• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Kebijakan Perubahan Komponen Pengeluaran

IV. KONDISI FISKAL PEMERINTAH DAERAH

6.3. Simulasi Kebijakan Perubahan Komponen Pengeluaran

dan pajak daerah.

6.3. Simulasi Kebijakan Perubahan Komponen Pengeluaran Daerah Terhadap Kinerja Perekonomian

Simulasi pada kebijakan perubahan komponen penerimaan daerah menunjukan bahwa peningkatan penerimaan berdampak pada peningkatan pengeluaran sehingga kinerja perekonomian pun meningkat. Sedangkan pada subbab berikut ini akan menggambarkan bagaimana dampak dari beberapa kebijakan pengalokasian pengeluaran, sehingga dapat diketahui kebijakan pengeluaran yang memberikan dampak paling baik terhadap kinerja perekonomian. Hasil Simulasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 23 dan Tabel 24. Persentase perubahan pengeluaran fiskal daerah pada simulasi pertama (S1) didasarkan pada perkembangan masing-masing komponen pengeluaran tahun 2004-2005. Penggunaan data dua terakhir dimaksudkan untuk melihat dampak kebijakan desentralisasi fiskal berupa perkembangan pengeluaran pemerintah daerah. Pertimbangan persentase perubahan pengeluaran fiskal daerah pada

simulasi ke dua (S2) dalah untuk melihat dampak dari realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin yang lebih besar ke pengeluaran sektor pertanian, sedangkan pertimbangan persentase perubahan pengeluaran fiskal daerah pada simulasi ke tiga (S3) adalah untuk melihat dampak dari realokasi pengeluaran rutin yang lebih besar ke pengeluaran sektor luar pertanian

Tabel 23. Hasil Simulasi Berbagai Alternatif Perubahan Komponen Pengeluaran Daerah

Nilai Simulasi Nama Peubah Endogen Nilai Dasar

1 2 3

Pajak 679.00 687.90 692.30 700.50

Bagi Hasil Pajak 10691.50 4824.50 4828.90 4837.00

Pendapatan Asli Daerah 4815.60 10737.40 10760.20 10802.40

Tranfer 73726.20 14538.90 14561.70 14603.90 Bagi Hasil 14493.00 73772.10 73794.90 73837.10 Total Penerimaan 87507.60 87562.30 87589.50 87639.80 Pengeluaran Pembangunan 32557.60 34807.80 36056.60 37886.20 Total Pengeluaran 44112.00 - - -PDRB 76669.60 85095.10 83256.10 85085.70

Total Tenaga Kerja 939203.00 967260.00 981194.00 1006957.00

Simulasi pengeluaran pertama (S1) merupakan perkembangan masing-masing pengeluaran dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan pengeluaran rutin sebesar 14.32 persen, peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 25.59 persen, peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 4.5 persen. Peningkatan pengeluaran pada simulasi pertama (S1) menyebabkan total pengeluaran meningkat sebesar 10.96 persen. Peningkatan pengeluaran tersebut menjadi stimulus terhadap kinerja perekonomian, PDRB meningkat sebesar 2.77 persen dan penyerapan tenaga kerja meningkat sebesar 2.41 persen. Meningkatnya kinerja perekonomian tersebut berdampak pada meningkatnya penerimaan pajak daerah maupun bagi hasil pajak masing-masing sebesar 1.22 persen dan 0.40 persen.

Setelah desentralisasi fiskal, pengeluaran rutin meningkat signifikan dengan nilai nominal yang jauh lebih besar daripada pengeluaran pembangunan. Peningkatan pengeluaran rutin ini menyebabkan alokasi untuk pengeluaran pembangunan menjadi berkurang. Pada simulasi ke dua (S2), setengah dari pertumbuhan pengeluaran rutin yaitu sebesar tujuh persen akan direalokasikan ke pengeluaran pembangunan. Dimana pembagian realokasi untuk sektor pertanian (empat persen) lebih besar daripada realokasi untuk sektor luar pertanian (tiga persen). Realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin sebesar empat persen setara dengan peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 51.76 persen, sehingga total peningkatan pengeluaran sektor pertanian menjadi 77.36 persen (25.59 ditambah 51.76). Sedangkan realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin sebesar tiga persen setara dengan peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 5.50 persen, sehingga total peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 10 persen (4.5 ditambah 5.5).

Tabel 24. Perubahan Nilai Simulasi Terhadap Nilai Dasar dari Berbagai Alternatif Perubahan Pengeluaran Daerah

Perubahan (%) Nama Peubah Endogen

1 2 3

Pajak 1.22 3.03 3.15

Bagi Hasil Pajak 0.40 1.00 1.03

Pendapatan Asli Daerah 0.17 0.43 0.44

Tranfer 0.06 0.14 0.15 Bagi Hasil 0.29 0.74 0.76 Total Penerimaan 0.06 0.15 0.15 Pengeluaran Pembangunan 6.42 16.13 16.63 Total Pengeluaran 10.96 10.97 11.18 PDRB 2.77 6.94 7.18

Total Tenaga Kerja 2.41 6.04 6.25

Hasil simulasi ke dua (S2) yaitu peningkatan pengeluaran rutin sebesar 7.16 persen, peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 77.36 persen, dan

peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 10 persen berdampak pada meningkatnya pengeluaran total sebesar 0.15 persen. Peningkatan pengeluaran akibat adanya realokasi tersebut menyebabkan produksi barang dan jasa meningkat lebih besar dibandingkan pada simulasi pertama (S1). Peningkatan produksi tersebut berdampak pada membaiknya kinerja perekonomian, dimana PDRB meningkat sebesar 6.94 persen dan penyerapan tenaga kerja meningkat sebesar 6.04 persen. Peningkatan kinerja perekonomian memberikan insentif bagi peningkatan penerimaan pemerintah, diantaranya berupa peningkatan penerimaan pajak sebesar 3.03 persen dan bagi hasil pajak sebesar satu persen. Hasil simulasi ke dua (S2) memberikan gambaran bahwa apabila terjadi realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin ke pengeluaran pertanian dan luar pertanian akan memberikan dampak yang baik terhadap kinerja perekonomian.

Hasil estimasi model pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa setelah desentralisasi fiskal terjadi penurunan yang signifikan terhadap pengeluaran sektor luar pertanian. Oleh karena itu pada simulasi ke tiga (S3) ini dilakukan kebijakan realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin tahun 2004-2005 yang lebih besar terhadap sektor luar pertanian yaitu empat persen, sedangkan untuk sektor pertanian sebesar tiga persen. Realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin sebesar empat persen setara dengan peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 7.33 persen, sehingga total peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian menjadi 11.84 persen (4.5 ditambah 7.33). Sedangkan realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin sebesar tiga persen setara dengan peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 38.82 persen, sehingga total peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 64.41 persen (25.59 ditambah 38.82).

Hasil simulasi ke tiga (S3) yaitu peningkatan pengeluaran rutin sebesar 7.16 persen, peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 11.84 persen, dan peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 64.41 berdampak pada meningkatnya pengeluaran total sebesar 11.18 persen. Realokasi pertumbuhan pengeluaran rutin tersebut menyebabkan PDRB dan penyerapan tenaga kerja meningkat lebih besar dibandingkan pada simulasi ke dua (S2), yaitu masing-masing sebesar 7.18 persen dan 6.25 persen sehingga sumber-sumber penerimaan daerah pun meningkat lebih besar yaitu pajak daerah meningkat sebesar 3.15 persen dan bagi hasil pajak meningkat ebesar 1.03 persen. Besarnya peningkatan PDRB dan penyerapan tenaga kerja pada simulasi ke tiga (S3) tersebut dipicu oleh semakin besarnya alokasi untuk pengeluaran sektor luar pertanian. Hal tersebut sesuai dengan hasil estimasi yang menunjukan bahwa sektor luar pertanian merupakan sektor yang paling signifikan dalam meningkatkan PDRB dan penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Tengah.

Dari ketiga simulasi perubahan pengeluaran fiskal daerah, diketahui bahwa peningkatan pengeluaran pembangunan memiliki dampak yang lebih besar terhadap perekonomian. Dimana pengalokasian yang lebih besar terhadap sektor luar pertanian memberikan dampak positif paling baik.

Dokumen terkait