• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem dan cakupan pelayanan

Dalam dokumen WALIKOTA BANJARBARU KATA SAMBUTAN (Halaman 119-130)

KECAMATAN DAN KELURAHAN 1. Kecamatan Banjarbaru Utara

A. Kebijakan daerah dan kelembagaan

3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan 1 Kelembagaan

3.4.2 Sistem dan cakupan pelayanan

Sebagaimana kawasan perkotaan lainnya, sistem jaringan drainase di Kota Banjarbaru dibagi atas 2 bagian, yaitu :

a. Sistem Drainase Mayor, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

b. Sistem Drainase Mikro, Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

Beberapa saluran darinase yang ada di Kota Banjarbaru saat ini belum berfungsi secara optimal, kondisi ini yang menyebabkan terjadinya genangan air bila hujan turun dalam intensitas yang tinggi. Penyempitan badan sungai yang diakibatkan oleh berdirinya rumah-rumah penduduk di sepanjang bantaran sungai, yang diperparah dengan perilaku membuang sampah ke sungai, yang menyebabkan pendangkalan dan penyumbatan aliran air menyebabkan badan sungai tidak mampu menampung air dalam volume yang tinggi.

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

III

halaman

42

tersumbat oleh tumpukan sampah yang menyebabkan terhambatnya aliran air hingga meluap ke badan jalan. Kondisi ini diperparah dengan tofografi jalan-jalan yang bergelombang, sehingga volume air menumpuk dan meluber di daerah yang relatif lebih rendah.

Tabel. 3.41

Kondisi Genangan / Banjir di Kota Banjarbaru

No Kecamatan Kelurahan Dampak

Terhadap Penyebab Banjir Luas (Ha) 1 Cempaka Cempaka/Basung  Perumahan

 Persawahan

 Perkebunan

 Aliran permukaan yang besar

 Perubahan tata guna lahan

 Jaringan sungai terganggu

 Penyempitan dan pendangkalan sungai

 Aliran permukaan yang besar

 Perubahan tata guna lahan

 Jaringan sungai terganggu

 Penyempitan dan pendangkalan sungai

1.169,8

3 Banjarbaru Selatan

Kemuning  Perumahan

 Jalan

 Aliran permukaan yang besar

 Perubahan tata guna lahan

 Jaringan sungai terganggu

 Penyempitan dan pendangkalan sungai

6,6

4 Landasan Ulin

Tonhar  Perumahan

 Jalan

 Aliran permukaan yang besar

 Perubahan tata guna lahan

 Jaringan sungai terganggu

 Penyempitan dan pendangkalan sungai

1,5

Sistem drainase primer di Kota Banjarbaru dibagi ke dalam tiga zona prioritas, meliputi :

(1) Zona prioritas I, meliputi; Jalan A. Yani (SPBU) – Guntung Simpang Bandara Kiri 2 – Gang SMP, Jalan A. Yani – Pertigaan Traffict Light Bandara, Sungai Kemuning, dan Sungai Basung,

(2) Zona prioritas II, meliputi Sungai Ulin Kanan, Sungai Salak Kiri 1, Sungai Payung Hulu Kiri 1, Sungai Payung Hulu Kanan 1, Sungai Payung Hulu,

BUKU PUTIH SANITASI

halaman

43

Sungai Kemuning Kanan 2, Sungai Kemuning Kiri 2, Sungai Paring Kanan 1, Sungai Paring Kiri 2, Sungai Gotong Royong, Sungai Simpang bandara Kiri 3, Sungai Simpang Bandara Kiri 1, Sungai Salak Kiri 2, Sungai Kemuning Kanan 1, Sungai Paring Kiri 1, Sungai Lurus Kiri 1, Sungai Basung Kiri , Sungai Basung Kanan, Sungai Tiung Kiri, Sungai Tiung Kanan, Sungai Paring, Sungai Mangguruh, Sungai Ampuya Kiri 1, Sungai Sambangan, Sungai Ampuya Kiri 1, Sungai Ampuya Kiri 2, Sungai Ampuya Kanan, Sungai Harapan Kiri, Sungai Salak Kanan 1, Sungai Kemuning Kiri 3.

(3) Zona prioritas III, meliputi : Sungai Ulin Kiri, Sungai Ulin Kanan 2, Sungai Ulin Kanan 1, Sungai Lurus Kiri 3, Sungai Lurus Kanan 3, Sungai Lurus Kanan 1, Sungai Payung Kanan, Sungai Payung Hulu Kiri 3, Sungai Lurus Kiri 2, Sungai Lurus Kanan 2.

Sedangkan sistem drainase sekunder terintegrasi dengan jalan-jalan utama yang ada di Kota Banjarbaru seperti Jalan A. Yani, Jl. Mistar Cokrokusumo, Jl. RO. Ulin, Jl. Panglima Batur, Jalan Karang Anyar, Jalan Garuda dan jalan utama lainnya.

Tabel. 3.42 Kondisi Saluran Drainase

No Nama Jalan / Sungai Panjang (m)

A Saluran Primer

1 Sungai Kemuning 7.200 144 v v

2 Sungai Ambulung 4.328 80 v

3 Sungai Batulicin 3.600 70 v

4 Sungai Pinang 4.200 84 v

5 Sungai Batu Kapas 4.100 80 v

6 Sungai Paring 3.100 60 v

7 Sungai Sambangan 3.200 64 v

8 Sungai Ampayo 5.500 110 v

9 Sungai Tiung 3.300 65 v

10 Sungai Apukan 20.400 400 v

11 Sungai Basung 3.100 60 v

12 Sungai Banyu Irang 18.000 380 v

13 Sungai Kuranji 3.800 70 v

14 Sungai Rancah 6.190 120 v

15 Sungai Salak 4.222 80 v

16 Sungai Guntung Payung 5.300 100 v

17 Handil Daya Sakti 7.000 140 v

18 Sungai Lu’uk 4.800 90 v

19 Handil Berkat Karya 7.000 140 v

20 Handil Hanyar 4.300 85 v

21 Handil Papikul 7.000 140 v

22 Sungai Jembatan I 4.000 80 v

23 Sungai Jembatan II 4.000 80 v

24 Sungai Pembuang Prov 6.000 120 v

25 Saluran Timbang Rasa 4.000 80 v

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

III

halaman

44

B Saluran Sekunder

1 Drainase Jl. A. Yani 18.000 200 v

2 Sungai Komet 2.000 20 v

3 Sungai Gotong Royong 1.870 18 v

4 Sungai Gn. Kupang 1.140 10 v

5 Sungai Ulin 1.500 15 v

6 Sungai Karet 1.810 20 v

7 Sungai Lurus 2.100 20 v

8 Sungai Guntung Jingah 1.900 20 v

9 Guntung Paikat 1.350 15 v

10 Sungai Guntung Lua 1.500 15 v

11 Sungai Puyau 1.100 10 v

12 Drainase Jl. Pang. Batur v

13 Drainase Jl. Karang Anyar v

14 Drainase Jl. P. M. Noor v

15 Drainase Jl. RO Ulin v

16 Drainase Jl. Mistar C K v

17 Drainase Jl. Bandara v

18 Drainase Jl. Hercules v

19 Guntung Papuyu 2.800 30 v

20 Guntung Paring 2.284 25 v

21 Sungai Gunung Kupang II 1.574 15 v

22 Sungai Ujung Murung 2.500 25 v

23 Sungai Mangguruh 800 10 v

24 Sungai Lukass 1.500 15 v

25 Sungai Cambai 950 10 v

26 Sungai Mati 2.030 20 v

27 Sungai Dadap 2.260 20 v

28 Sungai Bangkal Kecil 490 5 v

29 Sungai Batu Kapur 2.690 25 v

30 Sungai Rimba 800 10 v

31 Sungai Tagumpar 1.500 15 v

32 Sungai Sumba 1.350 10 v

33 Sungai Sidomulyo 2.122 20 v

34 Sungai Karya Bhakti 1.700 15 v

35 Sungai Polantan 2.230 20 v

C Saluran Tersier

1 Ratu Elok – Bumi Cahaya Bintang – Komp.Kehutanan 2 Kelapa Gading

3 Banua Permai 4 Loktabat Sumber : Dinas PU

Umumnya rumah tangga di Kota Banjarbaru menggunakan sistem drainase sebagai saluran pembuangan dari sisa-sisa air yang dipergunakan dalam aktivitas

BUKU PUTIH SANITASI

halaman

45

sehari-hari seperti air bekas mandi, bekas cucian dapur atau bekas cucian pakaian.

Demikian juga dengan pengaliran air hujan, hampir semuanya (kecuali sedikit yang terserap ke dalam tanah dan sumur-sumur gali) masuk ke dalam sistem drainase, mulai dari drainase lingkungan (tersier) kemudian masuk ke drainase sekunder sampai akhirnya terkumpul di badan-badan sungai atau saluran irigasi.

Tabel 3.43.

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kota Banjarbaru

Input User

- Air cucian

dari dapur Tempat cuci piring

Sistem

Drainase Sungai

- Air cucian

pakaian Pembuangan Air Hujan Talang

Halaman Ruang Publik

Sistem

Drainase Sungai

Pengelolaan drainase di Kota Banjarbaru meliputi Bangunan air yang terdiri dari tabat, pintu air, terjunan air dan bangunan air lainnya. Sistem pengelolaan drainase dapat dilihat pada tabel 3.44.

Tabel 3.44

Sistem Pengelolaan Drainase yang Ada di Kota Banjarbaru Kelompok Fungsi Teknologi yang

Digunakan (Perkiraan) Nilai

Data Sumber Data

Bangunan Air Pembuatan Bangunan Air Pada Sungai Peramuan (4 buah)

4 buah Bidang PSDA Dinas PU (T.A 2002)

Pembuatan Tabat

Beton 150 m Bidang PSDA Dinas PU (T.A.

2004)

Pembuatan Pintu Air 1 buah Bidang PSDA Dinas PU (T.A.

2004) Pembuatan

Bangunan Air Gt.

Manggis, Berlina &

Walangku

4 buah Bidang PSDA Dinas PU (T.A.

2008)

Bangunan Terjunan

Sei Puyau 1 buah Bidang PSDA Dinas PU (T.A.

2010) Bangunan Terjunan

Sei Gotong Royong 1 buah Bidang PSDA Dinas PU (T.A.

2010)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

III

Gambar 3.7.

Peta Pelayanan Drainase di Kota Banjarbaru

BUKU PUTIH SANITASI

halaman

47

3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK

Peran serta masyarakat secara aktif didalam penanganan saluran drainase masih cukup kecil ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah dari saluran drainase yang tidak berfungsi sesuai dengan yang di harapkan. Pembersihan drainase umumnya dilakukan menjelang acara–acara tertentu seperti lomba kebersihan lingkungan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang kegiatannya dilakukan secara gotong royong dengan membersihkan saluran yang ada.

Selain dalam rangka peringatan hari-hari besar nasional, keterlibatan masyarakat sampai saat ini masih sangat tergantung dengan kegiatan-kegiatan yang diprakarsai oleh pihak lain baik pemerintah maupun kelompok-kelompok Pencinta Lingkungan Hidup. Dengan kondisi tersebut, terdapat beberapa saluran drainase yang mengalami masalah seperti tertutup oleh timbunan sampah atau material bahan bangunan yang dibuang oleh masyarakat.

Tabel 3.45.

Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan

Pengelolaan drainase sampai saat ini masih dianggap sebagai tanggung jawab pemerintah semata-mata, sehingga belum ada program/proyek layanan pengelolaan drainase yang berbasis pada masyarakat.

Tabel 3.46

Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat

3.4.4 Pemetaan Media

Seperti halnya sub sektor sanitasi yang lain, peran serta media massa dalam advokasi dan sosialisasi pengelolaan drainase yang baik dan berwawasan lingkungan masih minim. Isu pengelolaan drainase baru terangkat dalam pemberitaan atau artikel media jika terjadi luapan air atau banjir yang

RT RW

Banjarbaru Utara 122 28 Tdk Rutin Pemerintah

Banjarbaru Selatan 127 23 Tdk Rutin Pemerintah

Landasan Ulin 141 27 Tdk Rutin Pemerintah

Liang Anggang 66 Tdk Rutin Pemerintah

Cempaka 102 Tdk Rutin Pemerintah

Kecamatan Jumlah Kondisi Drainase Saat ini Ada yang lancar,

sebagian lainnya mampet oleh pasir, tanah atau

sampah

Fungsi Tidak

Fungsi Rusak PM JDR MBR

Tidak Ada Program / Layanan berbasis masyarakat

Aspek PMJK Kondisi Sarana Saat ini

Tahun

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

III

halaman

48

yang dilakukan oleh bidan desa atau organisasi PKK melalui kegiatan pengembangan dan pembinaan desa siaga dan desa/kelurahan siaga aktif.

Tabel 3.47

Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru NO Kegiatan Tahun Dinas

Pelaksana Tujuan

kegiatan Khalayak

sasaran Pesan

Kunci Pembelajaran 1 Sosialisasi dan

Penyuluhan Normalisasi Sungai Kemuning

2010 Dinas PU Partisipasi masyarakat

Media massa yang ada di Kota Banjarbaru cukup aktif dalam memuat masalah pengelolaan sanitasi lingkungan termasuk masalah pengelolaan drainase, terutama jika terjadi permasalahan yang merugikan warga masyarakat seperti terjadinya banjir di sekitar bantaran Sungai Kemuning atau kegiatan bersih-bersih sungai Kemuning yang diprakarsai oleh Pemerintah Kota Banjarbaru. Pemuatan artikel masih sangat tergantung kepada sumbangan tulisan yang dikirimkan oleh para pemerhati kesehatan lingkungan.

Tabel 3.48

Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru NO Nama Media Jenis Acara Isu Yang

Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media 1 Radar Banjar Berita Normalisasi

Sungai Kemuning Pemeliharaan alur

sungai Positif dan kedalaman materi cukup

memadai 2 Internet (Web

Pemerintah Kota Banjarbaru)

Artikel Wakil Walikota pimpin kegiatan

Positif dan kedalaman materi cukup

memadai

Pengelolaan drainase kota mulai dari saluran tersier, sekunder hingga drainase primer tidak akan optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, diperlukan peran serta dari masyarakat dan kalangan dunia usaha. Keterlibatan dunia usaha sangat diperlukan untuk membantu pemerintah terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan media ataupun bahan untuk pelaksanaan kegiatan kampanye dan advokasi pembangunan sanitasi. Sedangkan peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam kaitan dengan pengawasan dan pemeliharaan terhadap saluran drainase tersebut.

BUKU PUTIH SANITASI

halaman

49

Tabel 3.49

Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Drainase)

No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan

Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama 1 Launching Program Green and

Clean Kebersihan

Lingkungan Radar Banjar In Kind

Selain dengan mitra yang sudah ada, beberapa perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru juga masih memungkinkan untuk diajak bekerjasama mempromosikan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru, termasuk dalam hal pengelolaan saluran drainase. Hal yang harus diperhatikan adalah mencari kegiatan-kegiatan baru yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga juga menguntungkan dunia usaha dalam memperkenalkan produknya.

Tabel 3.50 Daftar Mitra Potensial

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama

1 SKH Banjarmasin Post PHBS In Kind

2. PT. BNI 1946 PHBS In Kind

3 Telkom Flexi PHBS In Kind

4. Coca Cola Comp. PHBS In Kind

5 Bank Kalsel PHBS In Kind

3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha

Sejalan dengan paradigma masyarakat bahwa persoalan pengelolaan sampah masih dianggap sebagai tugas dan tanggung jawab pemerintah semata, sampai saat ini belum ada dunia usaha yang tertarik untuk mengalokasikan sebagian modalnya untuk mengembangkan usaha dalam pelayanan pengelolaan drainase.

Tabel 3.51

Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kota Banjarbaru

No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan

Tidak Ada Penyedia Layanan

3.4.6 Pendanaan Dan Pembiayaan

Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan persampahan menjadikan pendanaan untuk pengelolaan sampah ini masih sangat tergantung pada kemampuan dana APBD maupun dana-dana dari pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

III

halaman

50

Table 3.52

Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Drainase No Sub sektor Drainase Realisasi anggaran (Rp.000)

2009 2010 2011 2012

Belanja

APBD 3.791.686.050 2.709.196.350 5.255.090.360 6.232.714.000

Pendapatan ---- ---- ----

----Retribusi

Sumber : APBD Kota Banjarbaru, DPPKAD Kota Banjarbaru

3.4.7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak

Pengelolaan drainase sebagaimana halnya di sektor-sektor yang lain, harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat).

1. Masalah koneksitas dari drainase tersier ke sekunder, kemudian ke saluran primer, belum semuanya terkoneksi sehingga aliran air menjadi terhambat dan menimbulkan luapan air ketika turun hujan dengan intensitas yang tinggi.

2. Master plan Drainase yang ada hanya terfokus pada aliran sungai dan guntung, belum ada perencanaan untuk jaringan drainase yang berbasis jaringan jalan.

3. Alur sungai yang menyempit karena adanya bangunan yang berdiri di tepian sungai

4. Drainase kurang berfungsi karena tertimbun oleh sampah

5. Pemeliharaan drainase terhambat karena tertutup menjadi jembatan beton 6. Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase sehingga

belum menjadikannya salah satu prioritas dalam pembangunan rumah

7. Drainase cenderung mengikuti tofografi jalan yang bergelombang, sehingga memberi beban berat pada titik-titik terendah, memerlukan kolam-kolam retensi.

8. Belum adanya Landasan Hukum yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan saluran drainase pada setiap pembangunan rumah atau kawasan perumahan.

9. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah

BUKU PUTIH SANITASI

halaman

51

Tabel. 3.53

Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Drainase di Kota Banjarbaru

No Aspek Permasalahan

Non Teknis

A. Kebijakan daerah dan kelembagaan

Belum adanya Landasan Hukum yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan saluran drainase pada setiap pembangunan rumah atau kawasan perumahan.

B. Keuangan

Terbatasnya kemampuan keuangan daerah C. Komunikasi

Masih terbatasnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, untuk merubah paradigma bahwa sungai bukan tempat buangan limbah dan sampah

D. Partisipasi Dunia Usaha

Belum ada dunia usaha yang tertarik untuk melakukan usaha pelayanan pengelolaan drainase

E. Partisipasi Masyarakat dan PMJK

Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase sehingga belum menjadikannya salah satu prioritas dalam pembangunan rumah

Teknis

A. Sistem

- Master plan Drainase yang ada hanya terfokus pada aliran sungai dan guntung, belum ada perencanaan untuk jaringan drainase yang berbasis jaringan jalan.

- Masalah koneksitas dari drainase tersier ke sekunder, kemudian ke saluran primer, belum semuanya terkoneksi sehingga aliran air menjadi terhambat.

- Pemeliharaan drainase terhambat karena tertutup menjadi jembatan beton

- Drainase kurang berfungsi karena tertimbun oleh sampah - Alur sungai yang menyempit karena adanya bangunan yang

berdiri di tepian sungai B. Konstruksi

Drainase cenderung mengikuti tofografi jalan yang bergelombang, sehingga memberi beban berat pada titik-titik terendah, memerlukan kolam-klam retensi.

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

IV

halaman

1

Bab 4

Pembangunan sanitasi merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas pembangunan Kota Banjarbaru, hal ini dapat dilihat melalui salah satu tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan periode 2011-2015, yaitu Membangun Lingkungan yang sehat dan dinamis. Lebih jauh dapat dilihat pada 2 point sasaran pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, yaitu Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar, serta Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan.

Dalam dokumen WALIKOTA BANJARBARU KATA SAMBUTAN (Halaman 119-130)

Dokumen terkait