• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan temuan, hasil analisis data penetilian dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab III dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Hasil tindakan pada siklus I setelah diberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa terdapat 18 dari 30 siswa yang mengikuti tes memiliki nilai dengan kategori minimal sedang atau sebesar 60% siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika secara klasikal. Kemudian setelah tindakan diperbaiki sesuai refleksi, pada siklus II sebanyak dua kali pertemuan siswa kembali diberi tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, terdapat 27 dari 30 siswa yang mengikuti tes memiliki nilai dengan kategori minimal sedang. Tingkat keberhasilan pada siklus II ini secara klasikal sebesar 90 %. Hal ini berarti ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 30 %.

2. Hasil tindakan pada siklus I setelah diberikan tes kemampuan koneksi matematika siswa, terdapat 20 dari 30 siswa yang mengikuti tes kemampuan koneksi matematika memiliki nilai dengan kategori minimal sedang atau sebesar 66,67% siswa memiliki tingkat kemampuan koneksi matematika secara klasikal. Kemudian setelah tindakan diperbaiki sesuai refleksi, pada siklus II sebanyak dua kali pertemuan siswa kembali diberi tes kemampuan koneksi matematika siswa, terdapat 28 dari 30 siswa yang mengikuti tes kemampuan koneksi matematika memiliki nilai dengan kategori minimal

186

sedang. Tingkat keberhasilan pada siklus II ini secara klasikal sebesar 93,33%. Hal ini berarti ada peningkatan kemampuan koneksi matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 26,67%.

3. Hasil observasi respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem menunjukkan bahwa pada siklus I persentase respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem adalah 93,36% siswa memberikan respon yang positif. Setelah tindakan diperbaiki sesuai refleksi, pada siklus II terdapat 95,12% siswa yang memberikan respon positif. Hal ini menujukkan adanya peningkatan respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem dari siklus I ke siklus II.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran matematika, yaitu:

1. Bagi Guru Matematika

a) Para guru matematika disarankan untuk menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem sebagai model pembelajaran alternative dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika

b) Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem sebaiknya para guru mempersiapkan dengan baik perangkat pendukung seperti lembar kerja kelompok beserta buku pendukung seperti buku siswa.

187

c) Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran.

d) Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem hendaknya pembagian kelompok harus heterogen secara akademik, suku dan ras. Sehingga akan menumbuhkan sikap bersosialisasi yang baik dikalangan siswa. 2. Bagi Siswa

a) Hendaknya siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam diskusi kelompok dan lebih bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan kepada tim kelompoknya.

b) Para siswa harus lebih disiplin dalam menggunakan waktu pada saat diskusi kelompok, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Bagi Sekolah

a) Hendaknya memberikan workshop atau pelatihan dalam penggunaan model-model pembelajaran.

b) Memberikan pelatihan kepada guru-guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran. c) Mengintruksikan kepada para guru untuk menciptakan pembelajaran

yang melibatkan keaktifan siswa, dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem.

188

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar mempersiapkan bahan pendukung yang relevan dalam mengakomodasi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematika siswa.

5. Bagi lembaga terkait, perlu adanya pelatihan dan pengembangan model pembelajaran khususnya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pendekatan open ended problem dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa.

189

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I.,(1997).Classroom Instructional and Management, New York,

McGraw Hill Book companies, Inc.

__________.(2008).Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Pustaka Belajar,

Yogyakarta. (penerjemah Soetjipto, dkk)

__________. (2008) Learning to Teach: BelajaruntukMengajar. Buku Dua.

(Penterjemah: Helly Prayitno Soetjiptodan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: PustakaPelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2005. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara. ________________.2008.Dasar-dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara.

AsepIkin S., dan Utari Sumarmo. (2010). Pengaruh Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan Setting Jigsaw terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Siswa SMA. Disampaikan pada seminar nasional pendidikan matematika, Yogyakarta tanggal 27

November 2010. [ONLINE]. Tersedia

:http://eprints.uny.ac.id/10497/1/P10-Asep%20Ikin.pdf. [Diakses 10

Oktober 2015]

Bella, RM.,(2011). Peningkatan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui

Pendekatan Matematika Realistik. Tesis PPs Unimed.TidakDiterbitkan.

Crawford, L.M. 2001.Teaching Contextually.Research, Rationale, and Techniques

for Improving Motivation and Achievement in Mathematics and Science. Texas: CCI Publishibg, Inc.Online http://library.nu. diaksestgl. 20 Januari 2014.

Depdiknas., (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional

EmanGhanemNayef, dkk.(2013).Taxonomies of Educational Objective

Domain.International Journal of Academic Research in Business and Social SciencesSeptember2013, Vol. 3, No. 9ISSN: 2222-6990. [ONLINE].Tersedia

:http://hrmars.com/hrmars_papers/Taxonomies_of_Educational_Objective _Domain.pdf. [Diakses 10 Oktober 2015]

Harahap, R. (2012). “Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan

Koneksi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Dengan Kooperatif Tipe Stad Di Smp Al-Washliyah 8 Medan” Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 5 Nomor 2, hal 186-204

190

Herdian. (2010). Kemampuan Koneksi Matematik Siswa. [Online]. Tersedia:

https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-koneksi-matematik-siswa/. [20 Januari 2014]

Hudoyo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud

_________. (1990). Pembelajaran Matematika. Dirjen Dikti: Jakarta

Hulukati, E.(2005). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa Smp Melalui Model Pembelajaran Generatif. Tesis UPI Bandung. PPs UPI Bandung.

Hutagalung, JB.(2009). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan

komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Tesis PPS UPI Bandung:

Diterbitkan 27 Juni 2014. [Online]

.http://repository.upi.edu/id/eprint/9462. [Diakses 10 Oktober 2015]

Kurniawan, R.(2006). Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk

Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMK. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kusuma, D.A. (2003). Meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa

sekolah lanjutan tingkat pertama dengan menggunakan metode inquiri. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kadir (2010). Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis potensi Pesisir

sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matemati, Komunikasi Matematik dan Keterampilan social Siswa SMP. Disertasi PPS UPI Bandung.Tidak Diterbitkan

Leiken, R. &Zaslavsky.(1997). Facilitating Student Interaction in Mathematics in

a Cooperative Learning Setting. Journal For Research in Mathematics Education Volume 28 Number 3. May 1997 P. 331-354 USA: NCTM.Inc.

Malone, J.A danKrismanto A. (1997).Indonesian Students’ Attitudes and

Perceptions Towards Small Group Work in Mathematics. Journal of Science and Mathematics Educations in Southeast Asia.Vol XVI, No.2 tahun 1997.

Marsigit, MA.,(2003).Pendalaman dan Pengembangan Konsep Kurikulum 2004

dan Silabus Berbasis Kompetensi Matematika SMP.Pelatihan TOT II Ilmu-Ilmu Dasar Se-Indonesia di PPPG Matematika Yogyakarta.FMIPA Universitas Yogyakarta.

Marzuki, A. (2006). Implementasi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa.Tesis.PPs Universitas Pendidikan Indonesia.

191

Murni.(2013). “Open-Ended Approach in Learning to Improve Students ThinkingSkills in BandaAceh.” International Journal of Independent Research and Studies-IJIRS ISSN:2226-4817; EISSN:2304-6953 VOL.2, NO.2 (April 2013) 95-101 Indexing and Abstracting: Ulrich’s-Global

Serials Directory. [Online]

http://pakacademicsearch.com/pdf-files/art/68/95-101%20Vol.%202,%20No.2%20% 28 April,

%202013%29.pdf. [Diakses 21 Oktober 2015]

Muzamillah. (2013). Definisi Belajar Menurut Para Ahli .[Online]. Tersedia:

https://muzzam.wordpress.com/2013/08/11/catatan-definisi-belajar-menurut-para-ahli/. [20Januari 2014]

NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School

Mathematics.Reston, VA: NCTM.

NCTM.(2000). Principles and Standard for School Mathematics. Restin.VA:

NCTM

Napitupulu, E. Elvis. 2008. “Peran Penalaran dalam Pemecahan Masalah

Matematik”. Makalah disajikan di Seminar Nasional dan Pendidikan Matematika tahun 2008 (167-180)

Nanang Priatna, dkk.(2015).Advanced Learning Mathematics 1A for grade X

Senior High Schooli. Bandung: PT.Grafindo Media Pratama

Oemar Hamalik. (2003). Proses belajarMengajar.Jakarta: PT BumiAksara

_____________. (2009).Proses BelajarMengajar. Bandung: BumiAksara

Purwati.(2015).Efektifitas pendekatan Creative problem Solving Terhadap

kemampuan Pemecahan Masalah matematika pada siswa SMA. Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika (JIEM)Vol. 1/No.1/April 2015ISSN: 977-2442-8780-11. Program Studi Pendidikan Matematika-FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

Rahman Swandi.(2013).MetodePemecahanMasalahMenurut Para Ahli..[Online].

Tersedia

:https://www.facebook.com/permalink.php?id=556439677720174&story_f bid=596135137083961. Diaksestanggal 28 Agustus 2015.

Riikahandayanii.(2013). PembelajaranMatematik.[Online].Tersedia:

https://riikahandayanii.wordpress.com/2013/03/. [20 Januari 2014]

RiansyahEfran.(2012). Proses BelajarMengajar.[Online].Tersedia:

http://riansyahefran-punyakoe.blogspot.co.id/2012/02/proses-belajar-mengajar.html. [18Oktober 2015]

Ruseffendi, E.T. (1988). PengajaranMatematika Modern danMasaKiniUntuk

192

_____________.(1991). Dasar-dasarPenelitianPendidikandan Non

EksaktaLainnya.Semarang.IKIP Semarang Press

Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media, 2010).

Sinaga, B.(1999). Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Masalah

(Problem Based Instruction) Pada Kelas I SMU Dengan Bahan Kajian Fungsi Kuadrat. Tesis PPs IKIP Surabaya. Tidak Diterbitkan.

________.(2009). Kemampuan Pemecahan Masalah.. [Online].Tersedia:

http://Formala.Multifly.com/journal/item/Diaksestanggal 28 Agustus 2015.

Slameto.1995. Belajar Dan Factor-faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta

:Rinekacipta. Edisirevisi.

______.(2003).Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Somakim.(2007). Pengembangan Berpikir Matematika Tingkat Lanjut Melalui

Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematikapada tanggal 24 Nopember 2007 di UNY

Suherman, dkk.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: UPI

____________. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: UPI.

Sujono.1988. PengajaranMatematika.Depdikbud. Jakarta

Sumarmo, U. (2005). Pengembangan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa

SMP dan SMU serta Mahasiswa S1 Melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. Laporan Hibah Pascasarjana Tahun Ketiga. UPI Bandung.

__________. (2006). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Makalah pada Penelitian Pelatihan Guru MTs Bandung

__________. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan

Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Artikel pada FPMIPA

UPI Bandung. Tersedia (online)

padahttp://math.sps.upi.edu/?p=58.Diaksespadatanggal 14Oktober 2015.

Suparno, Paul.2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

193

Suradi.(2004). Interaksi Siswa SMP Dalam Pembelajaran Kooperatif. Disertasi

PPs UNESA. Tidak Diterbitkan.

Suradi&Djadir. 2004. Model Pembelajaran Kooperatif.

http://72.14.203.104/search?q=cache:_i-Diaksespadatanggal 21 April

2012.

Syaban, Mumun. (2010). Menumbuhkembangkan Daya Dan Disposisi Matematis

Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Investigasi.

[Online].Tersedia:http://madfirdaus.wordpress.com/2010/01/03/menumbu hkembangkan-daya-dan-isposisi-matematis-siswa-sma-melalui-model-pembelajaran-investigasi. [ 6Februari 2013]

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain.(2002). Strategi Belajar Mengajar. Rev.ed. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Tim PLPG.(2008). Buku Panduan Dalam Pendidikan Dan Profesi Guru SMA

Rayon 2 Universitas Negeri Medan. UNIMED

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progesif. Jakarta : Kencana.

Dokumen terkait