• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN DEFINISI MANAJEMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN DEFINISI MANAJEMEN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN

1. Untuk mencapai tujuan secara teratur (organisasi dan pribadi)

2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

4. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan tanggungjawab dalam penyelesaiannya.

5. Sebagai pedoman pikiran dan tindakan.

DEFINISI MANAJEMEN

1. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan (Stoner).

2. Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Mary Parker Follet).

3. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu (Malayu S.P Hasibuan)

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI

1. Manajemen sebagai ilmu (science) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang disistematisasi, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian kebenaran-kebenaran universal mengenai manajemen (Malayu, S.P Hasibuan)

2. Manajemen sebagai seni (art) meliputi kecakapan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda, kecakapan untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu, kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills (keterampilan) atau kecakapan yang efektif (Malayu, S.P Hasibuan).

(2)

2

3. Science mengajarkan kepada orang tentang sesuatu/suatu pengetahuan, sedangkan art mendorong orang untuk berpraktek atau mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan.

FUNGSI-FUNGSI MANEJEMEN MENURUT BEBERAPA PAKAR

G.R. TERRY JOHN F.MEE LOUIS A. ALLEN MC NAMARA 1. Planning 2. Organizing 3. Actuating 4. Controlling Planning Organizing Motivating Controlling Leading Planning Organizing Controlling Planning Programming Budgeting System HENRY FAYOL HAROLD KOONTZ & CYRIL

O’DONNEL

S.P. SIAGIAN OEY LIANG LEE 1. Planning 2. Organizing 3. Commanding 4. Coordinating 5. Controling Planning Organizing Staffing Directing Controlling Planning Organizing Motivating Controlling Evaluating Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengkoordinasian Pengontrolan W.H. NEWMAN LUTHER GULLICK LYNDALL F. URWICK JOHN D. MILLET

1. Planning 2. Organizing 3. Assembling Resources 4. Directing 5. Controlling 6. --- 7. --- Planning Organizing Staffing Directing Coordinating Reporting Budgeting Forecasting Planning Organizing Commanding Coordinating Controlling --- Directing Facilitating

(3)

3

TINGKATAN MANAJER

1. Manajer lini – pertama. Tingkatan paling rendah, memim-pin dan mengawasi tenaga operasional (kepala/pimpinan, mandor, penyelia,dll).

2. Manajer menengah. Membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional (manajer departemen, kepala pengawas,dll).

3. Manajer puncak. Sekelompok kecil eksekutif, bertang-gung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi (direktur, presiden, kepala divisi,dll)

• Top Manager: memiliki ketrampilan konsep PO > DC, sifat pekerjaannya adalah kerja “pikir”.

• Middle Manager: memiliki ketrampilan hubungan manusia PO = DC, kerja pikirnya sama dengan kerja fisiknya.

• Lower Manager: memiliki ketrampilan teknik.

DC > PO, manajer operasional yang langsung memimpin para pekerja operasional. Diutamakan kemampuan teknis (spesialisasinya) daripada kecakapan manajerial.

K E P E M I M P I N A N

Definisi Kepemimpinan

1. Kepemimpinan adalah suatu proses pengaruh sosial yang mana seseorang mampu memberikan bantuan dan dukungan pada yang lainnya dalam penyelesaian tugas bersama (Martin M. Chemers, 1997).

2. Kepemimpinan adalah suatu perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (Hemhill & Coons, 1957).

3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984).

(4)

4

4. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, danyang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs & Jacques, 1990).

5. Kepemimpinan didefinisikan secara luas sebagai suatu proses social yang mana anggota dari suatu kelompok atau organisasi mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa internal dan eksternal, pilihan dari sasaran-sasaran atau hasil yang diinginkan, aktifitas-aktifitas kerja dari organisasi, kemampuan dan motivasi individu, hubungan-hubungan kekuasaan, dan orientasi-orientasi bersama (Yukl, 1998).

Anggapan/Mitos Yang Salah Tentang Kepemimpinan

1. Kepemimpinan yang baik adalah sekedar akal sehat saja. Mitos ini mengakibatkan orang hanya mengandalkan akal sehat saja, sehingga mengira kepemimpinan tidak perlu dipelajari. Berdasarkan penelitian, akal sehat tidak selalu benar, bahkan kadang bertentangan.

2. Kepemimpinan itu dilahirkan, tidak dapat dibuat. Implikasinya, studi formal merupakan lingkungan yang membentuk sikap/perilaku kita.

3. Pengalamanlah yang membentuk pemimpin. Pengalaman adalah orang yang mengalami sesuatu. Tapi belum tentu orang yang mengalami sesuatu adalah orang yang berpengalaman. Agar berpengalaman maka harus ada action, observation and reflektion, sehingga baru terjadi learning process.

Perbedaan Leadership dan Management

Management : suatu proses pencapaian tujuan organisasi melalui usaha orang-orang lain.

Leadership : kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok, dan kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tatakrama birokrasi.

Seorang leader (pemimpin) belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader.

(5)

5

KARAKTERISTIK PEMIMPIN

(Menurut Stogdill, 1948)

1. Physical Characteristic (tinggi badan, berat badan, postur tubuh). 2. Social Background (pendidikan, status sosial, mobilitas sosial).

3. Intelligence (IQ, pengetahuan, kecakapan, kemampuan membuat keputusan) 4. Personality (agresifitas, memiliki kepribadian yang dominan, kreatifitas tinggi).

5. Task Related Characteristic (kebutuhan aktualisasi diri, motivasi kerja yang tinggi, berorientasi pada tugas, berpikir secara bisnis).

6. Social Characteristic (kemampuan memanajemen, memiliki daya tarik, kerja sama, popularitas).

Ada beberapa studi yang dilakukan dalam pendekatan perilaku pemimpin, antara lain:

• Studi Kepemimpinan Universitas IOWA

Oleh Ronald Lippitt dan Ralph K. White, yang berpendapat bahwa ada 3 (tiga) gaya kepemimpinan yaitu:

» Otoriter (authoritarian): yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin.

b. Keputusan dan kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan. c. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan ke bawahan. d. Pengawasan terhadap bawahan dilakukan secara ketat. e. Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan.

f. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberi saran, pertimbangan dan pendapat.

g. Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif h. Lebih banyak kritik daripada pujian

(6)

6

j. Kasar dalam bertindak dan kaku dalam bersikap

k. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.

» Demokratis (democratic): yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Wewenang pemimpin tidak mutlak

b. Keputusan dan kebijaksanaan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.

c. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik antara pimpinan ke bawahan maupun antara sesama bawahan.

d. Pengawasan terhadap bawahan dilakukan secara wajar e. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.

f. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk memberi saran, pertimbangan dan pendapat.

g. Tugas-tugas bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif.

h. Pujian dan kritik seimbang

i. Pimpinan mendorong prestasi sempurna dalam batas kemampuan masing-masing.

j. Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar

k. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak dan terdapat suasana saling percaya.

l. Tanggung jawab dipikul bersama antara pimpinan dan bawahan

» Kebebasan (laissez-faire): yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya ke bawahan b. Keputusan dan kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan

(7)

7

c. Pimpinan hanya berkomunikasi bila diperlukan oleh bawahan d. Hampir tidak ada pengawasan oleh pimpinan terhadap bawahan e. Prakarsa selalu datang dari bawahan

f. Hampir tidak ada pengarahan pemimpin terhadap bawahan g. Peranan pemimpin sangat sedikit terhadap kegiatan kelompok h. Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok i. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh seorang perorang.

• Studi Kepemimpinan OHIO

» Struktur Tugas (initiating structure) mempunyai ciri-ciri: a. Mengutamakan tercapainya tujuan

b. Mementingkan produksi yang tinggi

c. Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah ditetapkan dan dengan prosedur kerja yang ketat.

d. Lebih banyak melakukan pengarahan serta pengawasan yang ketat

» Perhatian (consideration) mempunyai ciri-ciri: a. Memperhatikan kebutuhan bawahan.

b. Berusaha menciptakan suasana saling percaya dan menghargai c. Simpati terhadap perasaan bawahan dan memiliki sikap bersahabat d. Menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan.

• Studi Kepemimpinan Michigan

» Terpusat pada pekerjaan (the job centered) dengan ciri-ciri yang sama dengan perilaku struktur tugas.

» Terpusat pada pegawai (the employee centered) dengan ciri-ciri yang sama dengan perilaku perhatian.

(8)

8

Thomas Crane, membagi tipe pemimpin menjadi empat bagian, sebagai berikut.

Collaborating Creating Kekuatan Kerjasama Peka Fleksibel Sabar Kelemahan Tidak mampu menghadapi kenyataan Sering mengeluh Sangat emosional Tidak bisa berkata tidak Kekuatan Bersemangat Kreatif Spontanitas dinamik Kelemahan Tidak ada tindak lanjut Gampang marah Kurang rinci Tidak terencana Clarifying Conducting Kekuatan Sistematik Obyektif Teliti Akurat Kelemahan Terikat pada data Tidak berani ambil resiko Membosankan Ingin selalu sempurna Kekuatan Kemandirian Inisiatif Disiplin Pengorganisasi Kelemahan Otokrasi (ke-akuan) Mudah tersinggung Tidak sabar Tidak mau mendengar

ORGANISASI DAN ADMINISTRASI

PERTANDINGAN/PERLOMBAAN DALAM OLAHRAGA

Organisasi dan administrasi pertandingan dan perlombaan merupakan penunjang bagi kegiatan guru untuk dapat merencanakan dan menyelenggarakan pertandingan atau perlombaan di sekolah. Secara umum organisasi diartikan sebagai suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan. Setiap orang melaksanakan tugas masing-masing, didasari oleh hak, kewajiban dan tunggung jawab dalam mencapai tujuan tersebut.

Kegiatan olahraga memiliki tujuan yang bermacam-macam, seperti meningkatkan kesehatan atau membina prestasi untuk meraih suatu kejuaraan,

E M O T I V E N E S S ASSERTIVENESS

(9)

9

rekreasi yang dapat menimbulkan kegembiraan. Beberapa contoh kegiatan organisasi olahraga antara lain sebagai berikut:

 Organisasi Olahraga di Masyarakat.

Organisasi olahraga di masyarakat meliputi sekelompok orang dari bermacam-macam profesi yang ada di masyarakat, untuk membentuk organisasi cabang olahraga sesuai yang diminatinya. Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang olahraga yang bertujuan bermacam-macam.

Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota masyarakat yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di samping itu kelompok orang yang berprofesi tertentu yang selalu terlibat dengan kegiatan olahraga, membentuk suatu organisasi fungsional. Kegiatan sejenis seperti cabang-cabang olahraga dan badan fungsional mewadahi diri dalam organisasi seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Organisasi olahraga tersebut terdiri dari :  Organisasi Olahraga yang Bersifat Tetap.

Organisasi olahraga yang didirikan dalam waktu cukup lama (tidak terbatas) dikendalikan oleh suatu ketentuan yaitu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dari organisasi tersebut. AD/ART tersebut merupakan tempat berpijaknya anggota pengurus atau anggota organisasi untuk melangkah dan bertindak dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Organisasi induk cabang olahraga yang dibentuk oleh orang yang menggemari dan berprestasi pada cabang olahraga tersebut, masih ada orang dengan profesi tertentu dan memiliki kepentingan yang sama dan telah menjadi anggota KONI adalah:

1. BAPOMI (mahasiswa) 2. BAPOPSI (pelajar) 3. SIWO (wartawan) 4. BAPOR (pegawai) 5. BPOC (olahraga cacat)

(10)

10

Cabang olahraga yang "berinduk" pada KONI umumnya bertujuan guna meningkatkan prestasinya dengan demikian akan dapat menjunjung tinggi nama dan martabat bangsa Indonesia dan dapat mempererat persahabatan dengan bangsa-bangsa lainnya.

Berikut ini adalah nama organisasi induk cabang olahraga yang ada di Indonesia diurutkan berdasarkan nama cabang olah raga serta singkatan namanya yang diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yaitu sebagai berikut : No. Cabang Olahraga Nama Induk Organisasi Singkatan

1. Aero Sport Federasi Aero Sport Indonesia FASI 2. Anggar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia Ikasi 3. Atletik Persatuan Atletik Seluruh Indonesia PASI 4. Baseball/Softball Perserikatan Baseball dan Softballl

Amatir Seluruh Indonesia /

Perbasasi 5. Berkuda Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh

Indonesia

Pordasi 6. Berlayar Persatuan Olahraga Layar Seluruh

Indonesia

Porlasi 7. Biliar Persatuan Olahraga Biliar Seluruh

Indonesia

POBSI 8. Binaraga Persatuan Angkat Berat dan Binaraga

Seluruh Indonesia

PABBSI 9. Bola Basket Persatuan Bola Basket Seluruh

Indonesia

Perbasi 10. Bola Voli Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia PBVSI

11. Boling Persatuan Boling Indonesia PBI

12. Bulu Tangkis Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia

PBSI 13. Catur Persatuan Catur Seluruh Indonesia Percasi 14. Dayung Persatuan Olahraga Dayung Seluruh

Indonesia

PODSI 15. Drum Band Persatuan Drum Band Indonesia PDBI

16. Golf Persatuan Golf Indonesia PGI

17. Gulat Persatuan Gulat Amatir Seluruh Indonesia

PGSI 18. Judo Persatuan Judo Seluruh Indonesia PJSI 19. Karate Federasi Olahraga Karate-do Indonesia Forki 20. Kartu Gabungan Bridge Seluruh Indonesia Gabsi 21. Kempo Persaudaraan Bela Diri Kempo

Indonesia

Perkemi 22. Kesehatan Olahraga Kesehatan Olahraga Republik Indonesia KORI 23. Liong & Barongsai Persatuan Liong & Barongsai Seluruh

Indonesia

(11)

11

No. Cabang Olahraga Nama Induk Organisasi Singkatan 24. Menembak Persatuan Menembak dan Berburu

Indonesia

Perbakin

25. Motor Ikatan Motor Indonesia IMI

26. Olahraga air Persatuan Renang Seluruh Indonesia PRSI 27. Olahraga Cacat Badan Pembina Olahraga Cacat BPOC 28. Olahraga KORPRI Badan Pembina Olahraga Korps

Pegawai Republik Indonesia

Bapor Korpri 29. Olahraga Mahasiswa Badan Pembina Olahraga Mahasiswa

Indonesia

Bapomi 30. Olahraga Pelajar Badan Pembina Olahraga Pelajar

Seluruh Indonesia

Bapopsi 31. Olahraga Sepeda Ikatan Sport Sepeda Indonesia ISSI 32. Olahraga Wanita Persatuan Wanita Olahraga Seluruh

Indonesia

Perwosi 33. Panahan Persatuan Panahan Indonesia Perpani 34. Panjat Tebing Federasi Panjat Tebing Indonesia FPTI 35. Pencak Silat Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI 36. Selam Persatuan Olahraga Selam Seluruh

Indonesia

POSSI

37. Senam Persatuan Senam Indonesia Persani

38. Sepak Takraw Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia

PSTI 39. Sepakbola Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia PSSI 40. Sepatu Roda Persatuan Olahraga Sepatu Roda

Seluruh Indonesia

Perserosi 41. Ski Air Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia PSASI 42. Sport Dance Ikatan Olahraga Dansa Indonesia IODI

43. Squash Persatuan Squash Indonesia PSI

44. Taekwondo Taekwondo Indonesia TI

45. Tarung Derajat Keluarga Olahraga Tarung Derajat Kodrat 46. Tenis Persatuan Tennis Lapangan Seluruh

Indonesia

Pelti 47. Tenis Meja Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia PTMSI 48. Tinju Persatuan Tinju Amatir Indonesia Pertina 49. Wartawan Olahraga Seksi Wartawan Olahraga Persatuan

Wartawan Indonesia

Siwo PWI

50. Wushu Wushu Indonesia WI

 Organisasi Olahraga yang Bersifat Sementara.

Organisasi olahraga yang bersifat sementara adalah organisasi cabang olahraga yang dibentuk dalam waktu tertentu sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuan yang harus dicapai.

(12)

12

Organisasi olahraga yang bersifat sementara merupakan sebuah kepanitiaan yang dibentuk oleh organisasi olahraga yang bersifat tetap, seperti:

 Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON)

 Panitia Penyelenggara Pekan Olahraga Pelajar Nasional (PP POPNAS)

Kepanitiaan tersebut dibentuk berdasarkan suatu keputusan yang dikeluarkan oleh KONI Pusat - organisasi induk cabang olahraga.

Perlu dipikirkan organisasi yang dapat digunakan dalam kegiatan di sekolah panitia penyelenggara pertandingan dan perlombaan untuk kelas atau antar sekolah. Dari kegiatan organisasi yang bersifat sementara ini, seorang pimpinan perlu memperhatikan fungsi administrasi seperti:

Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), pengendalian (controlling).

Koordinasi merupakan kunci kelancaran jalannya organisasi dalam mencapai tujuan.

 Organisasi Olahraga di Sekolah.

Organisasi ini dibentuk guna menunjang proses pembinaan dan pembibitan olahragawan yang potensial untuk olahraga prestasi, siswa di sekolah dari SD hingga SMA. Karena kegiatan pendidikan jasmani di sekolah sangat terbatas waktunya yaitu 2 jam pelajaran perminggu, maka di setiap sekolah perlu diadakan kegiatan ekstrakurikuler. Untuk itu perlu dibentuk organisasi olahraga sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut.

Organisasi olahraga di sekolah dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh Kepala Sekolah dan guru-guru di sekolah tersebut. Jadi kegiatan itu sebenarnya bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab guru penjas saja, meskipun guru penjas dapat berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan organisasi olahraga di sekolah.

Pembentukan organisasi olahraga di sekolah yang telah mendapat restu dan dukungan dari kepala sekolah dan para gurunya, perlu disusun suatu struktur organisasi dengan personilnya sesuai kebutuhan minimal sebagai berikut:

(13)

13 Penasehat / Pembina : Kepala Sekolah

Ketua POMG/BP3 1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Sekretaris 4. Bendahara 5. Anggota (seksi-seksi)

Selain mengorganisasikan para siswa yang akan bertanding, sekolah tersebut juga melaksanakan pelatihan (ekstrakurikuler) serta penyelenggaraan pertandingan dan perlombaan antar kelas. Dari hasil pertandingan dan perlombaan antar kelas tersebut timbulnya bibit atau anak didik yang potensial di bidang olahraga.

Organisasi olahraga di sekolah tersebut melakukan pembinaan dan penyaluran anak tersebut untuk meningkatkan prestasinya, bekerja dengan induk cabang olahraga yang ada di daerahnya.

Depdiknas telah berusaha dalam pembinaan siswa untuk bidang olahraga. Usaha yang telah dilaksanakan antara lain:

• Pembentukan perkumpulan olahraga di sekolah dengan dukungan dana dari Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas, meskipun sangat kurang tetapi hal ini merupakan dorongan bagi guru penjas dalam membina siswa yang berprestasi.

• Pengadaan SMP/SMA Negeri Ragunan Jakarta yang membina para pelajar yang berbakat dengan diseleksi secara berjenjang dari tingkat kecamatan sampai pada tingkat propinsi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan, baik administratif maupun fisik teknis dan prestasi dalam cabang olahraga dengan dibantu oleh pengurus cabang olahraga yang terkait.

• Pengadaan PPLP cabang olahraga (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar). • PPLP cabang olahraga yang diadakan di ibukota propinsi, pembinaan para

siswa yang diseleksi secara berjenjang dari kecamatan sampai tingkat kabupaten. Tidak semua ibukota propinsi memiliki PPLP cabang olahraga. PPLP ini dikembangkan oleh Ditjen Olahraga Depdiknas untuk membina prestasi olahraga pelajar.

(14)

14

PERBEDAAN PERTANDINGAN DAN PERLOMBAAN

Pengertian Pertandingan

Pertandingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih untuk memperoleh suatu kemenangan. Orang terlibat dalam pertandingan ini akan selalu berhadapan langsung maupun tidak langsung pada saat melakukan pertandingan ini. Disamping itu dalam melaksanakan pertandingan ini pemain dituntut untuk harus memiliki keterampilan khusus dalam memanfaatkan peralatan yang digunakan.

Berhadapan langsung, yang berarti bahwa orang yang terlibat dalam pertandingan ini tidak dibatasi oleh ruang geraknya. Artinya bahwa seluruh arena yang telah ditentukan sebagai tempat pertandingan itu boleh ditempati oleh siapa saja dari kedua regu yang saling berhadapan.

Contoh pertandingannya adalah: Sepakbola, Bola Tangan (handball), Hockey, dll. Berhadapan tidak langsung, ini berarti bahwa setiap pemain yang bertanding harus menempati tempat yang telah ditentukan dan terdapat pembatas (net), sehingga pemain dari regu lawan tidak boleh masuk ke daerah itu.

Contoh pertandingannya adalah: bolavoli, tenis, bulutangkis, sepak takraw, tenis meja, dll.

Pengertian Perlombaan.

Adalah satu bentuk kegiatan dimana untuk menentukan pemenang seseorang dituntut untuk lebih unggul dari lawannya, dalam pelaksanaannya tidak saling berhadapan akan tetapi cenderung bergerak searah.

Masing-masing peserta berada pada posisinya sendiri (telah ditentukan). Dalam perlombaan setiap atlet berlomba melawan "diri sendiri" atau memperbaiki prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

Dalam perlombaan ini peserta untuk menjadi pemenang atau juara harus melalui:

a. Jarak dan waktu tercepat, artinya untuk menjadi pemenang seseorang harus menempuh jarak yang telah ditentukan dengan waktu sekecil mungkin, ini bisa dilihat pada nomor-nomor: lari, balap motor atau mobil, renang, dll.

b. Jarak, tetapi tidak dibatasi waktu. Dalam perlombaan ini pemenang atau juara ditentukan oleh jarak yang dibuat, makin jauh jarak yang dibuat semakin besar

(15)

15

peluang untuk menjadi pemenang, ini dapat dilihat pada nomor-nomor: lompat jauh, lempar lembing, tolak peluru, lempar cakram, dll.

c. Lomba untuk menunjukkan ketangkasan, keahlian; untuk menjadi pemenang atau juara untuk lomba seperti ini biasanya ditentukan oleh nilai, siapa yang memiliki nilai tertinggi dia yang berpeluang menjadi juara, seperti dalam nomor loncat indah, senam, berkuda, binaraga, dll.

d. Lomba untuk mengatasi beban tertentu; pemenang dari perlombaan ini biasanya ditentukan oleh besarnya jumlah angkatan, seperti angkat besi, angkat berat, dll.

Meskipun demikian catatan-catatan tersebut untuk cabang olahraga tertentu dapat dikombinasikan antara catatan waktu dan nilai. Bagi nomor-nomor cabang olahraga yang dipertandingkan ada nomor yang dilaksanakan dengan penilaian seperti dalam beladiri (kata-kembangan), Circle Game (sepaktakraw).

MANAJEMEN PERTANDINGAN

A. PENGERTIAN

Di Indonesia penggunaan istilah manajemen cukup beragam, sebagai gambaran dicontohkan di Lembaga Administrasi Negara (LAN) menyebutkan manajemen sebagai Kepemimpinan, di dunia perguruan tinggi kadang diartikan kepengurusan atau ada juga yang mengistilahkan ini sebagai ketatalaksanaan ada juga yang mengartikan ini sebagai pengelolaan. Kalau kita membaca teori Terry tentang Principle of management dan pendapat Sukamto maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah: ”Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan terlebih dahulu”.

Dalam pelaksanaannya apabila kita berbicara tentang manajemen, maka kita tidak bisa terpaku pada kegiatan manajemen diperusahaan saja akan tetapi manajemen ini dapat diterapkan di semua organisasi termasuk di organisasi olahraga.

B. FUNGSI MANAJEMEN.

Apabila kita berbicara tentang fungsi dari manajemen, maka ada 4 prinsip yang harus diketahui yaitu:

(16)

16 1. Perencanaan

a. Pengertian

Perencanaan (planning) adalah suatu aktifitas yang dilakukan untuk mempersiapkan aktifitas yang dilaksanakan untuk waktu yang akan datang. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam merencanakan sesuatu:

• Menilai situasi dan kondisi yang terjadi dengan tepat

• Memperhatikan keinginan-keinginan dari anggota maupun masyarakat di sekitar yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini

• Sasaran yang ingin dicapai

• Belajar dari pengalaman yang pernah ada maupun hasil penelitian yang pernah dilakukan

• Sumberdaya yang dimiliki b. Tujuan

Dalam merencanakan suatu progarn, maka tujuan ini harus ditetapkan terlebih dahulu sebab tujuan ini yang digunakan sebagai tolok ukur berhasil tidaknya program yang dicanangkan.

c. Fungsi

Fungsi perencanaan bagi suatu organisasi termasuk olahraga, adalah sebagai acuan untuk menentukan apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan. d. Proses

• Menentukan tujuan

• Mengidentifikasi hambatan dan dukungan

• Merencanakan tindakan yang dilakukan nantinya. e. Unsur-unsur yang mendukung

• Manusianya

• Material / peralatan yang dibutuhkan • Dana dan cara pelaksanaan

f. Perencanaan berdasarkan kebutuhan (waktu) • Perencanaan jangka pendek

• Perencanaan jangka menengah • Perencanaan jangka panjang

(17)

17 2. Pengorganisasian

Organisasi adalah kumpulan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang dicanangkan, jadi pengorganisasian di sini adalah bagaimana menggerakkan orang yang terlibat dalam organisasi ini untuk mencapai tujuan yang dicanangkan. Dari sini dapat diketahui bahwa organisasi ini dapat terbentuk karena:

a. Adanya sekelompok orang.

b. Adanya tempat atau wadah tempat mereka berkumpul. c. Mereka mempunyai tujuan yang sama.

d. Adanya pembagian tugas yang jelas dari masing-masing anggota dalam organisasi itu, antara lain:

• Mengelompokkan anggota sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki

• Menjabarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota • Menetapkan mekanisme yang dilakukan dalam menjalankan tugas

organisasi

• Mengadakan pengawasan dan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka diharapkan:

• Masing-masing anggota organisasi mengetahui apa tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.

• Mencegah terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab.

• Antara pimpinan dan yang dipimpin tahu apa yang harus mereka lakukan.

3. Pengawasan.

Dengan melakukan pengawasan ini diharapkan masing-masing anggota mengetahui:

• Tugas dan tanggung jawab.

• Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki sehingga mereka dapat mengkoreksi pekerjaan yang dilakukan.

• Menciptakan suasana kerja yang baik karena masing-masing mengetahui apa yang harus mereka lakukan.

(18)

18

ORGANISASI PERTANDINGAN

A. Pengertian Organisasi.

Kegiatan–kegiatan keolahragaan yang berupa pertandingan maupun perlombaan yang diselenggarakan oleh perkumpulan, organisasi swasta, maupun instansi pemerintahan sering kita jumpai dan ini semakin tumbuh subur ditengah–tengah masyarakat kita, kegiatan ini sering dilakukan dengan tujuan memperingati hari-hari jadi (ulang tahun), atau kegiatan lain yang bersifat daerah, regional sampai ke nasional yang sifatnya berjenjang. Bahkan akhir-akhir ini pertandingan atau perlombaan olahraga ini sudah mulai mengarah pada pencarian dukungan untuk jabatan tertentu dilingkungan masyarakat kita.

Untuk dapat menyelenggarakan suatu pertandingan atau perlombaan olahraga sampai menentukan pemenang tidak semudah yang dibayangkan, sebab pihak penyelenggara akan dihadapkan pada permasalahan-permasalahan peralatan, sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ini belum lagi menghadapi orang yang terlibat dalam kegiatan itu, baik itu sebagai panitia penyelenggara, pemain bahkan mungkin sampai pada penonton yang akan melihat pertandingan atau perlombaan itu. Untuk itu agar semua komponen yang terlibat ini dapat menunjang pelaksanaan kegiatan dibutuhkan suatu pengelolaan yang baik, artinya apa yang akan dilakukan harus benar-benar terencana, teratur dan terarah, karena untuk dapat menggerakkan suatu organisasi (kepanitiaan) dalam suatu pertandingan dibutuhkan kerjasama yang baik antar sesama anggota dalam organisasi atau kepanitiaan itu, hal ini mutlak harus dilakukan karena:

1. Dalam melaksanakan suatu pertandingan atau perlombaan kita akan melibatkan banyak orang, baik itu mereka yang terlibat dalam kepanitiaan, pemain maupun penonton pertandingan itu.

2. Karena banyak yang dilibatkan, maka tentunya pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota harus tegas dan jelas, sehingga masing-masing mengerti dan memahami apa yang akan mereka lakukan

3. Setiap pertandingan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan, seperti menentukan juara, atau hanya sekedar menentukan regu yang akan mewakili suatu daerah ke jenjang yang lebih tinggi.

(19)

19

Untuk mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana sebenarnya organisasi keolahragaan ini, di bawah ini akan dikutip pendapat dari beberapa ahli tentang apa itu organisasi diantaranya:

1. J.Wayong mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu penggabungan manusia (alat) yang disusun dalam hubungan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Sondang P Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang melakukan kerjasama secara formal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Soekarno K. mengemukakan bahwa organisasi itu sebenarnya adalah suatu bentuk perserikatan (kerjasama) manusia untuk mencapai tujuan.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu wadah dari sekolompok orang yang melakukan kerjasama untuk mewujudkan tujuan yang telah mereka sepakati bersama. Atau lebih dipertajam lagi bahwa organisasi sebagai tempat terjadinya suatu proses kegiatan dapat diartikan:

1. Dalam suatu organisasi harus ada kerjasama yang resmi dan mengikat dari semua komunitas atau komponen yang terlibat didalamnya.

2. Dalam suatu organisasi harus nampak hirarki atau struktur jabatan yang jelas, dimana masing-masing individu dalam organisasi ini memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas.

3. Organisasi merupakan wadah atau tempat untuk mencapai tujuan.

Memperhatikan uraian di atas, maka dalam suatu organisasi apapun bentuk organisasi itu, maka unsur-unsur yang harus ada didalamnya adalah:

1. Wadah atau bentuk perserikatan.

2. Orang yang terlibat didalamnya, termasuk didalamnya memperlihatkan dengan jelas siapa yang memimpin dan siapa yang dipimpin.

3. Peraturan yang mengikat untuk mengatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi itu.

(20)

20 B. Ciri Organisasi.

Suatu perserikatan, kegiatan atau bentuk kerjasama, baru dapat dikatakan suatu organisasi apabila:

1. Struktur organisasi ini disusun sesuai dengan kebutuhan: ini dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi, koordinasi, pengawasan dan pengendalian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi. Disamping itu struktur organisasi yang baik adalah dapat memungkinkan pekerjaan yang dilakukan dapat dipermudah dan dipercepat baik penyelesaian maupun pengawasannya.

2. Mempunyai tujuan yang jelas: sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi harus jelas, sehingga semua kinerja yang dilakukan anggota organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan. Dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, maka semua orang yang terlibat mengetahui apa dan bagaimana yang harus dilakukan mereka untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan (sesuai dengan kapasitas mereka dalam organisasi).

3. Kesatuan arah: semua yang terlibat dalam suatu organisasi harus memiliki satu kesatuan pandang, tindak dan perbuatan untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan.

4. Kesatuan perintah: dalam berorganisasi kesatuan perintah ini penting, karena bagaimanapun juga perintah yang diterima seseorang akan dikerjakan dan dipertanggungjawabkan keberhasilannya.

5. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab: dalam batas tertentu adalah hak setiap anggota organisasi untuk memerintah, mengerjakan dan bahkan mungkin melarang anggota yang lain untuk mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab seorang anggota organisasi lebih menitikberatkan pada kewajiban yang harus dilakukan berkaitan dengan tugas yang diberikan kepadanya.

6. Pembagian tugas yang jelas: dalam suatu organisasi banyak bagian didalamnya, agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam melaksanakan tugas maka perlu adanya pembagian tugas yang tegas dan jelas. Pembagian tugas ini hendaknya ditulis (dideskripsikan) sehingga setiap orang menerima tugas tahu persis apa yang harus diperbuat.

(21)

21

7. Terdapatnya jaminan kerja: karena ini menyangkut wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam menjalankan tugas yang diberikan, maka jaminan kerja ini harus jelas dan tegas agar seseorang dapat dengan bebas mengerjakan tugas yang diberikan tanpa intervensi dari fihak ketiga.

8. Kesesuaian imbalan atau penghargaan yang diberikan: baik tidaknya atau sesuai tidaknya penghargaan yang diberikan kepada seseorang akan sangat berpengaruh terhadap kinerja orang yang bersangkutan. Makin baik penghargaan yang diberikan pada seseorang makin besar motivasi orang itu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

C. Bentuk Organisasi.

Ada beberapa bentuk organisasi dalam mengelola suatu pertandingan atau perlombaan di bidang keolahragaan, dan pada umumnya organisasi yang dibentuk ini sangat tergantung pada kebutuhan, adapun bentuk–bentuk organisasi ini diantaranya:

2. Organisasi Lini, dalam organisasi seperti ini seorang pimpinan organisasi merupakan penguasa tunggal, artinya bahwa semua keputusan yang diambil, kebijakan yang dikeluarkan dan tanggung jawab dipegang oleh pimpinan organisasi

3. Organisasi Staf, dalam menjalankan roda organisasi termasuk tugas dan tanggung jawabnya, seorang pemimpin dibantu oleh beberapa staf.

4. Organisasi Fungsional, pada bentuk organisasi seperti ini anggota organisasi (bawahan) mendapatkan tugas dan perintah dari beberapa pejabat yang masing– masing memiliki keahlian yang berbeda, tugas dan perintah yang diterima anggota dipertanggungjawabkan kepada tenaga ahli yang terkait.

5. Organisasi kepanitiaan, dalam organisasi kepanitiaan ini pimpinan organisasi terdiri dari beberapa orang, sehingga dalam mengambil keputusan harus selalu dimusyawarahkan, dan keputusan yang ditetapkan merupakan tanggung jawab mereka bersama.

Melihat uraian di atas apabila kita tinjau dari pimpinan dan cara mengambil keputusan, maka jika ini diterapkan dalam membentuk organisasi keolahragaan, maka sebenarnya organisasi yang akan dibentuk itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

(22)

22

1. Organisasi dalam bentuk tunggal: dimana segala sesuatu yang menyangkut keorganisasian itu dipegang oleh seseorang yang dalam hal ini adalah pimpinan organisasi.

2. Organisasi dalam bentuk komisi: organisasi ini dipimpin oleh beberapa orang, dimana setiap keputusan yang akan dibuat selalu dimusyawarahkan dan keputusan ini merupakan tanggung jawab mereka bersama.

D. Organisasi Pertandingan Dan Perlombaan.

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa dalam menyelenggarakan suatu pertandingan atau perlombaan di bidang olahraga kita akan melibatkan orang banyak, sebagai suatu bentuk kegiatan yang banyak melibatkan orang lain, maka dalam pelaksanaannya perlu dilakukan suatu pengorganisasian yang baik, sehingga apa yang telah ditetapkan sebagai tujuan organisasi ini dapat dicapai. Pengadministrasian atau manajerial yang baik akan sangat berpengaruh terhadap jalannya organisasi dan kinerja dari setiap anggota organisasi, atau dapat diartikan bahwa berhasil tidaknya suatu pertandingan maupun perlombaan akan sangat tergantung pada bagaimana seseorang mengorganisir semua komponen dan peralatan yang digunakan dalam pertandingan atau perlombaan tersebut.

Melalui organisasi pertandingan ini juga akan ditetapkan pedoman atau peraturan-peraturan pertandingan atau perlombaan yang akan digunakan. Dalam dunia olahraga bentuk organisasi ini akan sangat tergantung pada jenis dan jumlah cabang olahraga yang akan dipertandingkan atau dilombakan, semakin sedikit cabang olahraga yang dipertandingkan atau dilombakan atau semakin sempit ruang lingkup kejuaraan atau perlombaan yang dibuat, maka akan semakin sederhana bentuk dan cara kerja organisasi itu.

Selalu diingatkan bahwa dalam mengorganisasikan suatu pertandingan atau perlombaan kita harus selalu mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan, ini berarti bahwa bentuk maupun tatacara menjalankan organisasi itu harus mengarah pada pencapaian tujuan pertandingan atau perlombaan. Atas dasar uraian di atas dan berdasarkan pada pengalaman olahraga yang terjadi di lapangan, maka pertandingan dan perlombaan ini dapat kita bagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

(23)

23

1. Bentuk pertandingan atau perlombaan biasa.

Yang dimaksud dengan bentuk pertandingan biasa disini adalah suatu pertandingan atau perlombaan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang tujuannya tidak untuk menentukan siapa yang menang atau siapa yang kalah, akan tetapi bentuk pertandingan atau perlombaan yang diadakan ini lebih pada rekreasi (fune), bagaimana seseorang atau kelompok itu mengisi waktu luang mereka dengan melakukan aktifitas olahraga untuk menghilangkan kejenuhan yang ditimbulkan karena rutinitas pekerjaan yang dilakukan sehari-hari, atau dalam bentuk dan misi yang lain seperti pertandingan persahabatan, pertandingan ujicoba dan sebagainya.

2. Bentuk pertandingan atau perlombaan kecabangan.

Yang dimaksud dengan bentuk pertandingan kecabangan ini adalah suatu bentuk pertandingan atau perlombaan yang dilakukan khusus pada cabang olahraga tertentu walaupun bentuk dan sifat pertandingan atau perlombaan ini berjenjang dan berkelanjutan.

• Memperebutkan atau mendapatkan juara perorangan maupun beregu atau perkumpulan,

• Memperebutkan juara wilayah kalau itu pertandingan antar wilayah, • Memperebutkan juara daerah kalau sifat pertandingan itu untuk daerah,

atau

• Memperebutkan juara nasional, dll.

3. Bentuk pertandingan atau perlombaan yang melibatkan cabang olahraga yang banyak.

Bentuk pertandingan atau perlombaan seperti ini biasanya dilakukan dengan melibatkan beberapa cabang olahraga, dari hasil pertandingan dan perlombaan ini di samping kita akan mendapatkan juara dari masing-masing cabang maupun nomor lomba, juga akan ditentukan juara umum dari multi even tersebut. Caranya bisa dengan memperhatikan jumlah perolehan medali atau dengan sistem penilaian. Kegiatan keolahragaan seperti ini yang sudah berjalan adalah:

(24)

24

• Pekan Olahraga Pelajar Daerah / Nasional (POPDA / POPNAS) • Pekan Olahraga Mahasiawa Daerah / Nasional ( POMDA / POMNAS) • Pekan Olahraga Daerah (PORDA)

• Pekan Olahraga Nasional (PON) • SEA GAMES

• ASIAN GAMES • OLYMPIC GAMES, dll.

SISTEM PERTANDINGAN

Sistem pertandingan adalah cara mengatur suatu kejuaraan sampai menghasilkan juara-juara. Pada intinya ada 3 bentuk sistem pertandingan, yaitu:

1. Sistem Tantangan 2. sistem Gugur 3. Sistem Kompetisi

Masing-masing sistem ini masih dibagi lagi menjadi beberapa bentuk seperti: I. Sistem Tantangan (challenge)

1. Sistem Tangga = Ladder 2. Sistem Piramid = Triangle II. Sistem Gugur (Elimination)

1. Gugur tunggal = Single Elimination 2. Gugur rangkap = Consolation Tournament 3. Gugur berganda = Double Elimination III. Sistem Kompetisi (Round Robin)

1. Sistem setengah kompetisi = Single Round Robin 2. Sistem kompetisi penuh = Double Round Robin

I. SISTEM TANTANGAN (CHALLENGE)

Sistem challenge atau tantangan ini dilakukan dalam waktu yang panjang dan terus berlangsung. Para pemain mempunyai prestasi yang seimbang. Para pemain

(25)

25

ditempatkan berdasarkan prestasinya (diurut berdasarkan ranking) oleh panitia, atau panitia mengundi seluruh pemain menurut urutan dari atas ke bawah.

Ada 2 macam sistem tantangan, yaitu:

1. SISTEM TANGGA = LADDER

1 A 2 B 3 C 4 D 5 E Tangga = Ladder

Dalam sistem ini A adalah juaranya. A boleh ditantang oleh B atau C. Jadi suatu regu boleh menantang 2 tingkat di atasnya. Bila penantang menang maka ia naik ke tingkat yang ditantang dan yang ditantang turun tingkatnya menempati urutan atau tempat penantang. Bila penantang kalah tidak terjadi perubahan urutan.

PROMOSI => adalah penantang naik tingkat karena menang dalam pertandingan tantangan.

DEGRADASI => adalah regu yang kalah bertanding dengan penantang dan diturunkan urutan atau rankingnya.

2. PIRAMID = TRIANGEL

Sistem piramid ini berbentuk seperti piramid atau segi tiga dengan satu regu berada dipuncak sebagai juara.

Dalam sistem ini suatu regu hanya boleh menantang regu yang berada satu tingkat di puncaknya, caranya adalah:

(26)

26

a. Setiap regu bertanding dengan semua regu yang berada di tingkat yang sama, kemudian pemenang/juara berhak menantang atau masuk dalam kelompok regu yang berada satu tingkat di atasnya.

b. Tiap regu dapat langsung menantang regu yang berada satu tingkat di atasnya.

Piramid dengan satu regu juara di puncak

II. SISTEM GUGUR (ELIMINATION)

1. SISTEM GUGUR TUNGGAL = SINGLE ELIMINATION

Dalam sistem gugur tunggal berlaku ketentuan, bahwa regu yang kalah langsung dinyatakan gugur, artinya sudah tidak dapat lagi melanjutkan pertandingan, sehingga regu yang tidak pernah kalah sampai akhir pertandingan adalah juaranya. Sedang regu yang kalah pada akhir kejuaraan dinyatakan sebagai juara kedua atau runner up.

Untuk memudahkan mengatur acara pertandingan haruslah digambar dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 1A Gambar 1B 1 2 1 2 3 4

(27)

27

Gambar 1C

Gambar 1 (A,B, dan C)

Gambar bagan sistem gugur yang terbagi habis

Apabila kita melihat gambar 1 (A,B dan C) maka dapat disimpulkan bahwa ternyata apabila jumlah regu itu 2, 4 dan 8 maka gambar bagan dapat terbagi habis. Demikian bila jumlah regu itu 16, 32, 64, 128 dan seterusnya, bila angka terakhir itu dikalikan 2, maka gambar bagan akan terbagi habis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa: ”bagan akan dapat terbagi habis apabila jumlah peserta merupakan kelipatan dari angka dua yang berpangkat”.

Bila jumlah regu bukan merupakan angka 2 yang berpangkat, gambar bagan tidak akan terbagi habis, misalnya jumlah regu itu 3, 5, 6, 7, 9, 10 dan sebagainya.

SEBAGAI CONTOH => apabila jumlah regu hanya 3, 7 atau 10 maka akan nampak dalam bagan bahwa jumlah ini tidak dapat terbagi habis.

Dengan jumlah 3 peserta.

Gambar 2 A 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3

(28)

28 Dengan 6 peserta

Gambar 2 B

Bagan dengan 10 peserta

Gambar 2 C

Gambar 2 (A, B dan C) menunjukkan bahwa bila jumlah regu tidak merupakan angka 2n, maka bagan tidak terbagi habis. Supaya gambar terbagi habis maka jumlah regu harus ditambah hingga merupakan angka 2 n, misalnya gambar 2A harus dijadikan 4, gambar 2B dan 2C harus dijadikan 8. Regu yang ditambahkan itu merupakan regu bayangan, artinya regunya tidak ada tetapi di dalam bagan gambarnya ada, sehingga bagi regu yang seharusnya melawan regu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6

(29)

29

bayangan dengan sendirinya dinyatakan menang tanpa bertanding. Dalam sistem gugur regu bayangan itu diistilahkan dengan “BYE” seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Gambar 3. Gambar bagan dengan Bye

PENEMPATAN BYE

Dengan adanya bye, maka sudah barang tentu suatu regu akan mendapat keuntungan. Supaya suatu regu tidak mengalami untung terus menerus, penempatan bye harus diatur seadil-adilnya. Pada bagan terlihat adanya garis-garis yang bertemu secara simetris. Oleh karena itu bye harus ditempatkan pada bagan yang belahan simetrisnya saling berjauhan, misalnya kalau regunya 8 dan terdapat 2 bye, maka bye harus ditempatkan pada salah satu nomor 1 sampai 4, sedang bye yang lainnya pada salah satu

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 Bye Bye

(30)

30

nomor 5 sampai 8. Bye sebaiknya juga ditempatkan pada babak I dan jangan sampai suatu regu melawan bye pada babak akhir (final).

SEEDING TEAM

Seeding team adalah regu yang dianggap atau diduga kuat, hingga penempatan seeding team diatur seadil-adilnya. Penempatan seeding team sama dengan penempatan bye. Dasar menentukan seeding team adalah :

1. Prestasi yang dicapai pada kejuaraan yang lalu.

2. Kesepakatan bersama antara pengikut kejuaraan pada saat technical meeting.

JUMLAH PERTANDINGAN

Mengetahui jumlah pertandingan adalah sangat penting, karena dengan mengetahui jumlah pertandingan kita dapat menentukan :

1. Jumlah hari yang diperlukan

2. Jumlah lapangan yang harus disediakan 3. Pembiayaan

4. Tenaga yang harus melaksanakan 5. Alat-alat yang dibutuhkan.

Jumlah pertandingan pada sistem gugur tunggal dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

JP = Jumlah pertandingan n = Jumlah regu

Bila peserta kejuaraan 8 regu, maka jumlah pertandingan n – 1 atau 8 – 1 = 7

pertandingan. Bila pengikutnya 7 maka jumlah pertandingan ada 6, seperti pada gambar di bawah ini:

(31)

31

Gambar 4 (Jumlah regu 7, JP = 6)

JUARA

Juara dalam sistem gugur tunggal ini adalah juara I dan juara II saja. Bila ingin mendapatkan juara III, maka dapat ditambahkan satu pertandingan lagi, yaitu regu yang kalah pada babak semifinal dipertandingkan. Regu yang menang dalam pertandingan ini menjadi juara III dan yang kalah juara IV. Dengan adanya juara III, maka sistem gugur tunggal ini sudah tidak murni lagi, sebab sudah ada penambahan.

Dalam sistem gugur tunggal ini bila ada regu yang karena sesuatu hal tidak dapat bertanding, maka lawannya mendapat WO atau walk over atau jalan terus artinya dinyatakan menang dan dapat melanjutkan pertandingan berikutnya.

2. CONSULATION TOURNAMENT

Sistem ini disebut juga sistem gugur rangkap, yaitu bagannya akan bergerak ke kanan dan ke kiri. Ketentuan dalam sistem gugur rangkap ini adalah: a. Regu yang menang dalam babak I akan melanjutkan pertandingan ke arah

kanan bagan, sedang yang kalah melanjutkan ke arah kiri bagan. b. Regu yang kalah setelah babak I dinyatakan gugur.

c. Regu yang tidak pernah kalah akan menjadi juara. 1 2 3 4 5 6 7 8 Bye

(32)

32

Ada 2 macam juara yaitu juara I dan II, yang sebenarnya. Juara I dan II sebagai juara konsolidasi. 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 5. Bagan Consolation Tournament

3. DOUBLE ELIMINATION

Sistem ini disebut juga double knock down atau bila diistilahkan menjadi sistem gugur berganda dengan ketentuan:

a. Regu yang mengalami 2 kali kalah dinyatakan gugur.

b. Regu yang menang pada babak I akan melanjutkan pertandingan ke arah kanan bagan, sedang yang kalah ke arah kiri bagan.

c. Setelah babak I:

1) Regu yang kalah pada bagan sebelah kanan akan melanjutkan pertandingan ke arah kiri bagan, demikian seterusnya.

(33)

33 1 2 3 4 5 6 7 8 Grand Final

Gambar 6. Bagan Sistem Gugur Ganda Jumlah pertandingan

atau

JP = 2n – 2, jika pemenang dari bagan belahan sebelah kanan menang melawan pemenang dari bagan sebelah kiri.

JP = 2n – 1, jika pemenang dari bagan belahan kiri menang melawan pemenang dari bagan belahan kanan, sehingga harus diadakan pertandingan sekali lagi.

Contoh : Jumlah regu 8

JP = 2 x 8 – 2 = 14 pertandingan 2 x 8 – 1 = 15 pertandingan

Pada sistem gugur rangkap dan gugur berganda, maka jumlah regu harus merupakan angka 2 yang berpangkat supaya bagannya dapat kelihatan baik.

(34)

34

Ronde I

Ronde II

Ronde III

A

F

A

E

A

D

B

E

F

D

E

C

C

D

B

C

F

B

Ronde IV

Ronde V

A

C

A

B

D

B

C

F

E

F

D

E

III. SISTEM KOMPETISI

Sistem kompetisi ini disebut Round Robin. Disebut sistem kompetisi karena setiap regu akan bertemu dengan semua regu peserta kejuaraan. Dengan kata lain tidak ada istilah gugur. Sistem ini dianggap sistem yang paling adil, dan hasilnya menunjukkan kekuatan regu yang sebenarnya.

1. SISTEM SETENGAH KOMPETISI

Sistem ini disebut juga single round robin. Ketentuan-ketentuannya adalah: a. Setiap regu akan bertemu 1 kali dengan semua regu peserta kejuaraan. b. Jumlah pertandingan = 2 ) 1 .( −n n MENYUSUN PERTANDINGAN

Untuk menyusun pertandingan, haruslah diusahakan supaya semua regu dapat bertanding dengan kesempatan yang sama artinya tidak ada regu yang terlewat, tidak ada yang bertanding bersamaan waktu untuk suatu regu. Misalnya ada 6 regu yang bertanding dengan setengah kompetisi.

(35)

35

Dalam deretan regu di atas ini terlihat bahwa regu kita susun ke bawah dan ke samping, regu yang berada di sudut kiri atas kita diamkan, sedang regu yang berada di sudut kanan atas kita gerakkan ke kiri dan ditempatkan di bawah regu yang ada di sudut kiri atas, yang lainnya ikut bergerak menurut jalan putaran yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam sesuai dengan rumus, jumlah pertandingan untuk 6 regu itu adalah

2 ) 1 6 ( 6 = 15 pertandingan “F” Mengembara

Cara ini berputar juga, tetapi perputarannya sesuai dengan posisi dari regu peserta nomor F, karena peserta nomor F tersebut selalu berpindah tempat (disebut mengembara) secara menyilang dnn mendesak regu peserta yang posisinya diganti oleh peserta nomor F. Selanjutnya peserta tersebut berputar berlawanan arah jarum jam seperti pada contoh berikut ini dengan 6 (enam) regu peserta.

Ronde I

Ronde II

Ronde III

A

F

A

E

E

F

B

E

B

D

A

D

C

D

F

C

B

C

Ronde IV

Ronde V

E

D

D

F

A

C

E

C

F

B

A

B

(36)

36 Keterangan:

Pada ronde I, bagan dibuat dengan cara regu A ditulis di sebelah kiri berurutan dari atas ke bawah mulai regu A, B dan C, selanjutnya regu D ditulis di sebelah kanan berurutan dari atas ke bawah mulai regu D, E dan F.

Pada ronde II, regu F bergerak secara diagonal mendesak regu C, kemudian regu C bergerak mendesak regu D, dan regu D mendesak lagi ke regu E, sehingga regu E menempati posisi regu F.

Pada ronde III regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu E ke kiri, regu E mendesak regu A ke arah bawah, dan regu A mendesak regu B ke bawah menempati posisi regu F.

Pada ronde IV regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu B ke kanan, regu B mendesak regu C ke arah atas, dan regu C mendesak regu D ke atas menempati posisi regu F.

Pada ronde V regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu D ke kiri, regu D mendesak regu E ke arah bawah, dan regu E mendesak regu A ke bawah menempati posisi regu F.

MENENTUKAN JUARA

Dengan adanya setiap regu bertanding saling bertemu dengan regu yang lainnya, maka tidak mustahil akan terjadi persaingan yang seru. Ada regu yang menang ada yang kalah, bahkan untuk beberapa cabang olahraga ada yang terjadi seri. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan kejuaraan yang adil.

Contoh :

Suatu pertandingan sepakbola, pengaturan kejuaraannya adalah sebagai berikut: 1.a. Regu yang menang diberi nilai 3

b. Regu yang seri diberi nilai 1 c. Regu yang kalah diberi nilai 0

(37)

37

3. Bila ada nilai sama antara dua regu, maka dilihat hasil dari pertandingan kedua regu tersebut, regu yang menang saat bertemu akan ditetapkan sebagai juara. 4. Bila ada 3 regu atau lebih mempunyai nilai yang sama, maka regu yang

mempunyai rata-rata terbesar menjadi juara. Untuk menghitung rata-rata menggunakan Goal different yaitu gol memasukkan dikurangi gol kemasukan. 5. Bila terdapat rata-rata sama, maka regu yang memasukkan gol terbanyak adalah

juara.

SISTEM POOL

Bukan merupakan sistem yang sebenarnya, karena juaranya masih belum ada dan juara pool harus diadu lagi. Sistem pool ini merupakan sistem campuran. Sistem pool juga disebut Rayon, Wilayah, Divisi, atau Kelas. Sistem pool untuk memperkecil jumlah pertandingan keseluruhan. Sebagai contoh suatu pertandingan jumlah peserta ada 8 regu. Jika dilakukan dengan sistem kompetisi penuh maka jumlah pertandingan ada 56 pertandingan. Untuk memperkecil jumah pertandingan, maka dapat dilakukan dengan membagi 2 pool. Setiap pool terdiri dari 4 regu. Selanjutnya urutan juara masing-masing pool dapat dipertandingkan dengan menggunakan sistem gugur. Sehingga jumlah pertandingan seluruhnya hingga memperoleh urutan juara/ranking hanya 20 pertandingan. Berikut secara rinci penjelasannya.

Dibagi menjadi 2 pool dengan susunan sebagai berikut . POOL A POOL B

1 1

2 2

3 3

4 4

Setelah dipertandingkan, diperoleh peringkat 1 sampai 4 masing-masing pool, maka pertandingan dilanjutkan dengan silang dengan ketentuan sebagai berikut:

(38)

38

PERT. REGU YANG BERTANDING

1 JUARA POOL A X RUNNER UP POOL B

2 JUARA POOL B X RUNNER UP POOL A

3 JUARA III POOL A X JUARA IV POOL B 4 JUARA IV POOL A X JUARA III POOL B

Setelah menyelesaikan pertandingan di atas, selanjutnya pemenang akan bertanding untuk memperebutkan peringkat dengan ketentuan sebagai berikut :

REGU YANG BERTANDING KETERANGAN

MENANG PERT.1 X MENANG PERT 2 JUARA I DAN 2

KALAH PERT 1 X KALAH PERT 2 JUARA 3 DAN 4

MENANG PERT.3 X MENANG PERT 4 PERINGKAT 5 DAN 6

(39)

39

DAFTAR PUSTAKA

Bucher, C.A. and Krotee, M.L. 1997. Management of Physical Education and Sport. McGraw-Hill Companies.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Ed. Kedua. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Ed. Revisi, Cet.3. Jakarta: Bumi Aksara.

Masirat S. 1980. Sistem Pertandingan. Surabaya: Pengda Perbasi Jawa Timur.

Noegroho H, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Olahraga. Surabaya: FPOK IKIP Surabaya. Rokosz.F., 1981. Procedures for Structuring and Scheduling Sport Tournaments.

Wichita Kansas.

Sujudi I. 1986. Permainan dan Organisasi Pertandingan. Jakarta: Karunia Jakarta Universitas Terbuka.

Sobari N., 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta, Erlangga

Tillmen K.G., The Administration Of Physical Education, Sport, and Liesure Programs, A Simon & Schuter Company Needham Height Massachusetts.

Wasana J. 1990. Mahir dalam Manajemen. Jakarta: Bina Rupa Angkasa

Gambar

Gambar 1A                  Gambar 1B                                               1 2 1 2 3  4
Gambar bagan sistem gugur yang terbagi habis
Gambar 3. Gambar bagan dengan Bye
Gambar 5. Bagan Consolation Tournament
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pustakawan dan Guru Pustakawan Perpustakaan Sekolah harus dapat memahami secara baik apa yang menjadi tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan pada Sekolah Dasar, Sekolah

(1) Yang  dimaksud  dengan  Surat  Perjanjian  Kerja  Sama  ini  adalah  perjanjian  dimana  PIHAK  KESATU  mengikat  PIHAK  KEDUA    sebagaimana  pula  PIHAK 

Dengan adanya sistem e-grocery maka konsumen yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu dapat memanfaatkan jaringan internet yang terhubung ke website untuk

Dari hasil kajian dapat disimpulkasn sebagai berikut : (1) Di lihat dari gambaran pembangunan di Kabupaten Pandeglang, dilihat dari tingkat kemiskinan, tingkat pendidikan

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Dengan pelatihan ini manfaat yang diharapkan akan diperoleh diantaranya: kreatifitas siswa dan nelayan dalam mengembangkan potensi pariwisata domestic; mampu berpikir

Hasil penelitian diketahui bahwa pada kecemasan sesudah dilakukan tehnik pernapasan dalam prenatal yoga responden mengalami penurunan tingkat kecemasan dari kategori

pemasungan pada klien gangguan jiwa di Desa Sungai Arpat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar berdasarkan karakteristik pekerjaan pada masyarakat yang tidak bekerja