• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.2 Diesel Generator

4.2.1 Sistem Bahan Bakar

30

Tabel 4.2 Kode Komponen Sistem Bahan Bakar

Sistem bahan bakar merupakan sistem yang berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki penyimpanan bahan bakar sampai masuk ke ruang bakar di masing-masing silinder pada mesin diesel. Sistem bahan bakar pada mesin diesel lebih komplek dari pada mesin bensin. Hal ini dikarenakan tipe bahan bakar yang digunakan oleh mesin diesel adalah tipe bahan bakar yang membutuhkan treatment.

Jenis bahan bakar yang digunakan pada diesel generator CC di Terminal Nilam adalah HSD (High Speed Diesel). Dapat dilihat pada Gambar 4.2, bahwa sistem bahan bakar dimulai dari bahan bakar yang ada di dalam tangki bawah (fuel oil lower tank) dipompa oleh fuel pump ke dalam tangki atas (fuel oil upper tank). Kapasitas tangki atas dan bawah adalah sama, yakni 3000 liter. Kemudian dari tangki atas akan

31 dipompa oleh PT pump menuju ke injector untuk dikabutkan di dalam ruang bakar. Namun sebelum dipompa, bahan bakar akan melalui separator dan fuel filter.

Separator berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dari mineral-mineral yang tidak dibutuhkan. Sedangkan fuel filter berfungsi untuk membersihkan atau menyaring material-material padat yang ada di dalam bahan bakar sehingga bahan bakar yang masuk ke engine adalah bahan bakar yang benar-benar bersih dan bisa dikabutkan dengan sempurna oleh injector. 4.2.2 Sistem Pelumasan

32

Tabel 4.3 Kode Komponen Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah sistem yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara dua komponen yang bergesekan. Selain itu, sistem ini juga berfungsi sebagai pendingin karena komponen-komponen yang bergesekan tersebut pasti memproduksi panas. Sistem pelumasan pada mesin diesel ada dua tipe, yakni basah dan kering.

Perbedaan dari dua tipe sistem pelumasan ini adalah dari letak penampungan minyak pelumasnya. Untuk sistem pelumasan kering,

tangki penampungan minyak pelumasnya

terletak di luar mesin, sedangkan sistem pelumasan basah tangki penampungan minyak pelumasnya terletak di dalam mesin, tangkinya biasa disebut Oil Pan.

Untuk mesin diesel yang digunakan sebagai penggerak CC di Teminal Nilam

menggunakan sistem pelumasan basah.

Sistemnya dimulai dari minyak pelumas yang ada di dalam oil pan dipompa oleh oil pump menuju oil filter untuk kemudian dialirkan ke

bagian-bagian yang akan diberi minyak

33 dan lain-lain. Setelah itu, minyak pelumas melalui bypass oil filter, komponen ini selain sebagai filter juga sebagai jalur untuk minyak pelumas yang masih memiliki tekanan dan temperatur yang cukup untuk kembali ke dalam mesin, namun untuk pelumas yang memiliki

tekanan dan temperatur berlebih akan

dikembalikan ke oil pan.

Selain dua sistem penunjang yang telah

disebutkan di atas, terdapat sistem lain yang menjadi sistem penunjang mesin diesel yakni sistem pendingin

(cooling system), sistem udara bertekanan

(compressed air system). Namun dalam tugas akhir ini pembahasan dibatasi hanya pada dua sistem penunjang di atas karena sistem bahan bakar dan sistem pelumasan mempunyai sistem yang lebih kompleks daripada dua sistem lain, yaitu sistem pendingin dan sistem udara bertekanan.

4.3 Uji Distribusi

Seperti yang telah dijelaskan di Bab sebelumnya, bahwa pengujian distribusi dilakukan dengan bantuan software, yakni Relex Reliability Software. Data yang ingin diketahui distribusinya adalah data TTF (Time To Failure) dari komponen dua sistem penunjang diesel generator CC, yakni sistem bahan bakar dan sistem pelumasan. TTF adalah selang waktu suatu aset bekerja dari titik waktu kegagalan hingga kegagalan berikutnya.

Tabel 4.4 merupakan contoh data kegagalan oil filter CC 1 selama tahun 2011 saja. Sedangkan untuk

34

data yang lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.1 hingga B.12. Kemudian sebelum diuji, data yang terlalu menyimpang (outlier data) akan dieliminasi menggunakan bantuan software Minitab 16. Pada Gambar 4.4 menunjukkan hasil dari evaluasi data kegagalan oil filter CC 1 yang dilakukan oleh Minitab 16. Outlier data ditunjukkan oleh titik-titik yang berada di atas dan di bawah garis menerus. Titik yang berada di atas menunjukkan nilai yangb terlalu besar, sedangkan di bawah berarti nilainya terlalu kecil. Tabel 4.4 Data Kegagalan Oil Filter pada Tahun 2011

35 Gambar 4.4 Grafik Boxplot (Outlier Data)

36

Setelah diketahui data mana saja yang termasuk outlier data, maka data tersebut harus dihilangkan sebelum data kegagalan diuji distribusi. Uji distribusi dilakukan dengan cara awal yakni memilih menu “Weibull” ketika pertama kali membuka Relex 2009 atau dapat dilihat di Gambar 4.5. Kemudian data dimasukkan pada kolom pertama yang sudah tersedia.

Selanjutnya, klik “click run best fit distribution analysis” untuk memilih distribusi mana saja yang dikehendaki untuk dianalisa. Sebelumnya, metode rank regression dipilih sebagai metode pendekatan dalam penentuan distribusi. Gambar 4.6 menjelaskan

pemilihan dilakukan dengan memberi atau

menghilangkan centang. Kemudian klik “analyze” untuk mengetahui distribusi mana yang paling sesuai.

37 Dari contoh yang telah dijelaskan, dapat diketahui bahwa data kegagalan oil filter adalah terdistribusi normal. Namun yang lebih penting dan dibutuhkan dari uji distribusi adalah nilai parameter dari distribusi tersebut, seperti pada Gambar 4.7. Di software Relex, nilai dari parameter yang dimaksud dapat dilihat di bagian kiri bawah tampilan.

Gambar 4.7 Hasil Uji Distribusi

Distribusi normal, memiliki dua parameter, yakni µ (Mu) dan σ (Sigma). Dari hasil uji distribusi data kegagalan oil filter, dapat diketahui hasilnya adalah distribusi normal dengan nilai µ = 260.625 dan σ = 26.3717.

4.3.1 Sistem Bahan Bakar

Gambar 4.8 Diagram Blok Sistem Bahan Bakar Gambar 4.8 menjelaskan hubungan dari masing-masing komponen dalam sistem bahan bakar. Dua separator dan filter bahan bakar tersusun secara paralel, hal ini bertujuan untuk

38

memastikan bahan bakar yang masuk ke mesin sudah benar-benar bersih. Sedangkan Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji distribusi dari data kegagalan komponen-komponen dalam sistem bahan bakar beserta parameter-parameternya. Tabel 4.5 Hasil Uji Distribusi Sistem Bahan Bakar

Dokumen terkait