• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemunculan kearifan lokal dan perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari kondisi geogarfis wilayah dimana kearifan lokal itu ada. Kearifan lokal merupakan produk pikiran manusia sebagai jawaban atas tantangan yang diberikan alam kepada manusia dalam upaya mempertahankan eksistensi hidupnya. Kearifan lokal asli suatu daerah memiliki tingkat adaftasi tinggi sehingga kearifan lokal tersebut akan sejalan dengan ekosistem wilayah tersebut. Setelah mencermati pembahasan dalam BAB IV, ada beberapa hal yang perlu disampaikan di sini sebagai simpulan, antara lain sebagai berikut.

1. Kearifan lokal warga Kasepuhan merupakan bentuk upaya mitigasi bencana longsor, khusunya mengenai sistem perladangan, pandangan hidup, bentengan, ngalelemah, ngabeberah dan talutug. Besar kemungkinan kearifan lokal warga Kasepuhan yang bertahan sampai sekarang diperoleh melalui tray and error. Sehingga kearifan lokal tersebut sangat adaptif dengan alam lingkungannya yang berbukit-bukit. 2. Pertumbuhan jumlah penduduk warga Kasepuhan menjadi penyebab berubahnya sistem pertanian warga Kasepuhan yang tadinya berladang menjadi sistem persawahan. Ini karena perladangan memerlukan lahan yang luas, sedangkan pertambahan jumlah penduduk membuat lahan menjadi terbatas.

3. Tidak ada cara dan waktu khusus yang dilakukan oleh warga Kasepuhan dalam mendidik generasi muda terhadap tradisinya. Pendidikan dilakukan melalui sosialiasi, enkulturasi dan internalisasi. Sosialiasi berlangsung ketika mulai bergaul dengan lingkungannya, dan juga dilibatkanya mereka dalam berbagai kegiatan sepertani bertani dan berbagai macam upacara. Enkulutrasi terjadi ketika dilibatkan secara

135

Yoga Septian, 2013

Mitigasi Bencana Longsor Pada Komunitas Kasatuan Adat Banten Kidul Di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berulang-ulang dalam berbagai kegiatan yang menyangkut tradisi. Sedangkan internalisasi terjadi ketika anak-anak warga Kasepuhan tidak harus diperintah dan diajarkan lagi dalam berbagai kegiatan tradisinya.

4. Tradisi warga Kasepuhan adalah karya besar manusia yang mencerminkan kemampuan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Kita bisa belajar dari mereka mengenai bagaimana cara berdapatasi di lingkungan alam yang berbukit-bukit dari mereka, lebih dikhususkan pada upaya mitigasi bencana longsor. Tradisi ini sangat bagus kita sebarluaskan terutama pada generasi muda. Khusus di SMA Negeri 1 Cisolok, tradisi ini di perkenalkan pada mata pelajaran Geografi di kelas sepuluh pada subbab pedosfer.

Dari beberapa simpulan yang disampaikan di atas, ada satu benang merah yang bisa kita ambil, yaitu kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada jaman dulu, khususnya orang Sunda memiliki kekayaan nilai yang sangat tinggi. Perlu kajian lebih lanjut agar berbagai macam kekayaan yang masih tersimpan dapat ditemukan.

B. Saran

Adapun saran yang hendak saya sampaikan pada bagian yang akhir ini adalah :

1. Terjadi gejala pada masyarakat kita dimana mereka sudah merasakan jenuh dengan kebudayaan sendiri. Rasa jenuh ini muncul karena mereka tidak memahami makna kebudayaannya. Rasionalisasi dari setiap bagian kebudayaan yang tidak masuk akal harus dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak kehilangan kebudayaannya sendiri. Saluran apakah yang bisa digunakan untuk menyebarkan rasionalisasi yang tadi dimaksud? Salah satunya dapat melalui pendidikan, maka pendidikan kebudayaan dalam setiap jenjang pendidikan penting diberikan pada para peserta didik.

136

Yoga Septian, 2013

Mitigasi Bencana Longsor Pada Komunitas Kasatuan Adat Banten Kidul Di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Mitigasi bencana sampai saat ini dirasa belum maksimal. Rasanya masih asing di telinga warga ketika kata tersebut diucapkan. Mengikut sertakan kearifan lokal masyarakat Indonesia dalam upaya mitigasi bencana adalah suatu langkah yang bijak karena kearifan lokal merupakan bagian dari kehidupan warga.

3. Khusus bagi warga Kasepuhan sendiri, saat ini lahan yang mereka tinggali statusnya masih bersengketa dengan pihak PERHUTANI. Sebaiknya sengketa ini segera diselesaikan agar status lahan yang mereka tinggali menjadi jelas dan hak-hak mereka sebagai masyarakat adat diakui.

Demikianlah beberapa saran yang hendak peneliti sampaikan dalam penelitian ini. Besar harapan penilitian ini dapat memberikan manfaat.

136

Yoga Septian, 2013

Mitigasi Bencana Longsor Pada Komunitas Kasatuan Adat Banten Kidul Di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adimiharja, Kusnaka. 1992. Kasepuhan Yang Tumbuh di Atas yang Luruh. Bandung : PT. Tarsito.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. AdiMahasatya. BAKORNAS PB. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Mitigasinya di

Indonesia. Jakarta. Direktorat Mitigasi, Lakhar BAKORNAS PB.

Bungin, Burhan. M. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta :Kencana.

Danadibrata, R. A. 2006. Kamus Basa Sunda. Bandung : PT. Kiblat Buku Utama. Erwinantu. 2012. Saba Baduy Sebuah Perjalanan Wisata Budaya Inspiratif.

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Harsojo.1984. Pengantar Antropologi. Jakarta :Binacipta.

Kamil Pahsya, Gurniwan. 2006. Geografi : Pemahaman Konsepdan Metodologi. Bandung :Buana Nusantara.

Karnawati, Dwikorita. 2005. Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia

dan Upaya Penanggulangannya. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geogologi

Fakultas Teknik UGM.

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: UI PRESS. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropolgi I. Jakarta: PT. RinekaCipta. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi II. Jakarta: PT RinekaCipta. Mulyoutami, E. dkk. 2010. Perubahan Pola Perladangan. Bogor: World

Agroforesty Centre.

Nandi. 2007. Longsor. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi

PERMEN PU. 2007. Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum

Rafi’I, S. 1995. Meteorologi dan Klimatolog. Bandung: Angkasa

Pemerintah. 2008. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Jakarta: Pemerintah RI

Rosidi, Ajip. 2010. Mencari Sosok Manusia Sunda. Jakarta: PT. DuniaPustaka Jaya.

Rosidi, Ajip. 2011. Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung : PT. Kiblat Buku Utama.

137

Yoga Septian, 2013

Mitigasi Bencana Longsor Pada Komunitas Kasatuan Adat Banten Kidul Di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatandan Analisis

Keruangan. Bandung : Alumni.

Sumardjo, Jakob. 2009. Simbol-Simbol Artepak Budaya Sunda. Bandung: Kelir. Tika, Pabundu.1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan KaryaI lmiah. Bandung: UPI.

Skripsi, Tesis dan Disertasi :

Ayuni, Fithri Nuru. 2011. Persepsi Masyarakat Terhadap Tanah Longsor di

Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung. Bandung. Skripsi Jurusan

Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hermanto.2012. Revitalisasi Nilai-Nilai Pendidikan IPS (Studi Etnopedagogik

Pada Kesatuan Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul Di Kabupaten Sukabumi). Disertasi Doktor pada PPS PIPS-UPI Bandung:

Tidak Diterbitkan

Kodir, A. 2009. Keanekaragaman dan Bioprospek Jenis Tanaman Dalam Sistem

Kebun Talun di Kasepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Bogor: IPB

Kurniawan, Iwan. 2002. Sistem Pengelolaan Lahan Oleh Masyarakat Kasepuhan

di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun. Bogor: Fakultas

Kehutanan-IPB

Noviantri, AD. 2011. Kelembagaan Lokal Dalam Pemanfaatan Aren dan Peranan

Hasil Gula Aren Bagi Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Kasepuhan. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia-IPB

Jurnal dan Laporan Penelitian:

Gunadi, Sunarto, dkk. 2004. Tingkat Bahaya Longsor di Kecamatan Sami Galuh

dan Daerah Sekitarnya, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Gedung Pasca Sarjana UGM

Kamil Pasya, G. 2007. Perlindungan Hutan Melalui Kearifan Lokal. Bandung: Pendidika Geografi-UPI

Kuswaji, dkk. 2006. Analisis Tingkat Bahaya Longsor Tanah di Kecamatan

Banjar Mangu Kabupaten Banjarnegara. Surakarta: F.Geografi-UMS

138

Yoga Septian, 2013

Mitigasi Bencana Longsor Pada Komunitas Kasatuan Adat Banten Kidul Di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mubekti, dkk. 2008. Mitigasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan

Teknik Pemodelan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan). Jakarta: Pusat Teknologi

Inventarisasi Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Maryani, Enok. 2006. Geografi Dalam Perspektif Keilmuan dan Pendidikan di Persekolahan. Bandung: Pendidikan Geografi-UPI

Nugroho J.A, dkk. 2011. Pemetaan Daerah Rawan Longsor Dengan

Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Hutan Lindung Kabupaten Mojokerto). Jakarta: LAPAN

Permana, E. Cecep, dkk. 2011. Kearifan Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada

Masyarakat Baduy. Depok: UI

Internet :

Akhmad, Sudrajat. 2010: Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003

Tentang SISDIKNAS: www.akhmadsudrajat.wordpres.com (24 Juli 2013)

Afdhal. 2010. Catatan Seorang Ekplorator: Pertambangan, Mass Wasting.Tersedia di www.afdhal-eksplorator.blogspot.com (24 Juli 2013)

Badan Penanggulangan Bencana. 2012. Definisi Bencana. Tersedia di

www.bnpb.go.id(24 Juli 2013)

DEPHUT. 2012. Stuktur Sosial Warga Kasepuhan dan Masing-Masing Peran

Terhadap Pelestarian Kearifan Lokal. Tersedia di www.dephut.go.id(24 Juli 2013)

Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, BAPPENAS. 2013.

www.bappenas.go.id (5 September 2013)

Geografi. 2004. Longsor Tanah. Tersedia di www.geografi-geografi.blogspot.com

(5 September 2013)

P2MB UPI. 2010. Apakah Mitigasi Bencana Itu. Tersedia di

www.p2mb.geografi.upi.edu (5 September 2013)

Tim Wacana Nusantara. 2012. Masyarakat Kasatuan Adat Banten Kidul. Tersedia di www.antaranews.com(23 juli 2013)

Undang-undang 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Tersedia di

139

Yoga Septian, 2013

Mitigasi Bencana Longsor Pada Komunitas Kasatuan Adat Banten Kidul Di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

SINDO. 2012. Seren Taun. Tersedia di www.sindonews.com (23 juli 2013)

Yogasmana, Yoyo. 2013. Musim Panen. Tersedian di www.ciptagelar.org(22 juli 2013)

Dokumen terkait