• Tidak ada hasil yang ditemukan

Litang Harmoni Kehidupan yang berdiri di Kota Depok Jawa Barat merupakan suatu bentuk perkumpulan umat Khonghucu yang memiliki tujuan untuk melaksanakan ibadah bersama, untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan maka dibutuhkan sistem yang nantinya bakal mengatur

44 Mulyadi Liang, Buku Kenangan, 2008.

45 Mulyadi Liang, Buku Kenangan, 2008.

26

jalannya suatu perkumpulan dan kemudian diharapkan bisa mengorganisir dan bertanggungjawab atas jalannya perkumpulan ini. Maka penulis akan mengemukaan sistem organisasi yang ada di Litang Harmoni Kehidupan ini, secara wilayah Litang Harmoni Kehidupan ini berada dibawah MAKIN Cimangis Kota Depok. Adapun struktur ke organisasian masa bakti 2018-2022 adalah sebagai brikut:

Penasihat Pusat : Ws. Sucipto Hermawan Suwito Munandar

Js. Rachmat Hidayat (Liem Kong Tjun)

Js. Hardi Yuniar Js. Bintang Suwardi Siauw Liang Tjin

Ketua : Chandra Limi

Wakil Ketua I : Ws. Okie, A.Md

Wakil Ketua II : Saputra Jaya, B.Sc.

Sekertaris : Eri Munandar

Wakil Sekertaris : Melly, S.Psi.

Bendahara : Setiawan Widiharja

Wakil Bendahara : Roni Agus

Ketua Wakin : Herna Herawati

Ketua Pakin : Aldi Destian Satya, S.Kom.

Seksi Kerohanian Ketua : Js. Gunawan, S.Kom.

27

Seksi Pendidikan Anggota : Js. Kurnadi Rahardja Js. Aceng Supriyadi

Js. Sugiandi Surya Atmaja, S.Kom., M.Ag.

Js. Tatang Khaerudin Js. Jecki Surya

Js. Stefanus Goutama, S.Kom.

Seksi Litbang dan Hukum : Js. Yugi Yunardi, S. Pt., M.Ag.

Novit Sari, S.Pd.

Kepin Septiawan, S.E.

Seksi Seni, Sosial dan Budaya : Js. Chandra Wijaya Maki Tanda, S.H.

Seksi Pelayanan Umum/ : Js. Rusmita Ket. Koordinasi Wilayah Kasih Hananda Seksi Rumah Tangga : Sim Tjun Le

Ondi Jayadi

Seksi Peribadahan dan : Js. Betty Novianti (Lauw Beng Nio)

Pengasuh Kebaktian Inawati Munandar Seksi Dana dan Usaha : Afandi

Seksi Anjangsana : Iwan Setiawan Herman

Seksi Dana Sosial Abadi : Yuyun Setiawan

28

Aryanah

Koordinator Wilayah :

1. Ciracas dan Poncol : Lauw Yen Moy 2. Cisalak Pasar : Umiyati Munandar

3. Cibubur/Auri : Bambang Hermanto

4. Cisalak Koja : Yulanasari

5. Lanbow : Wulan Kartono

6. Cimanggis/Simpangan Depok : Js. Rusmita

7. Bojong Lio : Theng Siang Wie

8. Jati Jajar/Banjaran Pucung : Thiao Tjeng Sun 9. Sidamukti/Villa Pertiwi : Alin

10. Cilangkap : Aryanah

11. Pal : Tan Eng Moy

12. Pasar Rebo : Henny Laila

Demikian struktur organisasi MAKIN Cimanggis Kota Depok yang bertempat dirumah ibadah Litang Harmoni Kehidupan Cimanggis Kota Depok.46

46 Pengukuhan Pengurus Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Cimanggis, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, Masa Bakti 12 Agustus 2018 s.d 11 Agustus 2022, Surat Keputusan Dewan Pengurus Matakin No. 161/MATAKIN/SK/0818.

29 G. Aktivitas Litang Harmoni Kehidupan

1. Aktivitas Peribadatan

30

Tahun Baru Imlek merupakan sebuah rangkaian peribadahan kepada Tuhan, kepada Alam dan kepada Leluhur. Perayaannya sudah di mulai sejak seminggu sebelum Imlek yang dikenal dengan Dji Si Siang Ang/Er Si Sheng An atau Hari Persaudaraan. Er Si menunjukkan tanggal 24 bulan 12, Sheng berarti naik/menaikan, dan An berarti aman/selamat. Er Si Sheng An berarti saat menaikan/memanjatkan rasa syukur Kehadiran Tian karena sudah selamat melewati waktu satu tahun. Tanggal 24 bulan 12 Imlek juga dikenal dengan Hari Persaudaraan, saat dimana masyarakat Khonghucu secara

31

umum berbagi kepada saudara-saudaranya yang kurang mampu. Semangat berbagi kepada saudara-saudara yang kurang mampu ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan atas berkah yang sudah diterimanya selama satu tahun.47

Pada kesempatan Jing He Ping atau Jing Hao Peng umat Khonghucu mewakili keluarga yang telah mendahulu, menyisihkan sebagian berkahnya kepada sesama yang membutuhkan agar para arwah teman dan sahabat diringankan bebannya, 'terpuaskan', 'bahagia', dan arwahnya tidak mengembara di dunia tapi dapat pulang ke dalam kemuliaan kebajikan Tian. Karena sembahyang Jing Hao Peng adalah sembahyang kekerabatan dan persahabatan yang bersifat sosial, persembahyangan ini dilaksanakan oleh masyarakat, di rumah-rumah ibadat Khonghucu, bukan perorangan di rumah. Umat Khonghucu yang kaya maupun miskin, laki-laki-perempuan, tua-muda, berkesempatan menyumbangkan sebagian berkah rezekinya secara sukarela dalam jumlah besar atau kecil melalui pengurus lembaga agama atau rumah ibadat. Setelah persembahyangan dilaksanakan antara tanggal 15-29 bulan tujuh, sumbangan sukarela tersebut diberikan pada orang yang membutuhkan/fakir miskin dalam masyarakat umum yang layak menerima dan tidak diambil secuil pun oleh umat Khonghucu yang menyumbang.

47 C. Suhaidi, “Makna Imlek dan Dinamikanya di Suku Tiong Hoa dari Waktu ke Waktu,” tersedia di https://www.tribunnews.com/tribunners/2020/01/23/makna-imlek-dan-dinamikanya-di-suku-tiong-hoa-dari-waktu-ke-waktu, diakses pada 25 Februari 2021.

32

Jadi, pada momen Jing Hao Peng ini, umat Khonghucu melaksanakan kewajiban sosial pada sesamanya bahkan yang berbeda keyakinan. Pada momen peribadahan ini, kita diingatkan secara moral -spiritual bahwa kita bukan sekedar makhluk individu, tapi makhluk sosial yang hidup bermasyarakat sehingga wajib peduli pada dan harmonis dengan lingkungan masyarakat tempat kita hidup. Spirit peribadahan pada orang tua dan leluhur serta para sahabat seperti juga sikap spiritual umat Khonghucu dalam menjalankan kehidupannya, pada dasarnya adalah tentang 'memberi karena telah banyak menerima'. Di momen Jing Hao Peng ini, umat Khonghucu semakin diingatkan kembali agar 'eling' tentang spirit ini.48

Kegiatan lainnya adalah ketika ada salah satu umat yang sedang sakit maka umat Litang yang lain akan menjenguk umat yang sakit tersebut untuk didoakan dan sedikit memberikan bantuan berupa finansial. Kemudian ada juga kegiatan olahraga seperti Wushu Genta Suci yang diperuntukan untuk anak-anak hingga dewasa. Jadwa latihannya setiap hari rabu dan jum’at pukul 7 malam di sasana khusus Wushu Genta Suci. Wushu Genta Suci juga bagian dari Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) yang juga anggota

48 Uung Sendana, “King Hoo Ping (Jing Hao Peng, Jing He Ping)”, tersedia di https://www.uungsendana.com/2019/08/king-hoo-ping-jing-hao-peng.html, diakses pada 25 Februari 2021.

33

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Federasi Olahraga Beladiri Indonesia (FOBI) Kabupaten Bogor dan Depok.49

Lantas kegiatan lainnya dibidang seni budaya seperti Kong Jiao Ci Long Hui yaitu perkumpulan Liong Barongsasi agama Khonghucu. Khusu untuk Wushu dan Barongsai MAKIN Cimanggis adalah pengurus cabang yang mendapat bantuan dari KONI. Selebihnya kegiatan yang dilakukan oleh Litang Harmoni Kehidupan adalah menghadiri undangan-undangan dari Pemerintah dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) baik tingkat Daerah maupun tingkat Nasional. Saat ini MAKIN Cimanggis menjabat sebagai ketua FKUB Kota Depok. 50

49 Wawancara dengan Bapak Ws. Sucipto, Rohaniawan Makin Cimanggis, pada tanggal 24 Desember 2020.

50 Wawancara dengan Bapak Ws. Sucipto, Rohaniawan Makin Cimanggis, pada tanggal 24 Desember 2020.

34 BAB III

WU LUN DALAM AGAMA KHONGHUCU

A. Khonghucu dan Ajarannya

1. Sejarah Agama Khonghucu

Agama Kongfutzu, atau biasa juga dibunyikan di Indonesia dengan agama Kong Hu Cu, memperoleh nama menurut nama pembangunnya, yaitu Kung Fu Tze (551-479 sM).51 Agama Khonghucu dikenal pula sebagai Ji Kauw (dialek Hokkian) atau Ru Jiao (Huayu), yang berarti agama yang mengajarkan kelembutan atau agama bagi kaum terpelajar. Agama ini sudah dikenal sejak 5.000 tahun lalu, lebih awal 2.500 tahun dibanding usia Kongzi sendiri. Kongzi (Huayu) atau Khongcu (dialek Hokkian) atau Confucius (Latin) adalah nama nabi terakhir dalam agama Khonghucu. Beliau lahir tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 Imlek atau 551 sM. Kongzi adalah nabi terbesar dalam agama Khonghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang kemudian

51 Joesoef Sou’yub, Agama-agama Besar di Dunia, (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1996), hlm. 167.

35

menamai Ru Jiao sebagai Confucianism, yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai Agama Khonghucu.52

Konghucu (Confusius) lahir di kota Tsou, di negeri Lu.

Leluhurnya adalah K’ung Fashu (yang merupakan generasi kesembilan dari raja muda negeri Sung dan generasi keempat sebelum Khonghucu). Fang-shu adalah ayah Pohsia, dan Pohsia adalah ayah Siok-Liang Hut. Hut adalah ayah Khonghucu, ibunya berasal dari seorang wanita dari keluarga Yen. Murid-muridnya (Murid Khonghucu) pada masa itu menyebut Khongcu atau Khonghucu yang berarti “Guru Khong”.53

Istilah aslinya disebut Rujiao’ atau agama Ru. Rujiao pada mulanya muncul dan berkembang di negeri Tiongkok (Zhonggua), oleh karena itu sejarah perkembangan Rujiao tidak dapat dipisahkan dari negeri Tiongkok, Rujiao diartikan sebagai agama dari orang-orang yang lembut hati, yang terbimbing dan menjadikan orang terpelajar. Dalam sejarahnya, kaum Ru ini banyak yang menjadi pejabat pemerintah atau penasehat kerajaan pada zaman itu di negeri Tiongkok, karena selain menguasai pengetahuan tentang kitab-kitab klasik, mereka juga memahami berbagai macam tatacara upacara dan peribadahan. Mereka adalah

52 MATAKIN, “Pokok Ajaran Agama Khonghucu”, tersedi di http://www.matakin.or.id/page/pokok-ajaran-agama-khonghucu, diakses pada tanggal 25 November 2020.

53 Ihsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat, hlm. 12-13.

36

orang-orang yang tekun dalam belajar, ramah-tamah, rendah hati, membina dirinya serta mengabdikan diri untuk kesejahteraan rakyat. Tujuan hidupnya adalah mengabdikan dirinya sebagai seorang junzi, yaitu manusia sejati atau orang yang saleh, bijaksana dan hidup sesuai dengan Dao (Jalan Suci) serta menjadi teladan dalam segala sikap dan perilakunya.54

Nabi pertama yang tercatat dalam sejarah Ru Jiao adalah Fu Xi, hidup pada 30 abad sM, yang mendapat wahyu dan menuliskan Kitab Yi Jing atau Kitab Perubahan. Fu Xi beribukan Nabi Nu Wa, yang menciptakan Hukum Perkawinan. Sejak saat itu anak bukan lagi dianggap anak ibu saja, melainkan juga anak ayah. Selain Nu Wa, di dalam Ru Jiao dikenal nabi perempuan lain, yaitu Lei Zu, Jiang Yuan dan Tai Ren. Nabi lain yang masih dikenal antara lain Huang Di, Yao, Shun, Xia Yu, Wen, Zhou Gong atau Ji Dan dan terakhir Kongzi. Kitab Yi Jing yang kita kenal sekarang tidak ditulis oleh Fu Xi belaka, namun ditulis dan disempurnakan oleh 5 (lima) nabi yang mendapat wahyu dalam tempo berlainan, yaitu:

Fu Xi, Xia Yu, Wen, Zhou Gong dan Kongzi.55

Jika ada tokoh yang erat kaitannya dengan kebudayaan Cina, nama tersebut adalah Konfusius, Kung Fu Tzu, atau Kung

54 Mulyadi Liang, Mengenal Agama Khonghucu, hlm. 11-12.

55 MATAKIN, “Pokok Ajaran Agama Khonghucu”, tersedia di http://www.matakin.or.id/page/pokok-ajaran-agama-khonghucu, diakses pada tanggal 25 November 2020.

37

sang Guru. Orang Cina dengan penuh hormat menyebut beliau sebagai Guru Pertama, bukannya tidak ada guru sebelum beliau, melainkan karena martabat beliau lebih tinggi dari semua guru yang lain. Tidak seorangpun yang berpendapat bahwa hanya beliaulah yang membangun kebudayaan Cina. Belau sendiri secara terbuka memperkecil arti pembaharuan-pembaharuan yang telah beliau lakukan terhadap kebudayaan Cina tersebut, dan lebih suka menyebut dirinya “pencinta barang antic.” Pemberian nama itu tidak sepadan dengan sumbangan beliau, namun hal itu merupakan suatu contoh yang amat baik tentang kerendahan hati serta mawas diri yang beliau ajarkan. Karena walaupun beliau bukan mengubah kebudayaan Cina, beliau tetap merupakan penyuntingnya yang paling utama. Dengan memilah-milah yang sudah lewat, menggarisbawahi disini, mengurangi dan membuang disana, sambil menata dan membuat catatan terus-menerus, beliau menjernihkan konsep-konsep kebudayaan bangsanya, yang dengan amat mengesankan tetap jelas selama 25 abad.56

Pada zaman Nabi Kongzi, di Tiongkok terjadi perpecahan yang menjadikan negeri Tiongkok kacau balau. Para kepala daerah ingin menjadi raja, mereka saling berperang berebut wilayah.

Zaman itu disebut zaman Chun Qiu atau Musim Semi dan Musim

56 Huston Smith, Agama-agama Manusia, Terj, Saafroedin Bahar, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 188.

38

Gugur, nama ini diambil dari judul buku yang ditulis oleh Nabi Kongzi. Nabi Kongzi mendirikan sekolah yang menampung murid sebanyak 3000 orang. Setelah para murid itu pandai banyak yang mendirikan sekolah meneruskan ajaran Nabi Kongzi. Namun, ada juga murid yang mendirikan sekolah dengan aliran lain. Pada waktu itu muncul aliran yang bermacam-macam di Tiongkok.

Bahkan, ada aliran yang bertentangan dengan ajaran Nabi Kongzi, antara lain aliran Mohist atau Mo Jia yang didirikan oleh Mo Zi.57

Dua tokoh besar yang meneruskan ajaran Rujiao yaitu Meng Zi atau Mencius (371-289 SM) dan Xun Zi atau Hsun Tse (326-233 SM). Kedua tokoh ini memang mengajarkan ajaran Rujiao dari Nabi Kongzi. Namun, mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam beberapa hal karena mereka hidup dalam situasi http://www.matakin.or.id/page/sejarah-agama-khonghucu, diakes pada tanggal 19 November 2020.

58 MATAKIN, “Sejarah Agama Khonghucu”, tersedia di http://www.matakin.or.id/page/sejarah-agama-khonghucu, diakes pada tanggal 19 November 2020.

39

Meng Zi mengajarkan agama Khonghucu, dia menegaskan bahwa manusia akan hidup bahagia apabila negara makmur dan sejahtera, untuk itu menusia harus melaksanakan Perintah Tuhan atau Tian Ming, yaitu menjalani hidup lurus, jujur, dan tidak serakah. Kekacauan terjadi dalam masyarakat karena banyak orang tidak menjalankan hidup sesuai Perintah Tuhan. Ajaran Meng Zi lebih mengarah kepada ajaran agama, kekuatan iman sangat diperhatikan. Meng Zi menyakini bahwa watak dasar manusia itu baik, apabila kondisi sosial ekonomi sudah baik semua orang cenderung menjadi baik.59

Lebih lanjut Bleeker menulis, bahwa berkat pekerjaan Konfusius dan para pengikutnya yang sejiwa, seperti Mencius (l.k.

372-288 S.M) dan Sjuun-tze (l.k. 300-235 S.M), maka di permulaan tarikh Masehi paham Konfusianisme dijadikan etika dan kultus negara. Disusunlah buku-buku klasik Cina, dan yang terpenting diantaranya adalah: (1) Yii-sjing, buku tentang perubahan-perubahan, yang menurut intinya merupakan buku nujum. Buku ini berisi penjelasan tentang apa yang disebut dengan heksagram, yaitu pigura-pigura dari enam tanda, yang seluruhnya berjumlah 64. Unsur-unsur dasarnya adalah garis lurus dan garis patah. Tanda ini secara berturu-turut melambangkan Yang, unsur

59 MATAKIN, “Sejarah Agama Khonghucu”, tersedia di http://www.matakin.or.id/page/sejarah-agama-khonghucu, diakes pada tanggal 19 November 2020.

40

dunia yang bersifat terang, kering, panas, lelaki, aktif, dan Yin, unsur dunia yang gelap, basah, dingin, wanita, dan pasif. Inilah kedua tenaga yang mendorong jalan Tao, susunan dunia; (2) Sjoe-tsing, buku sejarah atau piagam, yang berisi cerita turun-temurun mengenai rata Tsjou; (3) Sje-tsing, buku nyanyian dan pujian; (4) Tsj’oen-tsj’ioe, buku tentang musim, kronik negara Lu, negara asal Konfusisus; dan (5) Li-tsji, buku tentang li, yaitu peraturan-peraturan hidup dan ritus. Selain kelima buku klasik tersebut masih terdapat pula naskah-naskah lain.60

2. Kitab Suci Agama Khonghucu

Kitab suci agama Konghucu sampai pada bentuknya yang sekarang mengalami perkembangan yang sangat panjang. Kitab suci yang tertua berasal dari Yao (2357-2255 sM) atau bahkan bisa dikatakan sejak Fu Xi (30 abad sM). Yang termuda ditulis cicit murid Kongzi, Mengzi (wafat 289 sM), yang menjabarkan dan meluruskan ajaran Kongzi, yang waktu itu banyak diselewengkan.

Kitab suci yang berasal dari Nabi Purba sebelum Kongzi, ditambah Chunqiujing (Kitab atau Catatan Jaman Cun Ciu/ Musim Semi dan Musim Rontok) yang ditulis sendiri oleh Kongzi, sesuai dengan wahyu Tian, kemudian dihimpun Kongzi dalam sebuah Kitab yang disebut Wujing. Beberapa saat sebelum wafat, Nabi Kongzi

60 Romdhon dkk, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Pres, 1988), hlm. 218.

41

mempersembahkan Wujing dalam persembahyangan kepada Tian.61

Kitab-kitab Konfusian beragam antara 3 hingga 13 buah.

Akan tetapi, secara umum Kitab-kitab Konfusian ini terdiri dari The Four Book (Kitab Yang Empat / Shi Shu) dan The Five Canon (Kitab Yang Lima / Wujing). Kitab yang lima dapat dibandingkan seperti Kitab Perjanjian Lama, dan Kitab Yang Empat sebagai Kitab Perjanjian Baru. Kitab Yang Lima terdiri dari 183.623 kata/huruf Tiongkok dan Kitab Yang Empat terdiri dari 56.612 kata/huruf Tiongkok, sehingga jumlah keseluruhannya 240.235 kata. Tiap satu huruf Tingkok dapat diterjemahkan menjadi dua atau lebih kata-kata dalam bahasa Barat.62

Wu Jing (Kitab Yang Lima) terdiri dari:

1. Shijing (Kitab Sajak) berisi kumpulan sajak atau teks nyanyian purba (abad ke 16 sampai abad ke 7 Masehi).

2. Shujing (Kitab Hikayat atau Dokumentasi Serjarah) berisi teks sabda-sabda, peraturan, nasehat, maklumat para raja suci purba (abad 23 sampai dengan 7 sM). Dimulai dari jaman raja Yao sampai raja muda Qin Mu Gong.

61 MATAKIN, “Kitab Suci Agama Khonghucu”, tersedia di http://www.matakin.or.id/page/sejarah-agama-khonghucu, diakes pada tanggal 24 November 2020.

62 Thomas Hosuck Kang, Tanya Jawab Khonghucu Dan Agama Khonghucu, Terj.

Mulyadi, (Sidoarjo: SPOC (STUDY PARK OF CONFUCIUS, tanpa tahun), hlm. 19.

42

3. Yijing (Kitab Perubahan atau Kejadian dan Peristiwa Alam Semesta), wahyu yang dirutunkan kepada raja suci Wen (abad 12 sM).

4. Lijing (Kitab Catatan Kesusilaan) berisi berbagai peraturan tentang kesusilaan, peribadahan, pemerintahan, dan lain-lain. Kitab ini sebenarnya terdiri dari tiga kitab, yakni.

a. Zhouli (Kesusilaan Dinasti Zhou) b. Yili (Peribadahan dan Kesusilaan) c. Liji (Catatan Kesusilaan)

5. Chunqiujing (Catatan Sejarah jaman Chunqiu) dimulai dari tahun 722 sampai 481 sM. Kitab ini ditulis oleh nabi Kongzi sendir untuk menilai berbagai peristiwa yang terjadi pada jaman itu. Guanyu (Guangong) selalu membawa dan membaca Kitab ini. Hal ini bias kita lihat pada gambar atau Jinshen yang Mulia Guanyu selalu memegang Kitab ini, beliau hidup pada jaman Zhanguo, dinasti Han. Beliau adalah seorang yang sangat teguh dalam memegang kesatyaan, kebenaran, dan kejujuran, oleh karena itu banyak orang yang memjujanya.

Selain dari kitab suci tersebut sebenarnya masih ada satu kitab lagi, yakni kitab Bakti (Xiaojing) yang berisi

43

tuntunan pembinaan diri didalam laku bakti (xiao) yang dibukukan oleh Zengzi, murid nabi Kongzi.63

Yang termasuk kelopmpok kedua ialah Kitab Yang Empat/

Shu Shu:

1. Lun Yu, yang berisikan pembahasan-pembahasan Kung Fu Tze, terdiri atas duapuluh Bab. Kebanyakannya adalah anekdot-anekdot singkat dari Kung Fu Tze, berbentuk soal-jawab dengan para Murid atau tokoh-tokoh lainnya. Juga berisikan sikap Kung Fu Tze, dalam berbagai peristiwa.

Kitab ini sumber terutama mengenai kehidupan Kung Fu Tze.

2. Ta Hsueh, yakni: Pelajaran Terbesar. Konon disusun oleh cucu Kung Fu Tze, bernama Tzu Szu, sebuah karya dalam bidang Etika dan Politika yang merupakan perluasan pembahasan sebuah Bab di dalam Li Chi.

3. Chung Yung, yakni: pusat Keselarasan. Konon disusun oleh Tzu Szu, cucu Kung Fu Tze, berisikan dasar hokum Susila.

4. Meng Tze, yakni: kitab Meng Tze (372-289 sM), seorang tokoh penafsir terhadap ajaran Kung Fu Tze. Literatur di Barat memanggilnya dengan: Mencius.

63 Mulyadi Liang, Mengenal Agama, hlm. 32-33.

44

Kelomok pertama maupun kelompok kedua itu banyak disalin kedalam Bahasa Inggris oleh penulis. Bagian terbesar daripadanya termuat di dalam Sacred Books of the East (SBE), karya Max Muller.64

3. Pokok-Pokok Ajaran Agama Khonghucu

Seperti halnya ajaran pokok agama lain, dalam agama Konghucu dikenal hubungan vertikal antara manusia dengan Sang Khalik dan hubungan horizontal antara sesama manusia. Dalam kosa kata Agama Konghucu disebut sebagai Zhong Shu, Satya kepada (Firman) Tuhan, dan Tepasalira (tenggang rasa) kepada sesama manusia. Prinsip Tepasalira ini kemudian ditegaskan dalam beberapa sabdanya yang terkenal, “Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan diberikan kepada orang lain” dan “Bila diri sendiri ingin tegak (maju), berusahalah agar orang lain tegak (maju)”. Kedua sabda ini dikenal sebagai “Golden Rule” (Hukum Emas) yang bersifat Yin dan Yang. Dalam berbagai kesempatan Kongzi menekankan pentingnya manusia mempunyai “Tiga Pusaka Kehidupan”, “Tiga Mutiara Kebajikan” atau “Tiga Kebajikan Utama”, yaitu: Zhi, Ren dan Yong. Ditegaskan bahwa,

64 Joesoef Sou,yub, Agama-agama Besar, hlm. 168-169.

45

“Yang Zhi tidak dilamun bimbang, yang Ren tidak merasakan susah payah, dan yang Yong tidak dirundung ketakutan”.65

Zhi berarti wisdom dan sekaligus enlightenment (Bijaksana dan Tercerahkan/Pencerahan). Bijaksana dapat diartikan pandai, selalu menggunakan akal budinya, arif, tajam pikiran, mampu mengatasi persoalan dan mampu mengenal orang lain. Pencerahan atau yang Tercerahkan, berarti mampu mengenal dan memahami diri sendiri, termasuk di dalamnya mampu mengenal yang hakiki.

Ren berarti Cinta Kasih universal, tidak terbatas pada orang tua dan keluarga sedarah belaka, namun juga kepada sahabat, lingkungan terdekat, masyarakat, bangsa, negara, agama dan umat manusia.

Yong juga diartikan sebagai Keberanian untuk melakukan koreksi dan instrospeksi diri. Bila bersalah, kita harus Berani mengakui kesalahan tersebut dan sekaligus Berani untuk mengkoreksinya.

Nabi Kongzi berkata, “Sungguh beruntung aku. Setiap berbuat kesalahan, selalu ada yang mengingatkannya”. Ditambahkan,

“Sesungguh-sungguhnya kesalahan adalah bila menjumpai diri sendiri bersalah, namun tidak berusaha untuk mengkoreksi atau

65 MATAKIN, “Agama Khonghucu”, tersedua di https://matakin.wordpress.com/agama-khonghucu/, diakses pada tanggal 26 November 2020.

46

memperbaikinya”. Maka seorang yang berjiwa besar adalah orang yang berani belajar dari kesalahan.66

Ajaran Kong Hu Cu mengandung unsur pembentukan akhlak yang mulia bagi bangsa Tiongkok. Kong Hu Cu selalu menghindari pembicaraan tentang metafisika, ketuhanan, jiwa, dan berbagai hal yang ajaib. Namun ia tidak meragukan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa yang dianut masyarakatnya. Pandangan Kong Hu Cu tentang dunia, bahwa dunia itu dibangun atas dasar moral, jika masyarakat dan negara rusak moralnya, maka begitu pula tatanan alam menjadi tertanggu, terjadilah bahaya peperangan, banjir, gempa, kemarau panjang, penyakit merajalela dan lain-lain.

Kong Hu Cu mengatakan bahwa bukan sistem yang membuat manusia itu hebat, melainkan orang-orang yang membuat sistem itu yang hebat. (Lun Yu, 15;29).

Ajaran tentang budi luhur terdapat dalam kitab Lun Yu

Ajaran tentang budi luhur terdapat dalam kitab Lun Yu

Dokumen terkait