• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi realisasi bentuk pemahaman anak usia prasekolah terhadap tuturan deklaratif serta hubungannya dengan kesantunan berbahasa. Dalam menanggapi atau merespon tuturan deklatatif, anak usia prasekolah melakukannya dalam dua bentuk utama yaitu mengiyakan atau menolak. Dalam mengiyakan atau menyetujui tuturan deklaratif anak melakukannya dalam dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Demikian pula ketika melakukan penolakan terhadap tuturan deklaratif anak melakukannya secara langsung maupun tidak langsung. Pada anak usia 4 – 5 tahun, bentuk mengiyakan atau menerima tuturan deklaratif dilakukan dalam tujuh cara yaitu: a) Bentuk mengiyakan secara langsung berupa jawaban pertanyaan, b) Mengiyakan secara tidak langsung dengan penegasan/dukungan, c) Mengiyakan dengan bentuk verbal berupa pertanyaan, d) Mengiyakan dengan respon yang mengandung sesuatu makna yang menyenangkan, e) Mengiyakan secara langsung dengan pernyataan kemampuan atau kesanggupan, f) Bentuk tanggapan mengiyakan secara verbal dengan menawarkan bantuan, g) Mengiyakan dengan melakukan tindakan seperti yang diperintahkan, h) Diam tanpa bicara. Demikian halnya dalam menolak tuturan deklaratif dilakukan dalam lima cara yaitu a) Tuturan deklaratif menolak secara langsung dengan menyalahkan orang lain, b) Tuturan deklaratif penolakan dengan menggunakan kata penolakan langsung, c) Tuturan deklaratif menolak secara tidak langsung dengan memberikan alasan, d) Tuturan deklaratif bentuk pernyataan penolakan tidak langsung dengan alasan, e) Tututuran deklaratif bentuk penolakan berupa jawaban pertanyaan

Pada hakikatnya anak usia 4–5 tahun sudah memiliki kemampuan pragmatis dalam kaitannya dengan pemahamannya terhadap tindak tutur deklaratif, namun demikian seiring dengan perkembangan usianya, bentuk alasan yang diberikan sudah semakin rasional dan semakin terdengar lebih santun. Kaitannya dengan prinsip kesantunan, penolakan dikaitkan dengan ancaman terhadap muka kelompok deklaratif yang mengancam muka negatif lawan tutur dan dapat juga dimasukan dalam kelompok ekspresif yang mengancam wajah positif lawan tutur. Penelitian menunjukkan bahwa adanya pemahaman tuturan deklaratif anak usia 4–5 tahun pada PAUD Mawar Motung. Pemahaman tersebut terlihat pada kemampuan memahami tindak tutur deklaratif serta bagaimana anak mulai menguasai prinsip kesantunan. Psikolinguistik Interaksionis anak juga menunjukkan adanya interaksi positif dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa serta kemampuan mental dan lingkungan bahasa anak dan menunjukkan bahwa kognitif anak bekerja dengan baik karena lawan tutur mampu memahami tuturan yang disampikan oleh penutur begitu juga sebaliknya.

5.2Saran

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi keilmuan kebahasaan khususnya pada penelitian tindak tutur yang berkaitan dengan psikolinguistik, sehingga dapat lebih mendalam. Penelitian ini menyarankan perlunya mengkaji, penelitian terhadap tindak tutur yang berbeda untuk anak usia pra sekolah. Penelitian terhadap perilaku pertuturan anak menggunakan komponen bahasa yang berbeda, tidak hanya berdasarkan jenis-jenis tindak tutur tetapi juga perilaku pertuturan yang dikaji berdasarkan jenis-jenis tindak tutur yang dilakukan terhadap bahasa lain, misalnya bahasa ibu (daerah) lainnya dari anak usia pra sekolah, penelitian mengenai tindak tutur pada anak yang memfokuskan pada perbedaan gender serta penelitian lebih lanjut tentang perilaku pertuturan anak dikaji berdasarkan jenis-jenis tindak tutur perlu dilakukan pada responden yang lebih banyak.

Penelitian juga diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan bagi orangtua yang memiliki anak usia 4–5 tahun sebagai orang terdekat dengan anak dan terus melatihnya untuk bertutur dengan lebih baik, baik dalam konteks bahasa Batak Toba maupun dalam konteks bahasa Indonesia, begitupun hendaknya dalam berkomunikasi bisa mencontohkan tindak tutur dalam bahasa Batak Toba. Orang tua memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada anak agar anak mampu merangkai kata menjadi kalimat sesuai dengan yang ingin disampaikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gustianingsih. 2002. “Pemerolehan Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak”. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Hasibuan, Namsyah Hot. 2005. Perangkat Tindak Tutur dan Siasat kesantunan Berbahasa (Data Bahasa Mandailing). LOGAT Volume 1: 87-95.

Hutabarat. 2011. “Sintaksis Bahasa Indonesia Anak Usia Dua Tahun dan Tiga Tahun Di Padang Bulan Medan”. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Leech, Geoffrey. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Marpaung, H. 2006. “Pemerolahan Bahasa Batak Toba Anak Usia 1-5 Tahun”. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Nasution, P. 2009. “Kemampuan Berbahasa Anak Usia 3-4 Tahun (Prasekolah) di Play Group Tunas Mekar Medan: Tinjauan Psikolinguistik”. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Purwanto, Edi Sulis. 2009. “ Upaya Guru Dalam Melatih Kemandirian Anak usia Dini di TK

Islami Ar-Rahmah Papringan Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Roza, Ilvan. 2009. Kasus Pemerolehan Bahasa Jepang. Jurnal Bahasa dan Seni Vol.10 No.2. Semiawan, R Conny. 2002. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.

Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.

Setyawati, R. 2013. Kesantunan Berbahasa dalam Pembelajaran di Kelas. Fungsional Penerbit Balai Bahasa Jawa Tengah. Artikel.

Simanjuntak, Mangantar. 2009. Pengantar Neuropsikolinguistik Menelusuri Bahasa,

Pemerolehan Bahasa, dan Hubungan Bahasa dengan Otak. Medan: Perpustakaaan Nasional Republik Indonesia.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Penelitian Bahasa. Yogyakarta. Duta Wacana University Press.

Taningsih. 2006. “Mengembangkan Kemampuan bahasa Anak usia (4-6 tahun) melalui

Bercerita”. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.

Utari Subyakto, Sri dan Nababan. 2002. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widyahening, CH Evi Tri. 2011. Pentingnya Tindak Tutur Kesantunan Siswa Kepada Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Artikel Vol. 7 No.3: Widya Wacana.

Yuniarti. 2010.”Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah ( Kajian Pada

Kelompok Bermain Anak Cerdas P2PNFI Regipnal II Semarang”. Thesis. Semarang:

LAMPIRAN

1. Nama : Kian Sodikin Sitorus

Usia : 5 tahun

Nama orang tua

Ayah : Jannes Sitorus

Ibu : Hotmaida br. Sitinjak

Pekerjaan : Petani

2. Nama : Eigh Wanto Sinurat

Usia : 5 tahun

Nama orang tua

Ayah : Rissar Sinurat

Ibu : Saurli Agustina br. Damanik

Pekerjaan : Petani

3. Nama : Dwi Arta Nainggolan

Usia : 5 tahun

Nama orang tua

Ayah : Harianto Nainggolan

Ibu : Nurti Manurung

Pekerjaan : PNS

4. Nama : Adryan Manurung

Usia : 4 tahun

Nama orang tua

Ibu : Romasi Sirait

Pekerjaan : Petani

5. Nama : Susi Suntari Manurung

Usia : 4 Tahun

Nama orang tua

Ayah : Gumba Manurung

Ibu : Dermawan Sibarani

Pekerjaan : Petani

6. Nama : Farel Manurung

Usia : 5 Tahun

Nama orang tua

Ayah : Sahadat Manurung

Ibu : Marlina Sianturi

Pekerjaan : Petani

7. Nama : Glestia Ambarita

Usia : 5 Tahun

Nama orang tua

Ayah : Panata Herianto Ambarita

Ibu : Lestari br. Sinaga

Pekerjaan : Petani

8. Nama : Lidya Olivia Manurung

Usia : 5 Tahun

Nama orang tua

Ayah : Kombet Manurung

Pekerjaan : Petani

9. Nama : Hartati Krisna Idamayanti br. Ambarita

Usia : 4 Tahun

Nama orang tua

Ayah : Nahor Ambarita

Ibu : Rinaria br. Sitorus

Dokumen terkait