• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Sistem Basis Data

Basis Data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa,

konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya (Fatansyah,1999:2).

Basis data sebagai koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi (diperbaharui, dicari, diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu serta dihapus)(Nugroho, 2004:4)

Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk mengatasi problempada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas (Kadir,2003:254).

Untuk mengolah basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS. DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol dan mengakses basis data dengan cara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir,2003:254).

Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat berisi/memiliki sejumlah objek basis data (seperti file/tabel, indeks, dan lain-lain).

Di samping berisi/menyimpan data setiap basis data juga mengandung/menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data maupun objek– objeknya secra detail).

Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti (Fathansyah,1999:2) :

a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik.

Operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan yang berkenaan dengan basis data dapat meliputi (Fathansyah,1999:4) :

a. Pembuatan basis data baru (create database), yang identik dengan pembuatan lemari arsip yang baru.

b. Penghapusan basis data (drop database), yang identik dengan perusakan lemari arsip (sekaligus beserta isinya, jika ada).

c. Pembuatan file/tabel baru dari suatu basis data (create table), yang identik dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada. d. Penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table), yang identik dengan

perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.

e. Penambahan/pengisian data baru ke sebuah file/tabel di sebuah basis data

(insert), yang identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map

arsip.

f. Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search), yang identik dengan pencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip.

g. Pengubahan data dari sebuah file/tabel (update), yang identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

h. Penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete), yang identik dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

2.4.2 Model Basis Data

Model data dalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antar data dan kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi (Kadir,2003:270).

Perancangan model konseptual perlu dilakukan karena menunjukan entity dan relasi berdasarkan proses yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan. Pendekatan yang dilakukan pada perancangan model konseptual adalah menggunakan model data relasional, terdapat dua buah teknik yaitu(Fathansyah,1999:15) :

a. Teknik Normalisasi

Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data element menjadi tabel yang menunjukan entity dan relasinya

Tahap-tahap normalisasi terdiri dari :

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini adalah kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.

2. Bentuk Normal Kesatu (1 NF / First Normal Form)

Setiap data dibentuk dalam flat file (file datar / rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut yang bernilai ganda (multivalue).

3. Bentuk Normal Kedua (2NF / Second Normal Form)

Bentuk data telah mememenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama/primary key. Untuk membentuk normal kedua haruslah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. 4. Bentuk Normal Ketiga ( 3NF / Third Normal Form)

Relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary key secara menyeluruh.

b. Teknik Entity Relationship Diagram (ERD)

Model data relasional menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang biasa disebut relasi atau tabel) dengan masing-masing tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. Secara konsep, setiap tabel harus memiliki kunci primer. Kunci berperan sebagai identitas yang unik (tak kembar) untuk masing-masing baris data. Selain kunci primer, terdapat istilah kunci tamu atau kunci asing (foreign

key). Kunci tamu adalah sebuah kolom dalam sebuah tabel yang menjadi

Pada model data relasional hubungan antar file direlasikan dengan kunci relasi yang merupakan kunci utama dari masing-masing file. Secara lengkap terdapat tiga macam relasi dalam hubungan atribut dalam satu file yaitu:

1. One to one relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu banding satu. Hubungan digambarkan dalam satu tanda lingkaran untuk menunjukan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda panah tunggal.

2. One to many relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu banding banyak atau sebaliknya. Hubungan digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda panah ganda.

3. Many to many relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak atau sebaliknya. Hubungan digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda panah ganda.

2.4.3 Structured Query Langguage (SQL)

SQL merupakan kependekan dari Structured Query Language (Bahasa Query yang Terstruktur). Istilah Query Language memang tidak tepat sama dengan istilah Bahasa Basis Data (Database Language). Bahasa basis data terdiri atas Data Definition Language (DDL) dan Data Manupulation Language (DML). Kendati SQL sendiri merujuk pada Query Language, tidak berarti perintah yang

menjadi standar hanyalah perintah-perintah yang berhubungan dengan query data. Selain mencakup DML, SQL juga telah dilengkapi dengan berbagai perintah yang tergolong DDL dan perintah control transaksi (transaction control) (Fathansyah,1999: 195).

SQL dapat digunakan untuk mendefinisikan struktur data, memodifikasi data pada basis data, menspesifikasi batasan keamanan (security), hingga kepemeliharaan kinerja basis data dan pengaturan pemrosesan pada CPU (Central

Processing Unit) paralel (Nugroho,2004:242).

Secara umum, bahasa SQL memiliki beberapa bagian, yaitu (Nugroho,2004:242) :

a. Data Definition Langguage (DDL). SQL DDL menyediakan perintah-perintah untuk mendefinisikan skema relasi, menghapus relasi, serta memodifikasi skema relasi.

b. Data Manupulation Langguage (DML). SQL DML mencakup bahasa SQL untuk meyisipkan rekaman pada relasi, menghapus rekaman pada relasi, serta memodifikasi rekaman pada relasi.

c. View Definition. SQL memuat perintah-perintah untuk mendefinisikan tampilan-tampilan (view) yang dikehendaki pengguna.

d. Transaction Control. SQL memuat perintah-perintah untuk menspesifikasi awal dan akhir suatu transaksi.

e. Embedded SQL dan Dynamic SQL. Terminologi ini mencakup kemampuan SQL untuk disisipkan pada beberapa bahasa pemrograman misalnya pada Visual BASIC, Delphi, C/C++, Java dan sebagainya.

f. Integrity. SQL DDL mencakup perintah-perintah untuk menspesifikasikan batasan-batasan integritas.

g. Authorization. SQL DDL mencakup perintah-perintah untuk membatasi akses pada basis data demi alasan keamanan.

Dokumen terkait