• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sindrom Metabolik

2000-2004” oleh Santoso, Susanna, Jeffry, dan Hartono (2004) dengan metode yang digunakan yaitu metode survei yang bersifat deskriptif potong lintang retrospektif, selain itu pada penelitian tersebut subyek uji yang digunakan adalah semua pasien penyakit dalam yang dirawat di RSUD KOJA lantai 6 periode 1 Januari 2000-30 November 2004 yang menderia penyakit sindroma metabolik non DM sesuai dengan kriteria ATP-III. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Cheal, Abbasi, Lamendola, McLaughlin, Reaven, Ford, et al. dengan judul “Relationship to Insulin Resistance of the Adult Treatment Panel III Diagnostic Criteria for Indentification of the Metabolic

Berbeda dengan penelitian di atas, karena fokus dari penelitian ini adalah pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta terkait kadar gula darah puasa. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahap I yang telah dilakukan kelompok sebelumnya, menggunakan metode kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi (informasi) tentang Sindrom Metabolik berupa leaflet, selain itu dilakukan wawancara terstruktur dengan masyarakat.

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan gambaran atau referensi,dan pengetahuan tentang Sindrom Metabolik khususnya yang menggambarkan parameter kadar gula puasa pada masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pihak-pihak yang terkait dalam mengatasi penyakit sindrom metabolik dan dapat memberikan informasi tentang penyakit sindrom metabolik sehingga dapat mencegah dan menekan jumlah penyakit sindrom metabolik yang menggambarkan kadar gula darah puasa.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang Sindrom Metabolik terhadap perilaku masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui profil responden di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta secara keseluruhan meliputi berat badan, rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul, Indeks Massa Tubuh (IMT), tekanan darah, kadar gula darah puasa, dan kadar kolesterol total responden yang terkait sindrom metabolik. b. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang Sindrom Metabolik terhadap

perilaku masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian ini.

c. Mengetahui profil kadar gula darah puasa masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta setelah edukasi tentang sindrom metabolik tahap II.

7 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Sindrom Metabolik

1. Definisi Sindrom Metabolik

Sindrom Metabolik merupakan kumpulan kondisi ukuran tubuh yang tidak sehat dan ketidaknormalan hasil laboratorium yang menyebabkan individu memiliki risiko yang tinggi terhadap penyakit kardiovaskular. Modifikasi gaya hidup yang aktif dan penggunaan obat-obatan untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan Sindrom Metabolik akan mengurangi peluangnya berlanjut pada penyakit jantung dan stroke. Sindrom Metabolik juga dikenal dengan Sindrom X atau Sindrom Resistensi Insulin (Anonim, 2008c).

Gambar 1. Penderita Sindrom Metabolik

2. Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik

Ada beberapa organisasi yang telah merekomendasikan kriteria klinik untuk mendiagnosis sindrom metabolik. Kriteria-kriteria tersebut serupa pada beberapa aspek, tetapi juga menyatakan perbedaan yang pokok pada keadaan utama yang menyebabkan sindrom (Anonim, 2008d).

a. AdultTreatment Panel III(ATP III)

Kriteria ATP III untuk sindrom metabolik dalam penggunaan telah diperluas untuk praktik klinik dan studi epidemiologi (Anonim, 2008d). Kriteria diagnosis NCEP ATP III menggunakan komponen kriteria dan parameter yang lebih mudah untuk diperiksa dan diterapkan oleh para klinisi. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dipraktikkan secara klinis dengan tujuan mempermudah penegakan diagnosis dan mempermudah tindakan pencegahan (Anonim, 2006).

Tabel I. Kriteria Diagnosis Menurut NCEP ATP III, Tahun 2001

Faktor risiko Batas nilai

1. Obesitas abdominal, dalam bentuk lingkar pinggang Laki- laki Perempuan >102 cm >88 cm 2. Trigliserida = 150 mg/dL 3. Kolesterol HDL Laki- laki Perempuan <40 mg/dL <50 mg/dL 4. Tekanan darah ≥130/≥85 mmHg 5. Glukosa puasa =110 mg/dL

b. World Health Organization (WHO)

Pada tahun 1998, grup konsultasi World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan diabetes termasuk sebagai penyebab dari sindrom metabolik. World Health Organization (WHO) juga mengenalkan Penyakit kardiovaskuler sebagai outcome primer dari metabolik sindrom (Anonim, 2008d). Kriteria WHO 1998 menekankan pada adanya toleransi glukosa terganggu atau diabetes mellitus dan atau resistensi insulin yang disertai sedikitnya dua faktor risiko lain yaitu: hipertensi, dislipidemia, obesitas sentral, dan mikroalbuminuria (Anonim, 2006).

Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik menurut WHO Tahun 1998

Faktor risiko Batasan

Tekanan darah meningkat =160/90 mmHg

Trigliserida plasma meningkat

disertai atau tidak kolesterol high-density

lipoprotein rendah Pria Wanita =150 mg/dl <35 mg/dl <39 mg/dl Mikroalbuminuria

Rerata ekskresi albumin urin Ratio albumin : kreatinin

>20 mg/menit =30 mg/gram Obesitas sentral

Pria (rasio lingkar pinggang-pinggul) Wanita (rasio lingkar pinggang-pinggul) Body Mass Index

>0,90 >0,85 =30 kg/m2 c. International Diabetes Federation (IDF)

Baru-baru ini International Diabetes Federation (IDF) telah mengusulkan kriteria klinik yang sama dengan kriteria ATP III. Kriteria diagnosis telah ditetapkan oleh IDF tahun 2005 yaitu, kondisi dimana lingkar pinggang (LP) > 90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk wanita ditambah 2 dari 4 yang tersebut

berikut ini: Trigliserid > 150 mg/dl ; ii) Kolesterol-HDL pria > 40 mg/dl dan Kolesterol-HDL wanita > 50 mg/dl ; iii) Tekanan darah > 130/85 mmHg ; iv) Glukosa darah puasa > 100 mg/dl (Daniel, 2006).

3. Penatalaksanaan Terapi Sindrom Metabolik

Modifikasi gaya hidup melalui penurunan berat badan, olah raga teratur, berhenti merokok dan mengurangi makanan berlemak. Dengan mengurangi 10% dari kelebihan berat badan secara otomatis dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki gangguan resistensi insulin. Sebagian orang mampu menurunkan tekanan darah dan hiperglikemia hanya dengan merubah gaya hidup. Namun, sebagian besar orang memerlukan bantuan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan trigliserida dan meningkatkan HDL.

Karena semua permasalahan ini saling terkait, maka penanganan pada satu unsur dari sindrom ini dapat memperbaiki unsur yang lain. Contohnya, melalui olah raga yang teratur, akan membantu menurunkan berat badan, mengurangi gula darah serta memperbaiki kondisi hiperglikemia dan resistensi insulin. Kombinasi antara makanan yang sehat dengan olah raga yang teratur dapat mengobati kondisi sindrom metabolik sehingga mencegah risiko penyakit jantung, sroke, diabetes dan masalah medis lainnya(Anonim, 2008c).

B. Diabetes Mellitus

Dokumen terkait