SISTEM PERTANDINGAN
III. SISTEM KOMPETISI
Sistem kompetisi ini disebut Round Robin. Disebut sistem kompetisi karena setiap regu akan bertemu dengan semua regu peserta kejuaraan. Dengan kata lain tidak ada istilah gugur. Sistem ini dianggap sistem yang paling adil, dan hasilnya menunjukkan kekuatan regu yang sebenarnya.
1. SISTEM SETENGAH KOMPETISI
Sistem ini disebut juga single round robin. Ketentuan-ketentuannya adalah: a. Setiap regu akan bertemu 1 kali dengan semua regu peserta kejuaraan. b. Jumlah pertandingan = 2 ) 1 .( −n n MENYUSUN PERTANDINGAN
Untuk menyusun pertandingan, haruslah diusahakan supaya semua regu dapat bertanding dengan kesempatan yang sama artinya tidak ada regu yang terlewat, tidak ada yang bertanding bersamaan waktu untuk suatu regu. Misalnya ada 6 regu yang bertanding dengan setengah kompetisi.
35
Dalam deretan regu di atas ini terlihat bahwa regu kita susun ke bawah dan ke samping, regu yang berada di sudut kiri atas kita diamkan, sedang regu yang berada di sudut kanan atas kita gerakkan ke kiri dan ditempatkan di bawah regu yang ada di sudut kiri atas, yang lainnya ikut bergerak menurut jalan putaran yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam sesuai dengan rumus, jumlah pertandingan untuk 6 regu itu adalah
2 ) 1 6 ( 6 − = 15 pertandingan “F” Mengembara
Cara ini berputar juga, tetapi perputarannya sesuai dengan posisi dari regu peserta nomor F, karena peserta nomor F tersebut selalu berpindah tempat (disebut mengembara) secara menyilang dnn mendesak regu peserta yang posisinya diganti oleh peserta nomor F. Selanjutnya peserta tersebut berputar berlawanan arah jarum jam seperti pada contoh berikut ini dengan 6 (enam) regu peserta.
Ronde I Ronde II Ronde III
A F A E E F
B E B D A D
C D F C B C
Ronde IV Ronde V
E D D F
A C E C
F B A B
36 Keterangan:
Pada ronde I, bagan dibuat dengan cara regu A ditulis di sebelah kiri berurutan dari atas ke bawah mulai regu A, B dan C, selanjutnya regu D ditulis di sebelah kanan berurutan dari atas ke bawah mulai regu D, E dan F.
Pada ronde II, regu F bergerak secara diagonal mendesak regu C, kemudian regu C bergerak mendesak regu D, dan regu D mendesak lagi ke regu E, sehingga regu E menempati posisi regu F.
Pada ronde III regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu E ke kiri, regu E mendesak regu A ke arah bawah, dan regu A mendesak regu B ke bawah menempati posisi regu F.
Pada ronde IV regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu B ke kanan, regu B mendesak regu C ke arah atas, dan regu C mendesak regu D ke atas menempati posisi regu F.
Pada ronde V regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu D ke kiri, regu D mendesak regu E ke arah bawah, dan regu E mendesak regu A ke bawah menempati posisi regu F.
MENENTUKAN JUARA
Dengan adanya setiap regu bertanding saling bertemu dengan regu yang lainnya, maka tidak mustahil akan terjadi persaingan yang seru. Ada regu yang menang ada yang kalah, bahkan untuk beberapa cabang olahraga ada yang terjadi seri. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan kejuaraan yang adil.
Contoh :
Suatu pertandingan sepakbola, pengaturan kejuaraannya adalah sebagai berikut: 1.a. Regu yang menang diberi nilai 3
b. Regu yang seri diberi nilai 1 c. Regu yang kalah diberi nilai 0
37
3. Bila ada nilai sama antara dua regu, maka dilihat hasil dari pertandingan kedua regu tersebut, regu yang menang saat bertemu akan ditetapkan sebagai juara. 4. Bila ada 3 regu atau lebih mempunyai nilai yang sama, maka regu yang
mempunyai rata-rata terbesar menjadi juara. Untuk menghitung rata-rata menggunakan Goal different yaitu gol memasukkan dikurangi gol kemasukan. 5. Bila terdapat rata-rata sama, maka regu yang memasukkan gol terbanyak adalah
juara.
SISTEM POOL
Bukan merupakan sistem yang sebenarnya, karena juaranya masih belum ada dan juara pool harus diadu lagi. Sistem pool ini merupakan sistem campuran. Sistem pool juga disebut Rayon, Wilayah, Divisi, atau Kelas. Sistem pool untuk memperkecil jumlah pertandingan keseluruhan. Sebagai contoh suatu pertandingan jumlah peserta ada 8 regu. Jika dilakukan dengan sistem kompetisi penuh maka jumlah pertandingan ada 56 pertandingan. Untuk memperkecil jumah pertandingan, maka dapat dilakukan dengan membagi 2 pool. Setiap pool terdiri dari 4 regu. Selanjutnya urutan juara masing-masing pool dapat dipertandingkan dengan menggunakan sistem gugur. Sehingga jumlah pertandingan seluruhnya hingga memperoleh urutan juara/ranking hanya 20 pertandingan. Berikut secara rinci penjelasannya.
Dibagi menjadi 2 pool dengan susunan sebagai berikut . POOL A POOL B
1 1
2 2
3 3
4 4
Setelah dipertandingkan, diperoleh peringkat 1 sampai 4 masing-masing pool, maka pertandingan dilanjutkan dengan silang dengan ketentuan sebagai berikut:
38
PERT. REGU YANG BERTANDING
1 JUARA POOL A X RUNNER UP POOL B
2 JUARA POOL B X RUNNER UP POOL A
3 JUARA III POOL A X JUARA IV POOL B 4 JUARA IV POOL A X JUARA III POOL B
Setelah menyelesaikan pertandingan di atas, selanjutnya pemenang akan bertanding untuk memperebutkan peringkat dengan ketentuan sebagai berikut :
REGU YANG BERTANDING KETERANGAN
MENANG PERT.1 X MENANG PERT 2 JUARA I DAN 2
KALAH PERT 1 X KALAH PERT 2 JUARA 3 DAN 4
MENANG PERT.3 X MENANG PERT 4 PERINGKAT 5 DAN 6
39
DAFTAR PUSTAKA
Bucher, C.A. and Krotee, M.L. 1997. Management of Physical Education and Sport. McGraw-Hill Companies.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Ed. Kedua. Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Ed. Revisi, Cet.3. Jakarta: Bumi Aksara.
Masirat S. 1980. Sistem Pertandingan. Surabaya: Pengda Perbasi Jawa Timur.
Noegroho H, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Olahraga. Surabaya: FPOK IKIP Surabaya. Rokosz.F., 1981. Procedures for Structuring and Scheduling Sport Tournaments.
Wichita Kansas.
Sujudi I. 1986. Permainan dan Organisasi Pertandingan. Jakarta: Karunia Jakarta Universitas Terbuka.
Sobari N., 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta, Erlangga
Tillmen K.G., The Administration Of Physical Education, Sport, and Liesure Programs, A Simon & Schuter Company Needham Height Massachusetts.
Wasana J. 1990. Mahir dalam Manajemen. Jakarta: Bina Rupa Angkasa