• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Kaur memiliki irigasi yang terdiri dari irigasi semi teknis, irigasi sederhana, dan irigasi desa. Sebagian besar irigasi yang ada mengalami kerusakan sehingga irigasi tersebut tidak dapat beroprasi dengan maksimal. Berdasar Surat Keputusan Menteri PU

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 3-69 No. 390 Tahun 2007 tentang Penetapan Daerah Irigasi, di Kabupaten Kaur ditetapkan Daerah Irigasi yang merupakan kewenangan Kabupaten seperti pada Tabel 3.20. Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi di Kabupaten Kaur adalah : a. Pemeliharaan terhadap irigasi yang sudah ada.

b. Memperbaiki irigasi yang rusak secara bertahap, diharapkan dalam kurun waktu 2011-2031 irigasi tersebut telah diperbaiki, sehingga program ketahanan pangan dapat segera diwujudkan.

c. Pada kurun waktu 2011-2031 perlu adanya suatu kajian untuk meningkatkan pelayanan irigasi yang ada sehingga sawah potensial dapat terlayani oleh irigasi. d. Rencana Pembangunan Bendungan :

 Bendung Air Padang Guci Bungin Tumbun (Kec. Padang Guci Hulu);

 Bendung Air Cawang Kidau (Kec. Padang Guci Hulu); dan

Air Cancap (Kec. Kaur Utara);.

Tabel 3.20

Daerah Irigasi Kabupaten Kaur

NO Nama Daerah Irigasi (DI) Luas (ha) NO Nama Daerah Irigasi (DI) Luas (ha)

1 D.I. A. Kelam Bando Agung 500 21 D.I. Air Pd Guci Pl Panggung 250 2 D.I. A. Kelam Darat Sawah 77 22 D.I. Air Pd Guci Pulau Kabu 350

3 D.I. A. Kelam Leboan 60 23 D.I. Air Tebat Besar 289

4 D.I. A. Kule Kecil Bg Tambun 53 24 D.I. Air Tebat Senen 61 5 D.I. A. Luas Cahaya Negri 75 25 D.I. Padang Guci Siring Betung 750

6 D.I. A. Pd Guci manau Ix 63 26 D.I. A. Kelam Ringangan 65

7 D.I. A. Tebat Lakaran 65 27 D.I. A. Kelam Tj. Ganti II 50

8 D.I. Air Abang Pring Baru 200 28 D.I. A. Kelam Tl. Sembilan 25 9 D.I. Air Bengkenang Sukarami 738 29 D.I. Air Kelam Karang Tajul 27

10 D.I. Air Bintuhan 102 30 D.I. Air Kinal Bunga Melur 25

11 D.I. Air Cancap 80 31 D.I. Air Kinal Maksa 50

12 D.I. Air Kelam Siring Agung 150 32 D.I. Air Kinal Papahan 50

13 D.I. Air Kering 95 33 D.I. Air Palawan 29

14 D.I. Air Kinal Batulambang 60 34 D.I. Air Tebat Durian 28

15 D.I. Air Kinal Gd Wani 175 35 D.I. Air Tebat Itik 40

16 D.I. Air Kinal Gn Megang 164 36 D.I. Air Tebat Rukis 10

17 D.I. Air Kinal Pengurungan 115 37 D.I. Air Umbul 27

18 D.I. Air Kukup 77 38 D.I. Tebat Gelumpai 25

19 D.I. Air Kule Kecil Ds Brik 58 39 D.I. Air Durian Nusuk 50

20 D.I. Air Nasal Kiri 229

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 3-70

3.4.5.2 Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Kaur terdiri dari sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem penyediaan air minum perpipaan yang dikelola oleh pemerintah melalui PDAM, bantuan pemerintah pusat. Sedangkan sistem non perpipaan dikembangkan secara individu oleh masyarakat yang pada umumnya tidak dilayani oleh perpipaan. Pelayanan SPAM dengan sistem perpipaan yang ada di Kota Bintuhan, Padang Guci, Tanjung Iman dan Merpas saat ini kondisinya tidak oprasional. Kedepan rencana pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Kaur adalah:

a. Rencana Sistem Penyediaan Air Minum dalam jangka pendek dan menengah diarahkan untuk mengaktifkan kembali fungsi sistem perpipaan yang ada di Kota Bintuhan, Padang Guci, Tanjung Iman dan Merpas.

b. Pembangunan sistem baru dengan prioritas pada daerah-daerah yang langka sumber air dan kualitas air permukaannya yang buruk.

c. Penambahan kran umum dengan prioritas pelayanan pada daerah yang kualitas air tanah dan air permukaannya buruk.

3.4.5.3Sistem Pengelolaan Air Limbah

Tujuan utama penyaluran limbah adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui aspek kesehatan lingkungan. Rencana penyaluran air limbah untuk tiap kecamatan akan berbeda sesuai dengan tingkat perkembangan kekotaan masing-masing kecamatan. Pengelolaan air limbah rumah tangga yang berasal dari kakus (black water) penduduk Kabupaten Kaur sebagian besar menggunakan pengolahan setempat (on site), yaitu berupa tangki septik dan sistem peresapan di halaman rumahnya. Sedangkan untuk air limbah (grey

water) yang berasal dari mandi, cuci dan dapur dan dari kegiatan permukiman perkotaan dan

fasilitas umum (hotel, rumah sakit dan, perkantoran), umumnya dibuang langsung ke saluran drainase yang ada di depan rumah. Namun sebagian masyarakat juga masih melakukan pembuangan air limbah langsung ke badan air seperti sungai dan pantai, terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut.

Volume air limbah (grey water) dari suatu daerah biasanya sekitar 80% dari volume air bersih yang digunakan dan volume air limbah (black water) adalah sebesar 20% dari volume air bersih yang digunakan, maka berdasarkan proyeksi kebutuhan air bersih untuk Kabupaten Kaur besarnya perkiraan volume air limbah dan volume yang dihasilkan pada tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 3.21.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 3-71 Tabel 3.21

Proyeksi Volume Air limbah di Kabupaten Kaur Tahun 2011- 2031 (liter/hari) Keterangan Standar Pendudkung Tahun 2010 2011 2016 2021 2026 2031 Jumlah Penduduk 107.627 109.584 120.197 132.358 146.325 162.399

Keb.air bersih 60 lt/hari/Kapita 6.457.620 6.574.980 7.211.880 7.941.540 8.779.500 9.743.940 Volum Grey Water 80 % dari air bersih 129 131 144 159 176 195 Volum Black Water 20 % dari Keb.air bersih 43 44 48 53 59 65 Kebutuhan Total 4.477 4.559 5.000 5.506 6.087 6.756

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Rencana pengembangan sistem jaringan air limbah/ sanitasi di Kabupaten Kaur adalah : a. Volume air limbah yang dihasilkan sampai dengan Tahun 2031 adalah 6.756 liter/hari. b. Peningkatan pengawasan Instalasi Pengolahan Air Limbah untuk RSU-D.

c. Pengharusan pengolahan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan non B3 untuk kegiatan industri.

d. Pembangunan MCK umum untuk wilayah perdesaan.

e. Peningkatan penyuluhan masyarakat untuk membangun MCK pribadi.

f. Peningkatan sistem saluran pembuangan air kotor wilayah dan pipa-pipa penyalur serta pembangunan sistem baru pada wilayah-wilayah yang baru yang berkembang.

g. Pembangunan kawasan perumahan baru, yang harus disertai dengan saluran pembuangan air limbah.

h. Penerapan peraturan mengenai pembuangan limbah ke badan air oleh industri secara intensif.

3.4.5.4Sistem Pengelolaan Jaringan Persampahan

Rencan pengelolaan persampahan diarahkan pada pencapaian tujuan agar setiap kota kecamatan pada akhir Tahun 2031 telah mampu mengelola sampah perkotaannya di bawah suatu organisasi pengelolaan yang teratur.

Pengelolaan sampah sebagian besar direncanakan merupakan kawasan permukiman mengacu pada Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman (SNI 19-3242-1994), Tata Cara Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan (SNI 19-2454-2002) terutama mengenai persyaratan hukum dan persyaratan teknis operasionalnya. Timbulan sampah yang

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 3-72 dihasilkan di berasal dari kawasan perumahan (domestik), industri, kawasan komersial, wisata dan fasilitas umum lainnya. Timbulan sampah yang dikelola adalah timbulan sampah non B-3 (Bahan Beracun dan Beracun/Hazardous Waste). Sesuai dengan SNI 19-3983-1995, Laju timbulan sampah adalah 2,5 kg/orang/hari atau setara dengan 2,5 lt/orang/hari. Berikut proyeksi potensi volume atau timbunan sampah yang dihasilkan di Kabupaten Kaur sampai dengan Tahun 2031 seperti pada Tabel 3.22.

Tabel 3.22

Proyeksi Timbunan Sampah di Kabupaten Kaur Tahun 2010 - 2031

Keterangan Standar Pendudkung Tahun 2010 2011 2016 2021 2026 2031 Jumlah Penduduk 107.627 109.584 120.197 132.358 146.325 162.399 Potensi timbunan 2,5 lt/orang/hari 269.068 273.958 300.495 330.898 365.813 405.998 Potensi timbunan M3/hari 269,068 273,958 300,495 330,898 365,813 405,998 Sumber: Hasil Analisis, 2011

Pokok-pokok rencana persampahan adalah :

• Volume timbunan sampah di Kabupaten Kaur sampai tahun 2031 adalah 405,998 m3/hari.

• Pengembangan sistem persampahan yang ada saat ini belum efektif dan hanya ada di Kota Bintuhan. Beberapa kawasan perdagangan dan permukiman yang dinilai perlu mempunyai organisasi persampahan tersendiri adalah Kota Tanjung Iman, Tanjung Kemuning, dan Merpas.

• Untuk setiap wilayah perkotaan perlu dikembangkan suatu program pengembangan pelayanan mulai dari pengumpulan, transfer, pengangkutan sampah dan alokasi tempat pembuangan akhir serta sistem pengolahannya.

• Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya manajemen persampahan yang layak, yaitu sosialisasi, penyuluhan dan penyediaan tempat-tempat pembuangan sampah.

• Pelaksanaan secara aktif berupa peningkatan manajemen teknis dan administratif dari organisasi pelayanan persampahan di Kabupaten Kaur.

Penanganan sampah di Kabupaten Kaur saat ini masih belum dilakukan secara terpusat dalam satu TPA. Sesuai dengan hasil proyeksi volume timbunan sampah yang dihasilkan pada Tahun 2031 adalah sebesar 405,998 m3/hari. Hal ini sudah memerlukan perhatian yang khusus sehingga tidak menimbulkan masalah terhadap pencemaran lingkungan dan

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 3-73 kenyamanan. Untuk mengatisipasi hal tersebut maka lokasi TPA ditetapkan TPA Latihan yang berada di Kecamatan Kaur Selatan dan pembangunan TPS di setiap kecamatan di Kabupaten kaur. Sesuai dengan Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, kedepannya rancana pengelolaan sampah di Kabupaten Kaur diarahkan dengan menggunakan cara sanitary landfill, tidak lagi menggunakan sistem open dumping. Secara garis besar pengelolaan sampah dapat di rinci seperti ini :

a. Pemilahan : dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah anorganik sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS);

b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan dilakukan prinsip 3R

(reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan sampah anorganik;

c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/ tarik, truk, motor gerobak;

d. Pengangkutan : dari TPS diangkat dengan truk menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPA);

e. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke TPA. Dimana, nantinya sampah-sampah organik akan di olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Secara teknis pengolahan sampah dilakukan dengan pendekatan sanitary landfill.

3.4.5.5Sistem Pengelolaan Drainase

Sungai – sungai yang terdapat di Kabupaten Kaur merupakan saluran drainase alam yang menjadi outlet dari saluran - saluran drainase yang ada. Sehingga aliran air hujan yang mengalir disaluran-saluran drainase sangat dipengaruhi oleh permukaan air di sungai tersebut. Padahal permukaan air sungai dipengaruhi oleh pasang surut air laut, oleh sebab itu aliran air hujan tidak dapat selalu dialirkan secara gravitasi. Prinsip dasar penyusunan rencana drainase Kabupaten Kaur adalah :

a. Pembagian sistem yang jelas dan keseragaman penamaan sistem, saluran dan bangunan -bangunan drainase lainnya (nomenklatur);

b. Sungai-sungai besar sebagai saluran primer menggunakan alur pematusan alami, sedangkan saluran sekunder dan tersier mengikuti pola tata ruang dan jaringan jalan;

c. Perhitungan debit aliran didasarkan pada rencana penggunaan lahan di masa yang akan datang;

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 3-74 untuk pemukiman, jalan, area industri/bisnis maupun area yang penting lainnya. Hal ini sangat penting mengingat bahwa penanganan drainase sangat sulit untuk membebaskan area dari genangan sehingga harus ada batasan tinggi genangan yang masih bisa ditolerir;

e. Air hujan secepatnya dialirkan badan air terdekat untuk memperpendek panjang saluran;

f. Saluran maupun infrastruktur drinase lainnya direncanakan secara ekonomis dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaannya;

g. Saluran drainase dipusat–pusat permukiman perkotaan harus difungsikan sebagai saluran kolektor dan long storage;

h. Optimalisasi dan normalisasi sungai yang ada untuk meningkatkan daya tampung dan kemampuan alirnya;

i. Meningkatkan peresapan air hujan ke dalam tanah untuk mengurangi volume limpasan permukaan.

3.4.5.6Jalur Evakuasi Bencana

Kabupaten Kaur yang berada pada kawasan pesisir pantai yang merupakan kawasan yang berpotensi bencana tsunami dan gempa bumi harus mendapat perhatian dalam rangka mewujudkan perencanaan tata ruang wilayah yang berbasis pada mitigasi bencana. Selain pengembangan sistem peringatan dini, bentuk mitigasi bencana adalah penyedian jalur evakuasi dan ruang evakuasi/shelter. Berikut adalah jalur yang dapat digunakan untuk bahaya bencana tsunami:

a. Untuk kawasan permukiman perkotan Bintuhan dapat menggunakan jalan Muara Baru – Perkantoran; Sambat – Perkantoran Kabupaten; jembatan Dua- Perkantoran;

b. Untuk kawasan permukiman yang berada di Kecamatan Kaur Tengah dapat menggunakan jalur Tanjung Iman (K2) – Perbatasan Luas.

c. Untuk kawasan permukiman Kecamatan Tetap dapat menggunakan Muara Tetap – Tanjung Dalam – Kepahyang – Babat –Tanjung Agung - Trans Tanjung Agung

d. Untuk kawasan permukiman yang berada di kecamatan Semidang Gumai dapat menggunakan jalur Suka Merindu (K3) – Bunga Melur (K3).

e. Untuk kawasan permukiman yang berada di kecamatan Tanjung Kemuning dapat menggunakan jalur Padang Leban – Simpang 3 Kaur Utara.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 3-75 f. Untuk kawasan permukiman yang berada di Kecamatan Nasal menggunakan jalur Jalan

Ulak Pandan - Bukit Indah dan Jalan strategis kabupaten Merpas – Muara Sahung (Jalan Baru).

g. Untuk kawasan permukiman yang berada di Kecamatan Maje Jalan Linau – Air Sambat- Tanjung Ganti – Kedataran – Penyandingan dan Jalan Penyandingan – Ujung Tanjung.

Selain penentuan jalur evakuasi bencana, dalam tahap evakuasi dan rehabilitasi yang merupakan bagian dari upaya mitigasi, maka berikut jalur darat yang dapat digunakan untuk distribusi bantuan atau penanganan :

a. Jalur tembus dengan Provinsi Sumatera Selatan yaitu Tanjung Iman - Muara Sahung Air Tembok yang merupakan jalan provinsi ;dan

b. Jalur tembus dengan Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu : Nasal – M. Sahung – Kinal – Nagarantai - Kecamatan Kedurang (Bengkulu Selatan).

3.4.5.7Prasarana Lainnya

Penyedian prasana lainnya berupa pengembangan pelabuhan perikanan untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap yang berda di bagian pesisir. Penyedian pangkalan pendaratan ikan (PPI) ini kedepannya dapat menjadi pendorong perkembngan ekonomi wilayah. Berikut pangkalan pendaratan ikan (PPI) yang akan dikembangkan di Kabupaten Kaur :

 PPI Merpas di Desa Merpas Kecamatan Nasal;

 PPI Linau di Desa Linau Kecamatan Maje;

 PPI Muara Sambat di Desa Tajung Besar Kecamatan Kaur Selatan

 TPI Way Hawang di Desa Way Hawang Kecamatan Maje;

 TPI Sulau Wangi di Kecamatan Tanjung Kemuning;

 TPI Suka Maju di Desa Pasar Lama Kecamatan Kaur Selatan;

 TPI Sekunyit di Kecamatan di Desa Sekunyit Kecamatan Tetap ;

 TPI Tanjung Pandan di Desa Tanjung Pandan Kecamatan Kaur Tengah;

 TPI Pantai Hilir di Desa Mentiring Kecamatan Semidang Gumai; dan

 TPI Tanjung Bulan di Desa Selau Wangi Kecamatan Tanjung Kemuning.

 TPI Tebing Rambutan Kecamtan Nasal.

 TPI Mentiring Semidang Gumai.

 TPI Nusuk Kecamatan Semidang Gumai;

Dokumen terkait