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu. Demikianlah ucapan terima kasih ini saya sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2 Februari 2015 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 16

1.3 Batasan Masalah ... 16

1.4 Tujuan Penelitian ... 16

1.5 Manfaat Penelitian ... 17

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 17

1.5.2 Manfaat Praktis ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI ... 19

2.1 Tinjauan Pustaka ... 19

2.2 Konsep ... 21

2.2.1 Analisis Kontrastif ... 21

2.2.2 Kalimat ... 22

2.3 Landasan Teori ... 24

2.3.1 Analisis Kontrastif ... 24

2.3.2 Tata Bahasa ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Data dan Sumber Data ... 29

3.1.1 Data ... 29

3.1.2 Sumber Data ... 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV JENIS DAN STRUKTUR KALIMAT TANYA ... 34

4.1 Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin ... 34

4.1.1 Kalimat Tanya Ya/Tidak ... 34

4.1.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 36

4.1.3 Kalimat Tanya Negatif ... 40

4.1.4 Kalimat Tanya Pilihan ... 41

(8)

4.2 Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Jepang ... 44

4.2.1 Kalimat Tanya dengan Jawaban Ya atau Tidak ... 44

4.2.2 Kalimat Tanya dengan Jawaban Berupa Pernyataan ... 46

BAB V PEMBAHASAN ... 48

5.1 Perbedaan Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang ... 48

5.1.1 Perbedaan Jenis Kalimat Tanya ... 49

5.1.2 Perbedaan Struktur Kalimat Tanya ... 52

5.1.2.1 Kalimat Tanya Ya atau Tidak ... 51

5.1.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 53

5.1.2.3 Kalimat Tanya Negatif ... 65

5.1.2.4 Kalimat Tanya Pilihan ... 69

5.1.2.5 Kalimat Tanya Retorik ... 72

5.2 Persamaan Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang... 75

5.2.1 Persamaan Jenis Kalimat Tanya ... 76

5.2.2 Persamaan Struktur Kalimat Tanya ... 76

5.2.2.1 Kalimat Tanya Ya atau Tidak ... 76

5.2.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 79

5.3 Tabel Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan bahasa Jepang ... 87

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 89

6.1 Simpulan ... 89

6.2 Saran ... 94

(9)

ABSTRACT

The title of this thesis is Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Generally, students always make errors in using interrogative sentences in Mandarin and Japanese languages as well. The aim of this writing is to find the differences and maybe the similarities of interrogative sentences in both languages. This thesis describes the differences and similarities of Mandarin dan Japanese interrogative sentences in terms of the structure. The theroy used to analyze the differences and the similarities of interrogative sentences is contrastive analysis and the structure of both languages, especially the structure of interrogative sentence. The research method used in this thesis is descriptive analysis. The result shows that there are some differences and similarities as well between Mandarin and Japense. The result shows that Mandarin has 5 kinds of interrogative senctences and Japanese only has 2 kinds of interrogative sentences. The analyzes shows that both languages has big differences in structure.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial manusia. Manusia tergolong mahkluk sosial, dengan demikian kemampuan berbahasa menjadi penting dalam kebutuhan komunikasi dan interaksi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:100), “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri”. Bahasa berperan lengkap dan efektif dalam komunikasi untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain (Walija, 1996:4). Tanpa kemampuan berbahasa yang baik, besar kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman antar dua individu yang berkomunikasi.

(11)

verba intranstif – sampai sebuah struktur yang kompleks dengan beberapa klausa utama dan subordinat. Masyarakat kini pada umumnya tidak begitu menghiraukan pentingnya tata bahasa dalam berkomunikasi, padahal tanpa memperhatikan dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, dipastikan akan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Bahasa Mandarin adalah bahasa yang digunakan di Republik Rakyat China (selanjutnya disingkat dengan RRC). Bahasa ini merupakan bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa Mandarin kini menjadi bahasa internasional nomor dua di dunia dan memiliki peminat yang meningkat setiap tahunnya. Sistem penulisan dalam bahasa ini tidak menggunakan huruf latin melainkan menggunakan aksara atau yang disebut dengan hànzi (汉字). Namun terdapat sistem alihaksara atau membaca tulisan hànzi dengan menggunakan huruf latin yaitu pīnyīn (拼音) yang pada huruf vokalnya terdapat nada baca yang berpengaruh pada arti dari kata tersebut.

(12)

itu sendiri. Aksara tradisional lebih rumit karena jumlah guratannya lebih banyak daripada aksara sederhana. Sebagai contoh, kata „bahasa‟ dalam bahasa Mandarin dibaca . Dalam aksara tradisional ditulis語, sedangkan dalam aksara sederhana ditulis 语. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisa dengan simplified Chinese dikarenakan aksara ini yang digunakan selama penulis mempelajari bahasa Mandarin.

Bahasa Jepang adalah adalah salah satu bahasa di Asia yang juga cukup pesat perkembangannya di dunia. Rumpun Bahasa Jepang masih diperdebatkan. Menurut beberapa pakar bahasa, Bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa Austronesian. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perbendaharaan katanya. Beberapa pakar bahasa lainnya tidak sepakat dengan hal tersebut dan mengatakan bahwa, Bahasa Jepang termasuk rumpun bahasa Altai dan hal ini bisa pula dibuktikan dari adanya keselarasan huruf vokalnya. Ditengah-tengah perdebatan yang cukup panjang tentang rumpun bahasa Jepang ini, sepertinya tetap belum dapat dibuktikan kepastiannya (Miller, 1970: 69).

Sistem penulisan bahasa Jepang dipengaruhi oleh aksara Mandarin yang mereka serap dan bentuk menjadi sistem penulisan sendiri. Jika dalam bahasa Mandarin hanya terdapat satu sistem penulisan aksara, maka lain halnya dengan bahasa Jepang memiliki 4 (empat) sistem penulisan yaitu; kanji (漢字), hiragana (ひ ), katakana ( タ ナ), dan sistem alihaksara yang disebut romanji (

(13)

Menurut Yuana (2009), Hiragana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari Jepang sendiri. Contoh: あ た (anata = Anda/kamu), ぶ (shinbun = Koran). Katakana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari serapan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jerman, Indonesia. Contoh: テ (terebi = televisi), ジ

(rajio = radio). Kanji adalah huruf abjad yang awalnya diadopsi dari bahasa Mandarin kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan Jepang dan akhirnya hingga saat ini digunakan untuk menuliskan kosakata dalam bahasa Jepang. Contoh: 先生 (sensei = guru), 時間 (jikan = waktu). Sedangkan romanji adalah huruf abjad yang sebenarnya berasal dari alphabet, yang kemudian digunakan untuk menuliskan kosakata atau kalimat dalam bahasa Jepang dengan tujuan untuk mempermudah orang asing mempelajari bahasa Jepang. Contoh: arigatou yang artinya terimakasih dan ohayou yang artinya selamat pagi.

(14)

Sastra Jepang pada tahun 2000 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam bahasa Mandarin lisan, sebuah kata memiliki arti yang dipengaruhi oleh nada (shēng diào / 声调). Namun tidak demikian halnya dengan bahasa lisan dalam bahasa Jepang. Terdapat 5 (lima) jenis nada dalam bahasa Mandarin. Jika seorang menulis pīnyīn dengan menempatkan lima nada di huruf vokalnya, masing-masing nada akan membentuk aksara yang berbeda sehingga memiliki arti yang berbeda pula. Contoh sederhana adalah kata „ma‟. Kata tersebut akan

diletakkan lima tanda nada pada huruf vokalnya sehingga menjadi: 1. Nada satu:  妈  ibu

2. Nada dua:  麻  rami/goni 3. Nada tiga:  马  kuda 4. Nada empat: 骂  marah

5. Nada lima / tanpa nada: ma  吗  partikel tanya

Bahasa Mandarin memiliki tata bahasa (yŭ fă / 语法) yang cukup sederhana. Bentuk kalimat positif pada Bahasa Mandarin berupa Waktu-Subjek-Tempat-Predikat-Objek atau Subjek-Waktu-Tempat-Waktu-Subjek-Tempat-Predikat-Objek. Untuk membentuk kalimat negatif, pada bentuk kalimat positif cukup menambahkan kata ( ) atau měi (没) sebelum predikat. Partikel tanya dapat berupa kata 吗 (ma) dan呢 (ne).

(15)

(ne) juga diletakkan setelah subjek yang akan ditanyakan pendapatnya atas pertanyaan yang sama.

Contoh kalimat bahasa Mandarin:  Kalimat Positif

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨 洗碗⃞ Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan. Arti : Sekarang ibu sedang mencuci piring di dapur

 Kalimat Negatif

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨 没 洗碗⃞ Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang mei xi wan. Arti : Sekarang ibu sedang tidak mencuci piring di dapur.

 Kalimat Tanya

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨 洗碗 吗? Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan ma? Arti : Apakah sekarang ibu mencuci piring di dapur?

(16)

(no). Masing-masing partikel memiliki tempat dan fungsinya masing-masing di dalam kalimat, baik kalimat positif, negatif, maupun kalimat tanya.

Dalam kalimat positif bahasa Jepang, bentuk struktur kalimatnya adalah kata benda + (wa) + (desu). Dikutip dari Yuana (2009), kalimat sederhana bahasa Jepang biasanya digunakan pola ~ (wa) ~ (desu) yang mempunyai arti adalah. Partikel (wa) biasanya digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang ada di depannya (kata yang diikutinya) adalah topik atau subjek dalam kalimat tersebut. (desu) menunjuk pada bentuk sopan, yaitu untuk menunjukkan perasaan hormat kepada lawan bicara. Dalam kalimat negatif, (desu) mengalami perubahan menjadi あ せ (dewa arimasen) atau

あ せ (ja arimasen). Kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu

bukan atau tidak. Sedangkan untuk membuat kalimat tanya, dalam kalimat bahasa Jepang partikel (ka) diletakkan pada akhir kalimat tanpa perlu menambahkan tanda tanya. Pada umumnya, penambahakan partikel (ka) memiliki arti apakah.

Contoh kalimat bahasa Jepang:  Kalimat Positif

Hiragana : エ 大学生

Romanji : Eri-san wa dai gaku sei desu.

(17)

 Kalimat Negatif

Hiragana : エ 大学生 あ せ

Romanji : Eri-san wa dai gaku sei ja arimasen.

Arti : Eri bukan seorang mahasiswi.

 Kalimat Tanya

Hiragana : エ 大学生 Romanji : Eri-san wa dai gaku sei de su ka.

Arti : Apakah Eri seorang mahasiswi?

Pada dasarnya, dalam mempelajari tata bahasa dari setiap bahasa, kalimat merupakan bagian yang sangat penting. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar, seseorang harus memahami struktur bahasa tersebut secara memadai. Setiap bagian kalimat dari satu bahasa, biasa akan dipelajari minimal 3 bentuk kalimat, yaitu kalimat positif, kalimat negatif, dan kalimat tanya. Ketiga jenis kalimat ini biasanya memiliki struktur yang berbeda.

(18)

menganalisis perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Berikut adalah jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin: 1. 是非疑 句 (shi fei yi wen ju) –Yes/No-Question 2. 特指 句 (te zhi wen ju) – wh-Question

3. 正反 句 (zheng fan wen ju) – Kalimat tanya negatif 4. 选择 句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan 5. 反 句 (fan wen ju) – Kalimat tanya retorik

(19)

Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin

1. 是非疑 句 (shi fei yi wen ju) –Yes/No-Question

Yes/No question atau pertanyaan ya/tidak adalah jenis kalimat tanya yang mengharapkan jawaban iya atau tidak. Bentuk kalimat tanyanya dapat berupa bentuk positif ataupun negatif.

Contoh kalimat tanya ya/tidak dalam bahasa Mandarin:

你 是 老师 吗?

Ni shi lao shi ma

Kamu adalah guru partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah anda seorang guru?

2. 特指 句 (te zhi wen ju) – wh-Question

(20)

Contoh kalimat tanya dengan kata tanya dalam Bahasa Mandarin:

她 什 时候 回 家 ?

Ta shi me shi hou hui jia

Dia kapan pulang rumah

Subjek kata tanya predikat objek Kapan dia pulang ke rumah?

3. 正反 句 (zheng fan wen ju) – Kalimat tanya negatif

Jenis kalimat tanya ini merupakan bentuk negatif dari jenis yes/no question, sehingga jawaban yang diharapkan juga berupa pernyataan ya atau tidak.

Contoh kalimat tanya negatif dalam Bahasa Mandarin:

个 是 是 你 的 自行车?

Zhe ge shi bu shi ni de zi xing che

Ini bukankah kamu kata bantu kepunyaan sepeda

Kata bilangan kata tanya subjek kata bantu kepunyaan objek

(21)

4. 选择 句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan

Dalam kalimat tanya ini, penanya menyertakan pilihan jawaban yang diharapkan oleh penjawab. Jenis kalimat tanya ini juga dapat disebut kalimat tanya alternatif karena pilihan jawaban yang disisipkan dalam pertanyaan berupa jawaban alternatif.

Contoh kalimat tanya pilihan dalam Bahasa Mandarin:

位 是 你 的 父亲 是

Zhe wei shi ni de fu qin hai shi

Ini adalah kamu kata bantu kepunyaan ayah atau

Kata ganti predikat subjek kata bantu kepunyaan objek konjungsi

你 的 老师?

ni de lao shi?

kamu kata bantu kepunyan guru

subjek kata bantu kepunyan objek

(22)

5. 反 句 (fan wen ju) – Kalimat tanya retorik

Kalimat tanya retorik merupakan jenis kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban. Bentuknya dapat berupa pertanyaan dengan menggunakan kata tanya ataupun dapat berupa penegasan. Orang yang melontarkan pertanyaan ini biasanya telah mengetahui bahwa orang yang ditanya sudah mengetahui jawabannya.

Contoh kalimat tanya retorik dalam Bahasa Mandarin:

天 们 考试, 难道 你

Jin tian women you kao shi, nan dao ni

Hari ini kita ada ujian tidakkah kamu keterangan

waktu subjek predikat objek adverbial objek

知道 吗 ?

zhi dao ma ?

tahu partikel tanya predikat partikel tanya

(23)

Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Jepang 1. Kalimat tanya ya atau tidak

Pada jenis kalimat tanya ini biasa disebut juga dengan yes no question atau kalimat tanya ya atau tidak. Jawaban yang diharapkan dari penanya untuk jenis kalimat tanya ini adalah berupa jawaban ya atau tidak.

Contoh kalimat tanya ya atau tidak dalam Bahasa Jepang:

あ た 学生

A na ta wa gaku sei de su ka

Kamu partikel murid partikel partikel tanya Subjek partikel objek partikel partikel tanya Apakah anda seorang murid?

2. Kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan

(24)

Contoh kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam Bahasa Jepang:

字 う

Ko no ji ha do u yo mu no de su ka

Ini kata partikel bagaimana membaca

kata bantu

kepunyaan partikel partikel tanya

Kata bantu

objek

objek partikel kata tanya predikat

kata bantu

kepunyaan partikel partikel tanya

Bagaimana cara membaca aksara ini?

Penelitian ini adalah penelitian kontrastif yang dilakukan dengan cara memperbandingkan kedua bahasa, dalam hal ini adalah kalimat tanyanya. Melalui analisis ini diharapkan akan ditemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan pada jenis dan struktur kalimat tanya kedua bahasa tersebut.

(25)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang?

2. Bagaimana persamaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang?

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan sistematis, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan masalah. Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya pada struktur kalimat ke lima (5) jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin, yaitu: kalimat tanya ya/tidak (是非 句), kalimat tanya dengan kata tanya (特指 句), kalimat tanya negatif (正反 句), kalimat tanya pilihan (选择

句), dan kalimat tanya retorik (反 句) dan dua (2) jenis kalimat tanya dalam

bahasa Jepang, yaitu: kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak dan kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan.

1.4Tujuan Penelitian

(26)

1. Mendeskripsikan tentang persamaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

2. Mendeksripsikan tentang perbedaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

1.5Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang sehingga memudahkan pelajar kedua bahasa dalam mempelajarinya sebagai bahasa kedua ataupun bahasa ketiga. Selain itu, memberikan pemahaman akan perbedaan tata bahasa antara bahasa pertama dan bahasa kedua sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam mempelajari bahasa asing tersebut.

1.5.2 Manfaat Praktis

(27)
(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1Tinjauan Pustaka

Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia, sebagai berikut:

Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑 代词的用法 比较 ( ) Han Ri Yu Yi Wen Dai Ci De Yong Fa Yu Bi Jiao (A) dan汉日语疑 代词的用法

比较 ( ) Han Ri Yu Yi Wen Dai Ci De Yong Fa Yu Bi Jiao (B) menjelaskan

(29)

Fukui (2009) dalam jurnal yang berjudul 汉日语选择 句对比 Han Ri Yu Xuan Ze Wen Ju Dui Bi menguraikan tentang kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Dalam bahasa Mandarin, partikel tanya diletakkan di akhir kalimat tanya, sedangkan dalam bahasa Jepang partikel tanya diletakkan dua kali yaitu setiap setelah pilihan yang diajukan dalam pertanyaan tersebut. Jurnal tersebut memberi kontribusi berupa struktur kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang melalui contoh-contoh kalimat yang disajikan.

Tandy (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin” menjelaskan mengenai 5 jenis, ciri,

dan makna kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin. Penulis menemukan teknik penelitian membandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris yang juga dapat diterapkan dalam penelitian ini, yaitu teknik pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data juga menjadi acuan bagi penulis dalam penelitian ini agar menjadi lebih sistematis.

Miyanty (2012) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Struktur, Jenis, Dan Ciri Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia”

(30)

2.2Konsep

Konsep merupakan sebuah rancangan dasar atau kerangka dalam sebuah tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Adapun konsep dari penelitian ini adalah mengenai:

2.2.1 Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif merupakan sebuah metode yang digunakan dalam mencari persamaan atau perbedaan antara bahasa pertama (B1) dengan bahasa target (B2). Analisis kontrastif digunakan dengan cara membandingkan dua bahasa sehingga perbedaan dan persamaannya dapat terlihat. Teori ini merupakan sebuah metode untuk mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan (Ridwan, 1998:8). Maka dari itu, penulis menggunakan teori analisis kontrastif untuk mencari perbedaan dan persamaan antara kedua bahasa.

(31)

penyampaiannya untuk bahan ajar. Namun aspek psikologis kurang dikembangkan karena kurang mendapat perhatian.

Analisis kontrastif berbeda dengan analisis komparatif. Analisis komparatif menganalisis adanya perbedaan dan persamaan dari dua bahasa yang serumpun. Sedangkan analisis kontrastif menganalisis dua bahasa yang berasal dari rumpun yang berbeda. Dalam penelitian ini bahasa yang akan dianalisis adalah Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang yang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda sehingga digunakan teori analisis kontrastif.

Penggunaan analisis kontrastif bertujuan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan di antara dua bahasa atau lebih yang berguna untuk mengurangi kesalahan dalam mempelajari sebuah bahasa. Analisis kontrastif dapat difungsikan pada bidang pengajaran, pembelajaran, ataupun penerjemahan.

2.2. Kalimat

(32)

adalah kalimat yang berisi pertanyaan kepada pihak lain untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya.

Adapun ciri-ciri sebuah kalimat tanya adalah intonasi naik pada akhir kalimat, menggunakan kata tanya, ataupun menggunakan partikel tanya –kah yang bersifat memperhalus pertanyaan. Penyampaian kalimat tanya bermaksud untuk mendapatkan jawaban berupa informasi atau penjelasan.

1. Kalimat Tanya Bahasa Mandarin

Dalam bahasa Mandarin terdapat 5 jenis kalimat tanya. Tandy (2011) mengatakan bahwa di dalam bahasa Mandarin terdapat 5 jenis kalimat tanya, ke lima jenis kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin adalah sebagai berikut:

1. 是非 句Kalimat Tanya ya/tidak

2. 特指 句 Kalimat Tanya dengan kata tanya 3. 正反 句 Kalimat Tanya Negatif

4. 选择 句Kalimat Tanya Pilihan 5. 反 句Kalimat Tanya Retorik

2. Kalimat Tanya Bahasa Jepang

(33)

yaitu hanya dengan menambahkan partikel tanya (ka) pada akhir kalimat dan tidak perlu menambahkan tanda tanya. Secara semiotik, partikel (ka) digunakan untuk menggantikan tanda tanya.

2.3 Landasan Teori

Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori analisis kontrastif dan teori tata bahasa.

2.3.1 Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif merupakan cabang dari ilmu linguistik, sehingga seringkali disebut sebagai linguistik kontrastif. Linguistik kontrastif berbeda dengan linguistik komparatif walaupun keduanya adalah kegiatan membandingkan dua bahasa. Perbedaan kedua analisis tersebut dapat dilihat pada kutipan dibawah ini seperti yang diuraikan oleh Tarigan (1992:226),

“Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Linguistik kontrastif hanya meneliti perbedaan-perbedaan atau ketidaksamaan-ketidaksamaan yang menyolok yang terdapat pada dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan-persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-kesamaan yang terdapat dianggap sebagai hal yang biasa, hal yang umum saja.”

(34)

pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh pelajar ke dua bahasa tersebut. Seperti yang dijelaskan Pateda (1989: 18),

“Analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik membandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa sasaran (B2) sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa dapat segera menguasai bahasa yang sedang dipelajari. Memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan dua bahasa tersebut merupakan salah satu fungsi penelitian menggunakan teori analisis kontrastif.”

Dalam penelitian ini, penggunaan teori pendekatan kontrastif digunakan sebagai teori perbandingan untuk menemukan perbedaan dan persamaan yang terdapat antara dua bahasa. Teori ini adalah metode analisis linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan persamaan atau perbedaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan (Ridwan, 1998:8).

(35)

Menurut Brown dan Ellis dalam Indihadi (diakses pada 27 November 2014), terdapat empat langkah kerja dalam menggunakan analisis kontrastif yaitu:

“1. Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2).

2. Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) yang akan dibandingkan atau dianalisis.

3. Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) dengan cara memetakan unsur-unsur dari kedua bahasa yang dianalisis.

4. Memprediksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) untuk keperluan pengajaran bahasa di sekolah.”

Walaupun keempat langkah diatas merujuk pada penggunaan analisis kontrastif untuk pengajaran, langkah tersebut dapat juga diterapkan dalam kepentingan pengajaran bahasa asing, bahasa kedua, atau oleh dwibahasawan (orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik) untuk mempermudah pelajar bahasa dalam mempelajarinya. Teori ini dijadikan sebagai pendekatan dalam pengajaran bahasa karena menggunakan metode perbandingan.

2.3.2 Tata Bahasa

(36)

akan dikatakan efektif dan baik jika mengikuti aturan tata bahasa dari sebuah bahasa.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Team Pustaka Phoenix , metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan penulis untuk mencapai tujuan dengan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nazir, 1999: 51).

(38)

yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006: 72). Penyajian penelitian deskriptif berupa kata-kata dan kutipan-kutipan yang menggambarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, bukan berupa angka-angka.

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan (library research). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.” (Nazir, 1999:

111).

Pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilakunya yang dapat diamati sehingga tujuan dari penelitian ini adalah pemahaman individu tertentu dan latar belakangnya secara utuh (Bodgan and Taylor dalam Setiyadi, 2006: 5).

3.1Data dan Sumber Data 3.1.1 Data

(39)

Data primer adalah data utama yang digunakan dalam penelitian dan menguraikan langsung mengenai kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Data primer dari penelitian ini adalah kalimat-kalimat tanya. Kalimat-kalimat tanya tersebut dikumpulkan baik dari sumber data primer maupun sumber data sekunder. Kalimat-kalimat tersebut nantinya akan dikumpulkan dan diklasifikasikan menurut jenis-jenis kalimat tanyanya. Data kemudian diolah sesuai teknik pengumpulan data. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah uraian dan deskripsi mengenai jenis kalimat tanya dan analisis kontrastif yang didapat dari sumber data primer maupun sumber data sekunder.

3.1.2 Sumber Data

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber berarti asal. Sehingga, sumber data adalah asal data. Sumber data primer atau sumber data utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber Data Primer : Hanyu Jiaocheng (汉语教程) Penulis : Yang Ji Zhou

Cover : Warna kuning Halaman : 157

(40)

Sumber Data Primer : Minna no Nihongo I (みんなの日本語 I) Penulis : 3A Corporation

Cover : Warna putih Halaman : 244

Terbitan : 3A Corporation Tahun Terbit : 2009

Alasan pemilihan buku-buku tersebut sebagai sumber data primer adalah karena kedua buku tersebut adalah buku yang digunakan oleh mahasiswa tingkat satu pada program studi Sastra Cina dan departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Kedua sumber data primer yang telah ditentukan, masing-masing diperoleh dari buku jilid pertama dari dua jilid yang sama-sama digunakan oleh mahasiswa tahun pertama di masing-masing Program Studi. Jika data yang dibutuhkan tidak tercukupi dari buku jilid pertama, data akan ditambah dari buku jilid kedua dari masing-masing judul.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, dan makalah yang relevan dengan topik penelitian.

3.2Teknik Pengumpulan Data

(41)

data yang dilakukan adalah dengan studi kepustakaan (library research). Penulis akan mengumpulkan data yang berbentuk kalimat-kalimat tanya yang terdapat pada data primer maupun data sekunder yang memiliki keterkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan penulis untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data berupa kalimat-kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, dan informasi yang bersumber dari buku, jurnal, makalah, dan bahan kepustakaan lainnya.

2. Melakukan pengaturan atau penyusunan data secara sistematis sesuai teknis analisis data.

3.3Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah menelaah data untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan rumusan masalah penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode perbandingan. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis dalam analisis data ialah sebagai berikut:

(42)

2. Menguraikan data-data yang telah dikumpulkan dan disusun secara sistematis serta dengan menyertakan uraian keterangan yang akan disampaikan.

3. Menganalisis data-data menggunakan teori-teori yang telah ditentukan dalam landasan teori.

4. Membandingkan (mengkontraskan) data-data lalu mencari perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, baik dari jenisnya maupun strukturnya.

(43)

BAB IV

JENIS DAN STRUKTUR KALIMAT TANYA DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA JEPANG

Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai jenis dan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan dalam batasan masalah, penelitian ini akan membahas mengenai lima jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan dua jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang. Masing-masing kalimat tanya dalam kedua bahasa memiliki struktur yang berbeda. Sehingga nantinya dapat terlihat perbedaan dan persamaan yang kemudian akan dibahas pada bab selanjutnya.

4.1. Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin 4.1.1 Kalimat Tanya Ya/Tidak

(44)

Struktur kalimat tanya ya/tidak:

1. 你 学 英文 吗?

Ni xue yin wen ma?

Kamu belajar Bhs. Inggris partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah kamu belajar bahasa Inggris?

2. 你 是 留学生 吗?

Ni shi liu xue sheng ma

Kamu adalah murid asing partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah kamu murid luar negeri?

(45)

4.1.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya

Pada jenis kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya, hanya enam (6) jenis kata tanya yang akan dibahas sesuai dengan yang sudah dipaparkan pada latar belakang. Ke-enam kata tanya tersebut adalah apa, siapa, bagaimana, dimana, mengapa, dan kapan.

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya apa:

1. 是 什 书?

Zhi shi shen me shu?

Ini adalah apa buku

Kata bantu

bilangan predikat kata tanya objek

Buku apa ini?

2. 书馆 东边 是 什 地方?

Tu shu guan dong bian shi shen me di fang

(46)

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya siapa:

1. 你 找 谁?

Ni zhao shei?

Kamu mencari siapa Subjek predikat kata tanya Kamu mencari siapa?

2. 天 晚 谁 来?

Jin tian wan shang shei lai

Hari ini malam hari siapa datang Ket. waktu ket. waktu kata tanya predikat Malam ini siapa yang akan datang?

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya bagaimana:

1. 你们 的 老师 怎 样?

Ni men de laoshi zen me yang?

(47)

2. 你 篮球 打 得 怎 样?

Ni lan qiu da de zen me yang

Kamu basket bermain partikel bagaimana Subjek objek predikat partikel kata tanya Bagaimana kamu bermain basket?

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya dimana:

1. 你 在 那儿 学 汉语?

Ni zai na er xue xi Han yu?

Kamu preposisi dimana belajar bahasa Mandarin Subjek preposisi kata tanya predikat objek Dimana kamu belajar bahasa Mandarin?

2. 晚 你 在 哪儿 饭?

Wan shang ni zai na er chi fan

(48)

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya kapan:

1. 你 什 时候 去 学校?

Ni shen me shi hou qu xue xiao?

Kamu kapan pergi sekolah Subjek kata tanya predikat objek Kapan kamu pergi ke sekolah?

2. 们 什 时候 开始 课?

Wo men shi me shi hou kai shi shang ke

Kita kapan mulai belajar Subjek kata tanya predikat objek Kapan kita mulai belajar?

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya mengapa:

1. 你 什 没 来 课?

Ni wei shen me mei lai shang ke?

(49)

2. 飞机 什 没 到?

Fei ji wei shen me hai mei dao

Pesawat mengapa belum sampai Subjek kata tanya negasi predikat Mengapa pesawat belum mendarat?

4.1.3 Kalimat Tanya Negatif

Kalimat tanya negatif merupakan jenis kalimat yang mengharapkan penegasan berupa jawaban iya atau tidak. Perbedaannya dengan jenis kalimat tanya ya/tidak adalah bentuk kalimat tanya ini adalah kalimat negatif. Jenis kalimat tanya ini berbentuk kalimat negatif yang mengharapkan jawaban berupa kalimat positif. Namun jawaban dapat pula berupa kalimat negatif yang menyetujui pernyataan kalimat tanya tersebut.

Ciri-ciri kalimat tanya negatif ini yaitu berupa adanya kata tanya 是 是 (shi bu shi). Kata 是 (shi) dalam kata tanya 是 是(shi bu shi) merupakan sebuah predikat yang mendapat pengulangan. Kata tersebut dapat pula diganti dengan predikat lain dan diberi pengulangan. Contoh, menggunakan predikat 去 (qu) yang memiliki arti „pergi‟ menjadi去 去(qu bu qu). Penggunaan kata tanya tersebut

(50)

Struktur kalimat tanya negatif:

1. 他 是 是 老师?

Ta shi bu shi lao shi?

Dia bukankah guru Subjek kata tanya objek? Bukankah dia seorang guru?

2. 你 去 去 银行?

Ni qu bu qu yin hang?

Kamu tidak pergi bank Subjek kata tanya objek? Kamu tidak pergi ke bank?

4.1.4 Kalimat Tanya Pilihan

(51)

Struktur kalimat tanya pilihan:

1. 你 的 车 是 新

Ni de che shi xin

Kamu (kepunyaan) mobil adalah baru Subjek (kepunyaan) objek predikat kata sifat

的 是 旧 的?

de hai shi jiu de?

kepunyaan atau lama kepunyaan kepunyaan konjungsi kata sifat kepunyaan Kendaraanmu ini baru atau lama?

2. 你 天 去 是 明天 去?

Ni jin tian qu hai shi ming tian qu?

Kamu hari ini pergi atau besok pergi?

Subjek ket. waktu predikat konjungsi ket. Waktu predikat?

(52)

4.1.5 Kalimat Tanya Retorik

Kalimat tanya retorik biasa juga disebut kalimat tanya penegas. Kalimat tanya ini memiliki arti kebalikan dari kalimat yang ditulis. Jika pertanyaan ditulis dalam bentuk positif, sesungguhnya arti kalimat itu mengarahkan penjawab untuk menjawab dalam bentuk negatif. Sama dengan kebalikannya, jika pertanyaan ditulis dalam bentuk negatif, arti kalimat tersebut mengharapkan penjawab untuk menjawab dalam bentuk positif. Namun kebanyakan jenis pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban.

Struktur kalimat tanya retorik:

1. 难道 就是 大学生 的 吗? Nan dao zhe jiu shi da xue sheng gan de shi ma?

Bukankah ini mahasiswa melakukan kepun yaan pekerjaan -kah

Partikel retorik

kata bantu

objek subjek predikat kepun

yaan objek

partikel tanya

(53)

2. 你 是 要 托福班 吗? Ni bu shi yao shang Tou fu ban ma?

Kamu tidak akan ikut TOEFL -kah

Subjek Partikel retorik pelengkap predikat objek Partikel retorik

Tidakkah kamu mau ikut kelas TOEFL?

4.2 Jenis dan Struktur Kalimat Tanya Bahasa Jepang 4.2.1 Kalimat Tanya dengan Jawaban Ya atau Tidak

Sesuai dengan namanya, jenis kalimat ini hanya membutuhkan jawaban berupa ya atau tidak. Jenis kalimat ini juga sama seperti jenis kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Mandarin (是非疑 句). Tidak ada ciri khusus dalam kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak ini.

Struktur kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak:

1. 新大阪

Koko ha shin Oosaka desu ka

Ini partikel Shin Osaka partikel

partikel tanya

Kata ket.

tempat partikel objek partikel

partikel tanya

(54)

2. そ ノ ト

Sore ha notto desu ka

Ini partikel catatan partikel partikel tanya

Kata ket.

tempat partikel objek partikel

partikel tanya

Apakah ini catatan?

3. 今晩 い

Konban issho ni biiru wo

Malam ini bersama bir partikel

Kata ket.

waktu adverbial objek partikel

Nomimasen ka

Minum partikel tanya

Predikat partikel tanya

(55)

4.2.2 Kalimat Tanya dengan Jawaban Berupa Pernyataan

Pada jenis kalimat tanya ini, penjawab akan memberikan jawaban berupa pernyataan. Pertanyaan diajukan dengan menggunakan kata tanya. Terdapat enam (6) jenis kata tanya yang terdapat dalam bahasa Jepang.

Struktur kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan:

1. 山田

Yamada-san ha doko desu ka

Yamada-san partikel dimana partikel partikel tanya

Subjek partikel kata tanya partikel partikel tanya

Dimanakah Yamada-san?

2. あ 誰

Are ha dare no kaban desu ka

Itu partikel siapa partikel

kepunyaan tas partikel

partikel tanya Kata ket. tempat partikel kata tanya partikel

kepunyaan objek partikel

partikel tanya

(56)

3. 毎晩 何 時 寝

Maiban nani ji ni nemasu ka

Setiap malam apa berapa partikel tidur

partikel tanya

Kata ket. waktu

kata

tanya objek partikel predikat

partikel tanya

(57)

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab sebelumnya telah dijabarkan mengenai struktur kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Dalam bab ini, penulis akan membahas hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Seperti yang telah dijelaskan dalam metode penelitian, setelah mengumpulkan data, penulis akan mengkontraskan dan memasukkan teori analisis kontrastif dalam meneliti perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam dua bahasa tersebut.

5.1 Perbedaan Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang

(58)

5.1.1 Perbedaan Jenis Kalimat Tanya

Sebuah perbedaan yang terlihat jelas dalam hal jenis kalimat tanya pada bahasa Mandarin dan bahasa Jepang adalah, jenis kalimat tanya. Bahasa Mandarin terdiri dari lima (5) jenis kalimat tanya, yaitu kalimat tanya ya atau tidak (是非疑 句), kalimat tanya dengan kata tanya (特指疑 句), kalimat tanya negatif (正反 句), kalimat tanya pilihan (选 择 疑 句), dan kalimat tanya retorik (反 句), sedangkan bahasa Jepang hanya memiliki dua (2) jenis kalimat tanya, yaitu kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak dan kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan.

Jenis kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan didalam bahasa Jepang, pada kenyataannya sama dengan jenis kalimat tanya dengan kata tanya dalam bahasa Mandarin. Persamaannya dapat dilihat dalam penjelasan tentang persamaan kalimat tanya. Namun bahasa Jepang tidak mengklasifikasikan kalimat tanya tersebut menjadi kalimat tanya tersendiri. Maka terdapat perbedaan jumlah jenis kalimat tanya antara bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

(59)

tanya dengan kata tanya dalam bahasa Mandarin termasuk ke dalam jenis kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam bahasa Jepang.

Jika dalam kalimat tanya pilihan bahasa Mandarin digunakan konjungsi yang menjadi ciri kalimat tanya tersebut, jenis kalimat tanya dengan jawaban pernyataan dalam bahasa Jepang juga ditemukan penggunaan konjungsi dalam kalimat tanyanya. Dengan begitu, kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin termasuk dalam kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam bahasa Jepang.

Dalam kalimat tanya retorik, bahasa Mandarin menggunakan partikel retorik yang digunakan sebagai kata tanya dan juga sebagai sebuah ciri dalam kalimat tanya jenis ini. Dalam kalimat tanya bahasa Jepang juga ditemukan kalimat tanya retorik walaupun tidak seperti bahasa Mandarin yang menggunakan partikel retorik, bahasa Jepang menggunakan sebuah negasi sebagai kata tanyanya. Jenis kalimat tanya retorik dalam bahasa Mandarin ini dapat diklasifikasikan menjadi kalimat tanya dengan jawaban pernyataan dalam bahasa Jepang.

Jenis kalimat tanya negatif dalam bahasa Mandarin yang menggunakan kata tanya „bukankah‟ termasuk dalam jenis kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Jepang. Hal ini disebabkan oleh persamaan penggunaan kata tanya „bukankah‟

yang juga ada dalam kalimat tanya bahasa Jepang. Kata tanya tersebut memiliki fungsi yang sama dengan kata tanya „apakah‟ dalam jenis kalimat tanya ya atau

(60)

tanya negatif digunakan kata tanya berbentuk negatif yaitu „bukankah‟ atau „tidakkah‟.

Dengan demikian, meskipun perbedaan jumlah jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, berdasarkan penggunaan kata tanyanya, beberapa jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dapat diklasifikasikan ke dalam jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang.

5.1.2 Perbedaan Struktur Kalimat Tanya

Dalam penelitian ini, penulis menemukan perbedaan antara kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan kalimat tanya dalam bahasa Jepang. Salah satu perbedaan yang mudah dilihat, yaitu kalimat tanya bahasa Mandarin menutup akhir kalimat dengan tanya tanya sedangkan kalimat tanya bahasa Jepang menggunakan partikel tanya (ka) sebagai pengganti tanda tanya.

Dibawah ini adalah uraian lebih rinci mengenai perbedaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

5.1.2.1 Kalimat Tanya Ya atau Tidak

(61)

Bahasa Mandarin:

你 咖啡 吗?

Ni he ka fei ma

Kamu minum kopi partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah kamu minum kopi?

Bahasa Jepang:

あ た コ 飲

Anata ha koohii wo nomimasu ka

Kamu partikel kopi partikel minum partikel tanya

Subjek partikel objek partikel predikat partikel tanya

Apakah kamu minum kopi?

(62)

Dalam kalimat tanya ya atau tidak bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, subjek „kamu‟ menempati posisi diawal kalimat. Predikat (he) yang berarti minum ditempatkan setelah subjek „kamu‟. Predikat tersebut lalu diikuti dengan objek

kopi yang dalam bahasa Mandarin ditulis menjadi 咖啡 (ka fei). Kalimat tanya dalam bahasa Mandarin ini ditutup dengan partikel tanya 吗 (ma) dan menggunakan tanda baca yaitu tanda tanya (?).

Pada kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Jepang, subjek „kamu‟ diletakkan diawal kalimat lalu diikuti oleh sebuah partikel (ha). Objek menempati posisi setelah partikel (ha). Objek kalimat berupa kata kopi yang dalam bahasa Jepang ditulis sebagai コ (koohii). Objek tersebut diikuti oleh partikel (wo) kemudian diikuti oleh predikat yaitu 飲 (nomimasu) yang memiliki arti minum. Kalimat tanya tersebut ditutup oleh partikel tanya (ka) sebagai pengganti tanda tanya (?).

5.1.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya 1. Apa

(63)

dapat melihat perbedaannya, berikut adalah contoh kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang menggunakan kata tanya apa:

Bahasa Mandarin

爸爸 什 ?

Ba ba xi huan shen me

Ayah suka apa Subjek predikat kata tanya Apa yang ayah sukai?

Pada kalimat tanya dengan kata tanya apa dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, subjek kalimat tanya yaitu Ayah menempati posisi di awal kalimat. Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kata tanya 什 (shen me) diletakkan diakhir kalimat. Kata tanya tersebut diletakkan setelah subjek 爸爸 (ba ba) dan predikat

(64)

Bahasa Jepang

父 何 好

Otou-san ha nani ga suki desu ka

Ayah partikel apa partikel suka partikel tanya

Subjek partikel kata tanya partikel predikat partikel tanya

Apa yang ayah sukai?

Dalam bahasa Jepang, pada awal kalimat tanya diletakkan subjek kalimat tanya yaitu 父 (Otou-san) diikuti oleh partikel (ha) yang berfungsi sebagai kata bantu subjek. Kemudian diletakkan kata tanya 何 (nani) yang diikuti oleh partikel (ga). Lalu predikat 好 (suki) yang memiliki arti suka diletakkan setelah kata tanya. Kalimat tanya ditutup dengan partikel tanya (desu ka) yang memiliki fungsi sebagai pengganti tanda baca tanda tanya (?).

(65)

2. Bagaimana

Kata tanya bagaimana memiliki dua makna pada penggunaannya dalam kalimat tanya, yaitu untuk menanyakan cara dan pendapat akan sesuatu. Penggunaan kata tanya bagaimana untuk menanyakan pendapat atau keadaan sesuatu, terdapat persamaan yang akan diuraikan pada sub bab 5.2.2. Dibawah ini adalah contoh penggunaan kata tanya bagaimana dalam fungsinya yang menanyakan cara dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Contoh kalimat tanya bahasa Mandarin:

你 怎 来 学校?

Ni zen me lai xue xiao Kamu bagaimana datang sekolah Subjek kata tanya predikat objek Bagaimana kamu datang ke sekolah?

(66)

Contoh kalimat tanya bahasa Jepang:

あ た う 学校 へ 来

Anata ha dou gakkou e ki ru no ka

Kamu partikel bagaimana sekolah partikel datang partikel tanya

Subjek partikel kata tanya objek partikel predikat partikel tanya

Bagaimana kamu datang ke sekolah ini?

Dalam kalimat tanya bahasa Jepang, subjek あ た (anata) yang diikuti oleh partikel (ha) menempati posisi diawal kalimat tanya. Kata tanya う (dou) menempati posisi setelah subjek dan partikel. Setelah kata tanya terdapat objek kalimat yaitu学校 (gakkou) yang berarti sekolah. Objek diikuti oleh partikel へ (e) yang merupakan kata ganti untuk menunjuk sebuah tujuan. Predikat diletakkan setelah objek dan partikel. Predikat dari kalimat tanya dalam bahasa Jepang adalah

来 (kiru no) yang memiliki arti datang. Kemudian dalam bahasa Jepang

kalimat tanya ditutup dengan partikel tanya (ka) yang menggantikan peran tanda baca tanda tanya (?) dalam kalimat tanya.

(67)

objek. Dalam kalimat tanya bahasa Jepang, kata tanya う (dou) diikuti oleh objek kemudian predikat.

3. Mengapa

Kalimat tanya dengan kata tanya mengapa memiliki perbedaan struktur dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kata tanya 什 (wei shen me) dapat diletakkan pada awal kalimat sebelum atau sesudah subjek. Sedangkan dalam bahasa Jepang, kata tanya う (doushite) lebih banyak ditemukan diletakkan pada awal kalimat saja sebelum subjek. Agar perbedaan dapat terlihat, berikut adalah contoh kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin:

Bahasa Mandarin:

1. 你 什 每天 都 学 呢?

Ni wei shen me mei tian dou xue xi ne

Kamu mengapa setiap hari semua belajar partikel tanya

Subjek kata tanya ket. waktu pelengkap predikat partikel tanya

(68)

2. 什 你 每天 都 学 呢?

Wei shen me ni mei tian dou xue xi ne

Mengapa kamu setiap hari semua belajar partikel tanya

Kata tanya subjek ket. waktu pelengkap predikat partikel tanya

Mengapa kamu belajar setiap hari?

Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kata tanya 什 (wei shen me) dapat diletakkan sebelum atau sesudah subjek kemudian diikuti predikat, objek, atau partikel lain dalam kalimat tanya tersebut. Dari contoh diatas, kata tanya 什 (wei shen me) diletakkan sebelum dan sesudah subjek 你 (ni) yang berarti kamu. Kemudian terdapat pelengkap 都 (dou) yang memiliki arti semua. Kata pelengkap tersebut digunakan untuk melengkapi keterangan waktu 每天 (mei tian) yang berarti setiap hari. Keterangan waktu diikuti oleh predikat 学 (xue xi) yang berarti belajar. Kalimat tersebut ditutup dengan partikel tanya 呢 (ne).

(69)

Bahasa Jepang:

う あ た 毎日 勉強

Doushite anata ha mainichi benkyou suru no desu ka

Mengapa kamu partikel setiap hari belajar partikel tanya

Kata tanya subjek partikel ket. waktu predikat partikel tanya

Mengapa kamu belajar setiap hari?

Kalimat tanya dalam bahasa Jepang diatas walaupun memiliki arti yang sama dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin, namun penggunaan kata tanya hanya dapat diletakkan diawal kalimat sebelum subjek. Kata tanya う (doushite) diletakkan di awal kalimat sebelum subjek あ た (anata). Setelah itu subjek kalimat diikuti oleh partikel (ha) dan keterangan waktu 毎日 (mainichi). Berbeda dengan bahasa Mandarin yang kata keterangan waktunya memerlukan pelengkap, dalam bahasa Jepang kata keterangan waktu yang berarti setiap hari tidak memerlukan pelengkap. Setelah keterangan waktu, diiletakkan predikat 勉強

(70)

4. Dimana

Kalimat tanya dengan penggunaan kata tanya dimana pada bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki perbedaan posisi kata tanya dalam kalimat tanya. Untuk dapat melihat perbedaan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, dibawah ini adalah contoh kalimat tanya tersebut:

Bahasa Mandarin:

1. 你 在 哪 工作?

Ni zai na li gong zuo

Kamu di dimana bekerja Subjek preposisi kata tanya predikat Dimana kamu bekerja?

2. 你 住 在 哪 ?

Ni zhu zai na li

Kamu tinggal preposisi dimana Subjek predikat preposisi kata tanya Dimana kamu tinggal?

Pada kalimat tanya dengan kata tanya dimana dalam bahasa Mandarin, subjek „kamu‟ diletakkan di awal kalimat, diikuti preposisi在 (zai) yang menunjukkan

(71)

diletakkan sebelum atau sesudah kata tanya. Pada contoh kalimat tanya bahasa Mandarin nomor satu (1), predikat工作 (gong zuo) yang berarti bekerja diletakkan di akhir kalimat setelah kata tanya 哪 (na li). Pada contoh kalimat tanya bahasa Mandarin nomor (2), predikat 住 (zhu) yang berarti tinggal diletakkan sebelum kata tanya哪 (na li).

Bahasa Jepang:

1. あ た 働く

Anata ha doko ni hataraku desu ka

Kamu partikel dimana partikel bekerja partikel tanya

Subjek partikel kata tanya partikel predikat partikel tanya

Dimana kamu bekerja?

2. あ た 住

Anata ha doko ni sumu desu ka

Kamu partikel dimana partikel tinggal partikel tanya

Subjek partikel kata tanya partikel predikat partikel tanya

(72)

Pada kalimat tanya dengan kata tanya dimana dalam bahasa Jepang. Kata (doko) menempati posisi sebelum predikat dan objek dalam kalimat tanya. Contoh kalimat tanya bahasa Jepang nomor (1), kata tanya (doko) diletakkan sebelum predikat 働く (hataraku) yang berarti bekerja. Begitu juga pada contoh kalimat bahasa Jepang nomor (2), kata tanya (doko) diletakkan sebelum predikat住 (sumu) yang berarti tinggal. Kata tanya tersebut juga diapit oleh dua partikel, yaitu partikel (ha) dan partikel (ni).

Dari contoh kalimat tanya dengan kata tanya dimana dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang diatas dapat dilihat perbedaan posisi kata tanya. Penempatan kata tanya dimana dalam kalimat tanya bahasa Mandarin dapat diletakkan sebelum atau sesudah predikat, sedangkan kata tanya dimana dalam kalimat tanya bahasa Jepang diletakkan sebelum predikat.

5. Kapan

(73)

Bahasa Mandarin:

你 什 时候 回 家?

Ni shen me shi hou hui jia

Kamu kapan kembali rumah Subjek kata tanya predikat objek Kapan kamu pulang ke rumah?

Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kalimat tanya diawali dengan subjek

你 (ni). Setelah subjek, diletakkan kata tanya kapan yang dalam bahasa Mandarin

ditulis sebagai什 时候 (shen me shi hou). Kata tanya diikuti oleh predikat回 (hui) yang memiliki arti kembali atau pulang. Kemudian predikat diikuti oleh objek 家 (jia) yang berarti rumah lalu kalimat tanya ditutup dengan tanda tanya (?).

Bahasa Jepang:

あ た い 家 帰

Anata ha itsu ie ni kaeru desu ka

Kamu partikel kapan rumah partikel pulang partikel tanya

Subjek partikel kata tanya objek partikel predikat partikel tanya

(74)

Dalam kalimat tanya bahasa Jepang, kalimat tanya diawali oleh subjek あ た (anata) dan partikel (ha). Setelah subjek dan partikel diletakkan kata tanya kapan dalam bahasa Jepang yaitu い (itsu). Kemudian kata tanya diikuti oleh objek 家 (ie) yang berarti rumah. Objek diikuti oleh partikel (ni) lalu diikuti oleh predikat 帰 (kaeru) yang berarti pulang. Kalimat tanya dalam bahasa Jepang diakhiri oleh partikel tanya (desu ka) sebagai pengganti tanda tanya (?).

Dari contoh kalimat tanya dengan kata tanya kapan diatas dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Perbedaan terlihat pada penempatan predikat dan objek kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, sesudah kata tanya kapan terdapat predikat lalu objek. Dalam kalimat tanya bahasa Jepang, sesudah kata tanya kapan terdapat objek lalu predikat.

5.1.2.3 Kalimat Tanya Negatif

(75)

Jenis kalimat tanya negatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki perbedaan struktur kalimat tanya. Kalimat tanya negatif di kedua bahasa menggunakan kata tanya yang mengindikasikan kalimat tanya negatif di dalamnya. Pada kalimat tanya negatif dalam bahasa Mandarin kata tanya yang digunakan berbentuk pengulangan predikat dengan kata (bu) diantaranya, sedangkan dalam bahasa Jepang kata tanya yang digunakan ialah predikat yang diikuti oleh negasi - せ (shimasen). Kata tanya yang digunakan dalam kalimat tanya negatif bahasa Mandarin dan bahasa Jepang tersebut menjadi indikasi sebuah kalimat tanya berjenis kalimat negatif. Jawaban yang diharapkan oleh penanya terhadap lawan bicaranya yaitu sebuah jawaban dalam bentuk kalimat positif. Agar terlihat perbedaan struktur dari kalimat tanya negatif, dibawah ini adalah contoh kalimat tanya negatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Bahasa Mandarin:

天 晚 们 去 去 酒?

Jin tian wan shang wo men qu bu qu he jiu

Hari ini malam hari kita tidakkah pergi minum arak

Kata ket. waktu

kata ket.

waktu subjek kata tanya predikat objek

(76)

Struktur kalimat tanya negatif bahasa Mandarin meletakkan subjekk di awal kalimat tanya. Setelah subjek, dalam kalimat tanya negatif bahasa Mandarin terdapat kata tanya去 去 (qu bu qu). Setelah itu kata tanya diikuti oleh predikat (he) yang berarti minum dan objek 酒 (jiu) yang berarti arak. Kalimat tanya bahasa Mandarin ditutup dengan tanda tanya.

Bahasa Jepang

今晩 私たち 飲

Konban watashi tachi ha biiru wo nomi ni

Malam ini kita partikel arak partikel minum partikel

Kata ket.

waktu subjek partikel objek partikel predikat partikel

行 せ

Ikimasen ka.

tidakkah pergi partikel tanya

kata tanya partikel tanya

(77)

Dalam kalimat tanya bahasa Jepang, subjek私たち (watashi tach

Gambar

Tabel 5.2 Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Triangle formed by a point on the line and two points outside the line.. There are 3

INSTRUMEN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP GURU..

However, only the new IOP from the in-situ self calibration were not able to model the inaccuracies of the direct measurements of the position and orientation of

Pada hari ini Selasa tanggal Tiga bulan April tahun Dua Ribu Dua Belas pukul 12.00 Wib, kami Panitia Lelang Jasa Konstruksi Rehabilitasi Ruang Kelas MAN Takeran Tahun

Survelan atau pemantauan bahan vaksin dan drug veterinar samada melalui pemeriksaan rekod, stok dan inventori akan dijalankan di semua premis haiwan seperti

dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia dididik dan dibina di Sekolah Tinggi Teologi Aletheia Lawang untuk. dipersiapkan menjadi

Both Root Mean Square (RMS) and Average Power Spectrum (AVG) are employed to extract features of EEG signal data and then used for identification, by which a