• Tidak ada hasil yang ditemukan

DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA DI. BIDAN PRAKTIK MANDIRI Hj.SRI KUSTINAH Amd.Keb ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA DI. BIDAN PRAKTIK MANDIRI Hj.SRI KUSTINAH Amd.Keb ARTIKEL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH

DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA DI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA

DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI

AKADEMI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA

IDAN PRAKTIK MANDIRI

Disusun Oleh VIVI IDA RUSITA

NIM. 0131709

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA

IDAN PRAKTIK MANDIRI Hj.SRI KUSTINAH Amd.Keb

ARTIKEL

Disusun Oleh VIVI IDA RUSITA

NIM. 0131709

KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN

2016

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA

.SRI KUSTINAH Amd.Keb

Disusun Oleh: VIVI IDA RUSITA

NIM. 0131709

KEBIDANAN NGUDI WALUYO

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA

.SRI KUSTINAH Amd.Keb

KEBIDANAN NGUDI WALUYO

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA

.SRI KUSTINAH Amd.Keb

(2)

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PERNAFASAN DALAM PRENATAL YOGA

DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI Hj.SRI KUSTINAH Amd.Keb Vivi Ida Rusita1 Chichhik Nirmasari2 Eti Salafas3

Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email : UP2M@AKBIDngudiwaluyo

Tingginya AKI dan AKB di Indonesia diakibatkan oleh adanya komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang salah satunya disebabkan oleh kecemasan ibu hamil. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah tehnik pernafasan prenatal yoga yang bermanfaat untuk melatih otot-otot, menenangkan pikiran, berkonsentrasi, serta membuat seseorang merasa nyaman. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan teknik pernafasan dalam prenatal yoga di Bidan Praktik Mandiri Hj. Sri Kustinah, Amd.Keb.

Metode penelitian: Desain penelitian ini adalah pre eksperimental untuk mengetahui perbedaan kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan teknik pernafasan dalam prenatal yoga. Penelitian dilakukan di BPM Hj. Sri Kustinah Amd.Keb Kecamatan Ngaliyan, Semarang Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Juni 2016. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di BPM Hj. Sri Kustinah Kecamatan Ngaliyan sejumlah 63 ibu hamil pada bulan April. Jumlah sampel yang terlibat atau digunakan dalam penelitian ini sejumlah 10 responden. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Hamillton anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji beda paired t-test.

Hasil penelitian Gambaran kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan Nilai rata-rata pada kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga adalah 20,8. Nilai rata-rata pada kecemasan pada ibu hamil sesudah dilakukakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga adalah 4,0. Ada perbedaan kecemasan pada ibu sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga di BPM Hj. Sri Kustinah Amd. Keb (p value: 0,000<0,05).

Saran: bagi ibu hamil di BPM Hj. Sri Kustinah, Amd. Keb dapat menerapkan teknik pernafasan yoga setelah mengetahui tatacara untuk mengurangi tingkat kecemasan.

(3)

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu bangsa. AKI di Indonesia masih jauh lebih tinggi dari pada negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 2014, AKI di Indonesia menempati urutan tertinggi di negara ASEAN, yaitu 214/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, hai ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah (Profil Dinkes Provinsi Kota Semarang, 2014).

Penyebab kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tidak jauh berbeda dengan penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan, eklamsia/pre eklamsia, infeksi. Berdasarkan laporan Puskesmas jumlah kematian ibu maternal di Kota Semarang pada tahun 2014 sebanyak 33 kasus dari 26.992 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 122,25 per 100.000 KH naik jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 29 kasus dari 26.547 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 109,2 per 100.000. AKI tertinggi di Kota Semarang berjumlah 3 kasus terdapat di wilayah kecamatan Ngaliyan dan kecamatan Genuk yang disebabkan karena eklamsia (48,48%), penyebab lainnya karena perdarahan (24,24%), penyakit lain (6,06%), dengan kondisi saat meninggal paling banyak pada masa nifas (54,55%), waktu bersalin (27,2%), dan kehamilan (18,18%) (Profil Dinkes Kota Semarang, 2015).

Kecemasan pada setiap manusia sebenarnya merupakan hal normal yang dihadapi setiap orang bila berhadapan dengan suatu keadaan atau peristiwa. Perasaan cemas timbul akibat kekhwatiran yang membuat seseorang tidak merasakan kenyamanan, ini yang dirasakan sebagian besar ibu hamil. Kecemasan yang dirasakan ibu hamil berbeda-beda sesuai dengan tahapannya. Tahap pertama pada trimester pertama, tahap ini ibu hamil belum terbiasa dengan perubahan fisiknya sehingga menimbulkan stres dan gelisah. Pada tahap kedua yaitu trimester kedua, tahap ini biasanya ibu hamil sudah merasa tenang karena sudah terbiasa dengan

keadaannya. Tahap ketiga yaitu trimester ketiga, ini disebut periode menunggu dan waspada (Thobroni M, 2011). Untuk mengatasi kecemasan tersebut ada berbagai terapi dan pendidikan yang bisa diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil dalam mengatasi kecemasannya, sehingga bisa melakukan persalinan secara normal. Salah satu terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi kecemasan pada ibu hamil adalah latihan pernafasan yoga atau yoga pranayama (Fauziah & Sutejo, 2012).

Pernafasan yoga atau yoga pranayama bermanfaat untuk melatih otot-otot, menenangkan pikiran, berkonsentrasi, serta membuat seseorang merasa nyaman. Ketika tubuh mulai santai, napas akan menjadi lambat dan dalam sehingga sistem pernapasan dapat beristirahat. Melambatnya ritme pernapasan membuat detak jantung lebih lambat dan memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi dan jantung untuk beristirahat dan mengalami proses peremajaan.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Hj Sri Kustinah, Amd.Keb diperoleh ibu hamil yang memeriksakan kandungannya sebanyak 11 orang, jumlah tersebut diambil sampel sebanyak tiga orang dalam setiap trimester. Berdasarkan hasil pengisian skala Hamilton Rating Scale For RatingAnxiety (HARS) diperoleh hasil, pada trimester I yang mengalami kecemasan menjelang persalinan sebanyak dua orang, trimester II satu orang, dan sampel trimester III semua mengalami kecemasan.

Masalah penelitian yang dirumuskan adalah apakah ada perbedaan tingkat kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan teknik pernafasan dalam prenatal yoga di Bidan Praktik Mandiri Hj. Sri Kustinah, Amd.Keb? Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan teknik pernafasan dalam prenatal yoga di Bidan Praktik Mandiri Hj. Sri Kustinah, Amd.Keb.

(4)

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah pre eksperimental untuk mengetahui perbedaan kecemasan pada ibu hamil timester III sebelum dan sesudah dilaksanakan teknik pernafasan dalam prenatal yoga. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel bebas (Independen) adalah merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Variabel bebasnya adalah teknik pernafasan dalam prenatal yoga. Variabel Terikat (Dependen) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). Variabel terikatnya adalah tingkat kecemasan Kehamilan sebelum diintervensi teknik pernafasan dalam prenatal yoga dan tingkat kecemasan kehamilan sesudah diintervensi teknik pernafasan dalam prenatal yoga.

Penelitian dilakukan di BPM Hj. Sri Kustinah Amd.Keb Kecamatan Ngaliyan, Semarang Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Juni 2016. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di BPM Hj. Sri Kustinah Kecamatan Ngaliyan sejumlah 63 ibu hamil pada bulan April. Jumlah sampel yang terlibat atau digunakan dalam penelitian ini sejumlah 10 responden. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Riedl & Gay (2012) bahwa sampel minimal pada penelitian eksperimen adalah 10 responden, dengan kriteria ibu hamil yang melakukan ANC di BPM Hj. Sri Kustinah kecamatan Ngaliyan, belum pernah mengikuti tehnik pengurangan cemas dengan teknik pernafasan dalam prenatal yoga, bersedia mengikuti teknik pernafasan dalam prenatal yoga, ibu hamil yang tidak mengalami kelainan kehamilan dan ibu hamil yang tidak diberikan therapy kecemasan apapun oleh therapist lain.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Hamillton anxiety Rating Scale (HARS), untuk mengetahui tingkat kecemasan menggunakan kuesioner yang berisi 14 pertanyaan yang mengadopsi dari Hamilton Anxiety Rating Scale yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian. Kuesioner ini sudah baku jadi tidak memerlukan uji validitas. Skala HARS telah dibuktikan memiliki

validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.

Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji beda paired t-test untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan teknik pernafasan dalam prenatal yoga.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Analisis univariat

a. Gambaran kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan Tabel 1 Gambaran kecemasan

pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga Kategori N Persentase Tidak ada kecemasan 0 0% Kecemasan ringan 9 90% Kecemasan sedang 1 10% Kecemasan berat 0 0%

Berdasarkan tabel 1 sebelum dilakukan teknik pernafasan prenatal yoga 90% responden berada pada kategori kecemasan ringan (rentang 15-27) dan 10% responden berada pada kategori kecemasan sedang (28-41).

Tabel 2 Distribusi kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

No Kecemasan Gejala Sedang Gejala Gejala Berat F % F % 1 Perasaan cemas 7 70 1 10 2 Ketegangan 2 20 2 20 3 Ketakutan 5 50 1 10 4 Gangguan tidur 0 0 3 30 5 Gangguan kecerdasan 0 0 2 20

(5)

No Kecemasan Gejala Sedang Gejala Gejala Berat F % F % 6 Perasaan depresi (murung) 5 50 4 40 7 Gejala somatik/fisik (otot) 6 60 0 0 8 Gejala somatik/fisik (sensorik) 0 0 0 0 9 Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 0 0 0 0 10 Gejala respiratori (pernafasan) 6 60 0 0 11 Gejala gastrointestinal (pencernaan) 0 0 0 0 12 Gejala urogenital (perkemihan) 1 10 2 20 13 Gejala autonom 0 0 1 10 14 Tingkah laku 4 40 0 0 Tabel 2 diketahui bahwa pada kecemasan sebelum dilakukan tehnik pernapasan dalam prenatal yoga pada responden yang mengalami lebih dari 50% kecemasan dengan kategori gejala sedang dan gejala berat, meliputi perasaan cemas sebanyak 8 responden (80%), ketakutan sebanyak 6 responden (60%), perasaan depresi sebanyak 9 responden (90%), gejala somatik (otot) sebanyak 6 responden (60%), gejala respiratori (pernafasan) sebanyak 6 responden (60%). Tabel 3 Distribusi frekuensi kecema

san pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

Variabel N Mean SD maks Min-Kecemasan

pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga 10 20,80 4,3 15-28

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yogaadalah 20,8 dengan nilai terendah adalah 15 dan nilai tertinggi adalah 28. Dimana paling banyak responden berada pada kategori kecemasan ringan sebesar 90%.

b. Gambaran kecemasan pada ibu hamil sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga Tabel 4 Distribusi frekuensi

kategori tingkat kecemasan ibu hamil sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga Kategori N Persentase Tidak ada kecemasan 10 100 % Kecemasan ringan 0 0 Kecemasan sedang 0 0 Kecemasan berat 0 0 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa setelah dilakukan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga keseluruhan responden mengalami penurunan tingkat kecemasan, yaitu pada tingkat kecemasan tidak ada kecemasan (berada dalam rentang 0-14).

Tabel 5 Distribusi kecemasan pada ibu hamil sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

No Kecemasan Gejala Sedang Gejala Gejala Berat

F % F % 1 Perasaan cemas 0 0 0 0 2 Ketegangan 0 0 0 0 3 Ketakutan 0 0 0 0 4 Gangguan tidur 0 0 0 0 5 Gangguan kecerdasan 0 0 0 0 6 Perasaan depresi (murung) 0 0 0 0

(6)

No Kecemasan Gejala Sedang Gejala Gejala Berat F % F % 7 Gejala somatik/fisik (otot) 2 20 0 0 8 Gejala somatik/fisik (sensorik) 0 0 0 0 9 Gejala kardiovaskul er (jantung dan pembuluh darah) 0 0 0 0 10 Gejala respiratori (pernafasan) 0 0 0 0 11 Gejala gastrointesti nal (pencer naan) 0 0 0 0 12 Gejala urogenital (perkemi han) 0 0 0 0 13 Gejala autonom 0 0 0 0 14 Tingkah laku 0 0 0 0 Tabel 5 diketahui bahwa pada kecemasan sesudah dilakukan tehnik pernapasan dalam prenatal yoga responden mengalami penurunan tingkat kecemasan dari kategori gejala sedang dan gejal berat, yaitu meliputi tidak ada responden yang mengalami perasaan cemas, ketakutan, perasaan depresi, dan gejala respiratori (pernafasan), responden dengan gejala somatik/fisik (otot) mengalami penurunan tingkat kecemasan pada kategori gejala sedang sebanyak 2 responden (20%).

Tabel 6 Distribusikecemasan pada ibu hamil sesudah dilaksa nakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

Variabel N Mean SD Min-maks Kecemasan pada

ibu hamil trimester II dan trimester III sesudah

dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

10 4,00 1,9 1-7

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada kecemasan pada ibu sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga adalah 4,0 dengan nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 7. Dimana paling banyak responden berada pada kategori tidak ada kecemasan sebesar 100%.

2. Analisis Bivariat

Perbedaan kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga di BPM Hj. Sri Kustinah Amd.Keb.

Uji normalitas data pada masing-masing data penelitian. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro Wilk, karena jumlah responden < 50 responden. Hasil uji normalitas sebagai berikut:

Tabel 7 Hasil uji normalitas

Variabel penelitian P value Kecemasan pada ibu hamil

sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

0,655

Kecemasan pada ibu hamil sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

0,683

Tabel 7 menunjukkan bahwa seluruh distribusi data kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga memiliki nilai p> 0,05, yang berarti data berdistribusi normal. Tabel 8 Perbedaan kecemasan pada

ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga di BPM Hj. Sri Kustinah Amd.Keb.

Variabel Mean SD P value Kecemasan sebelum dilakukan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga 20,8 12,69 0,000 Kecemasan sesudah dilakukan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga 4,0

(7)

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga adalah 20,8. Keseluruhan 10 (100%) responden berada dalam skala kecemasan dengan cemas ringan (berada dalam rentang 15-27). Nilai rata-rata Kecemasan pada ibu hamil sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga adalah 4,0 dengan nilai terendah adalah 7 dan nilai tertinggi adalah 14. Keseluruhan 10 (100%) responden berada pada kategori tidak ada kecemasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik dengan uji dependent t test didapatkan nilai p 0,000 < p 0,05, berarti ada perbedaan kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga di BPM Hj. Sri Kustinah Amd.Keb.

Pembahasan 1. Analisis univariat

a. Gambaran kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga adalah 20,8 dengan nilai terrendah adalah 15 dan nilai tertinggi adalah 28. Dimana paling banyak responden berada pada kategori kecemasan ringan sebesar 90%. Kehamilan merupakan proses yang fisiologis alamiah, proses kehamilan merupkan satu kesatuan mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi, adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi (Manuaba, 2007).

Kecemasan adalah perasaan yang menetap berupa ketakutan atau kecemasan yang merupakan respon terhadap kecemasan yang akan datang. Hal tersebut dapat merupakan perasaan yang ditekan kedalam bawah alam sadar bila terjadi peningkatan akan adanya bahaya dari dalam. Kecemasan

bukanlah suatu panyakit melainkan suatu gejala. Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-perstiwa atau situasi-situasi khusus dapat mempercepat munculnya kecemasan tetapi setelah terbentuk pola dasar yang menunjukan reaksi rasa cemas pada pengalaman hidup seseorang (Ibrahim, 2007).

Hasil penelitian diketahui bahwa pada responden yang mengalami lebih dari 50 % perasaan cemas tingkat sedang dan berat sebanyak 8 responden (80%).Kecenderungan bahwa ibu hamil merasakan kecemasan karena sulit beradaptasi dengan kehamilan dan segala sesuatu yang menyertai kehamilannya karena tidak memiliki informasi yang mencukupi. Kehamilan menimbulkan ketidaknyamanan dan kecemasan akibat terjadinya perubahan fisik dan psikologis (Hawari, 2010). Perasaan cemas pada responden muncul berhubungan dengan kehamlan yang dialaminya. Cemas terhadap kehamilan, terhadap proses menjalani kehamilan, kesehatan ibu dan janin serta dukungan dari suami dan orang terdekatnya. Hal ini umum terjadi pada ibu hamil, dimana hampir semua ibu hamil merasakan kecemasan sejak pertama kali mengetahui kehamilannya sampei saat persalinannya. Hasil ini sesuai dengan penelitian sejalan dengan penelitian Astria (2009) bahwa sebanyak 52.5% ibu hamil

mengalami cemas dalam

menghadapi persalinan.

Lebih dari 50% responden dengan gejala sedang dan gejala berat pada reponden yang mengalami ketakutan, yaitu sebanyak 6 responden (60%). Menurut Kushartanti, dkk. (2009), kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan bagian dari suatu proses

(8)

penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sarwendah, Rosalina dan Choiriyyah, (2014) yang menemukan bahwa sebanyak 56% ibu hamil mengalami ketakutan selama kehamilannya.

Lebih dari 50% responden mengalami gejala sedang dan gejala berat pada reponden yang mengalami perasaan depresi, yaitu sebanyak 9 responden (90%). Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama seperti halnya pada depresi yang terjadi pada orang awam secara umum, dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Depresi juga dapat dikarenakan adanya perubahan hormon yang berdampak mempengaruhi mood Ibu sehingga Ibu merasa kesal, jenuh atau sedih. Selain itu, gangguan tidur yang kerap terjadi menjelang proses kelahiran juga mempengaruhi Ibu karena letih dan kulit muka menjadi kusam (Waluyo, 2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurniawan, dkk (2010) yang menemukan bahwa sebanyak 44% ibu hamil mengalami depresi ringan, dan hanya 12% yang mengalami depresi sedang. Selama kehamilan dan terutama mendekati akhir kehamilan, harus dibuat rencana untuk perawatan anak dan perubahan gaya hidup yang akan terjadi setelah kelahiran. Pada sejumlah wanita, takut terhadap nyeri melahirkan sangat menekan jiwa. Pengalaman kehamilan mungkin dapat diubah oleh komplikasi medis dan obstetrik yang dapat terjadi. Wanita dengan komplikasi kehamilan adalah 2 kali cenderung memiliki ketakutan

terhadap kelemahan bayi mereka atau menjadi depresi Kurniawan, dkk, 2010).

Lebih dari 50% responden mengalami gejala sedang dan gejala berat pada reponden yang mengalami gejala somatik/fisik (otot), yaitu sebanyak 6 responden (60%). Menurut Kushartanti, dkk. (2009), kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan ditunjukkan melalui adanya beberapa gejala somatik pada ibu hamil. Gejala somatik merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan. Hal ini sesuai dengan penelitian Margiantari, Basuki dan Ningsih (2009) bahwa gejala somatik didapatkan hampir pada seluruh ibu hamil, sebanyak 91%, pada tingkatan yang berbeda.

Lebih dari 50% responden mengalami gejala sedang dan gejala berat pada reponden yang mengalami gejala respiratori, yaitu sebanyak 6 responden (60%). Selain dikarenakan uterus yang terus mengembang dan menekan diagfragma, peningkatan hormon progesteron merangsang pusat pernafasan pada otak dan lngsung berpengaruh pada paru-paru. Tubuh ibu hamil menjadi beradaptasi untuk mengabsorbsi oksigen secara secara baik. Perubahan ini tidak tampak pada penambahan laju nafas, namun lebih pada kedalam nafas. Hal itulah yang mungkin menyebabkan ibu hamil merasa sesak (Waluyo, 2011)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rusmita (2011), ibu hamil mengalami masalah pernapasan seiring meningkatnya

(9)

usia kehamilan. Sebanyak 78% ibu hamil melaporkan masalah pernapasan menjadi dangkal dan sesak menjelang persalinan. Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan yang disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Perubahan-perubahan ini diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk pertumbuhan janin, plasenta dan uterus.

b. Gambaran kecemasan pada ibu hamil sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga.

Latihan pernapasan yoga selama kehamilan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang disertai pula dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan. Bidan memiliki peran salah satunya adalah memberikan pendidikan pada kliennya termasuk bidan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga, seperti pendidikan antenatal dengan tujuan ibu dan keluarga mampu mengambil keputusan untuk dirinya dan keluarga, dapat memberikan pendidikan dan latihan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan janin sehingga dapat melahirkan dengan alami, sehat, aman dan nyaman. Pada saat kehamilan seorang ibu hamil mengalami banyak perubahan baik fisik maupun psikologis, perasaan ketidaknyamanan, perasaan mual, muntah, letih dan adanya penurunan keinginan seksual (Bobak, Jensen & Lowdermilk, 2005). Hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, sehingga sangat diperlukan adanya persiapan dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Persiapan ini dapat dilakukan di kelas-kelas prenatal yang memberikan pendidikan dan latihan pada ibu hamil dan keluarga diantaranya latihan pernafasan dalam prenatal yoga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada

kecemasan pada ibu hamil sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yogaadalah 4,0 dengan nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 7.

Hasil penelitian diketahui bahwa pada kecemasan sesudah dilakukan tehnik pernapasan dalam prenatal yoga responden mengalami penurunan tingkat kecemasan dari kategori gejala sedang dan gejal berat, yaitu meliputi tidak ada responden yang mengalami perasaan cemas, ketakutan, perasaan depresi, dan gejala respiratori (pernafasan), responden dengan gejala somatik/fisik (otot) mengalami penurunan tingkat kecemasan pada kategori gejala sedang sebanyak 2 responden (20%). Menurut Sindhu P (2014) Teknik pernafasan dalam prenatal yoga dapat digunakan sebagai penyeimbang aktivitas pikiran dan berguna untuk meringankan rasa tidak nyaman selama hamil.

Penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rusmita (2011) yang meneliti tentang efek dari yoga yang berisi tentang pernapasan prenatal yoga dalam masa kehamilan. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa banyak manfaat latihan pernapasan yoga bagi ibu hamil, bersalin dan nifas yaitu dapat meringankan edema dan kram yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan, meningkatkan energi dan memperlambat metabolisme untuk memulihkan ketenangan dan fokus, mengurangi rasa mual, morning sickness dan suasana hati, meredakan ketegangan, nyeri otot, kaku-kaku selama kehamilan, berfokus pada membuka pelvis untuk mempermudah persalinan, membantu dalam perawatan pasca kelahiran dengan mengembalikan uterus, perut dan dasar panggul, mengurangi ketegangan, cemas, rasa takut dan depresi selama

(10)

hamil, persalinan nifas dan ketidaknyamanan payudara (Chopra & Simon, 2004; Stoppard, 2008; Amy and Kathryn, 2008; Siska, 2009; Sindhu, 2009; Wiadnyana, 2011).

2. Analisis Bivariat

Perbedaan kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga di BPM Hj. Sri Kustinah Amd.Keb.

Latihan tehnik pernapasan prenatal yoga yang dilakukan selama kehamilan secara teratur dan terprogram memberikan banyak manfaat baik pada ibu maupun janin yang dikandung sebab berdasarkan hasil penelitian manfaat yoga bagi ibu hamil yaitu dapat meningkatkan aliran darah dan nutrisi janin secara adequat untuk mempersiapkan kelahiran anak secara alami. Bila dicermati lebih lanjut, sebenarnya dalam tehnik pernapasan prenatal yoga terkandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil. Sebab tehnik pernapasan prenatal yoga memfokuskan perhatian pada ritme nafas, mengutamakan kenyamanan serta keamanan dalam berlatih sehingga memberikan banyak manfaat (Krisnandi, 2010).

Pernafasan yoga atau yoga pranayama bermanfaat untuk melatih otot-otot, menenangkan pikiran, berkonsentrasi, serta membuat seseorang merasa nyaman. Ketika tubuh mulai santai, napas akan menjadi lambat dan dalam sehingga sistem pernapasan dapat beristirahat. Melambatnya ritme pernapasan membuat detak jantung lebih lambat dan memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi dan jantung untuk beristirahat dan mengalami proses peremajaan. Otak akan merangsang kelenjar endokrin yang akan melepas hormon enkafalin dan beta endorfin sebagai hormon kebahagiaan sehingga menimbulkan efek relaksasi (Sindhu P, 2013).

Dengan demikian tehnik pernapasan prenatal yoga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin sehingga dapat meningkatkan kesiapan baik fisik maupun psikologis

ibu. Penelitian ini sependapat pula dengan teori yang dikemukanan oleh Winddowson (2004), latihan pernafasan yoga dapat meningkatkan kekuatan konsentrasi, meningkatkan daya ingat, mengatasi gangguan mata, menghilangkan insomnia, meringankan pikiran dari permasalahan dan emosi yang terpendam, mengurangi kecemasan yang merupakan permasalahan yang sering timbul pada kehamilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik dengan uji dependent t test didapatkan nilai p 0,000< p o,05 dan t hitung 12,69 > t table 1,81, berarti ada perbedaan kecemasan pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga di BPM Hj. Sri Kustinah Amd.Keb.

Sependapat pula dengan penelitian-penelitian yang dilakukan dalam Amy, et al (2009), yang mengatakan bahwa pengaruh dari latihan tehnik pernapasan prenatal yoga dapat meningkatkan hasil kehamilan yang meliputi peningkatan aliran darah ke plasenta, penurunan hormon stress yang barasal dari ibu, dan penurunan produksi hormon yang memicu kelahiran prematur. tehnik pernapasan prenatal yoga dan meditasi dapat mengarahkan ibu hamil lebih tenang dan aman karena mengurangi stress psikologis dan cedera fisik selama masa kehamilan dan persalinan, termasuk kecemasan dan rasa sakit. PENUTUP

Kesimpulan

1. Nilai rata-rata pada kecemasan pada ibu hamil sebelum dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga adalah 20,8 dengan nilai terrendah adalah 15 dan nilai tertinggi adalah 28. Sebagian besar responden berada pada kategori kecemasan ringan (rentang 15-27) sejumlah 90% responden.

2. Nilai rata-rata pada kecemasan pada ibu hamil sesudah dilakukakan tehnik pernafasan dalam prenatal yogaadalah 4,0 dengan nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 7. Keseluruhan responden pada kategori tidak ada kecemasan (0-14) sejumlah 100%.

(11)

3. Ada perbedaan kecemasan pada ibu sebelum dan sesudah dilaksanakan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga di BPM Hj. Sri Kustinah Amd. Keb. Nilai p 0,000 < p 0,05 dan t hitung 12,69 > t table 1,81.

Saran 1. Bidan

Perlu ketrampilan untuk mengelola kecemasan pada ibu hamil dengan keterampilan tehnik pernafasan dalam prenatal yoga yang dapat dilakukan secara efektif.

2. Bagi Ibu Hamil

Perlu dilakukan latihan pernafasan yoga yang berkelanjutan sesuai yang telah diajarkan untuk memberikan manfaat yang lebih efektif

3. Bagi Peneliti

Perlu pendalaman terhadap hasil penelitian sehingga dapat memberikan manfaat secara nyata bagi ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahlan Sopiyudin, M. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika. Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian

keperawatan: Panduan Melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Trans info Media.

Gay, L.R. and Diehl, P.L. (2005). Research Methods for Business and Management. Macmillan.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat. Dengan program SPSS. Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Hastono. (2007). Analisis data kesehatan : basic data analysis for health research training. Depok: FKMUI.

Hawari D, 2005, Manajemen Stress, Cemas, Depresi, Jakarta, FKUI

Hawari, Dadang. (2006). Manajemen Stres Cemas dan Depresi.(edisi kesatu). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hidayat. A. A. (20011). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika. Indiarti, M.T. 2009. Senam Hamil dan

Balita.Yogyakarta: Cemerlang Publishing

Irmawati. 2014. Tetap Tersenyum Saat Melahirkan. Jakarta: Media Presindo Isaacs, A. (2005). Panduan belajar

keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik (Edisi 3 ed.). Jakarta: EGC. Kartono, K. (2012). Psikologi Wanita:

Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju

Krisnadi, Sofie Rifayani. 2010. Sinopsis Yoga Untuk Kehamilan: Sehat, Bahagia, dan penuh makna www.bukukita.com.Jakarta.

Lestariningsih, 2008, dikutip dari WHO, Abortus Spontan, diakses pada tanggal 05 Desember 2015.

Manuaba, dkk.2009.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Marc B Schure; John Christopher; Suzanne Christopher. (2008). Mind-body medicine and the art of self-are: teaching mindfulness to counseli students through yoga, meditation dan qigong. Journal of Counseling and Development : JCD; Winter 2008; 86, 1; ABI/INFORM Global pg. 47.

Mochtar, R. 2008. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jilid II. Jakarta: EGC

Mufdhilah, 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika

Narendra, S. 2009. Yoga Impovs Pregnancy Outcomes Source: Journal Of Alternative and Complementary Medicine 2005.

Notoatmodjo, S. (2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

(12)

Nur’aini, Tri Astuti., 2006., Konstruksi Alat Ukur Kecemasan pada wanita hamil. Tugas Akhir. Universitas Indonesia. Pasca Sarjana Fakultas psikologi. Perry, et al. (2010). Maternal child nursing

care. (4th ed). Elsevier: Mosby.

Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Profil Kesehatan Kota Semarang, (2015), Data Kesehatan Kota Semarang. Rakhshani, Maharana, Raghuram,

Nagendra, & Venkatram, 2010).

Rokhmah, R, N.(2010). Hubungan meditasi dalam yoga dengan daya tahan terhadap stres pada paguyuban yogiswaran

surakarta.http://etd.eprints.ums.ac.id/8 58/. Diakses kamis 13 januari 2015. Rukiyah, Ai yeyeh,dkk. 2009. Asuhan

kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.

Sarwendah, D. F. (2014). Hubungan antara yoga prenatal dengan proses persalinan pada ibu bersalin di bpm harti mustaqim sumowono kabupaten semarang tahun 2014, 1–8.

Satyapriya, Nagendra, Nagarathna, dan Padmalatha (2009)

Shindu, Pujiastuti. 2014. Yoga Untuk Kehamilan: Sehat, Bahagia, dan Penuh Makna. Bandung: Qanita Stoppard, M. (2008). Conception

pregnancy and birth: ensiklopedia kehamilan.Surabaya:Erlangga.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suririnah. (2004) . Stress dalam kehamilan berpengaruh buruk. Diperoleh tangga l 18 November 20015.

Susanti, Ni Nengah. 2008. Psikologi Kehamilan. Jakarta : EGC

Varney,H., 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta;EGC Wiadnyana. 2008. The Power of Yoga for

Pregnancy and Post-Pregnancy. Jakarta: Grasindo

Widdowson,R.(2004). Yoga for pregnancy. London: Heron quays Dockland.

Wulandari, P.Y . (2006) . Ejektivitas senain hamil dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan pertama. Diperoleh tanggal 19 Desember 2015 dari

http://rac.uii.ac.id/scrvcr/document/Pub

li c

/20080525102427Naskah%2()Publikas i % 20%20ALL.rtf

Yuliarti, 2011. Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi

Gambar

Tabel 3  Distribusi frekuensi kecema  san  pada  ibu  hamil  sebelum  dilaksanakan  tehnik  pernafasan  dalam  prenatal yoga
Tabel 6  Distribusikecemasan  pada  ibu  hamil  sesudah  dilaksa  nakan  tehnik  pernafasan  dalam prenatal yoga

Referensi

Dokumen terkait

(2007) melakukan penelitian yang sama tentang maldistribusi fasa dengan data yang diukur berdasarkan pada besarnya aliran fraksi massa yang keluar dari side arm, mereka juga

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa siswa terlibat aktif secara kognitif pada saat siswa melakukan aktivitas dengan menggunakan kognisi dalam belajar,

F meyakini bahwa seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya. F sendri sekarang hanya tinggal bersama ibu dan kakaknya, dan tidak mempunyai ayah. Maka dari

 Landasan pedagogis mengemukakan bahwa bimbingan merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk memberikan bantuan (pemecahan-pemecahan

Noong 1958, sa Binagong Palatuntunang Edukasyonal ng Pilipinas na naglalayong magkaroon ang bansa ng isang “integrated nationalistic and democracy-inspired

Beberapa risiko saat anak baru lahir dikaitkan dengan kejadian ADHD pada anak dikemudian hari, riwayat kelahiran dengan berat badan lahir rendah diduga sangat berhubungan

Abstrak: Penelitian pengembangan telah dilakukan dengan tujuan menghasilkan instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai aspek psikomotor siswa pada materi

Darliana Sormin, &#34;Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP Muhammadiyah 29 Padangsidempuan&#34;, dalam Jurnal Al-Muaddib, vol.. Fadhli mengemukakan