• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Analisis Kebijakan

2.5 Sistem Informasi Kesehatan

2.5.5 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

Puskesmas sebagai sumber data dan informasi kesehatan strata pertama di daerah, harus mampu menyediakan data dan informasi yang terkini, dengan kualitas yang bermutu. Diharapkan semua puskesmas mempunyai keseragaman pedoman dalam pencatatan dan pelaporan, karena laporan yang harus dibuat puskesmas cukup

banyak jumlahnya. Sampai saat ini sistem informasi yang masih diterapkan di Puskesmas adalah SP2TP dan beberapa puskesmas sudah menerapkan Simpus.

Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional puskesmas mulai dari pengolaha data registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan, dan tahunan (Ahyar, 2011).

2.5.5.1Definisi dan Alasan Membangun Simpus

Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional puskesmas mulai dari pengolaha data registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan, dan tahunan (Ahyar, 2011).

Sebagai bahan evaluasi tentunya sistem yang berjalan perlu adanya perubahan sistem yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya membangun Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) secara terpadu dan handal. Simpus adalah program aplikasi komputer yang merupakan perangkat yang berfungsi untuk mencatat (input), mengolah (proses), dan melaporkan (output) seluruh data-data di puskesmas. Pengertian lain SIMPUS adalah suatu perangkat

lunak yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan puskesmas dalam mengelola data-data yang dimiliki. Alasan mengapa harus membangun SIMPUS :

a. Bisa digunakan untuk mencari data pasien.

b. Dapat menghasilkan laporan sesuai dengan kebutuhan.

c. Dapat mendukung keputusan dengan melihat hasil laporan maupun data yang telah diolah.

d. Dengan interface yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga mudah digunakan.

e. Fungsi operasi output dan input dapat dipelajari dengan waktu yang tidak lama. Dalam implementasinya SIMPUS terdiri dari beberapa sub sistem sebagai berikut :

a. Registrasi Pasien

Registrasi merupakan sub-sistem yang menangani data registrasi kunjungan pasien, baik kunjungan pada pemeriksaan poli umum/ gigi/ gizi/ KIA/ imunisasi/KB. Kegiatannya meliputi :

1) Pengolahan data pasien.

2) Pengolahan data registrasi kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu : pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan Laboratorium.

3) Pemeriksaan atau Pemberian Tindakan Medis

Sub-sistem ini menangani data yang terkait dengan kegiatan pemeriksaan atau pemberian tindakan terhadap pasien oleh tenaga kesehatan. Kegiatannya meliputi :

a) Pengolahan data kondisi pasien b) Pengolahan data anamnesis c) Pengolahan data diagnosis d) Pengolahan data terapi

e) Pengolahan data pemeriksaan/tindakan medis/penggunaan laboratorium f) Pengolahan data obat(resep)

g) Pengolahan data rujukan

h) Farmasi; merupakan sub sistem yang menangani data tentang obat. Kegiatannya meliputi :

(1) Pengolahan data master obat (2) Pengolahan data stok obat (3) Pengolahan data persediaan obat

(4) Pengolahan data pelayanan/pemberian resep pasien

i) Pemantauan Data Register; merupakan pemantauan data yang terjadi secara harian atau bulanan. Kegiatannya meliputi :

(a) Register pemeriksaan umum (b) Register pemeriksaan gigi (c) Register pemeriksaan gizi

(d) Register pemeriksaan imunisasi (e) Register pemeriksaan KIA (f) Register pemeriksaan KB

j) Laporan; merupakan sub sistem yang fungsinya membuat laporan atau rekapitulasi. Laporan ini meliputi:

(1) Laporan Bulanan (LB)

(2) LB1: rekapitulasi kasus penyakit

(3) LB2: LPLPO (laporan pemakaian dan lembar permintaan obat) k) Laporan manajemen

(1) Laporan kunjungan pasien (2) Laporan 10 besar penyakit (3) Laporan penggunaan obat (4) Laporan tindakan medis

(5) Laporan metode pembayaran pasien (6) Laporan billing.

2.5.5.2Tujuan Simpus

Tujuan Simpus terdiri dari 2 yaitu tujuan umum untuk meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasilguna dan berdayaguna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. Tujuan khusus yaitu:

1) Dasar penyusunan PTP

3) Dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (PWS & stratifikasi).

4) Mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan.

2.5.5.3Pengembangan Simpus

Pengembangan Simpus adalah proses pengolahan dari semua data dasar di puskesmas dan diharapkan bisa menggantikan SP2TP. Didukung dengan perkembangan teknologi informasi Simpus bisa dikembangkan menjadi sebuah perangkat lunak (software). Saat ini sudah banyak dikembangkan Simpus berbasis WEB atau Dekstop, dimana fungsinya adalah mengolah data dasar puskesmas sehingga sistem pelaporan ke Dinas Kesehatan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya dan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.

Simpus dibangun sebagai langkah pengembangan SP2TP, dengan tujuan akan menghasilkan informasi yang lebih cepat dan akurat. Persiapan dalam implementasi Simpus dapat dilakukan melalui:

1) Membentuk tim informasi puskesmas yang bertanggung jawab terhadap input data dan back up data yang sudah dimasukkan ke dalam program.

2) Melakukan pendataan dasar untuk wilayah kerja puskesmas; data dasar yaitu data informasi puskesmas, data lokasi pelayanan kesehatan, data desa dan dusun, data petugas, data pekerjaan, dan data jenis pasien.

3) Melakukan alur data secara manual; melakukan uji coba terlebih dahulu dengan cara manual sebelum memakai sistem komputerisasi.

4) Sosialisasi data-data dasar puskesmas ke semua staf yang terkait. 5) Melakukan uji coba penanganan data dari manual ke komputer.

6) Melakukan pengolahan data dengan komputer apabila program telah berjalan dengan lancar.

2.5.5.4Tahapan Pengolahan Data SIMPUS

Tahap awal yang dilakukan dalam pengolahan data Simpus adalah sebagai berikut:

1) Input data dasar puskesmas ke dalam database SIMPUS, yaitu data puskesmas, tempat pemeriksaan dan petugas puskesmas, data desa dan dusun, data variabel pasien, dan data tarif.

2) Input jenis data untuk pelaporan

3) Register harian untuk laporan LB1(laporan bulanan)

4) Penerimaan obat untuk laporan LPLPO (laporan penerimaan dan laporan penggunaan obat)

5) Distribusi obat untuk laporan STP 6) Input untuk rekapitulasi data

a) Cakupan pasien b) Kelompok diagnosis c) Diagnosis

e) Pemakaian obat f) Tabel harian obat g) Pendapatan h) Penerimaan obat i) Laporan LB1

j) Filter data per-desa, Dalam wilayah, luar wilayah, dan Semua wilayah. k) Meliputi semua kasus; kasus lama, kasus baru, dan kunjungan kasus. 7) Laporan LPLPO

a) Registrasi pasien, yaitu data penggunaan obat yang akan menampilkan arus penggunaan obat dalam rentang waktu tertentu.

b) Data penerimaan obat digunakan untuk mengkonversi stok yang akan merubah stok.

c) Data tabel obat untuk stok awal dari masing-masing obat,yaitu akhir dari suatu bulan periode pelaporan menjadi stok awal bulan berikutnya.

2.6 Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas 2.6.1 Penggolongan Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta

Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, sedangkan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat (UU Kesehatan No.23 tahun 1992).

Peraturan Menteri Kesehatan No.84/Menkes/per/II/1990 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik membedakan pelayanan kesehatan swasta menjadi medik dasar dan pelayanan medik spesialistik.

Medik dasar meliputi:

1. Praktek Dokter Umum dan praktek Dokter Gigi; 2. Balai Pengobatan;

3. Rumah bersalin;

4. Pelayanan lain yang ditentukan Menteri Kesehatan. Medik Spesialis meliputi:

1. Praktek Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis; 2. Rumah Sakit Umum;

3. Rumah Sakit Khusus;

4. Pelayanan spesialis lain yang ditentukan Menteri Kesehatan.

Penggolongan penyedia sarana pelayanan kesehatan swasta mengacu Kepmenkes No.84/Menkes/per/II/1990, dimana dalam keputusan tersebut bentuk pelayanan kesehatan dasar swasta terdiri dari:

1. Balai Pengobatan Umum Utama 2. Balai Pengobatan Umum Madya 3. Balai Pengobatan Umum Pratama 4. Balai Pengobatan Khusus

5. Rumah bersalin

6. Balai Asuhan Keperawatan 7. Balai Konsultasi Gizi 8. Balai Khitan

Berdasarkan ketentuan Kepmenkes di atas maka terdapat Rumah Bersalin Swasta yang pelayanannya dilaksanakan oleh Bidan baik Bidan Swasta maupun Bidan yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang di samping bekerja di instansi pelayanan kesehatan pemerintah juga membuka praktek rumah bersalin di rumah maupun di tempat lain.

Dokumen terkait