• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Piutang Dagang Pada PT. Trido Abed Utama Penggolongan Piutang

BAB IV Hasil Penelitian

3. Sistem Akuntansi Piutang Dagang Pada PT. Trido Abed Utama Penggolongan Piutang

PT. Trido Abed Utama Medan yang kegiatan utamanya melakukan

penjualan obat dan alat-alat kesehatan kepada apotik, rumah sakit ataupun badan

pemerintah, sebagian besar penjualan dilakukan secara kredit. Penjualan kredit ini

dimaksudkan untuk memperluas pangsa pasar atau takut kehilangan pasar lama.

Penjualan barang secara kredit tersebut merupakan salah satu penyebab timbulnya

piutang dagang.

Piutang dagang yang dimiliki oleh PT. Trido Abed Utama ini adalah cukup

besar sehinga harus benar – benar diawasi agar tidak terjadi penyimpangan.

Disamping piutang dagang PT. Trido Abed Utama juga memiliki piutang

karyawan.

Berikut ini akan diberikan penjelasan terhadap kedua piutang tersebut :

a. Piutang Dagang.

Piutang dagang adalah piutang yang terjadi akibat penjualan yang dilakukan

secara kredit dan merupakan hasil dari kegiatan usaha normal perusahaan dan

piutang dagang ini merupakan bagian yang paling besar dari jumlah piutang yang

ada dalam perusahaan ini.

Piutang ini terjadi sejalan dengan berlakunya waktu atau tahap penyelesaian

jasanya. Piutang dagang ini pada umumnya adalah piutang jangka pendek.

Piutang dagang dikelompokkan sebagai aktiva lancar seperti tagihan – tagihan

b. Piutang Karyawan

Piutang ini merupakan piutang yang terjadi dalam rangka membantu

karyawan dengan memberikan pinjaman. Piutang ini diberikan apabila sangat

dibutuhkan karyawan dan dinilai layak untuk diberikan.

Pembayaran dilakukan melalui angsuran dengan jalan melakukan

pemotongan gaji setiap bulannya dari karyawan yang bersangkutan. Para

karyawan yang telah melakukan pinjaman tidak dapat diberikan pinjaman lagi jika

pinjaman sebelumnya belum dilunasi.

Prosedur Penjualan Kredit

Piutang Dagang yang muncul pada PT. Trido Abed Utama karena adanya

penjualan secara kredit yang dilakukan oleh salesman yang diperintahkan oleh

bagian penjualan perusahaan. Prosedur penjualan kredit pada perusahaan

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Prosedur Pencatatan Surat Pesanan.

Penjualan pada perusahaan biasanya dilakukan dengan cara salesman

mendatangi pelanggan ataupun pelanggan yang datang langsung ke perusahaan.

Dari pesanan pelanggan yang dicatat oleh salesman ataupun langsung ke

perusahaan kemudian dibuatkan faktur penjualan oleh bagian fakturis.

2. Prosedur Pengiriman Barang.

Setelah surat pesanan diterbitkan faktur penjualan oleh bagian fakturis,

selanjutnya bagian gudang mengeluarkan dan mengirimkan pesanan barang yang

3. Prosedur Pencatatan Piutang

Setelah barang pesanan barang sampai kepada pelanggan, maka pelanggan

harus mencap stempel atau tanda tangan pada faktur penjualan sebagai tanda

barang telah diterima. Faktur penjualan yang sudah dtanda tangani oleh pelanggan

diarsip oleh bagian piutang untuk proses penagihan pada saat jatuh tempo.

4. Prosedur Penagihan.

Faktur penjualan yang sudah jatuh tempo dikeluarkan oleh bagian piutang

kepada kolektor atau salesman untuk dilakukan penagihan kepada pelanggan.

5. Prosedur Pelaporan Piutang.

Faktur yang dibayar oleh pelanggan kepada kolektor atau salesman

dilaporkan kepada bagian piutang untuk diproses ke bagian pencatatan atau

pembukuan. sedangkan faktur yang belum dibayar oleh pelanggan diarsip kembali

oleh bagian piutang untuk ditagih selanjutnya sesua dengan waktu maksimal yang

ditetapkan oleh perusahaan.

Fungsi yang terkait pada prosedur penjualan kredit pada perusahaan adalah

sebagai berikut:

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertugas untuk mencatat surat pesanan pelanggan dan informasi

lain yang diminta pelanggan seperti permintaan harga. Fungsi ini juga bertugas

untuk meminta otorisasi ke bagian kredit untuk penjualan barang yang dilakukan

2. Fungsi Logitik

Fungsi ini bertugas untuk mengirimkan barang kepada pelanggan sesuai

dengan faktur yang diterbitkan dan mengembalikan faktur penjualan yang telah

distempel atau ditandatangani pelanggan sebagai tanda barang pesanan sudah

diterima oleh pelanggan sesuai dengan pesanan.

3. Fungsi Inkaso.

Fungsi ini bertugas untuk mengarsip faktur penjualan yang telah dicap

stempel atau tanda tangan pelanggan dan mengeluarkannya untuk ditagih oleh

kolektor atau salesman yang bersangkutan. Fungsi ini juga bertugas untuk

mengotorisasi penjualan barang yang dilakukan mengenai persetujuan kredit

penjualan, nilai kredit penjualan, dan jangka waktu kredit penjualan.

4. Fungsi Penagihan.

Fungsi ini bertugas untuk menagih piutang kepada pelanggan dan

merupakan bagian yang memiliki peranan penting dalam menangani proses

penagihan piutang dan manajemen piutang , karena secara langsung mengetahui

penyebab macetnya terjadinya pembayaran.

5. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertugas untuk mencatat penjualan kredit yang telah dilakukan

selama periode satu bulan dan mencatat piutang yang masih belum dapat tertagih

selama bulan bersangkutan. Fungsi ini juga bertugas mencatat umur piutang

selama bulan bersangkutan, juga melakukan penghapusan piutang dengan

persetujuan pimpinan perusahaan. Fungsi ini juga yang akan menyajikan saldo

Pengakuan dan Penilaian Piutang

1. Pengakuan Piutang Dagang

Piutang dagang timbul akibat adanya penjualan barang dagangan secara

kredit. Piutang dagang diakui pada saat barang dagangan telah diterima oleh

pelanggan. Faktur penjualan yang telah dicap stempel atau ditandatangani oleh

pelanggan merupakan bukti pada bagian kredit bahwa piutang dagang telah

disetujui oleh pelanggan.

2. Penilaian Piutang Dagang

Piutang dagang harus dinilai terlebih dahulu sebelum dilaporkan di neraca

pada akhir suatu periode. Piutang dagang yang disajikan pada neraca dilaporkan

sesuai nilai faktur penjualan yang belum dapat tertagih dikurangi dengan retur

penjualan. Berarti piutang dagang yang disajikan masih bernilai kotor atau belum

dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu.

Prosedur Penerimaan Kas Dari Piutang Dagang

Sumber utama penerimaan kas perusahaan ini yaitu berasal dari pelunasan

piutang oleh pelanggan. Karena hampir semua penjualan dilakukan secara kredit.

Kredit yang diberikan oleh perusahaan adalah 25 hari. Demi kelancaran

pencatatan piutang dagang yang telah dibayarkan pada saat jatuh tempo,

dibutuhkan suatu sistem yang baik, agar fungsi penagihan dapat menganalisa dan

mengfollow up piutang dagang yang telah jatuh tempo tetapi belum diterima atau

dibayarkan oleh pelanggan. Adapun sistem penerimaan kas dari piutang dagang

1. Piutang yang telah jatuh tempo dikeluarkan oleh bagian kredit kepada bagian penagihan untuk ditagih. Bagian penagihan langsung datang kepada pelanggan

untuk menagih. Namun ada kalanya pelanggan yang telah direcord perusahaan

memiliki sistem pembayaran dengan cara cicilan. Jika pelanggan seperti itu,

maka bagian kredit harus mengeluarkan faktur tagihan sebelum jatuh tempo,

agar pada saat jatuh tempo faktur tersebut lunas.

2. Jika pelanggan membayar tagihan sesuai nilai yang difaktur maka faktur asli diberikan kepada pelanggan, namun jika pelanggan memutuskan untuk

mencicil maka faktur asli belum boleh diberikan kepada pelanggan.

3. Tagihan yang berhasil ditagih dilaporkan oleh bagian penagihan setiap harinya dan membuat laporan penerimaan tagihan ke dalam buku kas masuk. Faktur

penjualan asli yang tidak berhasil ditagih dikembalikan ke bagian kredit, untuk

di follow up ke pelanggan, dan mengkonfirmasi kembali waktu penagihan

berikutnya.

4. Nilai tagihan yang dicatat bagian penagihan ke buku kas masuk, oleh bagian pencatatan dilakukan jurnal pelunasan piutang dagang ke dalam jurnal umum

5. Setelah dilakukan jurnal maka dibuat laporan piutang yang belum tertagih untuk dilaporkan kepala bagian keuangan.

Pengawasan Internal Piutang Dagang

Sistem akuntansi penjualan dan sistem penerimaan kas yang telah dirancang

perusahaan, jika dijalankan dengan baik dan sesuai dengan prosedur merupakan

pemisahan fungsi yang merupakan suatu unsur pengawasan internal piutang

dagang. Pemisahan antara fungsi kredit dengan fungsi penjualan, fungsi

pancatatan dan fungsi penagihan. Selain pemisahan fungsi, perusahaan juga

memberikan wewenang kepada bagian kredit untuk menganalisa surat pesanan

pelanggan. Adapun yang perlu diperhatikan bagian kredit dalam pemberian

persetujuan penjualan kredit kepada pelanggan adalah sebagai berikut:

a. Pelanggan yang diberikan persetujuan pembelian secara kredit adalah

merupakan pelanggan lama pada perusahaan itu, jika pelanggan bukan

pelanggan lama maka pelanggan harus melakukan pembelian secara kas/tunai

dalam waktu tiga kali pembelian.

b. Pelanggan harus memiliki record yang baik di perusahaan, seperti tidak

menunggak-nunggak, cicilan tidak terlalu lama, pembelian ke perusahaan juga

dalam rata-rata yang konsisten.

c. Jika pelanggan membeli barang ke perusahaan dalam nilai yang tidak biasanya atau dalam nilai yang meningkat dari yang biasanya maka perusahaan harus

menganalisa pelanggan tersebut. Bila perlu melakukan penelitian ke lapangan.

d. Bagian kredit harus mempertimbangkan jumlah kredit penjualan yang

diberikan dengan memberikan batas kredit pada setiap pelanggan, dengan

batas kredit yang berbeda-beda pula.

Penghapusan Piutang.

Perusahaan tidak melakukan penghapusan piutang terhadap penagihan yang

membayarnya. Penghapusan hanya dilakukan apabila perusahaan secara pasti

mengetahui bahwa suatu piutang tersebut benar – benar tidak bisa ditagih

Penyajian Piutang Dagang dalam Neraca

Piutang biasanya disajikan neraca setelah diposting terlebih dahulu ke buku

besar, demikian pula PT. Trido Abed Utama menyajikan piutangnya setelah

seluruh piutangnya dijumlahkan.

PT. Trido Abed Utama tidak menetapkan piutang ragu – ragu, yang

seharusnya dapaat dilakukan melalui penilaan umur piutang dan analisis piutang.

Penilaian umur piutang yang dibuat perusahaaan hanya dilakukan secara implicit

dalam rangka pelaksanaan operasional sebagai informasi untuk melakukan

penagihan yang berkesinambungan pada langganan, bukan untuk mencatat berapa

jumlah piutang yang tidak tertagih yang harus dibebankan pada perusahaan.

Metode Pencatatan Piutang Dagang dengan Menggunakan Komputer

Metode pencatatan pada perusahaan dengan menggunakan komputer.

Program komputer yang digunakan di perusahaan dinamakan Program OMSET

dengan menggunakan program access. Setiap surat pesanan pelanggan yang

masuk diproses menjadi faktur penjualan menggunakan program. Dari faktur

penjualan yang telah dimasukkan ke program secara otomatis tercatat sebagai

piutang yang dapat tertagih pada bagian piutang. Pada saat pelaggan ingin

melakukan pembelian barang sementara pelanggan masih memiliki kewajiban

secara harian memeriksa faktur penjualan yang telah dikeluarkan dengan

mengurutkan sesuai dengan nomor faktur. Dari nomor faktur tersebut maka akan

dinilai piutang yang akan ditagih pada saat jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo,

bagian piutang mengeluarkan piutang yang akan ditagih kepada kolektor atau

salesman. Dari piutang dagang yang dapat ditagih oleh kolektor atau salesman,

bagian piutang melakukan pencatatan pelunasan piutang dagang ke dalam

program. Dari pencatatan pelunasan piutang dagang ke dalam program maka

bagian piutang dapat mengupdate piutang dagang yang tertagih, umur piutang

Dokumen terkait