II. PEMERIKSAAN PROFIL LIPID
2.1.3 Sintesis Kolesterol
Sintesis kolesterol dari dalam tubuh sekitar 80% dan merupakan produksi dari asetil koenzim A (asetil Ko-A). Asetil Ko-A merupakan prekursor untuk sintesis kolesterol yang dapat dibentuk dari glukosa, asam lemak, dan asam amino. Di dalam hati, dua molekul Co-A lainnya membentuk hidroksi metil glutanil Co-A (HMG Co-A). Reduksi HMG Co-A menghasilkan mevalonat. Reaksi yang dikatalisasi oleh HMG Co-A reduktase ini adalah reaksi penentu kecepatan pembentuk kolesterol mevalonat menghasilkan isoprene yang akhirnya saling bergabung membentuk skualen. Siklisasi skualen menghasilkan system cincin steroid dan sejumlah reaksi selanjutnya menghasilkan kolesterol (Murray dkk, 2007).
Gambar. Sintesis Kolesterol (Sheriff, 2004)
2.1.4. Keadaan Klinis
Kolesterol meningkat : hipotiroidisme, sindrom nefrotik, diabetes, alkoholisme, dan penyakit hati, berhubungan dengan penyakit jantung koroner
Kolesterol menurun: hipertiroidisme, malnutrisi, luka bakar yang berat
2.1.5. Metode dan Prinsip Pemeriksaan Standar WHO/IFCC
Metode: Kolorimetrik enzimatik (cholesterol oxidase method/CHOD PAP).
Prinsip: Kolesterol ester dipecah oleh kerja dari kolesterol esterase menghasilkan kolesterolbebas dan asam lemak. Kolesterol oksidase kemudian mengatalisis oksidase kolesterol menjadi kolest-4-en-3-on dan hodrogen peroksida. Dengan adanya peroksidase, hidrogen peroksida yang terbentuk mempengaruhi penggabungan oksidatif fenol dan 4-aminofenazon membentuk suatu zat warna kuinon-imin yang berwarna merah.
Gambar. Metode Enzim Koleterol, Bishop, dkk (2013)
Intensitas warna dari zat warna yang terbentuk proporsional secara langsung dengan konsentrasi kolesterol. Ini ditentukan dengan mengukur peningkatan absorbansi. Panjang gelombang 505 nm (Cobas,2013).
2.1.6. Pengambilan dan Persiapan Sampel
Sampel yang diuji: serum dan plasma. Plasma: plasma Li-heparin dan K2-EDTA.
Jangan gunakan sitrat, oksalat atau fluorida.
Sampel puasa dan non puasa dapat digunakan.
Sentrifugasi sampel sebelum melakukan pengujian. (Cobas, 2013)
2.1.7. Penyimpanan Sampel 7 hari pada 15 – 250c 7 hari pada 2 – 80c
3 bulan pada -15 – (-250c) (Cobas, 2013)
2.1.8. Nilai Normal
Nilai normal kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid menurut National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001
2.1.9. Interferensi
Ikterik: bila kadar bilirubin terkonjugasi 16 mg/dL, bilirubin tidak terkonjugasi 14 mg/dL.
Hemolisis bila konsentrasi hemoglobin 700 mg/dL.
Lipemi berhubungan dengan trigliserida.
Intosikasi asetaminofen menyebabkan hasil rendah palsu.
2.2 Pemeriksaan Trigliserida 2.2.1. Defenisi Trigliserida
Trigliserida adalah ester dari gliserol alkohol trihidrat dengan 3 rantai panjang asam lemak. Trigliserida mengandung tiga molekul asam lemak yang terikat pada satu molekul gliserol dengan ikatan ester di salah satu dari tiga posisi ikatan stereokimia yang berbeda.
Gambar. Rumus Kimia Trigliserid (Bishop, dkk, 2013)
2.2.2. Metabolisme Trigliserida
Trigliserid disintesis dari gliserol 3 fosfat dan asil-KoA. Pada jaringan adiposa, enzim gliserol kinase tidak dapat digunakan, sehingga gliserol tidak dapat menghasilkan gliserol 3-fosfat, sehingga harus dipasok oleh glukosa melalui proses glikolisis. Trigliserid akan terhidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipase peka hormon. Gliserol yang dihasilkan tidak dapat digunakan, sehingga masuk ke dalam darah dan diserap serta digunakan di dalam jaringan. Asam lemak bebas yang terbentuk tadi bisa diubah lagi menjadi KoA dengan bantuan asil-KoA sintetase di jaringan adiposa. Asil-asil-KoA ini nantinya bisa di reesterifikasi lagi dengan gliserol 3-fosfat sehingga menghasilkan trigliserid (Murray dkk, 2009).
Gambar. Metabolisme trigliserid di jaringan adiposa (Murray dkk, 2009).
2.2.3. Sintesis Trigliserida
Trigliserid atau triasilgliserol mulanya dibentuk dari gliserol 3- fosfat yang berikatan dengan asil Ko-A membentuk fosfatidat (1,2- diasilgliserol fosfat). Fosfatidat dibantu fosfatidat fosfohidrolase menjadi 1,2 diasilgliserol. Dengan bantuan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) akan diubah menjadi triasilgliserol (Murray dkk, 2009).
Gambar. Gambaran singkat biosintesis trigliserid (Murray dkk, 2009)
2.2.4. Keadaan Klinis
Peningkatan TG : risiko tinggi aterosklerosis
Terjadi peningkatan bisa karena keturunan, DM, nefrosis, obstruksi bilier, penyakit metabolik
2.2.5. Metode dan Prinsip Pemeriksaan
Gambar. Metode Enzim Trigliserida (Bishop, dkk, 2013)
2.2.6. Pengambilan dan Persiapan Sampel
Sampel yang diuji: serum dan plasma. Plasma: plasma Li-heparin dan K2-EDTA.
Jangan gunakan sitrat, oksalat atau fluorida.
Puasa selama 10-12 jam sebelum darah diambil.
2.2.7. Penyimpanan Sampel 10 hari pada suhu 40C 3 bulan pada suhu -200c
2.2.8. Nilai Normal
Nilai normal kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid menurut National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001.
2.2.9. Interferensi
Ikterik: bila konsentrasi bilirubin 86 µmol/L atau 5 mg/dL.
Hemolisis bila konsentrasi hemoglobin 373 µmol/L atau 600 mg/dL.
Intosikasi asetaminofen menyebabkan hasil rendah palsu.
Obat: Ca-Dobesilate, L-alpha metildopa, levodopa, Fenilbutazon.
Asam aksorbat 2 mg/dL menyebabkan hasil redah palsu.
2.3 Pemeriksaan Lipoprotein 2.3.1. Defenisi Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein.
Lipoprotein merupakan transporter dalam aliran bagi kolesterol dan trigliserida yang membentuk kompleks bersama apoprotein (fosfolipid dan protein).
Gambar. Struktur Lipoprotein, (Bishop, dkk, 2013)
Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis lipid, yaitu:
1) Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal.
2) VLDL (very low - density lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak.
3) LDL (low - density lypoproteins)
LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer.
4) HDL (high - density lypoproteins)
HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.
Gambar. Perbandingan komposisi penyusun 4 klas besar lipoprotein, Murray 2003
Karakteristik lipoprotein menurut Bishop, dkk,2013 sebagai berikut :
2.3.2. Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein dibagi atas tiga jalur (Adam, 2009) :
2.3.2.1. Jalur Metabolisme Eksogen Hasil akhir dari pencernaan lemak yang berupa trigliserid dan kolesterol yang berada di usus halus akan diserap ke dalam eritrosit mukosa usus halus. Trigliserid
akan diserap sebagai Free Fatty Acid (FFA) sedangkan kolestrol sebagai kolesterol. Dalam usus halus FFA akan diubah kembali menjadi trigliserid dan kolesterol akan teresterifikasi menjadi kolesterol ester, kemudian keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk kilomikron. Kemudian kilomikron akan masuk ke saluran limfe dan masuk ke dalam aliran darah. Di dalam pembuluh darah, trigliserid dalam kilomikron mengalami hidrolisi dibantu oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi FFA yang akan disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagina besar trigliserid dinamakan kilomikron remnant. Kilomikron rremnant yang mengandung kolesterol ester akan dibawa ke hati.
2.3.2.2. Jalur Metabolisme Endogen Trigliserid dan kolesterol yang telah disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai VLDL yang kemudian akan mengalami hidrolisis dengan bantuan enzim LPL menjadi IDL. IDL juga akan mengalami hidrolisis menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. Sebagian dari kolesterol yang ada di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik yang mempunyai reseptor untuk LDL. Sebagian lagi dari LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap reseptor scavenger-A di makrofag dan akan menjadi sel busa.
2.3.2.3. Jalur Reverse Cholesterol Transport HDL nascent di lepaskan sebagai partikel kecil yang miskin kolestrol yang nantinya akan mengambil kolestrtol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa bulat. Setelah mengambil kolesterol bebas dari makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester dibantu enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Sebagian kolesterol ester yang dibaawa HDL menuju ke hati dan ditangkap oleh reseptor scavenger B type I dan sebagian lagi akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL yang dibantu cholesteeerol ester transfer protein.
Gambar. Metabolisme Lipoprotein, Bishop, dkk (2013) 2.3.3. Sintesis Lipoprotein
Gambar. Ilustrasi peran masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein, Murray, dkk, 2003
2.3.4. Keadaan Klinis
Pentingnya klinis lipid terutama dikaitkan dengan kontribusinya terhadap penyakit jantung koroner (PJK). Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa ketika kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (LDL-C) tinggi, kejadian dan prevalensi PJK juga tinggi. Berbeda dengan LDL-C, peningkatan konsentrasi kolesterol HDL (HDL-C) telah terbukti melindungi CHD baik pada penelitian epidemiologi maupun uji klinis.
Gambar. Faktor Resiko PJK (Bishop, dkk, 2013)
2.3.5. Metode dan Prinsip Pemeriksaan Pemeriksaan HDL:
Gambar. Metode Pemeriksaan HDL (Cobas, 2017)
Pemeriksaan LDL:
1. Cara tidak langsung:
Formula Friedewald Beta quantification 2. Cara langsung:
Enzimatik Kolorimetri Formula Friedewald
LDL = [Total Kolesterol] – [HDL Kolesterol] – [Trigliserida] /5
Gambar. Metode Pemeriksaan LDL (Cobas, 2017)
2.3.6. Pengambilan dan Persiapan Sampel Pemeriksaan HDL:
Serum : SST, PLAIN
Plasma: Li-heparin atau K2-EDTA Sampel fasting dan non fasting Pemeriksaan LDL:
Serum : SST, PLAIN
Plasma : Li-heparin, K2∕K3-EDTA plasma Sampel fasting dan non-fasting dapat dipakai
2.3.7. Penyimpanan Sampel
HDL: Stabilitas: 7 hari pada suhu 2-80 C dan 30 hari pada suhu -700 C LDL: Stabilitas : 7 hari pada suhu 2-80 C dan 1 tahun pada suhu -700 C
2.3.8. Nilai Normal
Nilai normal kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid menurut National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001.
2.3.9. Interferensi HDL:
Gangguan fungsi hati gangguan metabolisme lipid negatif bias pada HDL
Hemolisis, Ikterus,Lipemia tidak berpengaruh
Peningkatan asam lemak bebas dan protein terdenaturasi, peningkatan imunoglobulin peningkatan palsu.
LDL:
Ikterus, hemolisis dan lipemia tidak berpengaruh secara signifikan Fungsi hati abnormal menyebabkan bias negatif hasil LDL
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2017. COBAS. Vol 11.0 English.
Bishop M. L, dkk. 2013. Clinical Chemistry: Principles, Techniques, and Correlations. USA.
Biol Res Nurs. Low-Density Lipoprotein Cholesterol, Apolipoprotein B, and Risk of Coronary Heart Disease: From Familial Hyperlipidemia to Genomics.
2013;15:292-308
Carl A. B., dan David E. B. 2015. Tietz Fundamentals Of Clinical Chemistry And Molecular Diagnostics, Seventh Edition. USA
Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah: Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Steven M. Haffner, David G, Orloff,Michael A. Proschan, D.J. Sanford Schwartz, Christopher T. Sempos.Third Report of the Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III).2001: 1-27 2.