Fungsi Tepak Sirih pada Masyarakat Melayu Deli Serdang
1. Sirih dan Pinang
Fungsi Ramuan‐ramuan yang Ada di Tepak Sirih Sebagai Obat Tradisonal
Obat tradisional ialah obat‐obatan yang diproses secara tradisional, secara turun‐temurun berdasarkan resep nenek moyang, adat‐istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan adat setempat, baik bersifat magis maupun pengetahuan tradisional.
1. Sirih dan Pinang
Selain digunakan sebagai perlengkapan di upacara adat Melayu, sirih dan pinang banyak digunakan sebagai bahan ramuan dalam pengobatan tradisional. Kebanyakan digunakan sebagai obat yang membantu dari luar. Akan tetapi, ada juga yang mengobati dari dalam melalui air rendam daun sirih.
Dukun adalah seorang yang berperan dalam penggunaan sirih dan pinang dalam konsep pengobatan ini disertai jampi dan mantera demi kesembuhan orang yang berobat kepadanya. Penggunaan sirih dan pinang dalam pengobatan tradisional, antara lain pada penyakit‐penyakit seperti di bawah ini.
1) Ari‐ari pedih
Ambil sirih yang bersifat sirih bertemu urat, sebiji buah pala yang dibenamkan ke dalam abu panas, sebiji pinang yang telah dibelah tiga bahagian serta disapu
dengan kapur. Harus dimakan tiga kali sehari, pagi, siang, dan sore hari. Lakukan selama tiga hari berturut‐turut.
2) Asma
Tujuh helai daun sirih dan ditumbuk sampai halus bersama satu sendok teh dan lada putih juga campurkan minyak kayu putih secukupnya agar menjadi pepesan. Oleskan pada bagian dada yang sakit serta leher atau bisa juga dengan cara berikut ini.
Ambil 7 helai sirih bertemu urat, tujuh helai daun lalang muda, dan seulas lengkuas sebesar ibu jari kaki.
Rebuskan dengan satu liter air hingga mendidih sepenuhnya. Minum setengah gelas air rebusan dengan mencampurkan sesendok makan madu serta sesendok teh air limau nipis sebelum tidur.
3) Barah (kudis)
Tiga helai daun sirih urat ditumbuk sampai lumat berserta kapur sirih sebesar ibu jari kaki dan satu sendok makan madu lebah untuk menjadi pepesan.
Ramuan tersebut disapukan tiga kali sehari di bagian yang sakit.
4) Batuk
Daun sirih direndam dan dituang ke dada yang sakit.
Air daun sirih digunakan untuk diminum oleh orang yang sakit.
5) Bau badan
Sapukan adonan tiga helai daun sirih dan sedikit tawas yang telah diremas. Oleskan ke bagian atas badan dan
ketiak saat mandi. Biarkan beberapa saat dan bilas dengan air bersih.
6) Berak darah
Akar korma, gambir, dan jintan putih dimakan dengan sirih dan pinang.
7) Demam
Tujuh helai daun sirih, kemenyan sebesar ibu jari, dan 3 ulas bawang merah. Giling halus dan tempelkan di bagian dahi. Lakukan 2 kali sehari. Cara ini dipercaya berkhasiat menghilangkan demam dan juga sakit kepala atau bisa juga dengan ramuan berikut ini. Tiga helai daun sirih diremas di dalam semangkuk air bersih bersama buah pinang muda yang telah dipecah‐
pecahkan dan jaramkan pada kepala. Lakukan beberapa kali sehingga panas badan berkurangan.
8) Hidung berdarah
Daun sirih digulung sebesar jari kelingking serta diremas sedikit di bagian ujungnya untuk mengeluarkan bau dan dimasukkan ke hidung yang berdarah. Baringkan orang yang sakit dengan keadaan kepala yang lebih rendah.
9) Kencing batu
Saat kita kencing terasa sakit, daun rendaman sirih, daun pulasari, dan bawang merah sebiji, digiling lumat serta sapukan pada ari‐ari dan bagian pinggang.
10) Keputihan
Mandi dengan air rebusan daun sirih selama 7 hari untuk membersihkan bagian kewanitaan, menghilangkan rasa gatal, dan keputihan. Memakan
daun sirih setiap hari juga boleh untuk menghindari masalah keputihan.
11) Kutu air/jamuran
Petik daun sirih bersama tangkainya. Titiskan getah sirih ke atas kutu air/jamur yang melekat pada kulit tubuh dan akan menjadi mudah untuk sembuh dan mengurangi rasa gatal.
12) Muntah‐muntah
Bawang merah, jintan hitam, makan dengan sirih pinang, dan semburkan sepahnya di leher dan bagian dada.
13) Perut terasa pedih
Tujuh butir lada, bacakan surat Al‐Ikhlas 3 kali serta makan dengan sirih pinang serta semburkan sepahnya pada ulu hati.
14) Sakit gigi
Kunyah daun sirih hingga lumat pada gigi yang sakit.
Beberapa saat kemudian sakit gigi akan sembuh secara perlahan.
15) Hati terasa sakit
Bawang putih sepuluh ulas, garam jantan sebuku, sedikit jemuju, dan sehelai daun sirih ditumbuk lumat.
Bubuhkan air panas sebelum diminum. Lakukan selama 3 hari di pagi hari. Segengam garam digoreng sangan (goreng tanpa minyak). Bungkuskan ke dalam kain bersih serta tuangkan ke bagian hati di atas dada.
16) Sakit jantung
Untuk meredakan sakit jantung, rebus 3 helai daun sirih beserta lada ekor dan minum airnya ketika masih
hangat. Lakukan selama 7 hari berturut‐turut di waktu pagi hari.
17) Sakit mata
Remas beberapa helai daun sirih muda dan masukkan ke dalam air serta didihkan seketika. Saring dengan kain bersih ke dalam mangkuk dan biarkan hingga hangat. Rendamkan mata yang sakit di dalam air tadi serta kelip‐kelipkan mata di dalam air saringan sirih tersebut. Buat berulang kali hingga sembuh.
2. Cengkih
Bunga cengkih mengeluarkan aroma, digunakan sebagai rempah dalam beberapa jenis masakan, dan juga terkadang dimakan bersama dengan daun sirih untuk menambah rasa manis, harum, hangat, serta membuatnya lebih enak. Minyak cengkih juga digunakan dalam membuat obat‐obatan dan minyak wangi.
Fungsi cengkih, antara lain untuk 1) Menghilangkan bau napas
Kunyah sekuntum bunga cengkih hidup atau yang telah kering. Setelah beberapa saat napas akan berbau harum karena aroma cengkih tersebut. Bisa juga dengan mencoba ramuan berikut ini.
Tumbuk lumat sepuluh kuntum bunga cengkih dan tiga ulas bawang putih. Kemudian gosokkan kepada gigi dan berkumur hingga bersih. Lakukan tiga hari sekali maka bau mulut akan hilang.
2) Gigi berlubang
Giling halus bunga cengkih, balutkan dengan kapas, dan sumbatkan ke dalam gigi yang lubang atau teteskan minyak bunga cengkih saja. Kesakitan akan reda.
3) Muntah‐muntah
Rebuskan segelas air dengan beberapa kuntum bunga cengkih dan minum airnya ketika hangat dan tanpa gula.
4) Radang hati
Minum susu kambing yang dicampur dengan bunga cengkih dan madu asli. Susu tersebut hendaklah dipanaskan setiap pagi dan petang.
5) Sakit gigi
Giling halus beberapa kuntum bunga cengkih, bunga lawang, asam gelugur, halia, dan lada. Sumbatkan ramuan tadi ke dalam gigi yang lubang. Sakit gigi akan berangsur‐angsur pulih.
6) Sembelit
Buah manjakani, buah pala, bunga lawang, dan bunga cengkih digiling halus semuanya. Bagikan menjadi tiga bagian yang sama banyak. Minum setiap pagi hari sampai tiga hari berturut‐turut. Minum ketika airnya masih hangat yang telah dicampurkan dengan madu dan telur ayam.
3. Pinang
Fungsi pinang sebagai obat tradisional, antara lain.
1) Gigi kuat
Mengunyah pinang akan menambah kekuatan gigi.
Selain itu, dengan menggosokkan kulit pinang sebelum tidur juga dapat menambah kekuatan gigi.
Hal seperti ini telah dipercaya oleh nenek moyang dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini karena pinang juga berfungsi sebagai obat herbal.
2) Jerawat
Buah pinang yang telah masak dikupas kulitnya lalu potong dengan kacip isinya. Oleskan potongan pinang tersebut pada kulit muka yang berbintik‐bintik hitam.
Lakukan dua kali sehari sehingga betul‐betul pulih.
3) Karat gigi
Sebiji pinang tua dikeringkan dan potong halus.
Goreng tanpa minyak hingga hangus dan gosong.
Gunakan serbuk pinang tersebut untuk menggosok gigi dengan jari telunjuk saat menggosok, hasilnya karat akan hilang dan gigi akan bertambah putih.
4) Kembung dan sesak perut
Pinang muda ditumbuk halus kemudian dicampurkan dengan hati abu arang dari puntung kayu yang telah terbakar dan oleskan pada perut hingga merata.
5) Tubuh langsing
Buah pinang yang telah diiris tipis kemudian dijemur hingga kering. Setelah itu tumbuk hingga lumat menjadi serbuk. Rendamkan semalaman setengah sendok teh ramuan tadi ke dalam air panas dan minum keesokan harinya dan sore bersama ampasnya. Selama dua minggu, dipercaya badan akan menjadi kurus dan langsing seperti yang kita mau.
6) Mabuk
Pinang muda dikunyah bagi menghilangkan rasa mual dan menghilangkan muntah.
7) Penyakit kuning
Tujuh biji buah pinang masak yang telah luruh dari pohonnya dikupas kulitnya. Kacipkan isinya nipis‐nipis dan jemurkan hingga kering. Gorengkan kacipan tersebut dengan minyak masak hingga kehitaman dan tumbuk hingga halus seperti serbuk kopi. Ambil satu sudu teh dan campurkan ke dalam air panas. Minum dua kali sehari hingga sembuh.
8) Sawan
Daun pandan yang kering di pohonnya. Bakar dan ambil abunya serta campurkan dengan air pinang.
Sapukan ke seluruh badan sebagai bedak.
4. Kapur
Fungsi kapur sebagai obat tradisional, antara lain.
1) Batuk
Sapukan sedikit kapur sirih yang dicampurkan dengan minyak kelapa ke atas leher bagian kerongkongan dan juga batang hidung semasa selesma. Cara ini akan menyembuhkan sakit batuk, terutama untuk anak kecil.
2) Gusi bengkak
Rebuskan lima helai daun jarak dengan semangkuk air bersih serta masukkan sesendok makan air kapur sirih dan masak hingga mendidih. Minum airnya apabila air telah dingin, sehingga gusi bengkak hilang.
3) Bisul
Oleskan kapur sirih ke atas bisul yang tumbuh pada bagian tubuh. Lakukan setiap hari sehingga sembuh.
4) Bulu ketiak
Oleskan kapur sirih di ketiak yang berbulu dan biarkan sampai kering. Bulu ketiak akan menjadi mudah untuk dicabut walau dengan menggunakan tangan saja dan juga melambatkan proses pertumbuhannya.
5) Mencret
Beberapa helai daun jambu batu muda diremas bersama sedikit kapur sirih hingga lumat dan sapukan pada perut.
6) Getah pisang
Jika tangan anda terkena getah pisang, sapukan kapur sirih ke atasnya dan biarkan beberapa saat sebelum dibilas dengan air bersih.
7) Gigitan serangga
Campurkan sedikit kapur sirih dengan parutan ibu kunyit dan air, buat seperti krim. Tempelkan ramuan di tempat yang digigit serangga dan biarkan kering.
Kesakitan akan reda dan menghilangkan bengkak.
8) Ketiak hitam
Air kapur sirih dan jeruk nipis dicampurkan serta gosokkan pada ketiak setelah mandi. Lakukan selama 7 hari, ketiak tidak berbau dan kehitaman akan pudar.
9) Kurap
Asah ibu kunyit di buntut parutan dan campurkan sedikit kapur sirih. Oleskan air asahan pada kurap, lakukan beberapa hari hingga sembuh.
10) Kutil
Untuk menghilangkan kutil, ambil kapur sedikit dan belerang serta air jeruk nipis. Buat seperti kerim. Kikis sedikit kutil serta tempelkan ke atas kutil. Buat hal demikian selama beberapa hari. Kutil akan tanggal dengan sendiri.
11) Perut buncit
Giling kapur sirih bersama daun jambu batu. Sapukan ke perut setiap hari sehingga perut menjadi kempis.
12) Perut gendut
Rendamkan kapur sirih ke dalam air yang telah dimasak dan aduk sampai tercampur dengan merata.
Ambil secawan air endapan tersebut dan campurkan dengan air perlahan sebuah jeruk nipis. Minum sewaktu pagi setelah bangun dari tidur. Lakukan selama 2 minggu berturut‐turut. Perut gendut akan menjadi kempis.
13) Nyeri sendi
Daun kecubung dan kapur sirih digiling lumat. Oleskan pada bagian anggota yang bengkak atau sendi yang sakit.
14) Tapal perut
Campurkan kapur sirih, air jeruk nipis, dan minyak urat (minyak digunakan untuk mengurut atau khas untuk wanita bersalin). Lumurkan sekeliling perut dan ikatkan bengkung selama 44 hari. Perut akan menjadi kecut.
15) Ulu hati terasa sakit
Ambil jeruk nipis satu buah dan bacakan surah Al‐
Kautsar 3 sampai 7 kali dan belah jeruk nipis tersebut serta sapukan kapur sirih pada keratannya. Oleskan adonan itu pada ulu hati di bagian tengah dada.
5. Gambir (kacu)
Fungsi gambir sebagai obat tradisional, antara lain.
1) Gusi bengkak
Campurkan gambir dan ibu kunyit hidup serta didihkan. Air rebusan yang telah panas boleh dijadikan obat berkumur setelah dingin atau masih hangat.
Lakukan tiga kali sehari, bengkak pada bagian gusi akan pulih dengan segera.
2) Kurap
Campurkan satu biji gambir dengan empat biji pati santan tua. Oleskan pada bagian kulit yang terkena kurap untuk beberapa hari berturut‐turut.
6. Tembakau
Tembakau adalah salah satu ramuan yang digunakan orang dalam upacara adat. Selain memiliki fungsi pelengkap di bidang adat tembakau juga memiliki fungsi dalam hal obat tradisional.
Berikut adalah sebagai contoh kegunaan tembakau dalam obat tradisional.
1) Pacet atau lintah
Bawalah sedikit tembakau apabila berangkat ke dalam hutan atau sawah. Kalau kita digigit pacet atau lintah, ambil sedikit tembakau dan celupkan ke dalam air.
Peras tetesan airnya ke atas gigitan pacet atau lintah yang melekat itu. Untuk beberapa saat pacet atau lintah akan lepas dengan sendirinya dari kulit.
2) Luka kulit
Lembabkan segumpal tembakau ke dalam air bersih dan tempelkan ke atas luka serta balutkan dengan kain bersih. Biarkan dan jangan gerakkan bagian yang mengalami luka. Darah akan terhenti dengan sendirinya.
Kesimpulan
etelah kami menguraikan dan menganalisis makna dan fungsi yang terkandung dalam tepak sirih masyarakat Melayu Deli Serdang, maka kami dapat mengambil kesimpulan bahwa tepak sirih memiliki peranan serta makna yang penting di dalam kehidupan masyarakat Melayu. Tepak sirih merupakan kelengkapan yang harus ada dalam berbagai upacara adat Melayu. Terutama pada saat penyambutan tamu dan perkawinan yang terdiri lagi menjadi sub bagian‐
bagian tertentu. Kami juga menyadari bahwa terdapat pemudaran budaya, karena di zaman sekarang ini sudah susah atau bahkan tidak ada lagi kegiatan tersebut. Jadi sebagai warga negara yang baik kita harus menjaga kelestarian budaya sendiri.
S
Daftar Pustaka
Admansyah, T. 1994. Peranan Budaya Melayu sebagai Sub Kultur Kebudayaan Nasional. Medan: Yayasan Karya Budaya Nasional.
Arrasyid, Cahinur, Wan Syaifuddin, dan Hadi Umry. 2008.
Orang Melayu Taat Ajar dan Taat Hukum. Medan: USU Press.
Endraswara, S. 2009. Metodologi Penelitian Folkor.
Yogyakarta: Media Presindo.
Hariyanto. 28 Mei 2012. Metode Penelitian Kualitatif.
http://belajarpsikologi.com (diakses tanggal 11 Juni 2013).
Ical. 20 Agustus 2008. Resam Melayu, Arti Tepak Sirih.
http://melayuonline.com (diakses tanggal 11 Juni 2013).
Luckman Sinar, T. 2005. Adat Budaya Melayu Jati Diri dan Kepribadian. Medan: FORKALA Provinsi Sumatra Utara.
Luckman Sinar, T dan Wan Syaifuddin. 2002. Kebudayaan Melayu Sumatra Timur. Medan: USU Press.
Mahyudin. 11 Juli 2013. Tradisi Bersirih dan Nilai Budayanya.
http://melayuonline.com (diakses tanggal 11 Juli 2013).
Mulyani, R. 2005. Pantun Melayu Deli dan Serdang: Fungsi dan Makna Logis. Medan: Bertong Jaya.
Nazir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Medan: Ghalia Indonesia.